Wednesday, June 25, 2014

dijual : DRONE MURAH made in CIIBADUYUT

Lelaki Pemetik Kamboja

Gilang tampak sabar menunggu pacarnya di seberang pintu masuk pabrik bubur kertas di belahan utara wilayah Bekasi.
Walau pun belum digaji penuh selama tiga bulan terakhir, para buruh pabrik pulp itu masih tetap semangat bekerja. Walau pun pabrik mau ditutup akibat krisis dan demo dari warga sekitar dan pabriknya akan dipindah ke Kamboja, para buruh masih setia menyetor badan tepat pukul tujuh pagi.
Bubaran kerja tinggal 3 menit lagi. Duduk di atas motor sambil memainkan ponselnya, Gilang kelihatan gundah gulana. Ada yang merisaukan jiwanya. Bukan karena hamburan dan terpaan debu jalanan, bukan pula karena anyirnya amonium sulfat yang keluar dari cerobong tungku pabrik yang baunya bagaikan aroma septictank bocor. Bukan, bukan karena itu.
Lalu, terdengarlah suara sirine yang ditunggu-tunggu.
Ngooong.
Ngooong.
Ngooong.
Berhamburanlah para buruh pabrik pulp itu bak lebah keluar dari sarangnya, ada yang mengejar angkot, ada yang menghampiri mobil jemputan, ada yang mampir dulu ke kedai bakso, banyak juga yang disambut sang arjuna dengan motor kreditannya.
Di mulut pintu keluar, seorang gadis tampak membebaskan diri dari sesaknya rombongan berseragam biru muda lalu menyeberang jalan menghampiri salah satu motor yang berjejer rapi di sana.
"Makan dulu yuk?!", Gilang bertanya begitu lembut kepada gadis yang menghampirinya..
Gadis itu melihat ke kedai makanan yang berjajar di dekat situ. Ramai riuh rendah. Penuh para buruh makan di sana.
"Boleh.... tapi jangan di sini.....", ujarnya.
Deal.
Dan Gilang pun membawa sang putri pujaan hati belahan jiwanya pergi ke tempat favorit mereka. Lesehan Kang Mugi. Motor pun melaju membelah jalan kering dan berdebu.
Tak lama berselang, Gilang menghentikan motornya tepat di depan pintu gerbang kompleks makam Kyai Babelan di tepi jalan raya. Kompleks itu begitu rindang dan sejuk dipenuhi warna warni bunga aneka rupa. Beberapa batang pohon tumbuh di luar pagar.
"Kok berhenti di sini?", agak bingung si gadis.
"Aku mau memetik bunga itu. Indah sekali warnanya", Gilang menjawab masih penuh teka-teki lalu mematikan motornya.
"Untuk apa, Gi?", makin penasaran si gadis.
Gi adalah panggilan sayang untuk Gilang dari pacarnya seorang. Bukan mas Gi, kang Gi atau uda Lang.
Tak ada jawaban dari Gilang yang segera turun dari motor untuk memburu dan mencari bunga dari pohon itu. Setelah 12 menit, akhirnya dapat juga. Tiga tangkai bunga kamboja berkelopak enam.
Lamat-lamat Gilang mendengar alunan seruling dari tengah komplek makam. Rupanya ada seorang bocah santri duduk di serambi pos jaga yang menyerupai surau sambil memainkan alat tiupnya.
"Bunga itu untuk apa, Gi?", ulang si gadis ketika Gilang kembali ke motor.
"Aku mau ngomong, Kamboja.....", lirih jawaban Gilang.
"Iya..... ngomong apa?", Kamboja melembut.
"Aku diterima kerja. Tapi di luar pulau Jawa", agak tegas kini jawaban dari Gilang.
Lamaran kerja yang dikirim Gilang ke puluhan perusahaan, akhirnya ada satu yang memberikan harapan. Gilang menganggur 3 bulan belakangan ini akibat pengurangan bertahap untuk staff ahli, karyawan dan buruh pabrik bubur kertas.
"Selamaaat!!..... Di luar Jawa? di mana, Gi?", agak berbinar mata Kamboja.
"Masohi. Mungkin dua tiga atau lima tahun lamanya di sana, tergantung perusahaan", jawab Gilang penuh keraguan.
Kamboja diam saja. Sendu. Mendung. Suram.
"Tapi empat bulan pertama masih berkantor di pusat, training dulu di Sumitmas", Gilang memegang tangan Kamboja yang masih duduk di atas motor.
Kamboja kembali tersenyum, "Lalu bunga itu untuk apa, Gi?"
"Untukmu, Kamboja..... Sulit sekali mencari bunga yang berkelopak enam", Gilang mengacungkan bunga itu.
Kamboja belum mengerti dan segera turun juga dari motor. Berdiri di hadapan Gilang.
Gilang lalu duduk berjongkok ala 'Knight from England' sambil menyorongkan tiga kuntum bunga kamboja berkelopak enam.
"Maukah engkau menikah denganku, Kamboja?", tegas dan tampak bersungguh-sungguh pertanyaan Gilang kali ini. Pertanyaan yang diiringi oleh suara merdu seruling si anak santri yang kini nangkring di pos jaga.
Kamboja menatap lekat mata Gilang sementara tangan kirinya memegang perutnya yang belum kentara ada setitik kehidupan di sana, masih normal ukurannya, entah dua tiga bulan lagi.
Hari, minggu dan bulan pun berlalu berganti.
Sebulan kemudian, mereka pun menikah secara sederhana saja.
Empat bulan kemudian pabrik bubur kertas itu tutup total. Di atasnya dibangun kampus termegah di seantero Bekasi. Kampus yang katanya tempat untuk menggembleng tunas-tunas harapan nusa, bangsa dan negara.
Bertahun-tahun kemudian, ramailah kawasan bekas pabrik itu. Ada superblok dibangun di sana, mall, ruko dan dealer motor serta mobil.
Tapi hingga kini pada saat malam tiba, di depan kampus itu, aroma amonium sulfat kadang-kadang menyapa hidung orang-orang yang melintas. Aroma arwah pabrik bubur kertas.
Lalu, selepas kawasan kampus, akan tercium semilir wangi bunga kamboja sumbangan dari kompleks makam Kyai Babelan yang bertahan berdiri kokoh di sana.
Dan pada waktu-waktu tertentu, akan terdengar alunan suara seruling menemani semerbak wangi bunga kamboja dan aroma amonium sulfat.
Di Masohi, pada suatu senja yang kering dan panas, seorang bocah duduk di beranda rumah menunggu ayahnya pulang. Ada seruling di tangan kanan si bocah, tapi tak dimainkan.
Tak lama kemudian.
"Papaaa!!!", teriak bocah itu ketika sebuah mobil dinas perusahaan berhenti di depan rumah.
Gilang turun dari mobil dan menyongsong buah hatinya dan menggendongnya masuk ke dalam rumahnya yang mungil dan sederhana..
Dari balik jendela ruang tamu, Kamboja hanya tersenyum sambil memegang tiga kuntum bunga kamboja berkelopak enam. Dan ketika Gilang dan Alif masuk, Kamboja menyambut mereka dengan hangat, "Ini untukmu, Gi...."
"Haah!!! Kamuuu.....", Gi menatap mata Kamboja dan beralih ke perutnya.
Kamboja tersenyum dan mengambil Alif dari gendongan Gilang.
Senja itu, pohon kamboja yang sengaja ditanam di halaman belakang rumah sedang penuh berbunga yang biasanya membuka pintu malam dengan wangi kamboja dan kadang ditingkahi oleh alunan seruling bambu yang dimainkan oleh Alif buah hati Gilang dan Kamboja.

Wednesday, June 4, 2014

cassandra kunze

Kubu Jokowi-JK Kampanye Hitam Di Gereja!

Kubu Jokowi-JK Kampanye Hitam Di Gereja!

Berric Dondarrion
04 Jun 2014 | 11:29
Kita semua tahu bahwa Jokowi; JK; PDIP dan lain-lain adalah kumpulan manusia yang tidak bisa dipegang omongannya, sehingga ketika mereka mulai berkaok-kaok di media massa mengenai kampanye hitam di masjid atau tempat ibadah steril dari politik sampai mereka berniat menginteli masjid serta perlunya kampanye bersih tanpa kampanye hitam sesuai yang dikatakan jubir mereka, Anies Baswedan maka seharusnya kita juga curiga bahwa pada akhirnya mereka sendiri akan melakukan kampanye hitam di tempat ibadah. Bodohnya saya adalah kendati sudah berkali-kali terbukti mereka hanya kumpulan manusia pembohong tapi saya masih mau memberikan mereka benefit of a doubt, kepercayaan bahwa kali ini mereka bersungguh-sungguh dengan ucapan mereka bahwa tempat ibadah adalah sakral sehingga tidak boleh dijadikan tempat kampanye, apalagi kampanye hitam karena sekarang terbukti bahwa tim Jokowi-JK yang diwakili oleh anak emas Benny Moerdani, Luhut Panjaitan dan Alwi Shihab melakukan kampanye hitam di gereja!! Memuakan! Menjijikan! Saya Kristen dan saya menolak gereja menjadi lokasi ajang kampanye hitam seperti ini!!!Pertama kali saya menemukan fakta adanya kampanye hitam ini adalah ketika saya sedang menelusuri website intelijen.co.id dan saya menemukan artikel dengan judul "Masjid Diinteli, Di Gereja, Alwi Shihab dan Luhut Panjaitan Beberkan Koalisi Berbahaya Prabowo (silakan lihat link ke website tersebut: http://www.intelijen.co.id/masjid-diinteli-di-gereja-alwi-shihab-dan-luhut-panjaitan-beberkan-koalisi-berbahaya-prabowo/ ). Artikel di dalam pada intinya menulis ulang tweet dari tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) yaitu Nol Darol Mahmada di akunnya @nongandah (https://twitter.com/nongandah) bahwa karena kantor dia dekat dengan gereja dimaksud maka dia menghadiri acara tersebut untuk mendengarkan visi misi capres 2014 yang mana Alwi Shihab menambahkan paparan Luhut Panjaitan tentang bahayanya Prabowo berkoalisi dengan kelompok-kelompok Islamis yang ingin "memurnikan agama," dan bagaimana ketika Luhut Panjaitan mulai berbicara hadirin yang menurut dia kebanyakan pro Jokowi memberikan tepuk tangan riuh dan rendah. Saya sudah memeriksa akun twitter dimaksud dan memang ada tweet tersebut sehingga informasi ini valid (https://twitter.com/nongandah/status/473392753812840448).Sungguh orang-orang ini sudah dibutakan oleh dendam dan kekuasaan!!Terlepas dari kampanye hitam di atas, tentu saja JIL adalah keturunan dari KUK yang didirikan oleh Goenawan Mohamad yang beroperasi menggunakan dana asing jadi posisi dan jauh-jauh hari Goenawan Mohamad sudah menegaskan posisinya adalah melawan Prabowo dan akan membantu pencalonan Jokowi-JK; jadi posisi Nong Darol Mahmada sangat dapat dimaklumi, tapi saya terhenyak dan kaget ketika membaca bahwa yang bersangkutan mengkaitkan kekerasan di Gereja yang terjadi di Jogjakarta baru-baru ini dengan kubu Prabowo, silakan simak apa yang dikatakan Nong Darol Mahmada tersebut:"Saya pilih Jokowi sbg presiden krn saya ngga mau lg kelompok intoleransi bertindak sewenang2 & kekerasn di negri ini spt peristiwa td malam."(lihat: https://twitter.com/nongandah/status/472195995321651201 ).Logika gila, yang nyerang siapa, kenapa kubu Prabowo-Hatta yang kena getahnya? Kebetulan atau tidak tapi posisi yang diambil oleh Nong Darol Mahmada dari JIL dan materi kampanye Luhut Panjaitan maupun Alwi Shihab tersebut sudah saya perkirakan dua hari lalu, bahwa strategi kubu Jokowi-JK sekarang adalah melemparkan semua kejadian buruk yang terjadi di negeri ini baik yang direncanakan atau tidak kepada kubu Prabowo-Hatta, dalam bahasa Inggris strategi seperti ini dinamakan "Throw everything at the wall and see what sticks," atau arti harafiah dalam bahasa Indonesia  adalah "melempar semuanya ke dinding dan lihat mana yang menempel di dinding."
Selain itu saya juga sudah membuat menyampaikan bahwa pada Pilkada DKI Jakarta yang lalu pernah terjadi kerusuhan di Solo pada bulan Mei 2012 dan kubu Jokowi segera melempar semua kesalahan kepada kubu Foke, masalahnya sekarang terbukti bahwa kedua kubu yang bertikai, baik ormas Islam radikal maupun Iwan Walet justru memiliki hubungan erat dengan Jokowi dan FX Hadi Rudyatmo (lihat tulisan saya di: http://politik.kompasiana.com/2014/06/02/mewaspadai-strategi-ken-arok-ala-jokowi--662073.html ).Memang benar bahwa Prabowo didukung oleh ormas Islam yang bisa dibilang radikal seperti FPI, namun tidak benar bila FPI adalah anggota koalisi. Lagipula hubungan Gerindra dengan FPI adalah sama persis dengan hubungan Jokowi dan Abu Bakar Ba'asyir ketika dia berusaha mengontrol ponpres Ngruki yang terkenal radikal itu, dan apakah Jokowi menjadikan Solo sebagai kota yang penuh kesewenang-wenangan dan kekerasan? Sama sekali tidak, malah dia mengendalikan mereka dan membuat kota Solo menjadi damai dan karena itu Jokowi dipuji oleh Amerika Serikat. Demikian juga halnya dengan Prabowo-FPI, melalui pendekatan persuasif justru keradikalan FPI bisa dikontrol, dikendalikan dan dikurangi, namun syaratnya hubungan mereka tidak boleh dipolitisir; apalagi dijadikan materi kampanye hitam seperti sekarang ini!Terus terang saya sudah curiga bahwa kubu Jokowi-JK akan melancarkan kampanye hitam dengan tema benturan agama ketika menemukan sebuah thread di kaskus yang intinya menuding bahwa kubu Prabowo membawa seorang pendeta terkenal bernama Benny Hinn untuk mengadakan acara KKR di Kupang dan di acara tersebut dia menjelek-jelekan Jokowi (kampanye hitam); namun malah terbukti bahwa yang membawa Benny Hinn adalah PT Merukh Enterprises milik Rudolf Merukh yang mana salah satu anak perusahaannya, PT Pukuafu Indah adalah pemegang saham di Newmont, NTT; jadi bukan Prabowo. Setelah terungkap fakta tersebut orang yang membuat thread langsung menghilang (Selengkapnya bisa dilihat dan dibaca di link berikut ini: lihat: http://www.kaskus.co.id/thread/5389fd32ac07e7ae3f8b4734/prabowo-bawa-benny-hinn-ke-kupang-trus-jelek2in-jokowi-di-sana/ ). Saya tidak tahu siapa dan apa motivasi thread starter di thread tersebut namun melihat kejadian di atas maka kita perlu menduga bahwa dia ada hubungan dengan tim Jokowi-JK.Sungguh, melihat sepak terjang tukang fitnah di kubu Jokowi-JK malah membuat saya semakin antipati terhadap mereka dan semakin yakin bahwa Indonesia di tangan mereka akan hancur; luluh lantak dan disintegrasi di tangan Jokowi si mister ndak mikir dan JK yang hanya memikirkan bagaimana membawa proyek pemerintah untuk anak-anak perusahaan milik kelompok usaha mereka: Bukaka-Bosowa-Kalla!Tuhan, tolonglah Indonesia-ku ini dari tangan-tangan penjahat dan bedebah bermuka dua dan berjiwa hianat yang sedang mengincar kursi kekuasaan negeri ini....

black flag