Thursday, March 21, 2013

Bangau Kertas

“Hayooo.. kamu ngapain sembunyi di sini…!! Hehehe… kaget ya…? Kamu pasti lagi nguping pembicaraan orang-orang ya..? hayo…” gadis kecil yang ceria itu mulai nyerocos di bawah meja resepsionis rumah sakit itu.

"Ini aku bawakan lagi kertas-kertas origami... yuk kita buat lagi burung-burung kertasnya..."

Entah sejak kapan kedua bocah kecil itu setiap kali bertemu selalu membuat puluhan burung-burung kertas. Ocehan dari si gadis kecil waktu itu bahwa setiap kali mereka berhasil menyelesaikan satu burung kertas, maka usia mereka akan bertambah panjang satu hari.

Sambil terus tangan-tangan mungil mereka melipat kertas-kertas origami gadis itu dengan cerewetnya kerap bercerita, “.. kamu tau gak? Hari ini aku akan beli es krim.. setelah mama selesai dari pengobatannya… Ah.. andai saja aku kamu bisa ikut.. pasti menyenangkan… Aku suka rasa strawberry….

Eh.., Itu Mama!” gadis itu beranjak, berbalik dan berlari menuju seorang wanita.

“Maaaa, kita jadi beli es krim kan? Kok Mama pucat sekali? Tadi sakit ya diobatinnya? Kalo Mama pengen langsung pulang, gak apa-apa kok… Mama mau bobo aja? Aku udah bisa buat teh sendiri untuk mama…” kini ibunda si kecil yang jadi sasaran cerocosannya.

Ibu sang gadis kecil hanya tersenyum sebentar menatap anaknya, lalu rautnya kembali menunjukkan paras yang kesakitan.

Gadis kecil itu sedikit berjinjit untuk berbisik ke arah ibunya…, “Ma… aku mau botak seperti mama… boleh gak? Soalnya aku mau cantik seperti Mama…”

Dua pasang langkah kaki itu menjauh di lorong lantai rumah sakit... meninggalkan bocah lelaki yang rambutnya semakin rontok dan menunggu untuk cuci darah rutinnya hari ini.

Sepuluh buah burung-burung kertas origami di tangannya memberikan harapan akan 10 hari lagi usianya bertambah panjang....

Dalam hatinya ia berharap sebelum sepuluh hari, gadis kecil sahabatnya itu akan kembali membawa kertas origami untuk bersama-sama mereka membuat puluhan burung kertas baru. Untuk menghiasi jendela kamar perawatannya di rumah sakit ini, sekedar untuk menunjukkan bahwa ia tak pernah lelah akan harapan....

***

*Untuk Bunda Pipiet Senja, kompasianer, penulis, novelis, yang kabarnya sedang terbaring sakit.Untuk semua kompasianer yang saat ini sedang sakit atau menghadapi ujian kehidupan yang berat... "jangan pernah lelah akan harapan..." selalu akan ada sinar mentari dan pelangi sesudah badai...

Dan untuk Kompasiana juga yang saat ini sedang "sakit"... semoga cepat pulih...Salam hangat semuanya
(ES)