Thursday, March 28, 2013

Sedikitkah Orang Baik dari Timur?

Gw orang Jakarta Timur
.
Lahir di Jawa Timur
.
Makan di Sumatra Timur
.
Cari duit di Kalimantan Timur
.
Minum di Sulawesi Timur
.
Mabok di Timor Timur
.
Gelut di Irian Timur
.
Kawin di Lombok Timur
.
Berak di Nusatenggara Timur
.
.
.
Mati menghadap Timur??

Windows 9 dari 9 Raja

Raja air.
.
Raja api.
.
Raja tanah.
.
Raja angin.
.
Raja besi.
.
Raja awan.
.
Raja bintang.
.
Raja segala fauna.
.
Raja segala manusia.
.
.
.
CALIFORNIA - Meski Microsoft baru saja meluncurkan sistem operasi Windows 8
 beberapa waktu lalu, dan masyarakat telah di informasikan mengenai kehadiran Windows Blue September ini. Namun Microsoft tak henti-hentinya memberikan kejutan dengan indikasi kehadiran Windows 9 yang sedang dikembangkan.

Minggu ini, perusahaan yang berbasis di Redmond itu secara resmi menginformasikan bahwadukungan terhadap Windows Phone 8 akan dihentikan pada juli 2014.
 Kabar penghentian tersebut menjadi sebuah indikasi, bahwa Windows 9 akan segera meluncur tak lama setelah pensiunnya Windows Phone 8.

Berdasarkan data dari Insider, perusahaan ini masih belum mau membeberkan informasi terkait Windows 9, namun beberapa situs lowongan pekerjaan menunjukkan adanya keterkaitan dengan sistem operasi terbaru milik Windows tersebut. Salah satu contohnya adalah, "Microsoft sedang mencari insinyur penguji perangkat lunak untuk Tim Layanan Penguji Windows Phone".

Sperti dilansir dari Softpedia, Minggu (24/3/2013), iklan lowongan pekerjaan tersebut menjadi masuk akal karena saat ini Microsoft sedang menguji sistem operasi Windows 9 mereka pada perangkat Nokia, HTC, dan Qualcomm. 

Meski kabar mengenai sistem operasi Windows 9 masih menjadi sebuah teka-teki, terdapat banyak bukti yang menguatkan bahwa sistem operasi ini hadir setidaknya di akhir 2014. (amr)

When Megu Meet Ciparay

Janggal
.
Oleh: Septian Maulana
.
 | 28 March 2013 | 15:42 WIB
.
Entah apa Tuhan yang ada dalam pikiranku ini, bayangannya selalu menghantui tetapi tidak membuat takut. Pagi, siang, sore, dan malam sedotan hormon kegelisahan mencair menjadi sebuah raga yang sedang dibentuk ketakutan hanyalah semata untuk memperkuat jalan pikiran yang tak sempat berbaur dengan keindahan.
28 Januari 2013, siang hari jadi saksi abadinya rahim seorang wanita yang membengkak seperti bangkai manusia yang terendam air. Resah menjadi seorang ayah bukan tak mau untuk merubah, namun kelaparan menjadi bekal untuk terciptanya kekalan jantung dan duri yang menusuk. Angin yang berhembus kencang melalui selah-selah jendela  kaca tak bisa mendinginkan kebusukan.
Oh Tuhan, bantu aku menjadi laki-laki dan manusia setangguh malaikat yang bersayap. pukulan menghantam sel-sel otak kiri bersitegang dengan urat-urat otot yang tak kunjung usai meraup muka yang penuh gejolak cinta.
Bandung, 28 Januari 2013

Meguerre Ryan Bakkaru V

Selepas gapura akan tampak beberapa bangunan, diantaranya makam Sisingamangaraja XI yang cukup mencolok dengan warna putih dan hijau. Di makam itu ada tertulis aksara batak. Dan juga tanda-tanda kerajaan yang berupa lambang bendera dan stempel. Awalnya saya tidak tahu yang mana makam Sisingamangaraja X dan mana yang ke XI. Karena di kedua makam itu tidak ada informasi yang jelas tertulis. Syukurnya sang penjaga ada dan memberikan informasi tentang kedua makam tersebut. “Yang di sana itu Makam Raja yang kesebelas, ini yang kesepuluh” sambil menunjuk pusara yang hanya berupa batu.
.
Ketika saya memastikan di mana makam Sisingamangaraja I hingga XI. Maka saya mendapat cerita bahwa kesembilan raja tersebut hilang secara gaib saat berganti kepemimpinan.
.
Menurut beberapa catatan, kedudukan Dinasti Sisingamangaraja mula-mula di sebuah huta yang bernama Lumbanpande, dekat pantai Danau Toba. Akibat serbuan Padri – Bonjol sekitar tahun 1820, tempat itu hancur dan ditinggalkan. Tak lama berselang, kira-kira tiga kilometer ke arah bukit dibangun lagi huta baru yang bernama Lumbanraja dan menjadi tempat baru bagi Dinasti Sisingamangara XI dan XII. Namun tahun 1883, Lumbanraja diserbu oleh Belanda hingga hancur. Hal ini memaksa Sisingamangaraja XII berpindah dan bergerilya ke arah Lintong, perbatasan Dairi.
Jadi, bangunan yang ada di Lumbaraja sekarang ini bukan lagi bangunan lama atau yang aslinya. Namun bangunan baru demi usaha untuk merekontruksi kembali kediaman Sisingamangaraja sebelumnya.
.
Maka dari beberapa bangunan berupa makam dan monumen. Terdapat juga empat rumah bolon (rumah khas batak) yang masih tampak baru di renovasi. Menurut sang juru kunci yang kebetulan kami jumpai. Beberapa rumah bolon itu boleh di tempati bagi yang berminat. Dan biasanya beberapa wisatawan ada yang berkeinginan untuk bermalam beberapa hari di rumah adat batak tersebut demi merasakan suasana di masa lalu.
.
Tak terasa hari sudah kian sore. Ditambah langit yang mendung, keadaanya jadi semakin temaram. Kami lalu berpamitan dengan sang penjaga seiring mulai menderasnya hujan.
.
Agak setengah berlari kami menuruni tangga. Pelan-pelan kendaraan yang di kemudikan Bang Manto mulai menembusi rintikan air. Sekejab saja, kami sudah dipeluk oleh suasana lembah yang sedang diberi berkah ini.

Meguerre Ryan Bakkaru IV

Saya datang sendiri dari arah Dolok Sanggul dengan kendaraan sepeda motor. Sementara itu, langit sore masih saja menggerimis. Saya menahan dingin karena sudah hampir lebih satu jam terguyur hujan sejak dari simpang Bandara Silangit. Pelan-pelan saya menarik gas karena jalanan yang basah dan becek di sana sini. Tak sampai beberapa menit, perjalanan mulai menurun dan gigi motor pun ikut diturunkan. Tanpa sadar rupanya tidak ada kendaraan lain di jalanan ini. Aroma kesunyian seketika menyelimuti. Saya menjadi was-was, beberapa pikiran negatif mulai berkecamuk melihat kondisi jalan yang kian rawan.
.
“Bagaimana kalau saya terjatuh ke jurang, apakah bakal ada yang melihat saya? Atau, kalau tiba-tiba tebing sebelah kanan ambruk dan saya terkurung?”
.
Dan banyak hal lainnya dalam pikiran saya.
.
Perlahan, jalanan yang dilalui terus menukik. Beberapa kelokan sudah dilewati. Namun tetap membuat saya tak nyaman. Rasanya ingin segera saja tancap gas dan melaju kencang meninggalkan tempat ini. Namun pikiran saya mencoba untuk menenangkan, agar lebih menguasai diri karena jalanan yang basah dan licin di depan. Tak lama, saya sampai pada tempat yang terbuka. Antara ingin melanjutkan perjalanan atau berhenti. Karena rasa penasaran, saya pun akhirnya memutuskan untuk menyandarkan sepeda motor di tepi jalan. Kebetulan hujan pun sudah mulai reda. Dan terlihatlah lembah nan indah dengan latar belakang Danau Toba.
.
Ya, itulah Bakara seperti yang pernah saya lihat sebelumnya melalui foto-foto. Rasa takjub dan kagum membuat saya bertanya bagaimana ada tempat seperti ini.
Dari sini, saya dapat melihat dua bukit berjajar yang mengapit Bakara hingga jatuh ke danau. Bukit-bukit yang botak itu tingginya bekisar 200 – 300 meter. Dengan hanya dirimbuni semak ilalang, beberapa pinus tumbuh jarang seperti tegakan pohon yang tumbuh sekenanya.
.
Dan ketika pandangan saya turun menyapu lembah, terlihatlah petakan-petakan sawah yang tertata di garisi oleh sungai dan jalan. Rumah-rumah dan gereja tampak seperti ornamen pengisi yang mempercantik lembah. Bahkan dua bukit yang menjorok itu tidak hanya sampai di ujung dataran, namun terus memanjang hingga melengkung seakan memeluk Bakara dari luasnya Danau Toba. Teluk yang kecil dan tenang itu menjadi satu kesatuan dari tanah Bakkara nan permai.
.
Saya tak jenak berdiri lama di tepi jalan dekat bibir jurang. Awan kelabu masih saja menggayut di langit. Sedangkan angin dingin yang diiringi kabut menyongsong perlahan kearah saya. Seandainya sore itu cerah, tentu saya bakal lebih berlama-lama lagi disana.
.
Setelah mengambil beberapat jepretan foto, kembali saya berkendaraan menuruni jalan hingga akhirnya menjumpai sebuah kedai tempat untuk memandang-mandang. Namun di bandingkan dari atas tempat saya tadi berdiri, di sini view-nya tidak terlalu luas. Karena pandangan menghadap ke arah bukit di seberang lembah. Namun begitu saya masih bisa menyaksikan Bakara dengan aliran sungai yang cukup lebar berwarna coklat dan berbuih.
.
Kelak saya jadi tahu bahwa sungai itu adalah Aek Silang yang merupakan urat nadi kehidupan yang mengairi banyak sawah  di Bakara.
Perjalanan kembali diteruskan hingga akhirnya berpapasan dengan Bang Manto (teman saya yang rumahnya  bakal  saya tinggali beberapa hari ini di Bakara). Kami tak bisa sama-sama ke Bakara karena Bang Manto mesti mengantar kakaknya ke Dolok Sanggul. Dan saya pun melanjutkan perjalanan hingga turun dan tiba di Bakara dekat sebuah pematang sawah.
.
Pada perjalanan kali ini, ada dua hal yang membuat saya tertarik mengunjungi Bakara. Pertama adalah tentang cerita Lembah Bakara yang sangat cantik bila di lihat dari pinggir jalan saat memasukinya dari Dolok sanggul. Yang kedua adalah keinginan untuk mengunjungi tempat tinggalnya Dinasti Sisingamangaraja, tempat lahirnya pahlawan nasional yang dikenal pantang menyerah itu, Sisingamangaraja XII.
Sekarang ini, Bakara terdiri dari enam desa yakni, Desa Si Unong-Unong Julu, Desa Simamora, Desa Sinambela, Desa Simangulampek, Marbun Toruan dan Marbun Dolok. Kesemua desa ini di tambah Desa Tipang yang berada di luar Lembah Bakara menjadi Kecamatan Bakti Raja (Bakara-Tipang-Hatuboan Niraja).
.
Awalnya nama Bakti Raja mengacu pada, Bakara, Tipang dan Janji Raja. Di mana ketiga nama tempat ini dilihat karena daerahnya yang berada di tepian Danau Toba. Namun Janji Raja memutuskan untuk bergabung dengan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir (Pulau Samosir). Sementara Bakara dan Tipang masuk dalam Kecamatan Muara, Kab. Tapanuli Utara. Tak lama, sekitar tahun 2001 Bakara dan Tipang membentuk kecamatan sendiri dan keluar dari Kecamatan Muara. Seiring pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara, Bakti Raja kini masuk  di dalam Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).
.
Setelah Bang Manto pulang dari Dolok Sanggul saya pun bermalam di rumahnya. Keesokannya kami mendatangi tempat yang bernama Tombak (hutan) Sulusulu. Tempat ini konon dulunya adalah tempat bermainnya Sisingamangaraja yang pertama. Disamping itu juga bisa dibilang dari sinilah awal mulanya  Sisingamangaraja hadir. .
Pemkab setempat sepertinya sedang mencoba mengeliatkan potensi wisata di Bakara. Jalan yang kesini sebelumnya bebatuan sekarang sudah di aspal. Kemudian di buat juga tangga yang akan masuk kedalam hutan dengan ditambah bangunan beratap untuk beristirahat.
.
Membayangkan Tombak Sulusulu janganlah seperti melihat hutan luas nan lebat. Tombak Sulusulu yang berada di Desa Marbun Dolok ini tak ubahnya bukit kecil di tengah Lembah Bakara. Bukit yang seperti onggokan tanah tinggi itu mencuat dengan pepohonan yang rimbun. Sementara itu disekelilingnya sudah terhampar sesawahan. Ketika memasuki Tombak Sulusulu maka akan terasa udara sejuk menyergap.
.
Kami yang datang siang, dimana matahari bersinar terik langsung merasa lega. Pepohonan tua yang berdiri rapat memang tampak dijaga hingga terkesan rimba. Kami pelan-pelan menuruni bebatuan yang banyak di rambati oleh akar pepohonan. Tak jauh jalan, kami sudah sampai di depan celah bebatuan. Ada ruang yang agak sempit mungkin cukup untuk satu atau dua orang duduk di situ. Sementara di depannya ada batu datar semacam meja untuk sesajian.
.
Ada sebagian masyarakat yang memang masih mempercayai hal-hal gaib di tempat ini. Mereka yang datang ada yang sekedar berziarah atau berdoa disini. Namun ironisnya saya melihat beberapa sampah plastik yang berserakan. Kalaulah ini tempat sakral, tentu haruslah sesuai dengan sikap yang menjaga dan menghormatinya, paling tidak menjaga kebersihan di tempat ini. Dan saya melihat Bang Manto sudah berinisiatif mengutipi sampah-sampah tersebut. Padahal beberapa tong sampah sudah di sediakan dekat tangga saat hendak masuk.
.
Setelah menikmati kesejukan Tombak Sulusulu kini giliran mendatangi Kompleks Istana Sisingamangaraja di Lumban Raja, Desa Simamora.  Lagi, sang langit berbaik hati menjatuhkan hujannya yang rintik-rintik. Sepertinya tempat ini sedang memasuki puncaknya musim hujan. “Hampir setiap sore dan malam hujan turun” tutur Bang Manto pada saya. Namun begitu, kami tetap saja melanjutkan perjalanan dengan sepeda motor yang hanya beberapa menit itu. Setibanya dilokasi, hujan rupanya tidak jadi menderas.
.
Disaat kami datang, suasana kompleks cukup sunyi. Keberadaannya yang dipinggir jalan tidak tampak mencolok. Kesannya seperti bangunan biasa saja.Tidak ada tanda-tanda khusus. Kalau tidak ada pamplet yang menjelaskan bahwa disini Kompleks Sisingamangaraja tentu harus sedikit usaha untuk mencari-carinya.
.
Dari tepian jalan yang baru saja diaspal, tertanam pagar putih sebagai pembatas. Tingginya tak lebih dari satu setengah meter. Yang pertama terlihat disini adalah monumen Siraja Oloan di balik pagar. Monumen yang berupa bangunan terbuka dengan atapnya berbentuk perahu terbalik khas rumah adat batak tampak menonjol di depan.
.
Kalau melihat silsilah yang ada pada monumen tersebut, Siraja Oloan mempunyai enam keturunan. Dimana salah satunya adalah Toga Sinambela. Menurut buku, Sinambela inilah akar dari keturunan dari Sisingamangaraja I sampai XII. Karena kesemua Sisingamangaraja itu bermarga Sinambela.
.
Tidak jauh dari monumen Siraja Oloan ada sebuah batu yang di kenal dengan nama batu Siungkap-ungkapon. Batu ini dimasa Sisingamangaraja sering di gunakan untuk upacara pengorbanan. Dimana beberapa hewan kurban di persembahkan di atas batu tersebut. Konon pula batu tersebut memiliki lubang yang dalam tanpa batas. Kini batu itu sudah tidak pernah lagi di gunakan dalam upacara.
.
Beranjak dari tempat tersebut, kami lalu menaiki tangga yang berada di sisi belakang monumen Siraja Oloan. Tidak jauh  akan tampak sebuah bangunan persegi yang tidak besar dengan nama Bale Pasogit. Bangunan ini di buat sebagai tempat bersemedi Sisingamangaraja sebelum melakukan upacara. Kami pun terus menaiki tangga hingga tiba di ujung tangga (semacam gapura) yang beratapkan ijuk khas rumah batak. Dimana tertulis “Selamat Datang di Makam Raja Sisingamangaraja”.

Seputih Kamis Putih..... Semerah Mie Goreng Raja

Kloningan Ke-43 : Apa yang Kau Cari!!???

Sayapku Masih Patah, Terbanglah Dulu
.
Oleh: Kelambu Malam
.
 | 28 March 2013 | 09:07 WIB
.
walaupun tertatih, berjalan dan berlarilah pujaan hatiku.
mungkin aku memang cintamu, tapi aku bukan masa depanmu, ayo kepakkan sayapmu untuk mendapatkan cinta yang lebih baik dari pada cintaku.
sementara, biarkan dulu aku disini, karena kakiku masih terluka dan sayapku masih patah..
biarkan aku disini untuk memulihkan luka ini..
dan jangan kuatir, aku akan terbang juga menyusulmu, tapi dengan jalan yang berbeda
karena kita sama sama berhak untuk bahagia
.
Ke-43 :
.
.
Hyter Eet
.
 | 28 March 2013 | 09:33:28
.
http://islamterbuktibenar.net

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=421814161188678&set=a.261749383861824.56051.261746267195469&type=1&theater

http://wildanhasan.blogspot.com/2012/04/fakta-majapahit-gajah-mada-dan-islam.html

http://cahyono-adi.blogspot.com/2012/02/bagaimana-iran-mengalahkan-al-amerika-2.html#.USRGxzd6Hsk

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152417021645258&set=a.10150225283385258.458245.10150117443820258&type=1&theater

http://nahimunkar.com/hati-hati-politik-ahok/

http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/03/14/mjmdt8-patuh-pada-as-uni-eropa-rugi-besar

http://id.berita.yahoo.com/sultan-sulu-kami-ingin-bergabung-dengan-indonesia-000000675.html

https://www.facebook.com/erikhasan/posts/507079702662123

http://international.okezone.com/read/2013/03/22/412/779733/khamenei-kami-akan-hancurkan-tel-aviv

http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/13/03/25/mk6sw6-tolak-tukar-kaus-dengan-israel-ronaldo-ini-bumi-palestina

Rhoma Irama Haters Udah Mati Ya...... Mas Broooh.......

Mending Pilih SBY daripada JK Apalagi Mega

Tak Putus Dirundung Galau, Tak Bergeming Dicerca JK Lovers

The 2nd American Revolution

Kapten Duke Hauser (Channing Tatum) dan timnya GI Joe ditetapkan sebagai pengkhianat. Mereka akan dibubarkan saat Presiden Amerika Serikat (Jonathan Pryce) memberi perintah agar mereka dihentikan, semua ini akibat pengaruh Cobra, mata-mata Zartan

Tim GI Joe bergabung dengan Joe Colton (Bruce Willis) untuk mengalahkan Zartan dan menyelamatkan dunia melalui operasi rahasia mereka, 'Revolusi Amerika Kedua'

34 Penjilat Pantat Penghuni Istana Bicara Tentang Pak Harto

VIVAnews - Presiden Soeharto dikenal sebagai sosok yang angker, karena pembawaannya yang pendiam. Banyak kalangan yang takut atau sungkan saat berhadapan dengan beliau.

Tapi, berbeda dengan Tarman Azzam, Wartawan Harian Terbit, yang menuliskan kisahnya saat melakukan peliputan di Istana Negara. Di dalam buku "34 Wartawan Istana Bicara Tentang Pak Harto", Tarman menceritakan pengalaman berkesannya.

Kisahnya pada akhir tahun 1977, pada waktu itu di Istana Negara digelar hidangan diversifikasi makanan sehat, khususnya penganan daging kelinci. 

"Saat itu Pak Harto mengambil tiga tusuk sate kelinci dan membawa piringnya ke kursi kosong. Di sana Pak Harto menikmati tusuk sate pertamanya," tulis Tarzam, dalam buku 34 Wartawan Istana Bicara Tentang Pak Harto.

Tarzam pun mendatangi Pak Harto sambil senyum dan menanyakan, "Apa satenya enak, pak?". Pak Harto pun menoleh, tangannya mengambil setusuk sate dan memberikan kepada Tarzam sambil berkata "Nih, coba sendiri,".

Tak pikir panjang, Tarzam langsung menerima pemberian setusuk sate dari Pak Harto, lalu mengunyah potongan pertama daging sate kelinci. Belum selesai dagingnya tertelan, Pak Harto balik bertanya, "Gimana, enak kan?" 

"Belum sempat saya merasakan nikmatnya sate itu, akhirnya langsung mengangguk dan berkata "iya pak, enak" kemudian tertawa. Tak disangka, Pak Harto juga tertawa dan ditimpali oleh undangan yang datang ke acara, terutama para wartawan," tulis Tarzam.

Kejadian ini ternyata terekam oleh kamera Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan disiarkan secara nasional ke seluruh Indonesia.

"Tak lama banyak teman dari berbagai daerah yang menelpon memberikan selamat kepada saya. Itu menjadi kenangan yang sangat indah dan tidak terlupakan," kenang Tarzam.

Ini mengubah kesannya terhadap Presiden era Orde Baru itu. Soeharto ternyata bukan sosok yang menyeramkan. Saat mood-nya sedang baik, ia juga bisa berkelakar dan mau bercanda dengan orang-orang di sekitarnya. (eh)

Jual Beli Bayi Hasil Hubungan Gelap dan Hubungan Pendek

MAJALENGKA - Jajaran Polres Majalengka, Jawa Barat, berhasil menggagalkan upaya penjualan bayi dan bocah 1,5 tahun yang dilakukan perempuan yang juga ibu kandung korban. Petugas juga mengamankan ibu dari pelaku karena ikut terlibat.

Ibu berinisial YA dan seorang perempuan lanjut usia, Te, kini ditahan di Mapolres Majalengka.

Ada dua anak yang dijual, yang pertama seorang bayi berusia tiga bulan dan bocah 1,5 tahun. Bayi dijual Rp1 juta dan bocah 1,5 tahun dihargai Rp3 juta.

YA mengaku terpaksa menjual anaknya karena alasan ekonomi. Selain itu, bayi yang dijualnya itu merupakan buah dari pemerkosaan yang dialaminya. YA mengaku menjadi korban pemerkosaan ayah tirinya.

Akibat perbuatannya itu, YA dan Te terancam dijerat dengan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perdagangan Orang dengan ancaman hukuman penjara lima sampai 15 tahun.
(Moh. Zeni Johadi/Sindo TV) (ton)

Polisi dan Ratusan Penjudi

Simalungun - Penganiayaan yang dilakukan warga terhadap Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Siahaan hingga berujung kematian korban, karena massa minta pelaku judi dilepaskan. Kendati permintaan itu dituruti, tetapi massa tetap melakukan pengeroyokan.

Salah seorang personel Polsek Dolok Pardamean yang selamat dari pengeroyokan warga, Brigadir Leo Sidauruk menyatakan, mereka berempat datang ke lokasi sekitar pukul 20.00 WIB, Rabu (27/3/2013), yakni kapolsek dan ketiga anggotanya. Mereka menggunakan mobil Toyota Kijang nomor polisi BK 1074 FN.

Setelah pengecekan situasi, mereka kemudian menangkap seorang pelaku judi toto gelap yang berada di Dusun Merek Raja Huta, Desa Butu Bayu Panei Raja, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut). Ternyata warga yang lain merasa keberatan dengan penangkapan itu.

“Karena situasi, tersangka kemudian dilepas, namun warga tidak puas,” kata Sidauruk di lokasi kejadian.

Rombongan polisi ini kemudian meninggalkan lokasi dengan mengendarai mobil. Namun saat tiba di jalan masuk ke desa, mobil dihadang. Warga meletakkan gerobak sebagai halang-rintang.

Andar sempat berbincang dengan warga yang melakukan penghadangan. Namun saat bersamaan, tiba-tiba datang ratusan warga yang lain ke lokasi. Korban sempat diajak anggotanya untuk menyingkir karena situasi mulai tidak kondusif, namun korban enggan karena khawatir dengan mobil.

Ternyata massa yang datang itu, melakukan penganiayaan hingga korban tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan. Massa juga merusak mobil Kijang yang semula membawa para polisi tersebut.