Tuesday, July 26, 2011

Hati Baru di Hari Biru saat Haru Bara


Pertama kali dengar tulisan ini, aku sempat berfikir ini hanya benar-benar sebuah slogan atau memang bisa dipraktekan di kehidupan nyata…???

Jawabannya depend on you, alias sejauh mana kau memandang hidup, apakah kamu orangnya optimis atau orangnya pesimis…???

Jika kau orangnya pesimis, tulisan di atas (judul) jelas hanya sebuah slogan saja, alias hanya sebuah kata-kata saja yang tak punya pengaruh apa-apa, karena kau sudah terlebih dahulu menyerah dan tak bersemangat menjalani hidup, hanya kebetulan saja kau masih bernafas, makanya masih hidup.

Tetapi jika kau orangnya optimis, maka tulisan yang dijudul adalah benar-benar bisa dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari, karena kau selalu punya semangat untuk menjalani hidup, kau malah melihat tantangan sebagai pewarna hidup yang membuat hidup semakin menarik dan indah.

Hidup ini memang tak akan pernah bisa lepas dari masalah, alias hidup itu sendiri juga adalah masalah, tinggal bagaimana menjalani dan mengatasinya, dan setiap masalah PASTI ada jalan keluarnya asal jangan menyerah dan putus asa.

Jadi
Mulailah hari baru dengan semangat baru
Kamu bisa jika kamu mau berusaha
Semangaaaaat……!!!!!

Base 14

Mein Kampf : Perjuanganku – Sebuah Tinjauan


Sambil jalan-jalan, sambil naik angkot, sambil naik busway yang naik turun ngga bayar lagi, bisa ditulis menjadi satu kalimat. Sambil ngobrol, sambil nonton TV, sambil nyablon, sambil ngelamun, sambil foto-foto, bisa ditulis menjadi satu halaman. Baca majalah, buku, brosur, poster, undangan, spanduk yang simpang siur di jalan-jalan protokol dan simpang jalan, bisa ditulis menjadi satu buletin. Tiap-tiap kita menulis sebenarnya kita sudah membaca dua empat kali.
Mein Kampf – Sebuah Tinjaun
Orang kecil berambisi besar, setelah era Napoleon Bonaparte menandakan bahwa kekurangan bukanlah suatu penghalang. Kita mengenal sosok Adolf sebagai orang yang penuh wibawa. Tak tampak bila ia sebenarnya tak begitu tinggi. Banyak yang mengidentikkan ia dengan comedian film bisu Charlie Chaplin karena dua sosok ini memiliki kumis yang khas, hanya teronggok di bagian tengah antara hidung dan bibir atas.
Adolf menunjukkan tajinya, ketika setelah perang dunia I ekonomi Jerman mengalami kebangkrutan. Banyak pabrik di Jerman terpaksa ditutup. Enam juta orang hidup dalam kemelaratan, tanpa pekerjaan, dan pada era itu, Jerman dilanda keputusasaan.
Baru pada decade 30-an, Adolf mulai menunjukkan taring melalui ide-ide yang super gila. Mencoba menempatkan ras Arya sebagai pemimpin dunia. Dalam kerangka sejarah, ini dicatat sebagai pertarungan ras-ras manusia. Sampai pada pernyataan bahwa ras-ras rendahan seperti Yahudi dan Slavia harus dilenyapkan. Tidak sedikit ia kemudian menciptakan kamp-kamp konsentrasi untuk menyortir ras tersebut. Hal ini kemudian diangkat ke layar-layar lebar semisal Schindler’s list dan La Vida e Bella yang berhasil menyabet penghargaan di beberapa festival film.
Adolf kemudian menggelar teror “Labensraum” atau konsep ruang hidup. Jerman kemudian melakukan ekspansi ke seluruh penjuru dunia. Ras-ras manusia di dunia seakan tinggal menunggu kapan waktunya tiba diekspansi oleh Hitler. Dunia perang, dunia politik, ekonomi, semua coba direngkuhnya, demi cita-cita tertinggi menjadi ras paling tinggi.
Ambisi-ambisi inilah yang dituangkan dalam sebuah kumpulan tulisan adolf berjudul Mein Kampf (Perjuanganku). Buku ini juga sampai dianggap sebagai Injil bagi kaum Nazi. Pada kenyataannya Mein Kampf ditulis oleh Adolf di dalam penjara, dimana di dalamnya termuat scenario agar Jerman dapat menguasai dunia.
“Sehingga semuanya menjadi sia-sia. Semua pengorbanan dan pengabdian sia-sia; kelaparan dan kehausan selama berbulan-bulan seringkali tanpa akhir sia-sia; sia-sia pula selama berjam-jam kami berdiam dengan ketakutan yang mematikan yang menggayuti hati kami, dimana kami akan menjalankan tugas kami; dan sia-sia pula kematian dua juta teman kami. Akankah kuburan ratusan ribu orang ini terbuka, kuburan mereka yang dengan kesetiaan pada tanah air telah berlalu tanpa pernah kembali? Tidak akankan mereka membuka dan mengirim lumpur-lumpur diam – dan pahlawan-pahlawan terbungkus darah muncul sebagai roh yang membalas dendam pada tanah air yang telah menipu mereka dengan cemoohan tentang pengorbanan tertinggi yang bisa dilakukan seorang manusia bagi rakyatnya di dunia ini?”
“Apakah ini makna pengorbanan yang dibuat ibu Jerman kepada tanah air, ketika dengan hati yang sedih dia membiarkan anak-anak mudanya bertempur dan tidak pernah melihat mereka kembali? Apakah semua ini terjadi sehingga sekelompok bajingan tengik dapat menguasai tanah air kita?”

39 Kolom

Waduk Jatiluhur


Saya dapet tugas ngambil gambar suasana di sekitar Waduk Jatiluhur, bagaimana kondisi airnya, warganya, proyeknya, pembangkitnya, ikannya dll dll dll.

1309820983830052634

Berhubung ngga punya mobil, terpaksa jalan kaki eh engga ding, naik motor aja. Sampai di batas desa saya tanya seorang warga, “Punte, abdi badek ka PLTA, di mana euy ?”. Pria itu menjawab, ngga ada PLTA di sini, katanya.

Saya lanjut lagi masuk ke desa, nanya ke seorang pedagang bakso yang sedang jalan, apakah tahu dimana PLTA berada. Tetep jawabnya ngga tahu, atau ngga ada. Masa sih warga sini ngga tahu di mana Pembangkit Listrik Tenaga Air itu berada.

Udah capek nanya ke 115 orang, ada seorang laki-laki berseragam dinas, saya langsung tanya, di mana Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berada.

Kalo PLTA di sini ngga ada, yang ada Cuma PLTC (Pembangkit Listrik Tenaga Cai’).

CAD 57

(kosong)

2 Jam Kedua

Monorail Metro Makassar


Jika tak ada aral melintang, maka tak lama lagi mungkin Indonesia akan memiliki lintasan monorail pertamanya.

Hal ini terbetik dari berita yang dilangsir oleh tempointeraktif.com, bahwa mantan Wakil presiden RI Jusuf Kalla akan menyiapkan dana investasi Rp 4 triliun untuk membangun monorail pertama di Indonesia.

”Ini proyek yang saya pindahkan dari Jakarta karena birokrasi berbelit-belit,” kata Jusuf saat memaparkan megaproyek ini. Pembangunan di 2012 akan dikerjakan anak perusahaan dari PT Kalla Group yakni PT Indonesia Green Management, serta tenaga ahli PT Bukaka Steel dan PT Bumi Karsa.

Pembangunan monorail di Jakarta yang terhenti di tengah jalan akan diupayakan pembangunannya di wilayah lain yaitu di Sulawesi Selatan, di kota Makassar.

Proyek pembangunan akan dibagi menjadi tiga tahap yakni jalur Terminal Regional Daya (TRD) – Makassar Mall sejauh 8,1 km, rute Kabupaten Maros – Bandara Sultan Hasanuddin - Terminal Regional Daya Makassar 14,1 km. Rute Jalan Urip Sumiharjo – Makassar Mall – Sungguminasa Kabupaten Gowa sejauh 12,1 km. Transportasi tenaga listrik ini akan menghadirkan terminal setiap 2 km. ”Setiap 2 kilometer akan ada terminal untuk mengangkut dan menurunkan penumpang. Ini akan sangat membantu masyarakat menggunakan transportasi murah dan cepat,” jelas Solihin, Direktur Pengembangan PT Kalla Group.

Tentu ini berita yang menggembirakan sekaligus tantangan bagi pelaksananya. Kalau ternyata berhasil dibangun dan selesai tepat waktu, maka banyak manfaat yang akan diberikan bagi masyarakat Indonesia.

Ini akan membuktikan bahwa kita mampu membuat monorail walaupun negara lain sudah bertahun lalu menyediakan layanan ini untuk rakyatnya. Walaupun tidak dibangun di ibukota, tetapi toh bisa menjadi teladan bagi rencana pembangunan di Jakarta nantinya.

Semoga saja rencana ini berjalan dengan lancar, dan kalau ada yang ingin menikmati monorail, tentu harus berkunjung ke Makassar.

Kalau boleh usul maka namanya mungkin menjadi MONORAIL METRO MAKASSAR. Semoga.

2 Jam Pertama

Menuai Badai


Menyimak apa yang terjadi setahun belakangan ini, begitu banyak angin ditabur selama pemerintahan ini berjalan. Kalau angin itu terus saja ditabur lalu berkumpul menjadi satu, maka bukan tak mungkin akan menuai badai yang akan memporakporandakan segala apa saja yang dilaluinya. Kalaulah pemerintah bisa pandai-pandai menghalau badainya, maka hari-hari berikutnya akan bisa dilalui dengan cerah, sebiru langit di angkasa.

Mengutip apa yang ditengarai dua tahun lalu, sepertinya bisa jadi bahan perenungan untuk melangkah merapikan pemerintahan saat ini. Misalnya :
  1. Kemenangan pasangan presiden SBY-Boediono diperoleh dengan menang lewat pengadilan dalam Gugatan Hasil Pemilu oleh rivalnya pasangan JK-Wiranto dan Mega-Prabowo. Yang dipersoalkan waktu itu adalah tentang DPT dan DPS serta bersih dan jujurnya hasil pemilu itu sendiri.
  2. Pelantikan Presiden RI terpilih SBY  ditandai dengan  adanya kekeliruan  sang ketua MPR  Pak Taufik Kiemas dalam  membaca nama sang Presiden.
  3. Pelantikan dilakukan pada hari Selasa dimana dikenal dalam  kitab-kitab langit bahwa hari Selasa itulah Yang Maha Kuasa Atas Segala menciptakan bencana dan malapetaka.
  4. Sebelum Pelantikan SBY-Boediono beberapa hari sebelumnya  didahului dengan beberapa gempa bumi yang banyak menimbulkan korban dan kerugian.
  5. Saat pelantikan Menteri-menteri oleh Presiden SBY ; pengambilan sumpah para menteri tanpa mencantumkan kesetiaan kepada Pancasila tetapi hanya kepada UUD 1945 tanpa  menyebut Pancasila sebelumnya.
  6. Perubahan secara mendadak nama menteri kesehatan kepada orang yang sebelumnya oleh Siti Fadilah disebut membawa keluar negeri Virus H1N1 tanpa ijin dan  tanpa wewenang  walaupun oleh beliau dikatakan telah meminta maaf dan sudah dimaafkan.
Masih banyak waktu untuk merapikan barisan dan menepis badai yang menerpa dari delapan penjuru mata angin.

Caranya tak sulit sepertinya, penuhi saja apa yang menjadi janji saat pemilu pilpres dulu, pemberantasan KKN, mengentaskan kemiskinan, prestasi di kawasan regional dan intrenasional, dan lain-lainnya, yang sepertinya banyak orang yang merekam janji-janji tersebut.

Kalau itu tak dilakukan maka bukan tak mungkin badainya akan makin menggelora, membahana dan makin hitam pekat melingkupi atap langit negeri ini.

Dan lagu yang dinyanyikan oleh maestro Indonesia, alm. Chrisye, “Badai Pasti Berlalu”, akankah kembali mengudara. Kalau dulu digambarkan oleh figure sang Jenderal Berbintang Lima Melingkar berbaju Putih-putih sebagai nahkoda kapal NKRI, kalau versi sekarang entah akan dibuat seperti apa.

120 Menit Ketiga

Doa Dua Duda


Dua orang duda yang terpisah oleh jarak dan waktu saling berkomentar di wall FB mereka. Duda yang satu tinggal di Oslo, yang lainnya tinggal di Auckland.

Oslo : eh, bro, selamat pagi, pa kabar?

Auckland : muka lo bau menyan, di sini udah sore banget kaleeeee. Btw, kabar baik neh. Mudah2an ente dan keluarga baek2 aja, sehat ga kurang suatu apa, banyak rezeki, panjang umur, dan awet tua.

Oslo : weleh2, makasih bangetz doanya bro. Btw, menjelang awal bulan depan nih, ane mau bilang ke ente, andai kata MULUT banyak salah mengucap, andaikan MATA juga seabrek salah-salah memandang, andai-andai saja TELINGA berulang-ulang salah mendengar karena bolot, maka di hari baik ini, di bulan baik ini, ane hanya mau ngucapin ke ente …….. cepetan deh pergi ke dokter, periksa ente punya panca indra, udah tuwiiiiiiir kaleeeeeeeee.

Auckland : ?????????? (pasang muka mode melongo, mulut mode ngeces ngiler)

120 Menit Kedua

Perang Kembang


Perang Kembang dalam pewayangan terjadi setelah Goro-Goro. Perang tanding terjadi antara seorang Ksatria melawan Buto Cakil, Buto Rambut Geni, Buto Terong dan Buto Galiuk. Sebelum Sang Ksatria mengemban amanah dan menyelesaikan urusan umat, Sang Ksatria meminta nasehat spiritual kepada Sang Begawan. Setelah mendapat arahan Sang Begawan, Sang Ksatria diharuskan terlebih dahulu mengalahkan Buto Cakil Cs.

Ada sebuah filosofi. Ketika seseorang akan mengemban tugas yang mulia dan berat untuk umat, terlebih dahulu dia harus mengalahkan dirinya sendiri. Buto Cakil Cs sebenarnya adalah penjelmaan darisifat-sifat dalam diri manusia yang harus dikalahkan. Cakil adalah sosok sombong dan sok. Dia merasa paling ganteng, paling cerdas dengan mengumbar suaranya sehingga giginya tonggos merongos. Buto Rambut Geni mewakili sifat gampang marah atau emosi. Buto Galiuk melambangkan sifat pemalas, dan keseluruhan Buto melambangkan sifat mementingkan diri sendiri dan menurutkan hawa nafsu angkara murka.

Sang Ksatria yang telah berhasil menumpas Geng Cakil Cs, telah siap mengemban amanah yang lebih besar yaitu memayu hayuning buwono.

Selamat menjalankan Perang Kembang semoga sukses menumpas Geng Cakil Cs yang tidak lain adalah bagian dari dalam diri kita.

Dan beberapa hari lagi kita pun harus dapat memerangi sisi lain dari sekeping mata uang dalam tubuh kita, yaitu hawa nafsu yang bak Geng Cakil Cs yang harus diredam, ditumpas, dibumihanguskan dan dimusnahkan, hadapi tiap kejadian yang ada dengan kepala dingin dan rasional.

120 Menit Pertama

Lurik SBY Vs Lurik Nazarudin


Bu Eni penjual batik di Tanah Abang tampak duduk lesu, hanya bersih-bersih saja. Tak banyak pengunjung datang ke kiosnya, hanya lewat, melihat sebentar, lalu pergi.

Tak mengerti mengapa batiknya tak ada yang mencolek sedikit pun, padahal, di tahun 2009 kemarin batiknya laris manis terjual habis. Kini tak ada lagi yang mau membeli batiknya.

Tetangga kios bilang, sebaiknya inovasi sedikit sama barang dagangannya, jual yang lagi digandrungi saat ini, apalagi masuk bulan puasa, pasti orang lebih suka busana muslim, begitu usulnya. Kalo dulu model Manohara yang lagi ngetren, mungkin sekarang bisa jual busana muslim ala Timur Tengah atau Bollywood, dan buat menjaring pembeli dari kaum adam, jual aja batik ‘Lurik Nazarudin’, jangan pajang lagi lurik SBY, ga bakalan laku, simpan aja di gudang atau dibakar.

Pilihan warna juga sepertinya pengaruh, katanya lagi. Hindari warna terang secerah langit, pajang saja warna yang kalem, sejuk, krem misalnya atau keemasan, atau kalo mau ekstrem boleh juga batik merah bermotik hitam.

Dan bu Eni pun tergerak juga hatinya, ia pun menuju konveksi langganannya. Dipesannya busana muslim banyak-banyak, dibuatnya lurik yang baru, mudah-mudahan laku, mumpung orangnya belum tertembak mati.
Bu Eni kini boleh bernafas lega, satu dua potong busana muslimnya laku terjual. Apalagi nanti banyak artis yang alim mendadak, mendadak alim, yang biasa buka-bukaan pas masuk bulan puasa akan memakai busana muslim yang super longgar, pakai cadar segala.

Sambil jual dagangannya, bu Eni pasti selalu memegang BB-nya buat update status, dan tag sana-sini barang-barang dagangannya.

Tiba-tiba ada pembeli datang, “Mau beli batik, bu. Lurik Nazarudin, itu loh yang pada bagian dadanya ada moti-motif bintik bercak darah muncrat tertembus peluru”.

Bu Eni, bengong, heran, atas permintaan pembelinya ini. “Ngga ada tuh, mas, yang ada batik biasa aja”.
Si Pembeli sambil senyum, lalu mengambil dua potong batik jualan bu Eni, lalu pergi.

Bu Eni baru tersadar tak kala mengingat kalau di dada sang pembeli tersemat nametag bertuliskan “Nazarudin”.