Monday, December 24, 2012

Ranting-Ranting Pohon di Pinggir Kuburan Suka Menculik Bocah Ingusan

ada sekitar 3 km dari rumah pak RT ada kuburan. pintu masuknya hanya pagar kayu lapuk saja. dari arah barat bisa masuk melalui pepohonan yang sudah mati. hanya ranting-ranting kering saja. tapi tak ada yang mau masuk kuburan lewat situ. bisa diculik oleh penghuni ranting pohon. dan lama baru dilepaskan oleh kuasa gelap di situ. biasanya bocah kecil ingusan yang menjadi incaran. paling cepat 3 tahun baru bisa ditemukan bocah itu dengan kondisi kumal, lusuh, kerempeng dan buta.
kalau kita melintas menjelang maghrib lalu mengarahkan pandangan ke arah ranting-ranting maka yang akan kita lihat tak bisa terbayangkan sebelumnya. makanya tak ada yang mau menengok ke sana saat berjalan di muka ranting-ranting penculik bocah ingusan.
ngga serem ya? biarin. ini kan bukan cerita horor.

Pacarku Montok Sekali

"wow.... indah sekali sunsetnya, yang"
"ada yang lebih indah dan paling indah"
"apa itu, yang"
"ini. di depan mukaku. lembut sekali"
"dan yang aku pegang di bawah sini keras dan hangat ya......."
kue serabi dan singkong bakar pun menjadi hidangan utama malam ini di tepi pantai Senggigi yang berangin dingin.

Coretan di Pasir Pantai Senggigi

aku menemukan sebuah coretan di bibir pantai. tak jauh ada seorang gadis terkulai lemah dengan cairan merah mengalir dari tangan kirinya. melihat aku datang langsung ia bangun dan menghapus noda merah di tangannya. juga coretan di pasir yang belum sempat aku baca. ia bangun lalu pergi menjauh sambil mencekik botol anggur yang tinggal setengah.

Jatuh Cinta Maya Berjuta Rasanya?

"kamu ramah banget di setiap komentar treat apa aja ya"
"masa sih? biasa aja kok"
"bahasanya bagus. artikelnya menarik. kayaknya masih aktif di tv ya? atau media online?"
"bukan apa-apa kok. cuma iseng"
"ketemuan di Gramed Matraman yuk?"
"gak bisa"
"atau whatapps ajah"
"males ah"
"ya udah"
mbah surip mematikan laptopnya lalu tidur. dan entah nun jauh di sana di tempat antah berantah, mbah larso masih menatap tabletnya. lalu laptopnya. lalu PC-nya. lalu smartphonenya. begitu seterusnya hingga pagi menjelang. empat layar PC masih menyala pagi itu.
dan mbah surip pagi itu sudah diletakkan di atas meja lebar beralaskan tikar pandan. handai taulan sebagian sudah datang. mbah surip sudah siap dimandikan dengan air dingin dan bunga tujuh rupa.
mega tak mengerti mengapa mbah surip memberi banyak alamat email dan passwordnya untuk membuka beberapa akun. warisan yang aneh.

Dalam Pelukan Tiga Lelaki

Alia menghela napas dalam-dalam. tak terasa tiba gilirannya untuk memuaskan nafsu paling liar dari para durjana dengan mata-mata yang menatap tajam dan kejam. Alia tak perduli itu. tekadnya sudah bulat. ini semua dilakukan demi bunda yang kini terbaring lemah di sudut rumah nun jauh di seberang samudra.
dibukanya jaket berwarna hijau terang. dibukanya juga celana panjang yang berbahan dan warna yang sama dengan jaket yang sudah terserak di lantai. Alia hanya mengenakan pakaian yang sedikit saja memakai bahan dan membungkus ketat tubuhnya hingga kentara sekali lekak lekuk tubuhnya yang indah, sehat dan sintal.
berjalan perlahan hingga sepuluh langkah lalu menyorongkan pandangan ke arah tiga lelaki yang siap menelannya bulat-bulat.
lalu maju lagi dua langkah.
lalu.........
byur....... salto tiga kali dengan twin flow dua kali lalu masuk ke air dengan sempurna.
tepuk tangan membahana. dan tiga lelaki di sana mengangkat papan angka tinggi-tinggi. mereka memberi nilai tertinggi.
Alia naik dan keluar dari kolam yang disambut oleh pelatih, suami dan adiknya. mereka memeluk erat Alia. pelukan bahagia. pelukan kemenangan atas lahirnya sang juara. dan semesta pun tersenyum suka cita dengan menahan hujan untuk siang itu. langit cerah untuk Alia yang masih dalam pelukan tiga lelaki.

Ridwan Saidi, Jokowi dan Celana Dalam yang Hanyut di Tengah Kampung

aku ambil contoh kalimat di bawah ini :
"Nenek membeli tablet"
nenek sebagai subyek, membeli sebagai predikat, tablet sebagai obyek. kalo disebut kata nenek maka pikiran kita akan membuka memori tentang wajah perempuan tua yang keriput. tak ada yang membayangkan wajah Jelo kan? kalau disebut kata tablet maka memori kita membuka berbagai image tentang tablet lalu bertabrakan dengan kata nenek. tablet sekelebatan samar-samar adalah sebentuk benda bulat putih kecil dengan rasa pahit dan lengket. tapi memori kita akan terpatri kuat mengeluarkan informasi tentang sebuah benda lebar dan hitam dengan layar menyala terang.
jadi kalau kalimat di atas ditambah keterangan tempat maka pikiran kita akan segera mengerucut membayangkan benda yang dimaksud.
bagaimana analoginya? gak nyambung ya? ngga ngerti ya? itu berarti anda GUOBBLOOKK.
nah perhatikan kata yang huruf kapital semua tadi. dalam hal ini bukan memori yang bekerja tetapi naluri. begitu juga dengan judul di atas. hanya satu kata saja penghubungnya.
apakah itu?

Jangan Simpan Data Penting di Smartphone Anda

ngga kayak dua hari kemarin yang byar byur bikin happy pak gubernur, kok sepanjang siang ini panas engga, hujan engga. mendung tapi hawanya haredang teuing mang. apa karena besok ada yang ultah kali ya? makanya pawang ujan diborong semua.
bawaannya ngantuk. apalagi banyak yang pada libur. iseng jadinya. ya udah otak atik hape. loh kok malah nyasar ke folder hape tetangga. banyak datanya pula. file office, grafis, image, video etc etc etc. kok bisa? usut punya usut ternyata ini kerjaan 'program jahat' yang sengaja disebar oleh 'oknum' tertentu. karena gue punya file yang ditempelin dan ada yang sinkron (by outosync) maka gue bisa terhubung ke folder hape siapa aja.
sebaliknya ngga bisa lihat folder gue. cuma satu arah. soalnya gue matiin fungsi outosync.
tapi buat jaga jaga, gue gak pernah simpan data penting di hape gue. gambar juga koleksi yang ngambrak di awang awang.
trus gimana nasib data yang tersinkronisasi di hape gue.
diapain ya enaknya? ada usul?

Banjir? Enaknya Sih Salahin DPRD Ajah

"libur panjang nih. kemana ya?"
"jakarta"
"ada yang menarik gitu di sana"
"lihat mobil berenang"
"banjir itu namanya. salah siapa coba?"
"yang jelas bukan salah gubernur"
"salah siapa dong?"
"gampang. tinggal tunjuk, habis perkara"
"enak banget ya...."

Lelaki Renta dan Empat Merpati

di tepi pantai Blongas, amak Renta duduk menghadap laut. setiap hari setiap minggu setiap bulan sepanjang waktu hingga 13 tahun lamanya hanya duduk saja dan tak kuasa lagi sang kaki untuk melangkah sekadar dua hasta.
dia punya empat merpati yang kini menjadi telinganya. yang menjadi kakinya. menjadi matanya. menjadi pikirannya. walau amak Renta hanya terduduk diam saja tetapi dia bisa terbang menembus segala. bisa kemanapun ia suka. jadi apa saja. berapa saja. kapanpun waktunya. karena ia punya empat merpati yang selalu membawanya terbang tinggi ke atap langit sekalipun. pasrah mengikuti aliran sungai.....
lay to the river flow.