Sunday, March 3, 2013

77 Halaman dari Oneng untuk Anas

VIVAnews - Tim pemenangan Rieke - Teten (Paten) dipastikan akan melaporkan ke Mahkamah Konstitusi terkait kecurangan selama Pemilihan Gubernur Jawa Barat yang dilakukan oleh tim Ahmad Heryawan
 - Deddy Mizwar. Pasangan Paten memiliki 77 halaman bukti kecurangan tersebut.

Sekretaris tim pemenangan, yang juga ketua tim advokasi Paten, Abdy Yuhana mengatakan, bahwa kecurangan yang dilakukan pasangan nomor 4 tersebut berupa kecurangan secara sistematis, terorganisir, dan masif.

"Kami akan melaporkan tiga kecurangan yang kami sinyalir dilakukan oleh pasangan nomor 4 yang merupakan incumbent," ungkap Abdy Yuhana, saat ditemui di DPD PDI Perjuangan, Minggu 3 Maret 2013.

Abdy memaparkan, kecurangan yang dilakukan pasangan nomor urut 4 tersebut berupa bantuan sosial dari dana APBD pada setiap kelurahan.

"Bayangkan dana bagi bantuan desa tersebut, nilainya meningkat hingga 1.000 persen, dari tahun 2012 yang hanya sebesar 249 miliiar, menjadi 4,8 trilliun di tahun 2013," ujar Abdy.

"Dan, dana ini diberikan kepada kepala desa se-Jabar saat hari tenang tanggal 22-23 Februari 2013 lalu," tandasnya.

Selain adanya bantuan dana desa, kami juga akan melaporkan kecurangan secara masif, yakni terjadinya pengurangan suara pasangan kami di kantong suara, sehingga membuat suara pasangan Aher - Deddy meningkat.

"Kami menduga adanya penggelembungan suara bagi pasangan nomor urut empat di beberapa daerah. Seperti tidak berhaknya para buruh di Karawang, Bekasi dan Depok untuk memilih ketika Pilgub, dengan alasan masuk kerja sesuai shift-nya, sehingga tak bisa mencoblos saat tanggal 24 Februari lalu," terang Abdy.

Lebih lanjut, dia mengatakan, ada 77 halaman laporan kecurangan dari 26 kabupaten dan kota di Jabar sudah disusun dengan rapih, dan akan dikirimkan tiga hari setelah penetapan rekapitulasi hasil akhir hari ini.

"Insya Allah, hari Kamis nanti, laporan ini akan sampai ke MK," kata Abdy. (sj)

Jupe Kukejar, Emak-Emak Kudapat

Beda Penulis Pintar dan penulis keminter bagi saya sangat simple untuk membedakannya.
Penulis Pintar bagi Saya,adalah walau tulisannya terkesan sederhana tapi mudah dipahami dan bemanfaat bagi orang banyak,selalu ada saja Hikmah di balik tulisan tersebut.
Kalaupun tidak ada hikmah di balik tulisan tersebut,setidaknya ada Informasi yang bermanfaat bagi yang membacanya.
Jikapun di tulis dengan bahasa yang Ilmiah tapi masih enak juga di baca dan asik untuk di ikuti bagi pembaca yang merasa kurang berilmu.
Dan satu lagi walau tulisannya bagus dan bermanfaat bagi orang banyak,tapi tidak seperti mengangkat bakulnya sendiri,alias menyanjung tulisannya sendiri.
Serta Ide tulisannya selalu  orisinil dan tidak hasil dari mem-bebek alias menulis artikel ulang atau sejenis yang sudah dimuat di media lain.
Sementara bagi Penulis Keminter,kebalikannya..walau tulisannya sudah mencapai puluhan maupun ratusan artikel tapi di balik semua itu tidak ada Nilai-Nilai apapun yang bisa di ambil Hikmahnya,miskin Ilmu,miskin Ide dan artikelnya bukan berupa  informasi hal-hal  baru  dll.
Jadi hanya buang-buang waktu saja menulis artikel seperti itu,sudah begitu walau banyak di baca itu juga karena ada faktor perkonco-an misal saja  sbb:
-Para Pembaca- setianya pada awalnya adalah Konco-nya Dhewek alias teman sendiri,walau belum baca artiklenya sudah langsung Vote,menarik…bermanfaat….,aktual…. dll.
Intinya asal Vote saja dan ujung-ujungnya agar tulisan tersebut tampil di kolom Teraktual,Terinspiratif dan ter-ter-ter lainnya.
Makanya kemudian,muncul di kolom Ter-Teran tersebut,setelah pancingan itu di dapat,banyak pembaca yang terjebak ikut-ikutan membaca tulisan bergenre Ha-Ha-Hi yang tidak jelas juntrungnya ini.
Iya kalau artikel tersebut hanya sekali dua kali,kalau isinya sebagian besar adalah tulisan jenis ini??Hmm..bagi saya sih..Wasallamah..Eman-eman Mripat-ku,capai-capai mantengin Monitor cuma membaca hal-hal yang tidak bermanfaat.
Sudah tahu tulisannya cuma model begitu dan tidak ada nilai lebih apapun,tapi masih ke-pede-an merasa tulisannya penting dan merasa kepake atau diperlukan.
Padahal setelah di runut di kolom komentar artikel terkait,isi komentarnya tidak jauh dari hanya komen Ce-wak-wak-wak-kan saja, yang tidak jelas juntrungnya dan dilakukan sepanjang waktu Misal komentar sbb:
-Petromaxxxx dapat cenil…
-Petromikkkk dapat  cenol…
-Metromini
-Sempraxxxx..berlednir warna ijo.
-Semprox
-Ha-ha-hi-hi
-Titip kolor Ijo…
-Titip Lendir…
-Titip..ini….
-Titip itu…Dan titip lainnya.
Yang parah lagi kalau ada yang Titip Dosa…Beuuuh..ini sih termasuk jenis Penulis Kemlinthi..dimana-mana cuma ngajak ribut dan cari perkara saja.
Sudah ya segitu saja tidak usah banyak-banyak..!
Mudah-mudahan sih tidak ada yang merasa seperti yang saya sebutkan di atas..!

Jemaat GKI Yasmin Ditegur Tuhan

JAKARTA- Bus Kopaja 88 bernomor polisi B 7906 NP terguling di depan Istana Negara, Minggu (3/3/2013). Bus ini semula akan membawa jemaat GKI Yasmin & HKBP FIladelfia untuk mengadakan kebaktian.

Informasi yang dihimpun, bus Kopaja itu terbalik pukul 12.30 WIB ketika hendak naik ke trotoar yang ada seberang Istana. Namun, bus itu mendadak oleng hingga akhirnya terguling.

Akibat kecelakaan itu sopir bus harus dilarikan ke Rumah Saki Tarakan, Jakarta Pusat. Penumpang bus pun ada yang mengalami patah tulang, namun belum diketahui persis berapa jumlah korban dalam insiden itu.

Reni, Juru Bicara kebaktian GKI Yasmin & HKBP FIladelfia mengatakan bus kopaja ini membawa jemaat dari Sekolah Tinggi Teologia Setia. Para jemaat datang dengan mengunakan empat bus Kopaja. "Sekarang mereka lagi kebaktian," ujar Reni.

Anonymous Writter

Ada yang masih ingat dengan istilah surat kaleng? Kira-kira dimana letak beda antara surat kaleng dengan artikel yang ditulis oleh penulis anonim?
Secara umum, penulis surat kaleng biasanya mengirim surat untuk dibaca dan tanpa perlu diperdebatkan, diuji kelayakannya dan dipertaruhkan kebenarannya. Isinya pun cenderung berupa ancaman dan serapah. Sementara penulis anonim, sebagaiamana penulis-penulis di Kompasiana ini jauh berbeda dengan penulis surat kaleng, sebab penulis anonim masih mau memperdebatkan, membincangkan kebenaran isi artikelnya dengan fakta dan data-data.
Karena itu, saya masih menghormati dan menjunjung tinggi anonimitas beserta artikelnya yang datang dari siapapun dan manapun tanpa peduli apakah dia masih bocah DeGil atau kakek-kakek pikun, saya juga tak peduli anonim itu datang dari jebolan mana berasal. Tetapi tidak untuk penulis surat kaleng dan isinya.
Jadi, jika terdapat penulis anonim yang tidak bersedia menujukkan identitas dan jati dirinya seperti di Kompasiana ini, itu sama sekali bukan menjadi alasan untuk mempermasalahkan keberadaan dan eksistensinya.
Soal baik-buruk, benar-salah anonimitas itu bukan konsensus publik, bukan pula norma-norma seperti kesepakatan di dunia nyata yang justru terasa “membatasi” ruang gerak ekspresi, yang sering menimbulkan konflik antara imajinasi privat dengan konsensus norma di ruang publik. Sebegitu terasa mengikat dan sangat membatasi gerak.
Ruang maya seperti Kompasiana ini memberikan dunia baru yang memberikan ruang, peluang dan gerak lebih bebas untuk aktualisasi diri dan unjuk diri, dimana si pelaku juga bisa membangun identitas sesuai dengan keinginan dirinya tanpa harus merasa terikat dengan norma-norma dunia nyata.
Misalnya dengan memilih nickname @Rosiy ketimbang @Abah Wik, atau @ Iman Prasetyo, tentu ada makna dan pesan yang ingin disampaikan, kecuali nickname itu memang benar-benar diseting  menjadi destroyer.
Karena itulah imajinasi dan kreasi di dunia maya, kadangkala berupa hasil pemikiran liar dalam bernalar dan karenanya kadang menusuk-nusuk dan merobek-robek, tak terbayang sama sekali oleh yang lain, dan itulah nikmatnya anonimitas. Makanya, semesta The Matrix itu sangat-sangat mungkin terjadi di dunia nyata. Percayalah!
Jadi, nikmatilah dunia khayalan ini. Anda sah dan bebas berkhayal jadi khalifah, wahabi, pesinden, kritikus, apa saja bahkan setan sekalipun.
Terkait isi artikel, sebuah artikel tidak semestinya senantiasa ditafsirkan sebagai upaya menumbangkan kemapanan status quo hanya lantaran yang menulis adalah anti khilafah atau anti wahabi, misalnya. Isi artikel adalah artikel itu sendiri dan dia punya makna dan karakter sendiri, selama dikuatkan dengan fakta dan argumentasi valid.
Sangat gegabah bila kemudian menilai penulis anonim dan imut-imut, belum cukup umur dengan mereaksi berlebihan terhadap sanggahan dalam komentar dengan dalil meraba-raba. Sebab penulis juga berhak membela diri dan idenya dan Anda cukup memberikan counter balik. Karena fakta adalah sesuatu yang falsifiable, masih bisa didebat dan diruntuhkan. Tapi mengakui validitas kebenaran tidaklah serta merta berarti mengkhianati ideologi dan prinsip yang dianut, walaupun haya dari mulut bocah yang masih dianggap tolol dan DeGil.
Ini adalah salah satu metode teknis dalam interpretasi memahami teks, dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan anonim dan anonimitas.
Penulis ketika membangun citra lewat anonimitas bukan hanya ingin menyampaikan teks secara literal sebagai artikel tanpa ruh, tetapi lebih luas dari itu, yakni sebagai sinyal yang ia kirim pada audiens secara imbal balik. Karena itu, teks yang ia sampaikan kadang terasa menusuk-nusuk kemapanann,  tapi, bukankah ide lebih penting dari orangnya?. Savor your freedom![]

Nulis dan Posting Artikel di Blog via Ponsel Android

Nulis dan Posting Artikel di Blog via Ponsel Android
.
terus terang, kerja aku itu banyak duduknya. masukin data sebentaran juga udah kelar. selebihnya bengong. main game. surfing. melonjor. atau kalo lagi ada bang ide lewat, langsung aku catet di ponsel. hari gini ngga perlu bawa-bawa notes dan pulpen buat menangkap ide yang kadung melintas.
.
saat tugas luar atau nemenin ibu boss, semisal antri di puskesmas yang tiap hari pengunjungnya mbludak, pasti dapet nomor antrian ke seratus sekian. dan waktu nunggunya bisa satu dua jam lebih.
.
sambil nunggu, aku buka ponsel android sejuta umat dan mulailah aku mencatat apa aja yang terlintas di kepala. aku sudah install satu apps pengolah kata yang mirip MS Word, malah bisa buka file Powerpoint yang aku copy dari PC ke SD card loh.
.
sebelum berangkat tadi, SD card aku copot dari ponsel, gak perlu matiin ponselnya dulu nih, bisa langsung dicopot sesudah di unmount yaitu masuk ke Setting > SD card > unmount. dengan begitu SD card tidak crash saat dicopot.
.
SD card aku masukkan ke card reader yang imut khusus untuk SD card. card reader aku colokin ke PC dan copy beberapa file yang ingin aku edit, ada file Word, Excel dan Powerpoint, 3 file Ai CS6 aku copy juga, soale mo' diemail. setelah tercopy, SD card aku eject dari PC lalu aku pasang lagi ke ponsel. gampang dan ngga ribet. dicopy langsung via kabel data juga sangat bisa pake banget sih. SD card kadang aku copot dengan satu alasan remeh, ada gambar porno dan video bokepnya nih (ups..... keceplosan).
.
file yang tadi aku copy kini aman di SD card dalam ponsel dan aku kini lagi asyik corat coret tentang suasana di puskesmas. setelah kelar aku simpan di SD card pada folder yang telah aku siapkan. satu artikel siap diluncurkan.
.
dengan menulis dulu di apps, aku tak perlu takut data hilang jika langsung nulis di blog. bisa offline dulu.
.
file yang sudah jadi dan masih terbuka kini akan aku copy isinya ke blog, caranya juga gampang. cukup tekan lama di salah satu kata dan akan muncul windows pilihan : select, select all.  aku pilih select all.
.
akan muncul windows pilihan : copy, cut, paste. aku pilih copy.
.
sudah itu aku save dan close.
.
sekarang aku buka blognya. aku ada install apps Blogger, Wordpress dan bookmarks beberapa blog di situs terkenal. kupilih satu blog.
.
setelah terbuka, aku tab pilihan write. jendela tempat posting pun terbuka. aku tekan lama di cursor kiri atas, lalu muncul pilihan : paste. dan coretan aku di apps pengolah kata kini sudah tersemat di blog-blogan punyaku.
.
setelah insert beberapa gambar pendukung akhirnya aku klik publish. dua menit kemudian artikelku sudah nangkring di blog amatir punyaku.
.
oh ya, mumpung inget. tadi nenek-nenek di sebelahku nanya, apps buat corat coret punyaku apa yah namanya? aku jawab Kingsoft Office, gratis unduh di playstore. di apps ini cara ngetiknya gampang dan fiturnya cukup lengkap untuk sekadar corat coret doang. hasilnya bisa rapi. bisa rata kiri, kanan, justify. cetak tebal, italic, garis bawah, style buat numbering etc etc.
.
terus nenek itu jawab.
.
"lah... kalo itu aye juga udah install, tong..... neeech....."
.
si nenek nyodorin Tab II.
.
doi blogger juga cing.
.
.
#ngeblogviaandroid

Saya menulis karena KEPO

saya menulis karena KEPO
.
Tulisan hari ini telat. Biasanya pagi-pagi sudah ada satu. Hari ini, hampir tengah hari baru muncul tulisan. Tidak apa-apa. Namanya menulis karena suka.
Seorang sahabat bertanya pada saya melalui komentar tulisan saya kemarin. Katanya, kenapa jadi suka menulis? Wah ini pertanyaan sulit bagi saya. Sulit tuk dijawab. Kalau dicari-cari jawabannya mungkin bisa. Tetapi ini pertanyaan serius. Jadi, jawabannya juga harus serius.
Mengapa saya suka menulis? Kalau ditebak, karena hobi, ya. Tetapi menilik sejarahnya saya tidak hobi menulis. Waktu SMA memilih jurusan IPA yang banyak bergulat dengan angka, justru ingin menghindar dari jurusan BAHASA yang bergulat dengan kata.
Saya paling benci menulis waktu itu. Sekarang saya malah benar-benar cinta menulis. Tugas majalah dinding pun tidak pernah saya buat. Saya tidak pandai menulis. Tidak hobi juga. Karena kalau hobi, pasti saya berusaha melewati rintangan menulis.
Sekarang saya mau jawab jujur. Saya suka menulis karena saya menemukan kegembiraan dalam menulis. Gembira karena tulisan saya dibaca. Gembira karena saya bisa mengungkapkan perasaan saya. Gembira karena pembaca merasa tersentuh. Gembira karena tulisan saya dihargai.
Masih banyak kegembiraan lainnya. Rasa gembira inilah yang membuat saya suka menulis. Entah mengapa, saya selalu ingin menulis setiap hari. Bahkan, saya mencoba membuat target. Bulan kemarin, saya menulis hampir setiap hari. Selalu ada topik untuk ditulis.
Jadi, saya suka menulis karena saya menemukan kegembiraan dalam menulis. Itu saja jawaban saya saat ini. Mungkin esok lusa ada jawaban tambahan. Mungkin juga hanya itu.
Untuk sahabat saya ini, terima kasih untuk pertanyaannya. Membuat saya berpikir, mengapa yahhh saya suka menulis.

Endonesah Negeri yang Loetjoe

Negeri ini lucu sekali
Terutama para politisi
.
Sikut sana sikut sini
Untuk rebutkan kursi
.
Sementara kami yang tak mengerti
Cuma bisa nonton di tivi
Sambil pikirkan esok hari
.
Masih bisakah menikmati nasi
Sementara di birokrasi
Lebih mementingkan kaum yang tinggi
Yang rendah tiada peduli
.
Bak daki dan kotoran gigi
.
Ah lucu sekali
Terkadang aku merasa geli
.
Si lugu masuk bui
Si tamak menari-nari
.
Lucunya negeriku ini
.
Ya, sekarang ini
Katanya semua atas nama hati
.
Eh, gak taunya untuk kepentingan perut dan di bawah perut ini
.
Hi hi hi hi hi
.
Malang nian Ibu Pertiwi
.
Sang Yudistira susah di cari
Yang ada hanya Sengkuni
.
.

Oneng Akhirnya Oneng si Banteng Mabok

Si Oneng, Sudah Oon Ngeyel Pula
.
Oleh: Kanedi
.
 | 03 March 2013 | 10:34 WIB
.
Hanya orang yang benar-benar pandir saja yang akan percaya bahwa karakter yang diperankan seorang aktris dalam cerita film atau sinetron itu sama dengan karakter asli si aktris dalam kehidupan sehari-hari.
Hal itu tentu berlaku juga buat rakyat Jawa Barat. Meski mereka lebih akrab dengan nama Oneng dalam sinetron Bajaj Bajuri, ketimbang nama asli si pemerannya, Rieke Dyah Pitaloka,  tentu mereka tidak akan percaya bahwa karakter asli Rieke sama dengan si Oneng.
Jadi, kalaulah mayoritas (> 70%) pemilih di Jabar tidak mempercayakan pilihannya pada pasangan  Rieke Dyah-Teten Masduki dalam Pilkada Jabar yang baru lalu (24/2/2013) tentu bukan karena mereka terpengaruh stereotype  “oon” si Oneng dalam menilai kompetensi Rieke sebagai calon gubernur.
Akan tetapi, melihat sikap Rieke dan kubu pengusungnya yang terkesan tidak menerima “kekalahan-sementaranya” dalam pilgub Jabar itu,  hanya karena keyakinan sepihak, mau tidak mau stereotype oon—meski  hanya kiasan—pantas  dialamatkan pada Rieke.
Hitung cepat tidak sama dengan survey
Memang betul bahwa hasil hitungan cepat bukanlah hasil final-legal dalam proses (politik) pemilu. Tetapi hasil hitung cepat tidak bisa disamakan lagi dengan hasil survey.
Hasil survey bisa saja keliru, sebab survey didasarkan pada pandangan/persepsi/selera/rencana/niat responden (calon pemilih) terhadap para calon. Masalahnya, responden survey itu sendiri belum tentu menggunakan hak pilihnya, bisa karena sengaja golput, kesibukan, berpergian, sakit dan sebagainya.
Hal lain yang bisa mengubah hasil survey  adalah sikap manusia (responden) yang bisa berubah, perubahan sikap itu bisa terjadi hanya dalam hitungan detik.
Sebaliknya hitung cepat, meski secara metodologi sama dengan survey  (sampling methods), tetapi target hitung cepat adalah sesuatu yang sudah terjadi, pasti dan firm. Jika sample yang dipilih (strata, cluster, dan size-nya)  benar-benar representative maka akurasi hasil hitung cepat sangat-sangat tinggi.
Dalam pilkada Jabar ini  hitung cepat dilakukan oleh banyak lembaga survey dengan hasil yang seragam. Jadi, hasil hitung cepat pilkada Jabar yang menempatkan  pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar sebagai pemenang sangat bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Jadi, sikap ngotot  kubu Rieke-Teten yang masih percaya bahwa mereka masih berpeluang menang ditengah keseragaman hasil hitung cepat mayoritas lembaga survey adalah sebuah kebodohan. Kebodohan  khas si Oneng yang memang oon.
Sikap seperti itu alih-alih menuai simpati, boleh jadi kontra produktif bagi dirinya sendiri, kolega, dan partai tempatnya bernaung, khususnya di Jawa Jarat.  Semoga saja calon-calon kepala daerah yang diusung PDIP, seperti Effendi Simbolon yang kini sedang bertarung meraih kursi Sumut-1,  tidak terkena imbas negatif sikap naïf Rieke dan pendukungnya itu.

Jokowi Jadi Kacung Mega Aja Deh

Medan - Fenomena ketenaran Jokowi rupanya terpancar hingga ke pulau Sumatera. Hari kedua di Medan, Minggu (3/3/2013), dia mendatangi konsentrasi massa, dimulai dari tempat senam pagi, hingga ke tempat kuliner di Ibu Kota Sumatera Utara. Warga pun menyerbunya dengan antusias.

Sekitar Pukul 06.00 WIB , Jokowi sudah ke Lapangan Makesdam I/BB di Jalan Abdul Manaf Lubis. Bersama calon Wakil Gubernur Sumut Jumiran Abdi ikut senam bersama warga. Tak sampai satu jam, Jokowi digeser timnya untuk ikut senam di Stadion Teladan, Jalan Stadion.

Di kedua tempat ini, seperti biasa ratusan warga mengerumuni. Bersalaman dan mengajak berfoto. Keriuhan yang memang dimaksudkan untuk begitu. Warga pun bersemangat memanggil Gubernur DKI Jakarta.

"Pak, Jokowi.. Pak Jokowi..!!!" ujar para warga yang didominasi ibu-ibu.

Seterusnya Jokowi sarapan lontong di Jalan Dokter Mansyur. Dari sini dia lalu mengunjungi pasar di Jalan Setia Budi. Bertanya-tanya kepada pedagang. Aksi blusukan model yang sama juga dilakukan di Pasar Simpang Limun, Jalan Sisingamangaraja.

Jokowi berada di Medan sejak, Sabtu (2/3/2013). Kedatangannya dimaksudkan untuk mendongkrak pasangan yang diusung PDI Perjuangan dalam Pilgub Sumut 7 Maret mendatang. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sejak kemarin juga berada di Medan. Bagi Mega, ini adalah kedatangannya yang ketiga untuk mendongkrak popularitas calon yang mereka usung.

BB Z10 Hanya 1.490.000

CNN Money menampilkan laporan yang memperkirakan total biaya komponen untuk satu unit BlackBerry Z10.
.
Proses teardown untuk perangkat terbaru BlackBerry itu dilaksanakan oleh UBM TechInsights untuk mengetahui harga dari masing-masing komponen, mulai dari layar display, prosesor, kamera, memori internal, baterai, serta masih banyak lagi.
.
Seperti dilansir SlashGear, CNN Money merinci biaya komponen dari BlackBerry Z10 yakni sebagai berikut:
.
layar display 4,2 inci: US$26,50,
.
prosesor dual-core dari Qualcomm: US$23,50,
.
kamera 8MP + 2MP: US$15,
.
memori internal 16GB: US$9,
.
baterai, chip modem dan RAM: US$21,
.
casing serta sejumlah komponen elektronik lain: US$59.
.
Sehingga total biayanya mencapai US$154 atau jika dikonversikan ke mata uang kita hanya sebesar Rp1,49 juta.
.
Tambah ongkir
.
Pajak
.
Iklan
.
Bea impor
.
Distribusi
.
Fee
.
Harga jual :
.
.
8,5 juta.