Tuesday, August 25, 2015

ternyata Tuhan beragama ISLAM

.
Tuhan berasal dari Banyuwangi.
.
Dia tinggal di Desa Kluncing, Licin, Dusun Krajaan, Banyuwangi.
.
Laki-laki kelahiran 30 Juni 1973 itu menetap bersama seorang istri, Husnul Hotimah dan dua putrinya, Novita Sari (21) dan Dewi Lestari (11).
.
Dia tinggal di rumah sederhana bercat kuning.
.
Tuhan akrab disapa Tohan.
.
Banyak juga yang memanggilnya Pak To atau Pak Han.
.
Ketika disinggung tentang namanya, Tuhan yang merupakan bungsu dari 7 bersaudara ini terlahir dari pasangan Jumhar dan Dawijah.
.
Semasa orang tuanya masih hidup, ia juga tidak pernah diberi penjelasan terkait pemberian nama yang tak lazim tersebut.
.
Begitupun juga dengan 6 saudara lainnya yang tak pernah memberi penjelasan makna khusus tentang nama itu.
.
"Ya nggak pernah nanya juga masalah itu (pemberian nama) ke orang tua saya.
.
Orangtua juga nggak pernah cerita kenapa dikasih nama Tuhan," ujar Tuhan sambil senyum kecil ketika ditemui detikcom di rumahnya, Jumat (21/8/2015).

PRABOWO & PKS BIANG KEROK ANJLOGNYA NILAI RUPIAH KAH ?!

Prabowo di Balik Hancurnya Rupiah oleh Dollar

25 Agustus 2015 11:04:54
Dibaca : 368

Rendahnya tingkat kepercayaan pasar terhadap pasangan Prabowo-Hatta diperkirakan membuat banyak investor meninggalkan pasar, sehingga tingkat beli dolar akan tinggi. Kurs bisa menembus Rp 12.500 per dolar Amerika. “Dalam kondisi itu, Bank Indonesia harus melakukan intervensi, sebab berpotensi jatuh hingga Rp 13 ribu per dolar AS,” kata Kiswoyo Adi Joe ketika dihubungi Tempo, Ahad malam, 6 Juli 2014.

Juga beberapa waktu sebelum kampenye Pilpres 2014 berlangsung, Lana Soelistianingsih Kepala Ekonom Samuel Aset Manajemen menyatakan, jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terpilih menjadi Presiden RI, maka nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS akan menguat signifikan. Dia memperkirakan penguatan akan sangat tajam bahkan bisa mencapai level Rp 10 ribu per dolar AS

******

Terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga menyentuh Rp 13.800 saat ini menjadi bukti bahwa prediksi para ekonom di masa kampanye Pilres 2014 layak di apresiasi. Akurasi yang ciamik dari analisa yang diberikan kepada situasi saat pilpres kemaren sesuai dengan realita hari ini. Tidak terbukti analisis mereka tersebut memiliki vested interest.

Prabowo memang perlu disalahkan atas segala hal ini. Dollar yang terindikasi akan melesat pada kisaran Rp. 15,000 pada minggu ini disinyalir memang diakibatkan oleh pencalonan konyol Letjen Prabowo sehingga para Taipan pada ngamuk dan saweran gila-gilaan kepada kongsi Makasar dan pria blasteran Cina. Timses yang gape dan berdarah dingin melaunched jutaan post dan twitwar di dunia maya. Nyaris semua sosmed dikuasai sepenuhnya oleh kongsi 'sakit' ini. Prabowo betul-betul hancur mukanya di sosmed. Entah sebagai penjahat HAM atas kasus Trisakti atau memiliki cacat moral dan tidak patut disejajarkan dengan Kepala BIN sekarang yang mutlak terlibat pada kasus Kudatuli.

Kasus 1998 yang identik dengan tumbangnya rejim Soeharto yang dianggap sebagai biang keladi kegagalan Indonesia adalah ketika rupiah terpuruk sedemikian rupa akibat sebagian dari pedagang valas (George Soros) dan harga BBM yang juga terpaksa naik yang membuat reaksi publik semakin liar.

Fragmen yang terjadi pada lengser Pak Harto sepertinya di remake oleh Rejim Jokowi, meskipun baru setahun kurang masa pemerintahannya, Indonesia seakan de javu dengan kondisi terkini. Dollar yang kian perkasa dan harga dari nyaris semua komoditas yang membumbung mengakibatkan simpati publik kepada Jokowi - JK semakin memudar. Reshuffle kabinet Kerja (katanya) belum menunjukkan hasil yang signifikan. Pendekatan-pendekatan simbolis yang pada waktu kampanye ternyata tidak berlangsung mulus.

Pelantikan Rizal Ramli adalah sebuah gaya standar Jokowi untuk memberikan kesan adanya upaya pemerintahannya melakukan segala hal agar perekonomian membaik. Konyolnya para pengamat mulai tidak sependapat. Terutama pengamat-pengamat dalam sisi politis. Dan Kiswoyo dan Lana yang lancang waktu kampanye dulu belum memberikan advis atau analisa kadal bengkongnya. Seharusnya mereka membuat pengakuan dosa di publik dan memasang muka sedih.

Memang betul juga sih di jaman Jokowi semua menjadi terkendali dan turun, seperti BBM bisa dikendalikan (kadang naik dan kadang turun), semua harga kebutuhan turun (yang dulu dengan duit 70 ribu dapat daging sekilo sekarang dapat diturunkan menjadi setengah kilo). Sukses ini memang patut disyukuri rakyat kebanyakan.

Penulis sendiri masih kikuk dan malu-malu mengakui bahwa konsep Nawacita dan Berdikari adalah sebuah konsep kenegaraan yang sangat brilyan dari seorang Jokowi dan kakek Kalla. Konsep yang ciamik dan membuat dada bergemuruh sewaktu debat terbuka tersebut memberikan kesan yang narkotis sekali. Betul-betul terlahir dari seorang yang merenung dibawah pohon jambu monyet dan bukan pohon Sukun.

Dollar yang menguat memberikan kesan kemandirian bangsa tengah kita rengkuh. Kita bisa membeli cabai seharga 70 ribu perkilo yang dulu tidak pernah kita bayangkan bukan? Mana pernah kita berfikir dalam waktu yang singkat ini (sepuluh bulan) rakyat telah berhasil melewati ujian yang sempurna berupa harga-harga mahal dan kita masih mampu membelinya.

Patut kita syukuri bukan Prabowo yang jadi presiden. Kalo bocah itu yang jadi presiden yang terjadi para investor dari Tiongkok tidak akan berani masuk ke Indonesia dan warteg tidak bisa jualan capcay atau rica-rica anjing ke TKA yang berdoyong-doyong telah masuk ke Indonesia. Muka mereka yang imut-imut dan innocent telah mematrikan kehebatan Indonesia di seantero dunia.

Prabowo hanya membawa kepedihan dan kemiskinan. Jenderal ini tidak memiliki visi dan misi yang membuat kita bisa membusungkan dada. Kita, rakyat Indonesia hanya akan malu hati dengan realita yang mungkin hadir sewaktu dirinya jadi presiden. Misalnya realita kita akan menolak bantuan utang dan menyangka rakyat tidak mampu membayar pajak. Apalagi menghapuskan pajak barang-barang mewah dan mahal sehingga rakyat yang sudah mapan bisa membeli tanpa ada keharusan membayarkan pajaknya. Mungkin beberapa kartu (KTP, KIS, KIP dan kartu-kartu lainnya) yang ada di dompet bisa menambah daya gedor masyarakat untuk mendapatkan barang incerannya.

Ah, Indonesia engkau semakin Jaya sekarang!

bakkaru gate

8 menit di stasiun pasar minggu