Sunday, May 19, 2019

Yayan Ruhian & Cecep Arif Rahman dalam JOHN WICK 4

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
Apa yang menarik dalam film ini? Bagi saya, pertama-tama adalah adanya dua orang Indonesia yang menjadi aktor dalam film ini: Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman. Saya tidak terlalu kenal dengan mereka sebenarnya, tapi begitu tahu ada dua orang Indonesia ini dari teman yang kebetulan sudah menonton maka keinginan saya untuk menonton film ini semakin kuat. Nah, di dalam film ini, kedua teman kita dari Indonesia ini tidak dibunuh seperti para assasin yang lain yang berusaha membunuhnya. Ada dua asumsi dalam hal ini. Satu, akan ada lagi John Wick Chapter 4. Kedua, mengenai perekrutan orang Indonesia ini, selain karena kompetensi mereka dalam dunia akting dan memiliki ilmu bela diri, tapi juga, saya kira, para pembuat film ini telah menghitung pangsa pasar Indoensia yang sangat menguntungkan. Kedua, istilah parabellum diambil dari kutipan militer Romawi abad ke-4 "Si vis pacem, para bellum," yang berarti, "Jika Anda menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk perang". Kutipan ini juga sering dituliskan di gedung-gedung TNI di Indonesia. Frasa parabellum ini menjadi menarik karena, asumsi saya dengan kemunculan istilah ini, di dalam film yang adalah produksi Amerika Serikat adalah begini: mereka ingin memperkenalkan produk mereka yang baru, dan mengenai kutipan itu, ajakan untuk bersiap-siap untuk perang seolah ingin mengajak penontonnya untuk bersiap-siap perang untuk mendapatkan perdamaian, dengan apa? Dengan membeli senjata tentunya, persiapan untuk perang salah satunya adalah persiapan senjata. Padahal, perdamaian juga bisa dicapai tanpa gencatan senjata ya, kan? Ketiga, kemunculan minuman fanta. Sudah jarang minuman ini saya temui di pasaran Indonesia, mungkinkah kemunculan botol fanta di film ini ingin mengatakan bahwa akan segera beredar fanta rasa baru? Kita tunggu saja jawabannya. Keempat, kemunculan The Adjudicator yang adalah petugas organisasi The High Table. Kemunculannya tentu untuk menegakkan keadilan. Dialah yang menjaga aturan-aturan para assassin untuk dipatuhi bersama. Memastikan tidak ada satupun pelanggaran yang dilakukan oleh anggota-anggotanya. Menarik, karena dunia gelap sekalipun, menjual target dan penyewaan pembunuh bayaran memiliki peraturan yang sedemikian ketat. Hmm, andaikan aturan negara ini dijaga ketat seperti si Adjudicator ya?! Kelima, anjing-anjing yang baik. Untuk menjadi anjing baik itu memang susah, bahkan manusia yang terlatihpun akan susah menjadi anjing yang baik. Hehehe, siapa pula yang mau jadi anjing ya?! Dalam film ini, peran anjing memberi warna tersendiri, kira-kira berapa ya bayaran ketiga anjing itu? Baik, untuk menjadi anjing yang baik (good dog), anjing harus bisa disuruh duduk (sit), dan bertahan (stay), tidak melakukan apa-apa (sementara mengawasi tentunya). Dalam hidup inipun, kadang kita harus mampu, duduk dan diam sejenak untuk mengamati sekeliling kita, tidak terlalu reaktif karena hoaks sangat banyak bermunculan dan sudah banyak memakan banyak korban. Demikian dulu ulasan film kali ini, semoga kita bisa menjadi anjing eh manusia yang baik.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

MANIS : pembunuh NOMOR SATU semasa PUASA

.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
Seisi masjid dibuat geger ketika salah seorang jamaah shalat isya jatuh tersungkur di lantai. Di atas karpet berwarna hijau tua, pria paruh baya berbaju koko putih itu terlihat kejang sebentar, sebelum akhirnya kaku tak bergerak. Shalat jamaah isya yang  belum sempat membaca surat al-fatihah itu berhenti. Beberapa jamaah segera membopong lelaki pingsan itu, menaikkannya ke sebuah mobil, kemudian segera meluncur ke rumah sakit terdekat. Dengan perasaan yang masih was-was, dengan kaget yang belum pulih sepenuhnya, shalat isya dilanjutkan. Diulang dari awal, tanpa mengulang ikomah. Setelah kelar shalat tarawih, tersiar kabar nyawa bapak itu tidak tertolong. Beliau meninggal, sebelum sempat sandarkan diri. Dan dari hasil pemeriksaan dokter, tertera jelas gula darah Almarhum berada di angka 700 mg/dl. Tensinya juga tinggi.  Itu artinya, beliau tersungkur di lantai masjid disebabkan oleh koma diabetes.
.
Salah seorang jamaah yang duduk di persis di samping saya, kemudian bertanya kepada saya kira-kira apa yang menyebabkan Almarhum bisa mati mendadak, padahal ketika buka bersama di serambi masjid sebelumnya beliau terlihat sehat dan baik-baik saja.
.
"Sudah takdir, Mas", jawab saya lirih, sambil memejamkan mata dan khusyuk membaca doa.
.
"Kalau itu semua orang juga tahu, mas ndika. Maksud saya, mas ndika yang saya tahu kan mentor dietmentoring.com. Jadi sangat menjaga makanan. Setiap buka bersama, saya lihat mas ndika hanya minum air putih saja. Enggak pernah ikut makan es campur, kolak, puding, gorengan, juga enggak ikut makan nasi bungkus. Jadi saya yakin mas ndika bisa memberi sedikit penjelasan"
.
Saya lihat wajah lelaki yang usianya sekitar 7 tahun di atas saya. Terlihat serius dan sungguh-sungguh ingin tahu.
.
"Tolong jelaskan mas ndika. Apalagi badan saya gendut begini, persis badan almarhum yang barusan meninggal"
.
Kali ini saya mendengar suaranya seperti orang yang sedang memohon.
.
"Begini mas... Pada saat kita puasa, kita tidak makan dan minum sejak subuh sampai magrib. Itulah yang membuat gula darah kita turun. Itu juga yang membuat cadangan gula di liver yang disebut glycogen, juga menurun secara drastis. Turunnya gula darah dan glycogen di liver, membuat pankreas kita berhenti memproduksi insulin. Karena insulin akan diproduksi oleh pankreas hanya saat gula darah kita sedang tinggi saja. Tujuannya agar gula darah segera turun. Sebab gula darah tinggi sangat berbahaya. Bisa menjadi racun"
.
"Sampai sini paham?", tanya saya kepadanya. Dan saya lihat dia mengangguk, tanda paham.
.
"Nah... Setelah seharian kita puasa, gula darah dan glycogen turun, kita kemudian berbuka. Dan menu-menu yang kita makan adalah jenis makanan yang manis dan full karbohidrat"
.
"Gula... Dan semua jenis karbohidrat itu sifatnya sama, mas. Walau rasanya tidak manis, nasi yang kita makan, roti, mie, atau gorengan, semuanya adalah karbohidrat. Dan saat masuk ke dalam tubuh, semua karbohidrat itu akan diubah menjadi gula.  Maka, kalau mas makan nasi 10 sendok makan, itu sama saja mas mas makan sekitar 9 sendok makan gula pasir"
.
"Jadi bisa dibayangkan... Kita membombardir tubuh kita dengan begitu banyak gula. Gula dari gula pasir dalam es campur atau kolak. Juga gula dari buah, nasi, roti, juga gorengan"
.
"Jadi gula darah kita langsung melonjak ya, mas Ndika?"
.
"Benar... Sampean pinter gitu loh", gurau saya, dan terlihat mukanya agak memerah tanda enggak enak hati.
.
"Nah... Karena tiba-tiba gula darah melonjak, sementara insulin seharian sudah berintirahat, maka tubuh akan kaget. Pankreas akan buru-buru memproduksi insulin, agar gula darah bisa segera stabil kembali. Insulin akan mendistribusikan gula darah itu dalam bentuk glycogen. Disimpan dalam liver dan otot tubuh kita."
.
"Tapi... Liver hanya bisa menampung 100 gram saja. Sementara otot, kalau aktivitas kita tinggi, itu bisa menyimpan glicogen sampai 500 gram. Masalahnya, kita kan jarang bergerak. Kerja enggak makek otot, fitnes enggak pernah. Jadi otot kita paling cuma bisa menyimpan gula dalam bentuk glycogen sekitar 200 gram saja."
.
"Sisanya dikemanain coba?"
.
"Sisa dimasukkan ke dalam sel adipose tisue. Tapi sel ini tidak bisa menyimpan kelebihan  gula dalam bentuk gula atau glicogen. Makanya kelebihan gula itu diubah dulu menjadi lemak, baru kemudian disimpan. Adipose tisue itu letaknya di perut, di pinggang, bokong, lengan, atau pipi. Makin banyak cadangan lemak yang disimpan, artinya kita makin gendut"
.
Sambil ngomong begitu, saya arahkan tatapan saya ke perutnya yang buncit.
.
Dan dia terlihat gugup, perpaduan antara malu dan sadar diri.
.
"Tapi... Kenapa kok Almarhum bisa pingsan, dan kemudian meninggal mas? Bukankah seharusnya lonjakan gula darahnya disimpan dalam bentuk lemak?"
.
"Pertanyaan yang bagus, mas. Jadi begini... Kalau sebelum-sebelumnya gula darah kita selalu tinggi, maka maka pankreas kita tidak pernah istirahat. Lemburan terus memproduksi insulin agar gula darah bisa stabil. Kalau lembur terus, lama-lama produksi insulin tidak cukup untuk menstabilkan gula darah. Kalau hal itu sudah terjadi, artinya kita sudah menderita diabetes."
.
"Nah... Almarhum itukan kata Pak RT tadi, punya penyakit diabetes. Maka wajar kalau insulinnya tidak cukup untuk menetralisir gula darah beliau yang melonjak akibat ngamuk makan gula dan karbohidrat saat buka bersama. Kalau gula darahnya melonjak sampai 700 mg/dl, sementara insulinnya tidak cukup mampu menetralisir, jatuh pingsan begitu ya sebuah kewajaran. Tidak hanya beliau, saya dan mas, atau siapa saja, kalau enggak ngerti pola semacam ini, juga bisa mengalami hal serupa.
.
"Terus sebaiknya gimana makan kita saat berbuka mas?"
.
Ada suara lain menimpali obrolan kami. Dan saya baru sadar, ternyata banyak orang ikut menyimak obrolan kami berdua.
.
"Kalau menurut saya begini, ya. Kita inikan agamanya Muslim. Dan panutan kita adalah nabi Muhammad. Nabi sendiri pernah mengirim wasiat tentang bagaimana cara berbuka."
.
"Yaitu... Dengan beberapa buah kurma, kemudian air putih. Kalau tidak ada buah kurma, disarankan air putih saja langsung. Itu pun buah kurma beneran. Bukan kurma yang sudah diperam pakai gula seperti yang banyak beredar di pasaran."
.
Gula dari kurma itu Glicemik Indek, atau kadar gulanya rendah. Dan dia tergolong karbohidrat yang komplek, jadi buruh waktu untuk menaikkan gula darah. Dan itu pun hanya beberapa buah saja. Sekitar 3 sampai 5 butir kurma."
.
"Tapi nyatanya, yang kita makan kan bukan kurma. Yang kita makan langsung es campur, gorengan, jajanan pasar, dan nasi lengkap dengan lauknya yang karbohidrat juga. Makanya gula darah kita langsung melonjak."
.
"Dan kalau sebulan cara buka kita kayak gini, jangan kaget kalau lebaran nanti kita tambah gemuk. Itu pun masih bagus, ketimbang meninggal mendadak kayak Almarhum barusan."
.
"Loh katanya ada hadist yang menyuruh berbuka dengan yang manis, mas ndika. Benar enggak hadits itu?"
.
"Hehehe... Korban iklan kamu mas. Itu haditsnya teh botol sosro."
.
"Yang benar itu, Haditsnya berbuka dengan buah kurma dan air putih. Kalau enggak ada kurma, ya langsung air putih. Kita tinggal milih saja, mau nurut Rasulullah atau nurut iklan orang sedang jualan."
.
Kalau nurut sama iklan, nasib kita bisa kayak Almarhum tadi. Niatnya mau berbuka dengan yang manis, jadinya malah berduka dengan yang manis."
.
Kami tertawa bersama.
.
Sampai akhirnya suara kami dipaksa diam, ketika terdengar suara sirine ambulan membawa jenazah almarhum yang sore tadi masih asyik berbuka bersama kami.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

HAPPY VESAK DAY 2019


yang gak nyoblos GUE gak boleh NAIK MRT

.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
Akhirnyaaaa.... Kesampaian juga keinginan Bubu Dita mengajak Boo dan Mika naik MRT Jakarta akhir pekan lalu! :D Awalnya sempat tertarik untuk naik MRT saat masa uji coba. Namun sampai tanggal berakhirnya uji coba, kesempatan untuk merasakan moda transportasi teranyar di Jakarta ini buyar! Yoweslah, memang Bubu Dita ditakdirkan untuk naik MRT saat sudah bayar, nggak free lagi... :D ..... Meski MRT mirip degan Commurterline, tapi Bubu Dita tetap sangat excited dengan keberadaan MRT ini. Bukan hanya Bubu tapi Boo dan Mika pun juga ternyata nggak sabar banget untuk mencobanya. ..... Sedari pembangunan MRT berlangsung dan kami lewat Fatmawati, pastilah mereka berdua heboh melihat rel layang MRT. Begitu saya ceritakan nantinya MRT akan turun ke bawah dan ada rel bawah tanah, mereka tambah semangat lagi untuk naik MRT.... :D ..... Mencoba MRT bersama anak-anak memang nggak terlalu jauh berbeda dengan naik Commuterline. Namun tetap ada beberapa hal yang patut diperhatikan jika mengajak anak naik MRT, terutama soal aturannya. Nah, berikut ini beberapa tips yang semoga bisa bermanfaat bagi Manteman Rumika yang mengajak anak-anaknya naik MRT.
.
.
Siapkan Kartu Bersaldo Sebelumnya
.
Ya, Bubu sarankan buat Manteman Rumika yang mengajak anak-anak naik MRT untuk mengisi saldo di kartu yang bisa dipakai terlebih dahulu. Bukan isi pas sudah sampai di stasiun, ya, tapi isilah jauh hari sebelum itu. Pastikan pas sampai di stasiun MRT, kartu sudah terisi saldo yang cukup. Mengapa? ..... Pertama kali naik MRT dari Stasiun Lebak Bulus, kami sempat merasakan pengalaman yang kurang asyik terkait masalah antrian. Ini salah saya juga sebenarnya karena sebelumnya nggak riset kartu apa saja yang bisa dipakai untuk naik MRT dan akhirnya repot sendiri. ..... Antrian tiket MRT harian mengular panjang. Kondisi akhir pekan siang itu di Stasiun Lebak Bulus memang ramai banget! Untungnya, Bubu Dita nggak bertiga aja sama anak-anak, tapi ada Tante Dini yang juga ikut menemani. Kalau nggak ada tantenya Boo Mika, bisa kebelinger Bubu karena Mika nggak bisa diamnya setengah mati, lari sana, lari sini, selalu penasaran sama apa pun.... :D ..... Tante Dini sempat mengantri bersama Boo, sedangkan Mika terus ingin berkeliaran. Saat itulah, saya melihat beberapa meja milik Bank DKI, BCA, dan BRI yang menjual kartu-kartunya yang dapat digunakan sebagai kartu untuk naik MRT. ..... Nah, setelah tahu banyak kartu yang bisa dipakai, saya langsung bongkar dompet dan mengumpulkan segala kartu yang saya punya. Flazz BCA, Brizzi, JakCard ada di dalam dompet dan hanya JakCard saja yang saldonya kurang. Walhasil langsunglah saya beli saldo JakCard, nggak terlampau banyak, cukup Rp 10 ribu saja. ..... Tapi hanya ada tiga kartu saja yang terkumpul, padahal kami berempat. Mika tingginya sudah melebihi batas gratis. :D Sayang banget, saya dan tantenya anak-anak sama-sama nggak membawa E-Money yang juga bisa digunakan buat naik MRT juga. Akhirnya kami pun membeli satu kartu Brizzi dengan harga Rp 40 ribu yang berisi saldo Rp 20 ribu. ..... Nah, kami banyak makan waktu di sini, nih. Apalagi, petugas di Stasiun Lebak Bulus juga kurang sih kalau menurut saya. Pun booth bank-bank tersebut juga ala kadarnya. Hanya kursi dan meja aja, tanpa embel-embel x-banner atau apalah yang bisa memperlihatkan itu booth apa. ..... Bubu Dita harus memastikannya sendiri degan menanyakannya langsung ke petugas di bbooth bank tersebut. Ribet, deh! (Apalagi Mika juga heboh pingin liat macam-macam di stasiun yang banyak orang ini... Hadaaah... :D). ..... Makanya nih buat Manteman Rumika yang mengajak anak-anaknya, kartu-kartu yang saya sebutkan bisa dipakai naik MRT itu isi dulu saldonya, ya. Mungkin jika di stasiun lain dan di hari biasa antriannya nggak sepanjang seperti di Lebak Bulus. Tapi mempersiapkan saldo kartu tentu bisa lebih hemat waktu dan tenaga. Cuusss bisa langsung ngantri tap kartu dan tinggal ke peron aja.
.
.
Kenalkan Anak pada Tiap Peraturan
.
Mengajak anak-anak naik MRT menurut Bubu bagus banget untuk mengenalkan kepada anak berbagai peraturan dan disiplin. Yap, mulai dari sampai di stasiun, mengantri, naik MRT, hingga keluar stasiun ada banyak hal yang bisa dipelajari anak-anak. ..... Kenalkan anak-anak pada cara naik eskalator yang tepat. Sebelah kiri untuk diam, sebelah kanan untuk yang berjalan karena sedang tergesa-gesa atau alasan lainnya. Ajak anak-anak untuk turut mengantri dengan tertib, nggak menyelak antrian, menghormati orang lain yang sedang mengantri. ..... Perlihatkan juga bagaimana mestinya saat berada di peron saat menunggu MRT. Kenalkan konsep mengantri di peron pada bagian sisi kanan dan kiri pintu MRT. Biarkan bagian tengah kosong agar penumpang yang turun bisa lebih leluasa bergerak setelah turun dari MRT.  Bilang juga ke anak-anak supaya nggak buru-buru masuk ke dalam MRT, utamakan penumpang yang keluar lebih dulu. ..... Nah, kan banyak juga peraturan saat naik MRT. Meski masih kecil, pengenalan terhadap aturan-aturan itu perlu, lho, disampaikan kepada anak-anak. Memori mereka akan merekamnya dan semoga kedisiplinan yang baik baginya bisa terbawa saat mereka dewasa nanti.
.
.
Boleh Liat Keluar Jendela, Asal...
.
Di dalam MRT pun ketertiban juga mesti berjalan. Mirip dengan naik Commuterline, berbagai aturan seperti nggak boleh makan dan minum, jangan buang sampah sembarangan, perhatikan kursi prioritas (bisa digunakan jika bersama anak-anak, nih), serta peraturan lainnya juga berlaku di MRT. ..... Saya pun pinginnya Boo dan Mika bisa duduk tenang dan nggak mengganggu orang lain.  Tapi rasanya untuk duduk tenang mustahil bagi mereka, wahai saudara-saudara sebangsa dan setanah air beta! Boo dan Mika bersemangat sekali, apalagi saat MRT berjalan di atas! ...... Mereka langsung mengarahkan badan menghadap ke arah jendela. Ya, saya nggak melarangnya. Saya bilang oke nggak apa-apa, asalkan mereka nggak berdiri. Gunakan lutut sebagai tapakan, jangan  berdiri menggunakan kaki karena kursi bisa kotor nantinya. Ya, meskipun kursi MRT terbuat dari plastik dan mudah dibersihkan, Bubu Dita rada risih gitu kalau anak-anak berdiri dengan atau tanpa alas kaki di kursi.
.
.
Siapkan Fisik
.
Penting juga, nih, bilang ke anak-anak kalau stasiun MRT itu besar dan akan banyak jalan kaki. Jadi mau nggak mau mesti siap fisik. Bubu nggak mau kalau mesti gendong. Hahaha... Pegeeeel... :D ..... Nggak seperti stasiun Commuterline yang dari pintu masuk aja udah bisa langsung ke peron, stasiun MRT lebih belibet. Mesti jalan berliku, naik turun eskalator. Lumayan menguras energi juga, kan. Ya, walaupun lebih belibet stasiun MRT di Singapura yang sudah lebih banyak jalurnya, sih, ya. Tapi tetap aja memang butuh waktu untuk masuk dan keluar stasiun. ..... Hal ini perlu dikatakan juga ke anak-anak biar seenggaknya mereka sudah ada persiapan mental buat jalan. Kalau nggak, bisa-bisa moodnya berubah. Tapi jika lelah, Manteman bisa juga mengajak anak-anak istirahat dulu di peron atau di gerai makanan yang ada di dalam stasiun. ..... Perjalanan dengan MRT rasanya memang cukup cepat. Dari Stasiun Lebak Bulu hingga Stasiun Senayan enggak butuh waktu lama, hanya sekitar 15 menit kayaknya, sih. Meski hanya sebentar tapi Bubu yakin, sih, Boo dan Mika dapat pengalaman berharga degan mencoba naik MRT. Mereka pun bahkan nggak sabar pingin naik MRT lagi dan mengajak Yayanya.... :D
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

RATU & RAJA KUTANG yang penting SENANG

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
Dalam kondisi negara yang sedang ngeri-ngeri sedap menjelang pengumuman hasil penghitungan suara 22 Mei mendatang utamanya di tengah isu adanya kecurangan, Pemerintah harus dihantam dengan kabar buruk yang semakin memperburuk suasana.  Adalah utang luar negeri Indonesia, yang dikabarkan semakin memburuk pada kuartal pertama tahun 2019 ini.  Utang luar negeri Indonesia tercatat sudah tembus di angka US$ 387,6 miliar atau sebesar Rp 5.542,6 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka utang luar negeri Indonesia dalam setahun ini bertambah sekitar Rp 347 triliun. Pada April 2018 posisi utang pemerintah sebesar Rp 4.180,6 triliun.  Berdasarkan keterangan BI, utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 190,5 miliar atau Rp 2.724,1 triliun. Sementara itu utang swasta termasuk badan usaha milik negara (BUMN) US$ 197,1 miliar Rp 2.818,5 triliun.  Menurut BI, kenaikan utang luar negeri ini utamanya disebabkan oleh kenaikan arus masuk dana investor asing di surat berharga negara (SBN) domestik dan penurunan outstanding SBN dalam valuta asing.  Utang luar negeri ini, menurut BI, banyak digunakan untuk pembangunan utamanya di sektor jasa.  “Pengelolaan ULN Pemerintah untuk membiayai pembangunan dengan porsi terbesar yakni sektor jasa, kesehatan dan kegiatan sosial, sektor konstruksi, sektor jasa pendidikan, sektor pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial serta jasa keuangan dan asuransi,” tulis BI dalam rilis resminya.  Naiknya utang luar negeri ini tak pelak langsung membuat serangan ke kubu pemerintah semakin brutal saja.  Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli bahkan tak segan-segan langsung menyindir Menteri Keuangan dan memberikannya label “ratu utang”.  “Utang Pemerintah Setahun Naik Rp 347T. Nyaris Rp1 Trillun per hari. Kok prestasi tertinggi ngutang? Wong Menkeu “Ratu Utang” dipuja2 kreditor karena berikan bunga tertinggi di ASEAN.” tulis Rizal Ramli melalui akun Twitternya.  Waduh, sesama (mantan) pejabat saja main sindir-sindiran begini, apalagi rakyatnya. Sudah pasti jauh lebih beringas lagi.  Ah, yang namanya utang, mau utang pribadi maupun utang pemerintah, memang selalu bikin panas keadaan dan suasana.
.
.
.
.
.
.
.


minggu pagi di pagar MASJID AGUNG SUNDA KELAPA


KENTUT 179.949 dari MULUT pengunyah BANGKAI BABI CURIAN SEMATA


22

.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
Lelaki Itu Menabur Bunga, Tertawa Menjemput Lupa
.
.
.
.
hening 
sejak tadi memeluk sunyi, 
.
denting hujan 
terbiar 
memagut sepi. 
.
tabir langit dikuak desir angin 
yang mengabarkan kematian 
pada akhir senja. 
.
lelaki itu berdiri 
di depan pusara, 
mengubur luka.
.
duapuluh butir kerikil kecil 
tersimpan di saku celana 
yang terbalut dekil, 
penanda hempasan purnama 
tak henti melanda. 
.
senja  pun sejak tadi 
beranjak tanpa kata. 
.
lelaki itu, 
menggenggam bongkahan tanah merah, 
menanam airmata darah, 
menyerah kalah 
pada pasrah.
.
segenggam kata 
tak selesai mengurai asa,
.
berharap pada deretan pagu waktu 
yang bersisa. 
menanti satu kerikil kecil 
usai purnama, 
menggenapi keganjilan angka duapuluh satu. 
.
bersama luka, 
lelaki itu menggali makna, 
dari semua bentuk cara 
serta himpunan doa.
.
udara dingin 
tak sungkan menemani, 
menelisik masuk menjalar setiap lubang pori-pori. 
.
lelaki itu menabur bunga, 
beranjak menjauhi pusara, 
tertawa menjemput lupa.
.
.
.
.
.
.