Saturday, March 2, 2013

Sengkuni Selalu Abadi dan Tak Bisa Mati

Suara menyatu pilu mengkais kayu
biru saru sewarna atribut ideologimu
satu satu kau rakit tulang warna ambigu
biarkan seru berkisah babak satu-satu

Namamu Jendral Sengkuni
berpangkat bintang berhias kembang seruni
tapi topimu terbuat bukan dari nyali yang murni
bersilat lidah hiaskan gigi  yang mati suri

Setali harga Century, serima sendu Lapindo
segagah kisah Cicak vs Buaya yang loyo
kau tempel jidat rakyat dengan obat koyo
berdoa dengan mantera konco-konco
kau berlenggang bagai Raja Sontoloyo

Kemana harga negeri ini?
kau buat suri dengan keris mati
belum lagi naik pangkat dari  Sengkuni
KPK berganti kelamin kucing menjadi macan tapi mati

Arahkan pedang ke ufuk terbitnya matahari
singkirkan seringai gigi-gigi konspirasi
patahkan sendi dinasti
biarkan negeri ini memilih nasi
kuburkan Sengkuni ke tengah Samudra tanpa opsi

Jendral-jendral Konspirasi
bersatu dalam sumpah Pandora Sengkuni
berpangkat emas tapi tak murni
manipulasi jabatan karena tak mau sepi

Jendral-jendral Sengkuni
Kau memang layak MATI!

Jokowi, Oneng dan Simbolon

Setelah “SUKSES” jadi jurkam pasangan cagub rieke - teten di Jabar kini jokowi harus kembali jadi jurkam untuk Efendi simbolon cagub sumut yang tak lain rekan seperjuangan di PDIP,walaupun lelah jokowi tetap akan jadi jurkam karena balas jasa efendi dan juga demi perintah yang mulia bos PDIP.
Mudah2an jokowi gak lupa bahwa gubernur jakarta bukan gubernur PDIP,rakyat jakarta menaruh harapan besar kepadanya.
Kira-kira apa ya yang akan dijual jokowi saat kampanye nanti?keberhasilannya di jakarta?atau blusukannya?

Jokowi dan Oneng 1

Siapa yang tidak kenal dgn nama jokowi?nama yang sangat booming saat ini,pada saat terpilih jadi gubernur DKI euforia masyarakat akan perubahan sangat besar sekali apalagi ditambah dengan pernyataan ahok yang mengatakan bahwa mereka tidak perlu berkoalisi dgn parpol dan hanya akan berkoalisi dengan rakyat.
Pertanyaannya,benarkah koalisi ini sudah terbentuk dan jokowi - ahok sudah jadi milik rakyat?bukan lagi kacung parpol?
Mari kita lihat prestasi mereka untuk rakyat dan bukan untuk parpol :
1.ketika terjadi bencana,mereka melarang ormas dan parpol (kecuali PDIP) untuk terjun membantu masyarakat padahal pemda tidak sanggup menjangkau semua wilayah terdampak.walaupun akhirnya aturan ini direvisi.
2.berhasil menaikkan pamor dimedia sebagai pro perubahan walaupun belum ada yang terwujud dan cenderung mengkotak-kotakan masyarakat agar elektabilitas PDIP meningkat.
3.berhasil menjaga popularitas pribadi sehingga demi partai ia akan menularkannya pada kompatriotnya di JABAR walaupun harus melanggar aturan ( cuti mendadak )
itulah yang dapat dianalisa dari kasat mata,yang pada kenyataannya kita tahu siapa yg diperjuangkan RAKYAT APA PARTAI?

Manfaat Sempak Bekas Presiden

* Usi
 | 28 February 2013 | 03:53:29
Tergantung mood dan waktu kalau saya. Bola dan politik kurang menarik bagi saya. Jarang baca.reply

  * Nessma Zweina Al Majd | 28 February 2013 | 05:42:03
kalau politik saya lebih suka baca di media utama..mcm kompas,detik dll.yg sumber beritanya jelas dan gamblang..sementara kalo olah raga saya lebih suka ulasan dan hasilnya.
tapi kisruh pssi maaf saja tak tertarik sama sekali membahasnya.reply

  * Nessma Zweina Al Majd | 28 February 2013 | 05:58:13
maksudnya ulasan dan jalannya pertandingan olahraga tersebut..reply

  * Ibnu Andhika
 | 28 February 2013 | 03:55:36
Kadang tulisan yang kita remehkan adalah tulisan yang berguna di kemudian harireply

  * Nessma Zweina Al Majd | 28 February 2013 | 05:44:23
buat saya utk mngklik artikel harus berhati2..hanya yg bermanfaat dan menarik bagi saya maka itu akan saya klik..tapi masih suka kejeblos juga di artikel kolom ter2an itu..sudah kita klik ternyata artikle cuma ber ha-ha-hi-hi..yg tidak jelas juntrungnya.reply

  * Lilih Wilda
 | 28 February 2013 | 04:09:52
Semua genre tulisan ada penikmatnya. Yang kita anggap bermanfaat blm tentu bagi orang lain. jadi kriteria tidak bermutu menurut situ blm tentu buat saya. reply

  * Nessma Zweina Al Majd | 28 February 2013 | 05:44:34
thanks komennya..reply

  * Surya Narendra
 | 28 February 2013 | 10:05:00
kalau mnrt saya yang namanya baca itu tdk hrs selalu yg bermutu,kadang kita juga harus baca yang tidak bermutu,soalnya tanpa tahu yang tdk bermutu maka kita tdk akan tahu yang bermutu. lagian org hdp kan gak selamanya ketemu sama orang-orang yg sepaham dan semutu dg kita,jd apa salahnya menambah wawasan seluas-luasnya,jd ketika ketemu org lain bisa menyejajarkan diri,tdk kliatan sombong tapi tdk kliatan rendah juga,kata org jawa manjing ajur ajer..
salam kenal dr kompasianer bau kencur yg pgn bnyk belajar dr kompasianer yg sdh senior2..hehe..reply

  * Nessma Zweina Al Majd | 01 March 2013 | 00:03:20
kalau bacaan gak bermutu di baca ya buang2 waktu saja…mending cari yg bermutu dan ada manfaatnya..
eman2 mata kita sudah capai2 mlototin monitor sampai bolor..tapi gak ada nilai tambah yg didapat dari bacaan tersebut.reply

  * Wi2n
 | 28 February 2013 | 11:57:07
Artikel opini dan pengalaman pribadi justru lebih unik,menarik dan tentu bermanfaat krn setiap orang pasti punya pengalaman dan minat yg berbeda reply

  * Wi2n
 | 28 February 2013 | 11:57:10
Artikel opini dan pengalaman pribadi justru lebih unik,menarik dan tentu bermanfaat krn setiap orang pasti punya pengalaman dan minat yg berbeda reply

  * Nessma Zweina Al Majd | 01 March 2013 | 00:01:11
opini yg gak saya sukai itu yg opini politik atau kisruh pssi yg sudah di bahas di media mainstream..jadi terlihat membosankan.
dikira kita tidak tahu apa ya..? ngapain di tulis lagi di kompasianareply

  * Titin Rahmawati
 | 28 February 2013 | 13:02:40
Bermanfaat artikelnya. Saya juga gak suka tuh artikel ber ha-ha-hi-hi. Jadi nyesel kalo uda klik 
Redaksi media aja kalo mau milih cerpen/artikel, dilihat dari paragraf pertama dulu. Kalo dari paragraf pertama aja dah membosankan, ya uda langsung beralih ke karya yang lain.reply

  * Nessma Zweina Al Majd | 28 February 2013 | 23:59:35
kalau mau ber ha-ha-hi-hi..tanpa juntrungnya..itu jatahnya kaum abege ababil kale ya..
yg sudah dewasa ngalah dikitlah..reply

  * Teguh Hariawan
 | 01 March 2013 | 07:19:09
tips menarik…trmsreply

  * Nessma Zweina Al Majd | 01 March 2013 | 07:26:44
harus pelit dalam mengklik sebuah artikle,makhlum di kompasiana tidak semua tulisan itu bermanfaat bagi kita termasuk tulisan saya juga belum tentu bermanfaat.reply

  * Mitsi Dupri
 | 01 March 2013 | 14:53:50
wadaaawww……reply

  * Nessma Zweina Al Majd | 01 March 2013 | 15:10:43
nginjek kulit pisang ya,,?reply

  * Mitsi Dupri | 01 March 2013 | 15:23:38
iye om….heu heu….reply

  * Nessma Zweina Al Majd | 01 March 2013 | 15:28:07
ati2 di jalan ada 3gundul pringis berkeliaran..reply

  * Mitsi Dupri | 01 March 2013 | 15:35:18
ha ha ha ha……saya ga ngerti om…reply

  * Nessma Zweina Al Majd | 01 March 2013 | 15:55:33
ya udah ga papa..yg penting ati2 aje..
tuh dibelakang ente mereka meringis memperlihatkan gigi jagungnya..
giginya gede-gede serem..

Oneng di Kampungnya Sendiri Aja Kalah

GARUT - Hasil rekapitulasi suara Pemilihan Gubernur Jawa Barat di Kabupaten Garut menunjukkan pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar unggul. Garut merupakan asal daerah pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki.

Rapat pleno yang digelar Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Garut, Jumat (1/3/2013) siang, dihadiri semua unsur panitia pemilihan tingkat kecamatan (PPK), saksi dari lima calon, dan panitia pengawas pemilu (Panwaslu) kabupaten.

Dadang, anggota KPU Kabupaten Garut menyebutkan,
.
Aher-Deddy unggul dengan perolehan 411.208 atau 35,2 persen.
.
Urutan kedua diduduki Rieke-Teten dengan perolehan suara sebanyak 274.708 (23,5 persen).
.
Suara paling kecil diperoleh pasangan Dikdik Mulyana Arief Mansyur-Cecep NS Toyib dengan perolehan 28.148 suara (2,07 persen).
.
Sementara itu, berdasarkan data KPU kabupaten, ada 1.165.860 warga Garut yang berpartisipasi dalam pilgub atau 65 persen dari total 1.767.360 daftar pemilih tetap (DPT).
(II Solihin/Sindo TV) (ton)