Saturday, July 30, 2011

Tips : Aman dan Nyaman Browsing di Blackberry Playbook (1)

Sebelum saya uraikan tips bagaimana agar aman dan nyaman menggunakan Blackberry Playbook, akan saya review dulu sekilas tentang gadget ini.

BlackBerry PlayBook merupakan produk terbaru dari RIM sang produsen Blackberry, Harga BlackBerry PlayBook di Indonesia antara 5,4 jt - 8,6 jt rupiah, untuk spesifikasinya yang rencananya untuk memberikan saingan buat ipad buatan apple ini bisa kita ketahui.


Berikut adalah beberapa fitur BlackBerry PlayBook yang telah diungkap oleh RIM dalam Developer Conference 2010 (DevCon10) di San Francisco, Selasa (28/9/2010) dinihari WIB.


Dari sisi softwarenya, PlayBook akan menggunakan sistem operasi BlackBerry Tablet OS berdasarkan arsitektur micro-kernel QNX Neutrino. Neutrino telah banyak digunakan pada perangkat kesehatan, otomotif hingga router internet.



Software PlayBook mendukung Flash 10.1, WebKit dan HTML 5, OpenGL (untuk grafis 3D seperti pada game), Adobe Mobile AIR, Adobe Reader, Java, POSIX dan BlackBerry WebWorks.



Media yang bisa diputar di PlayBook termasuk video hingga resolusi 1080p High Definition. Formatnya, mencakup H.264, MPEG, DivX dan WMV. Sedangkan audionya mencakup MP3, AAC dan WMA.



Spesifikasi BlackBerry PlayBook selangkapnya:

  • Layar sentuh capacitive LCD berukuran 7" WSVGA dengan resolusi 1024 x 600
  • Dukungan penuh pada multi touch dan gesture
  • Prosesor 1 GHz Dual CoreRAM 1 GB
  • Kamera High Definition 3 Megapixel (depan) dan 5 Megapixel (belakang)
  • Kamera bisa merekam video hingga resolusi 1080p HD
  • HDMI Output (microHDMI)
  • WiFi 802.11 a/b/g/n dan Bluetooth 2.1 + EDR
  • Konektor microUSB
  • Ukuran 130mm x 193mm x 10mm
  • Berat sekitar 400 gram

Tips 1 : Aman

Agar kita merasa aman menggenggam BB PB maka pada gadget ini bisa ditautkan rantai sangkut dari bodi BB ke pergelangan tangan kita, sehingga kalau ada yang mau coba-coba menjambret, atau takut terjatuh, agak sulit, karena terkait ke tangan kita.

Tips 2 : Nyaman

Kenyamanan browsing di BB bisa didapat jika pada casingnya dibalut sarung beludru dan bantalan pada bagian belakangnya.

Tips yang lebih serius akan dibahas pada bagian (2).
Sabar aja.

Blog : dengan Hati dan Hati-hati

Di ranah blog Indonesia, nama Ndoro Kakung sudah tak asing lagi. Kiprah Mas Wicaksono–sosok yang berada dibalik Ndoro Kakung–di blogsphere yang dimulai tahun 2005 saat membuka blognya pertama kali di www.pecasndahe.blogdrive.com sebelum kemudian pindah dan menyewa hosting sendiri di www.ndorokakung.com, memang cukup fenomenal.

Sebagai salah satu pembaca fanatik di blognya sekarang, saya senantiasa memperoleh pencerahan dan hal-hal baru yang diracik secara menarik dan bernas dari jurnalis senior Koran Tempo ini.

Ndoro (selanjutnya saya panggil demikian di tulisan ini) dengan gaya bahasanya yang khas : renyah, lugas, sarat humor dan informatif secara cerdas memotret fenomena kehidupan dan keseharian melalui sentuhan hati melalui blognya.

Isu-isu urban, relasi sosial bahkan trend politik tanah air terkini disajikan melalui tulisan yang berkarakter kepada seluruh pembaca blognya tanpa kesan menggurui. Ndoro mengandaikan blog adalah Laboratorium ide dimana gagasan diasah dan diuji pada tahap yang paling awal. Saat merancang sebuah posting, tidak sekedar menggali ide belaka namun juga mereka-reka bagaimana hasil dan dampaknya setelah diterbitkan. Posting tersebut ibarat “proyek”, ajang ujicoba eksperimen sosial. Ngeblog juga sebuah upaya melatih kepekaan.

Setelah membeli melalui situs toko buku online Kutukutubuku dot com beberapa waktu lalu, dalam waktu singkat saya berhasil “melahap” habis buku mungil namun “berdaya kejut” hebat ini. Dibagi menjadi 4 tema besar yakni “Blog dan Blogger”, “Etika dan Hukum”, “Rahasia uang dan Kemashyuran”, serta “Laku Moral dan Teknologi”, Ndoro telah menghasilkan semacam “buku pintar” panduan praktis menjadi blogger dengan menyajikan sejumlah tulisan menarik terkait aktifitas ngeblog. Tak salah bila pada akhir kata pengantarnya Ndoro menyatakan Buku ini adalah salah satu cara menularkan semangat dan dorongan untuk berekspresi –dalam bentuk tulisan, grafis, foto, video–melalui blog. Saya menyebutnya Blogisme, demikian kata mantan Ketua Panitia Pesta Blogger 2008 tersebut.

Ya, Blogisme. Ketika menelusuri lembar demi lembar buku ini “isme” blog yang dituturkan Ndoro menjelma menjadi berbagai kiat dan trik praktis ngeblog. Di buku ini kita bisa membaca mulai dari Apa yang mesti dihindari oleh Blogger Pemula, Bagaimana agar tak bosan ngeblog, Menjaring uang lewat blog, etika dan “ranjau-ranjau” hukum di ranah digital atau bagaimana membuat posting yang “nendang”, Tak lupa pula pada beberapa tulisan ada dialog-dialog segar, lucu tapi bermanfaat antara Ndoro dan Mat Blogger, “kawan imajinasi”-nya yang menjadi mitra diskusi soal ngeblog. Sosok Mat Blogger digambarkan sebagai orang yang memiliki minat besar untuk ngeblog, spontan, lugas dan penuh rasa ingin tahu yang tinggi juga kadang-kadang sok tahu. Dialog-dialog keduanya yang menyingkap hal-hal menarik di dunia blogsphere menjadi salah satu kekuatan dan ciri khas buku ini. Tidak hanya itu, pada beberapa artikel pula, Ndoro menyajikan sejumlah tip yang tertera di bagian akhir. Pada tulisan soal “Perlukah Blog fokus” misalnya, dibagian bawahnya ada Tips “Ide Bergelantungan di Udara, Petik Saja”. Atau pada tulisan”Top 100 dan Zona Kenyamanan” dibagian bawahnya ada Tips “Mengukur Peringkat Blog” atau pada tulisan “Blog Hosting” dipasang pula Tips “Memilih Blog Hosting”. Ini menjadi pelengkap yang berharga dan membuat apa yang ditampilkan di buku ini kian kaya.

“Benang Merah” yang bisa saya tarik dari buku ini adalah, Ndoro secara tegas, baik secara implisit maupun eksplisit, menyatakan bahwa Konten atau isi adalah inti kekuatan dari blog. Sentuhan hati melalui isi tulisan pada posting-posting di blog, sesederhana atau secanggih apapun bentuk blognya menjadi daya tarik sebuah blog. Namun, kata Ndoro seperti yang diungkap di bagian belakang buku ini,” Mengisi blog bukan seperti ikut lomba lari jarak pendek; melejit begitu bendera start dikibaskan untuk berhenti segera dalam tempo singkat. Mengelola blog itu ibarat lari maraton, mungkin lebih jauh lagi. Begitu mulai, kita tak perlu bergegas. Atur kecepatan dan napas, juga irama. Perjalanan begitu panjang. Kita tak perlu buru-buru berhenti.”

Tak perlulah buru-buru kepingin terkenal atau buru-buru mau eksis sebagai seleblog, bila kita mengabaikan faktor utama yakni mengisi konten blog dengan tulisan yang menarik dan bermanfaat. Dan untuk mencapai itu memerlukan proses belajar yang panjang dan tidak dicapai dalam waktu sekejap saja.

“Dengan membuat sendiri setiap posting, mengumpulkan setiap remah ide menjadi bangunan utuh, kita bisa belajar banyak tentang proses. Proses memberi kita kesalahan, dan pelajaran. Ia menempa kita menjadi seorang blogger yang lebih baik, lebih baik lagi, dan lebih baik lagi”, demikian ungkap Ndoro dalam buku setebal 142 halaman yang diterbitkan pertama kali oleh Gagas Media ini.

Dewi”Dee” Lestari sang penulis Supernova dan Rectoverso menguatkan “pesan” diatas dalam testimoni dihalaman belakang buku ini. “Tulisan-tulisan Ndoro Kakung ini membuka mata bahwa kualitas blog tidak semata-mata ditentukan oleh senioritas usia blog, berapa banyak pengikut, dan berapa banyak pengiklan, melainkan selalu kembali pada kepiawaian sang blogger dibaliknya untuk merajut informasi yang berguna, sudut bercerita yang menarik, orisinalitas berfikir, kejernihan berbahasa, takaran antara humor dan keseriusan yang pas, serta semangat untuk berbagi”.

Saya memberi aksentuasi khusus pada bagian akhir kutipan Dewi diatas : “Semangat untuk Berbagi”. Ya, spirit berbagi dengan sentuhan hati yang ditularkan melalui blog merupakan sebuah gairah untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda. Di tengah sikap kapitalis yang kian marak, ada anggapan skeptis bahwa ngeblog dengan hati sungguh sebuah tindakan melankolis. Namun, seperti kata Windy Ariestanti editor buku ini pada kata pengantarnya, Di antara ribuan buku yang terbit, atau blog yang dibuat setiap harinya, justru hati yang memiliki passion lah yang memberikan kekhasan pada karya kita.

Jadi siapkah sampeyan ngeblog dengan hati?

Amril TG. 13 June 2009 | 06:07

Maya, Lebih Fana


okay, kali ini saya menulis lagi.

Berbeda dengan biasanya, kali ini saya menulis lewat fasilitas mobile. Fasilitas yang banyak sekali membantu kita beraktifitas, bersenang-senang, etc.


Mobile, mobile, mobile.

Pernahkah anda merasa terinterupsi dengan aktivitas dunia maya yang ditawarkan (khususnya) oleh mobile tools?

Pernahkah anda merasa demikian tapi tidak mempedulikannya, sampai akhirnya anda sadar bahwa kehidupan anda mulai tidak seimbang?


Fasilitas mobile yang seharusnya membuat kita ‘mobile’, malah seringkali membuat kita berdiam pada suatu tempat, di satu titik. While di sekitar kita, dunia bergerak dengan begitu cepatnya.

Lalu coba kita bandingkan dua variabel di dalamnya, bahwa antara mobile world dan real world terdapat ‘maya dan nyata’.

Pernahkah anda bertanya, “telah seimbangkah dunia maya dan nyata gw?”

No hard feeling guys, karena sebenarnya tolok ukurnya disini adalah kehidupan saya sendiri.


Saya sedang merasa keseimbangan itu mulai terganggu. Saya mulai tidak terlalu sensitif dengan hal-hal nyata di dunia nyata saya. Semuanya sedang berputar di sekitar mengetik alamat-alamat di browser saya saja. Dan itu mengganggu saya.

Lalu akhirnya saya putuskan melepaskan satu ‘keluarga besar’ maya saya yang sangat saya cintai setahun terakhir ini. Saya menghapus account saya. Dengan harapan saya akan berkarya lebih banyak di dunia nyata.

Rasa kehilangan tentu saja muncul dengan hebatnya, karena dari sana saya mengenal teman-teman nyata yang baru. Mendapat banyak ilmu, banyak kata-kata bijak, mengenal karakter orang, sampai pekerjaan.

Ah iya…dan satu lagi, saya jadi tahu orang-orang mana saja yang menganggap saya berarti. Orang-orang mana saja yang menyempatkan pm saya, menanyakan mengapa saya pergi, menyatakan sedih ketika saya pergi, berharap saya segera kembali, etc.

Bahkan saya sungguh terharu ketika ada yang membuat kembali account dengan id lama saya dan memberitahukan passwordnya pada saya. Saya agak tersanjung sebenarnya. (hahaaa, biar saja kalo orangnya membaca ini dan menganggap saya konyol atau lebai)


Tapi memang sebagian besar memilih diam, tidak peduli. Atau lebih tepatnya harusnya mungkin demikian, bahwa dunia maya tidak boleh pake hati. Karena memang tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding “dianggap maya”.