Sunday, July 21, 2013

Sinyal Emen Sinyal Emot

"Buka puasa sepertinya sudah akan dimulai, Ambu"
"Ya, Ngger. Kamu duduk yang rapi dan tenang ya, jangan membuat Ambu kehilangan muka dan nyawa..... Yang dibawa oleh pelayan muda itu adalah makanan pembukanya, sup asparagus dan segelas kecil teh Bengali.......... Jaga sikapmu, Ngger. Katupkan dua bibirmu jangan sampai kelihatan gigi berantakan dan kuning kusam itu"
"Seggeeerrrr........"
"Sstttt...... Supnya dimakan sesendok demi sesendok dengan jeda 4 detik. Berhenti di suapan kelima"
"Tehnya bening sekali!!"
"Tapi sangat berkhasiat, Ngger...... dan tiga menit lagi akan keluar hidangan jeda. Seiris tipis daging sapi Bali yang ditaburi dua tetes perasan limau Brazil dan segaris madu Nairobi"
"Mangstabs.........."
"Kamu boleh lewati makanan ini, Ngger....... jika kamu punya masalah dengan lambung. Makanan ini pun bikin perut buncit"
"Oooh........."
"Sebentar lagi akan keluar hidangan utama. Steak daging rusa tutul Tibet Utara"
"Maknyuuus.........."
"Gimana? Masih mau?"
"Mau........ Perut ini rasanya masih terasa kosong, Ambu"
"Sebentar lagi akan disajikan ice cream durian saus keju dan coklat granul..... untuk yang satu ini harus pelan-pelan menelannya. Sangat dingin creamnya, terlebih jika terkena langit-langit mulut, bagai tersengat listrik rasanya......."
"Iya, Ambu........"
"Terakhir akan dihidangkan semangkuk sop buah ala warung tenda. Yang ini boleh dilewatkan, soalnya dibuat dengan variasi saus oriental"
"Kok mereka ngga kenyang-kenyang ya, Ambu? apa karena bikin makanannya pake uang panas, Ambu?"
"Ssstttt........ sudah..... sudah.... Bagaimana? Sudah puas melihat mereka makan?"
"Sudah, Ambu........."
"Yuk kita pulang sebelum ketahuan security menemukan kita yang sedang mengintip dari pagar besi ini"
"Iya, Ambu....... besok kita mau lihat siapa lagi, Ambu?"
"Gubernur"
"Mudah-mudahan gelandangan macam kita boleh makan bersama mereka ya, Ambu?"
"Hmmm.......... habiskan dulu nasi dan geseknya, Ngger......"
"Nasi putih hampir basi sekepal dan gesek goreng ala Ambu, chef master Endonesah ....... maknyuuus......."
Ambu tak lagi bersuara. Hening. Sepi. Yang terdengar hanya bunyi sendawa dari orang-orang yang kekenyangan.
"Ambu...... Ambu....... Ambuuu......"
Ambu diam tak menjawab, Ambu tak bergeming dengan mata tertutup sayu. Napasnya tak lagi terdengar, nadinya tak lagi mampu berdenyut lalu terhenti bergetar, jantungnya tak lagi berdetak. Ambu meninggal dalam lapar yang mendera 12 hari ini, bukan karena puasa, tapi karena tak ada yang bisa dimakan kecuali sekepal nasi basi.
Ambu wafat sementara di dekatnya orang-orang makan sekenyang-kenyangnya.

Gadis Penuang Teh Poci

jokowi dan 21 pelacur kutu loncat

jangan buang sisa makanannya, Yang Mulia.........

kamuflase ala burung hantu

Roti yang Bisa Tersenyum

theater mobile

ahok suka renang??

hands of God

Indonesia Dicukur Gundul

Play Ground on 4th Floor Margo City

mantan TKI Seterez dan Onta Kesayangannya

My Meme' on the spot

Galaxy ACE 2 on My Table

My Launch

Milanisti

Pisa

My Backyard

UAE di Malam Ke-12 Dilihat Dari Luar Angkasa

Dono Bono Jono

Puasa di Kutub 17 Jam Brooo.......

Ngabuburit ala Prenjak

Happy Family

Video Jokowi dan Luna Maya

Rowhani

Test The Water

just for testing post

Thursday, July 18, 2013

Anak Gue Superman atau Suparman yah?

Kotak Surat Gue Mbludak Broooh.......

Presentasi Everyday....... Puuusiiiiiiiing.......

God Must Be Crazy

5 Bukti Jodoh Tidak Ditentukan Tuhan
.
Oleh: Meyiya Seki
.
| 18 July 2013 | 03:44 WIB
.
Tulisan ini merupakan ulasan lebih lanjut atas pertanyaan seorang Kompasianer pada atheis tentang konsep jodoh. Adapun pertanyaannya adalah sebagai berikut:
Bagaimanakah perjodohan terjadi? apakah karena kita ganteng? atau karena kita kaya maka kita dapat jodoh? bagaimana mendapatkan pasangan yang ideal? siapa yng menganugerahkannya? terus terang mungkin saya yg awam dan masyarakat biasa ini mungkin memimpikan bercinta dengan artis, tapi bagaimana cara mendapatkannya?
Karena yang bertanya adalah seorang theis, yang memiliki keyakinan bahwa jodoh itu diatur oleh tuhan, dan dalam hal atheis tidak percaya tuhan itu ada, tidak percaya jodoh diatur oleh tuhan, lalu bagaimana perjodohan itu terjadi? Apakah karena faktor penampilan fisik, atau karena faktor finansial? Bahkan ditanyakan juga siapa yang menganugerahkan jodoh? Lalu bagaimana cara mendapatkan pasangan yang diinginkan jika posisinya seperti pungguk merindukan bulan?
Ada banyak fakta yang bisa diajukan untuk mematahkan pandangan bahwa jodoh ditentukan oleh tuhan.
.
PERTAMA: PERCERAIAN
Jika jodoh itu ada ditangan tuhan, dan tuhan telah menentukan siapa yang menjadi jodoh seseorang, tentu bisa langsung ditanyakan, lalu kenapa agama membolehkan perceraian? Jika tuhan sudah menjodohkan lalu kenapa manusia bercerai? Mungkin akan dijawab bahwa tuhan telah berkehendak agar mereka bercerai, alias tuhan telah berubah pikiran (tuhan juga bisa berpikir? ada organ otaknya?) sehingga membatalkan jodoh mereka. Jika tuhan itu ada, tentu tuhan yang plin-plan tidaklah lagi dapat disebut sebagai tuhan. Argumen yang agak maksa akan tetap mengatakan bahwa tuhan maha kuasa dan sah-sah saja jika tuhan punya rencana lain. Tetapi perlu diperhatikan juga, bahwa jika pasangan suami istri telah memiliki anak, lalu bercerai, bagaimana dengan perkembangan anak mereka? Apakah tidak berarti tuhan merencanakan hal yang buruk bagi anak yang orang tuanya bercerai?
.
KEDUA: PERSELINGKUHAN
Jika jodoh itu telah ditentukan oleh tuhan, lalu kenapa orang yang sudah berjodoh masih terlibat perselingkuhan? Apakah kekuatan tuhan kalah oleh dorongan keinginan manusia? Atau mungkin ada yang berargumen bahwa tuhan mengatur jodoh seseorang tetapi selanjutnya terserah orang tersebut untuk menentukan seperti apa. Jika demikian, maka apa yang ditentukan oleh tuhan telah kalah dari apa yang diinginkan oleh manusia.
.
KETIGA: POLIGAMI
Poligami adalah argumen yang sangat kuat untuk membantah pandangan bahwa jodoh ditentukan oleh tuhan, karena yang namanya jodoh adalah 1 orang dengan 1 orang, tidak mungkin 1 orang dengan 2 orang, 3 orang atau 4 orang. Eyang subur dijodohkan tuhan dengan sembilan perempuan? Kalau orang beragama percaya bahwa tuhan menciptkan 1 adam dan 1 hawa, maka tentu jodoh 1 orang laki-laki adalah dengan 1 orang perempuan. Kemudian, katakanlah bahwa tuhan berhak memberikan jodoh lebih dari 1 orang, lalu kenapa hak berjodoh dengan lebih dari 1 orang hanya berlaku bagi laki-laki saja? Kenapa tidak berlaku bagi perempuan untuk poliandri?
.
KEEMPAT: LARANGAN NIKAH BEDA AGAMA
Larangan menikah beda agama adalah bukti bahwa jodoh bukan ditentukan oleh tuhan, tetapi oleh manusia. Orang beragama, pada satu sisi begitu getol mengatakan bahwa jodoh ditangan tuhan, tetapi pada satu sisi lain menentang perjodohan beda keyakinan. Loh koq malah menentang jodoh yang ditentukan oleh tuhan? Jika yakin bahwa jodoh ditentukan oleh tuhan, bukankah sangat mungkin tuhan yang diyakini orang beragama sebagai maha kuasa berhak menentukan seseorang berjodoh dengan seseorang yang berkeyakinan beda?
.
KELIMA: BATAS WILAYAH
Orang Jawa cenderung menikah dengan orang Jawa, orang Batak dengan orang Batak, orang Cina dengan orang Cina, orang Jepang dengan orang Jepang. Perempuan India cenderung menikah dengan laki-laki India. Perempuan Arab cenderung menikah dengan laki-laki Arab. Perempuan Aborigin di pedalaman Australia apalagi, sudah pasti menikahnya dengan laki-laki Aborigin. Kalaupun ada satu dua orang yang menikah dengan lain suku/etnis/ras, itu pun dikarenakan faktor orang tersebut bepergian ke suatu tempat lain. Apakah karena tuhan mengatur manusia berjodoh dengan suku/ras/etnis-nya sendiri? Tentunya, hal ini dikarenakan keterbatasan akses untuk berinteraksi dengan orang-rang di luar wilayah suku/ras/etnis. Apakah mungkin tuhan menjodohkan seorang perempuan Arab yang sepanjang hidupnya hanya tinggal di desanya di Arab Saudi dengan seorang laki-laki Aborigin yang tinggal di pedalaman Australia, lalu ujug-ujug mereka menikah?
5 hal di atas, sudah sangat cukup untuk mematahkan pandangan keyakinan bahwa tuhan yang mengatur jodoh seseorang, mematahkan pandangan keyakinan bahwa jodoh ada ditangan tuhan, karena sejatinya apa yang dianggap ditentukan oleh tuhan dapat dipatahkan oleh manusia.
Apakah anda masih percaya, yakin bahwa jodoh ditentukan oleh tuhan? Jika masih percaya, maka ada tiga kemungkinan;
1) anda telah mengalami cuci otak parah oleh agama,
2) anda mengalami kerusakan otak akut, dan
3) anda memang bebal luar biasa.
.
— Meyiya Seki

Janda Bermata Biru

Bercinta di Atas Purnama Sidhi

Meet Keanu Reeve in Subway

Tontonan Tongkonan 96

The Last Angelboy in 7th Hell

Tuesday, July 16, 2013

Mancing Kakap Dapat Sempak

PKL Tanah Abang : “Sikap Ahok = Firaun”
.
Oleh: Pakde Kartono | 16 July 2013 | 15:24 WIB
.
Wakil gubernur DKI Jakarta kembali membuat berita terkait kata-katanya yang ceplas ceplos seperti orang gak makan bangku sekolahan dalam menghadapi unjuk rasa Pedagang Kaki Lima (PKL) Pasar Tanah Abang yang menolak dipindahkan ke Blok G. Pedagang yang dipindahkan adalah yang tidak memiliki KTP DKI Jakarta, Ahok berpendapat mereka berlagak di Jakarta dan membuat jalanan menjadi macet parah. Ahok mengatakan “Sekarang, dia PKL-nya KTP DKI atau non-DKI? Non kan. Enggak ada yang menyuruh mereka berdagang di sini. Makanya jangan berlagak di sini.” Mereka berdagang untuk mencari sesuap nasi, untuk makan dan membayar sekolah anak-anak, tuk penghidupan yang lebih baik, mereka berdagang untuk menyambung hidup bukan disuruh-suruh oleh pemprov DKI Jakarta, mudah-mudahan Ahok memahami hal tersebut.
Sikap tegas Ahok terhadap pedagang yang tidak berKTP DKI Jakarta menuai protes. Salah seorang PKL yang unjuk ras, Aminah, mengatakan : “Sikap Ahok sama dengan Firaun.” Aminah mengatakan hal tersebut berkaitan dengan sikap Ahok yang tak peduli dan cenderung menindas rakyat kecil, kejam dan tanpa kompromo, padahal di Indonesia segala sesuatu biasa dibicarakan baik-baik, bila ada masalah diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat sesuai falsafah dasar negara Indonesia, Pancasila.
Dikatakan sikapnya sama dengan Firauan, Ahok dengan enteng menjawab : “Sekarang begini deh, emang lo kira gampang dilahirkan jadi Firaun?”
Waduh, terhadap rakyat kecil, pedagang kaki lima, Ahok koq jawabnya kaya orang emosi, pake kata-kata ‘lo’ segala. Ahok seperti bicara kepada keluarganya aja atau kepada teman-temannya, seperti kata-kata di iklan televisi, “Elo, Gue, End.”
Saya koq mendengarnya kurang sopan yah? Apa kuping saya yang terlalu sensitif. Sebagai orang jawa, seperti gubernur DKI Jakarta asal surakarta yang terkenal halus tutur katanya, Jokowi. Orang jawa punya berbagai tingkatan bahasa, perlu membedakan gaya bicara dan sebutan kepada orang tua dan orang muda, kepada rakyat dan kepada teman/keluarga dll.
Jika cara Ahok memperlakukan rakyat seperti itu, emosi atas kritik yang disampaikan, dan melaksanakan kebijakan dengan tegas dan tanpa sosialisasi dan kompromi, dan berpihak kepada pedagang besar, saya kuatir omongan PKL aminah menjadi benar adanya, bahwa sikap Ahok sama dengan Firaun. Firauan kan kejam ke rakyat Mesir, tanpa kompromi.
.
Selamat sore Indonesia
.
.