Wednesday, August 20, 2014

MUHAIMIN : MUNDUR ITU HARAM NGGA YAAA ?! BENTAR NANYA PRESIDEN YANG HAMPIR LENGSEEER....

RABU, 20 AGUSTUS 2014 | 21:10 WIB

Mau Mundur, Muhaimin Tunggu Izin Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan akan mundur dari jabatannya untuk menjalani amanah sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Namun, untuk mundur, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ini membutuhkan izin dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Apakah saya mundur secepatnya, atau menunggu pelantikan (anggota DPR), saya belum tahu apakah diizinkan Presiden atau tidak," kata menteri yang akrab disapa Cak Imin ini. (Baca: Istana Bilang 7 Menteri Harus Mundur)

Muhaimin terpilih sebagai anggota DPR pada pemilihan legislatif 9 April lalu. Muhaimin mencalonkan diri di daerah pemilihan Jawa Timur. Dia berhasil meraup 116.694 suara.

Sampai saat ini,Muhaimin belum berkunjung ke Istana Negara untuk berpamitan. Ia mengatakan baru akan meminta diri setelah tanggal 21 Agustus 2014 atau sesudah Mahkamah Konstitusi memutus sengketa hasil pemilihan presiden-wakil presiden.

***

HATI-HATI AMBIL HATI DALAM PETI JANGAN SAMPAI MATI

Hati-hati, Cara Mengutip Seperti Ini Pun Tergolong Plagiat

Nararya

20 Aug 2014 | 20:09

Sumber: http://www.bradfordvts.co.uk/

Definisi umum dari plagiat adalah pengambilalihan karangan atau hasil karya orang lain lalu dijadikan seolah-olah itu adalah hasil karya sendiri. Dalam dunia akademis, plagiat dianggap sebagai pelanggaran etika yang sangat serius (immoral). Sebuah gagasan yang lahir sejak Jaman Romantisme (abad ke-18 M).

Memang, batasan-batasan atau aturan-aturan yang baku untuk diacu dalam rangka menentukan sebuah karya sebagai plagiat, sangat sulit dilihat kejelasannya. Meski demikian, secara umum kita bisa "mengetahui" sebuah karya itu terindikasi plagiat atau tidak.

Sebagai seorang editor in chief untuk dua jurnal ilmiah, saya sering menemukan sebuah fenomena menarik. Fenomena di mana para penulis yang memasukkan artikel-artikel untuk dipublikasikan, kadang-kadang "tidak menyadari" bahwa karya tulis mereka sebenarnya terindikasi plagiat.

Saya menggunakan tanda kutip untuk frasa "tidak menyadari" karena beberapa pengalaman yang salah satunya akan saya sarikan intinya di berikut ini.

Tiga tahun lalu, seorang penulis mengirimkan sebuah artikel ilmiah untuk diterbitkan di jurnal yang saya bidani. Setelah mencermati isinya, saya sepertinya familiar dengan banyak kalimat di dalam artikel tersebut.

Menariknya, ketika saya memeriksa sumber (kutipan) yang dicantumkan di artikel tersebut, ternyata hampir tiga paragraf yang ia beri kutipan dari sumber itu, memang disalin dari sumber tersebut. Ada beberapa kata yang dikurangi dan ditambahkan, tetapi sekitar 90 persen memang berasal dari sumber yang ia rujuk dalam artikel tersebut.

Saya mencoba mengkomunikasikannya dengan penulis yang bersangkutan lalu mendapatkan argumen yang menarik [tapi salah!]. Beliau berkilah: "Lho, kan saya memang mencantumkan sumber yang sesuai dengan isi tiga paragraf itu. Itu baru bisa dikatakan plagiat, kalau saya mengambil isi sumber itu tanpa mencantumkan sumbernya."

Sebelum saya meresponsi kilahan di atas, ada baiknya saya mengilustrasikan masalah ini dengan dua screenshots dari tulisan saya sendiri yang saya akan ubah dengan mencantumkan nama seorang penulis yang lain (fiktif):

"]Screenshot 1: Judul Tulisan Saya [Dokpri

"]

Sumber: Screenshot 2: Salah satu paragraf dalam tulisan saya [Dokpri

Setelah publikasi tulisan di atas, seorang penulis yang lain, menulis sebuah artikel dengan judul yang lain lalu mengutip dari paragraf padascreenshot 2 di atas. Ia menyalin persis isi paragraf tersebut [atau dengan sedikit pengurangan atau penambahan kata], namun mencantumkan footnoteyang berbunyi demikian:

Nararya, "Pencobaan Yesus di Padang Gurun menurut Lukas 4:1-13, Analisis dari Perspektif Kritik Redaks," Jurnal *****, Vol. ***, No. *** (Agustus, 2014), ***.

Perhatikan bahwa penulis tersebut memang mencantumkan sumbernya, yaitu dari tulisan saya. Tetapi, cara pengutipan isi-nya memang terindikasi plagiat. Mengapa?

Pertama, dalam aturan pengutipan, ketika kita mengutip persis [secara verbatim] isi sumber yang kita kutip, maka format pengutipan yang harus digunakan adalah format kutipan langsung. Itu pun tidak boleh terlalu panjang.

Kedua, jika kita hanya sekadar mengutip atau merujuk kepada gagasan dari sumber yang kita gunakan, maka kita wajib merepresentasikan ulang gagasan itu dalam bentuk parafrase [format kutipan tak langsung], bukan menyalin persis seperti isi sumber yang kita rujuk.

Ketiga, ketika kita menyalin persis isi sumber yang kita kutip walau kita mencantumkan sumbernya, namun bukan dalam format parafrase, maka cara pengutipan seperti ini tetap merupakan plagiat. Plagiat karenaformat kutipan yang kita gunakan itu di satu sisi mengindikasikan bahwaparagraf-paragraf tersebut merupakan olah kata dari kita sendiri, padahal tidak karena kita sebenarnya menyalin itu dari penulis yang lain. Karena itu, sekalipun kita mencantumkan sumbernya, namun dari segi format pengutipannya, kita dapat dituduh melakukan plagiat.

Khususnya bagi para penulis, semoga isu sederhana ini mengingatkan kita untuk berhati-hati. Ingat, plagiat merupakan sebuah ketidakjujuran intelektual!

***

RUMAH TUA IBU MERTUA DI KOTA TUA ADA BURUNG KAKAK TUA LOOOH.....

Bagian Kota Tua ini Bikin Merinding

Ilyani Sudardjat

20 Aug 2014 | 17:32

Sumber: Rambatan akar Pohon di Gedung Terlantar di Kota Tua. Lokasi yang Bikin Merinding.Foto by Ilyani

Hari Sabtu minggu lalu, saya, suami, ipar dan ibu mertua mengunjungi Kota Tua. Wah, ternyata disini lagi ada persiapan  KPK mau launching tv streaming. Jadi rada mengganggu nuansa wisata kota tuanya sih, karena kabel berserakan dimana-mana, ditambah panggung guede yang menutupi view museum Fatahillah. Tetapi gak apa-apa lah, demi KPK, hehee.

Saya memang sudah lama gak ke kota tua. Terakhir ketika mengantar tamu suami yang dari Belanda datang kesini, 7 tahun lalu kali. Jadi inget ketika itu guidenya dengan semangat 45 menerangkan kekejaman Belanda menyiksa tahanan Indonesia di museum tersebut. Si bule Belanda itu sampai geleng-geleng kepala. Serrem banget deh, dengerinnya.

Sumber: Gedung tua tak terpakai. Foto by Ilyani

Kalau sekarang, kami datang dan menikmati Kota Tua tanpa guide. Mungkin kepagian juga, jadi gak ada yang nawarin diri  (sekitar jam 9 pagi). Beberapa rombongan turis juga sudah tiba juga disini. Baik lokal maupun mancanegara. Semuanya sibuk foto-foto. Ada yang berfoto dengan seorang perempuan berpakaian noni belanda zaman baheula, dengan muka dipakein pupur putih banget, pake payung. Untung gak pake merah-merah darah di mukanya. Kan kasihan anak-anak jadi pada takut (padahal aku juga, hehee).

Jadi kami ngider saja di sekitar Kota Tua ini dengan sepeda. Aku diboncengin suamiku. Iparku membonceng ibu mertua. Wah seru juga naik sepedanya. Kami melewati jalanan antar gedung, yang saya kira area yang disediakan untuk Pedagang Kaki Lima. Tetapi sepagi itu PKL ternyata belum ada yang buka lapak.

Sumber: Penyewaan Sepeda di Kota Tua. Foto by Ilyani

Kemudian kami melewati kali dan muter lagi melewati bangunan yang tidak terpakai, dengan sulur-sulur pohon merambati dindingnya. Aduh, mesti gedung ini sudah terbengkalai lama buanget deh. Gedung ini saling berhadapan, tetapi terlihat dua-duanya lusuh, tidak berpenghuni, kehitaman di sepanjang dindingnya.

Karena gedung ini unik banget, kami berhenti. Tetapi perasaan saya sudah gak enak. Rada merinding. Kami berfoto-foto disini. Ketika hendak naik sepeda lagi, eh aku terjengkang jatuh ke belakang! Ampiun dah, padahal perasaan sudah mantap mau duduk di sadelnya. Huaa, sakitnya gak seberapa, tapi malunya ini. Kok bisa-bisanya jatuh. Suamiku yang berupaya mijitin juga kubilang aku beneran gak pa-pa, cuman merasa aneh aja kok bisa jatuh terjengkang.

Ibu mertua dan ipar yang sudah duluan, langsung balik. Ibu mertuaku  bilang, cepat harus pergi dari sini. Eh begitu sudah masuk ke halaman museum Fatahillah, mertua bilang, dia merinding banget pas kami berhenti tadi. Suerr deh, katanya. Tempat aku jatuh tadi mesti banyak jinnya! Maklum, kalau gedung gak ada yang nempatin, yang tinggal jadi siapa, hayyo. Dan menurut mertuaku, aku jatuh juga karena ada yang dorong!

Ya ampun, percaya gak percaya yak. Aku memang merinding juga, cuman kalau jatuh sih gak merasa ada yang dorong. Tetapi kalau ada yang dorong, emang mesti merasa? Ihh, tauk ahh....:D

Ya sudah, gitu aja. Salam Kompasiana!

***

VIDEO PENGGAL KEPALA NGIBUUUL.... BOHOOONG..... DRAMAAA..... SINETROOON.....

SAKSIKANLAH...!!!! VIDEO PEMENGGALAN KEPALA WARGA AS OLEH ISIS ISIS ISIS ISIS

RABU, 20 AGUSTUS 2014 | 09:21 WIB

ISIS Rilis Video Pemenggalan Wartawan AS

TEMPO.CO, Washington – Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang kini menyebut diri mereka dengan nama Negara Islam merilis sebuah video pemenggalan terhadap wartawan Amerika Serikat, James Foley, di YouTube pada Selasa, 19 Agustus 2014.

Dalam video tersebut terlihat Foley sedang berlutut di samping seorang pria berpakaian hitam. Ia membaca pesan yang mungkin ditulis pada penculiknya bahwa “pembunuh sesungguhnya” adalah Amerika. (Baca: Mengapa ISIS Lebih Lebat dai Al Qaeda?)

“Aku berharap memiliki waktu lebih banyak. Aku berharap bisa memiliki harapan untuk bebas dan melihat keluargaku sekali lagi,” ujar Foley lebih lanjut. Tak lama setelah itu, kepala Foley dipenggal dengan sebilah pisau. (Baca:Tolak baiat ISIS, 700 Warga Sheitat Dipenggal)

Sementara itu, menanggapi video ini, Dewan Keamanan Nasional AS (NSC) menyatakan masih memeriksa keaslian video. “Kami telah melihat video yang disebut sebagai pembunuhan warga AS James Foley oleh ISIS,” ujar juru bicara NSC, Caitlin Hayden, seperti dikutip CNNhari ini.

Pria berusia 40 tahun itu dilaporkan menghilang pada 22 November 2012 saat bertugas untuk GlobalPost di Suriah bagian barat laut, dekat perbatasan dengan Turki. Foley juga pernah ditangkap di Libya pada April 2011 bersama tiga wartawan lain. Ia kemudian dibebaskan enam minggu kemudian.

Video ini juga menunjukkan sosok jurnalis lain asal AS yang diyakini sebagai Steven Sotloff. Kontributor Time tersebut diculik pada 2013 di Suriah. Kejadian ini merupakan ancaman bagi AS untuk segera angkat kaki dari Irak dalam misinya membantu memerangi ISIS.

***

MUFTI SAUDI : SYIAH MUSUH ISLAM NOMOR 2

Elin Yunita Kristanti

Mufti Besar Arab Saudi: ISIS Musuh Islam Nomor 1

INTERNASIONAL · 20 Agu 2014 14:43

Liputan6.com, Riyadh - Dengan berdalih menegakkan Daulah Islamiyah, militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) menempuh jalan kekerasan, membantai kaum minoritas, mempertontonkan kesadisan di dunia maya. Apa yang mereka lakukan tak sesuai dengan Islam yang sejatinya rahmatan lil alamin -- rahmat bagi semesta alam. 
 
Mayoritas umat Islam tak setuju dengan kelompok ekstremis itu. Termasuk Mufti Besar Arab Saudi, Sheikh Abdul Aziz al-Sheikh, yang menyebut ISIS dan Al Qaeda sebagai "musuh Islam nomor wahid". 

"Ide-ide ekstremisme, radikalisme, dan terorisme...tak ada hubungannya dengan Islam. Dan (pendukung mereka) adalah musuh nomor satu Islam," kata ulama tersebut, sepertiLiputan6.com kutip dari situs Al Arabiya, Rabu (20/8/2014).

Sang Mufti merujuk pada ISIS -- yang mendeklarasikan 'kekhalifahan' di sebagian Irak dan Suriah, juga jaringan teror global Al Qaeda. 

Rabu lalu, Arab Saudi menyumbangkan US$ 100 juta kepada Badan Antiterorisme PBB atau United Nations Counter-Terrorism Centre (UNCCT) untuk memerangi terorisme. 

"Terorisme adalah kejahatan yang harus dimusnahkan dari muka Bumi, melalui upaya internasional," kata Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat,  Adel al-Jubeir, dalam sebuah acara di markas besar PBB. 

"UNCCT adalah satu-satunya lembaga dunia yang memiliki legitimasi untuk memerangi terorisme," tambah al-Jubeir. 

Sementara itu, Dubes Saudi Arabia untuk PBB Abdullah Al-Mouallimi mengatakan, UNCCT memerangi jenis pemikiran "yang ada di belakang terorisme." 

AS, Jerman, dan Inggris Raya juga menyumbangkan dana untuk organisasi penentang terorisme itu. 

ISIS mengemuka akhir-akhir ini. Kelompok militan tersebut merebut sejumlah besar wilayah Irak dan membantai kelompok minoritas -- yang mendorong AS melakukan serangan udara pertama sejak pasukan Obama ditarik mundur dari Irak pada 2011 lalu. 

Senin lalu, ISIS mengancam akan menyerang warga AS di manapun-- jika Washington terus menyerang para militannya. 

Dan tak lama kemudian, kelompok teroris itu merilis video pemenggalan seorang jurnalis asal Amerika Serikat, James Foley. (Yus)

***

JAKARTA RUSUH?! TANGGUNGJAWAB JOKOWI LAAAH.....

Tim Prabowo-Hatta: Demo Merusak Bukan Tanggungjawab Kami

Laporan: Ihsan Dalimunthe 
 0  0 

RMOL. Pendukung Prabowo-Hatta tetap bertekad melaksanakan aksi mengawal proses hukum sengketa Pilpres secara damai. Dalam aksi hari ini, para pendukung Prabowo-Hatta membuktikan tekadnya. Hal ini sebagai langkah mengikuti seruan Tim Perjuangan Merah Putih untuk Kebenaran dan Keadilan. 

"Intruksi tim pemenangan nasional Jenderal Yunus Yosfiah, para pendukung Prabowo Hatta diminta untuk menggelar aksi damai tanpa kekerasan.  Boleh emosi, tapi hanya dengan kata-kata. Tidak boleh emosi dengan melakukan perusakan-perusakan fasilitas publik," kata Syarif Hidayat dari Tim Prabowo-Hatta kepada wartawan di Jakarta (Rabu, 20/8).

Syarief menekankan, jika terjadi pengrusakan di lapangan saat demonstrasi, hal tersebut di luar tanggung jawab tim pemenangan pasangan nomor urut 1.

"Jumlah kita 50 ribu massa, tidak mungkin kita membatasi emosi mereka. Kita hanya mengimbau supaya bertindak tertib," tegas Syarif. 

Dia menceritakan tim Prabowo-Hatta akan menempuh jalur lain yang konstitusional jika keputusan MK tak memberikan keadilan bagi pasangan Prabowo-Hatta. Salah satunya adalah jalur PTUN guna membatalkan keputusan KPU dan lain-lain. Cara lain, pihaknya akan gunakan kekuatan di DPR dengan koalisi merah putihnya, untuk membongkar kecurangan yang dilakukan KPU. 

"Semua perjuangan kita lakukan melalui jalur konstitusional. Melalui lembaga-lembaga resmi. Tidak melalui kekerasan di jalanan," bebernya. 

"Aksi anarkis hanya akan mengorbankan rakyat. Sementara kami ini berjuang untuk rakyat. Biarlah pada pengacara dan penasehat hukum serta politisi yang berjuang untuk meraih keadilan bagi kita," tambah Syarief.[dem]

***

COPAS ITU SUSAAAH BANGET.... UDAHANNYA MASUK NERAKA PULAK....

Jangan Kau Kira Menulis Itu Gampang, Kawan

Pebriano Bagindo

20 Aug 2014 | 08:34

Sumber: http://astrianin.files.wordpress.com/2012/07/hidup-untuk-menulis.jpg

Tersentak mendengar perkataan seorang kawan kerja, “Tulisan-tulisan di Kompasiana itu kok gampangan sih? Semua orang juga bisa buat seperti itu. Herannya tulisan seperti itu kok bisa-bisanya dibaca banyak orang?”

Saya balik bertanya, “Gampang bagaimana?”

Kembali dia menjawab, “Ya, gampanganlah, tulisannya tidak panjang, isi tulisan juga bukan hebat-hebat amat. Bahasanya semau gue penulisnya saja.”

Saya terdiam sejenak mendengarnya sambil teringat saat pertama kali mencoba menulis artikel 1,5 halaman kuarto, saya keringatan dan pusing tujuh keliling. Beberapa jam saya utak-atik kalimat hanya untuk menuangkan satu ide kecil yang ada dalam benak. Pada akhirnya tulisan itu pun ‘tidak selesai’ atau selesai tapi saya sendiri malu membacanya.

Teman saya ini adalah seorang konsultan profesional yang biasa membuat laporan proyek-proyek pemerintah. Hasil tulisan yang dia buat bisa ratusan lembar kemudian dijilid menjadi sebuah buku laporan. Walau saya juga tahu, apa yang dihasilkannya itu tidak murni seluruhnya hasil pemikiran sendiri. Sering kali dia mengkopi-paste dari laporan-laporan proyek sejenis yang dia miliki, dan dari referensi lainnya. Hasil kopi-paste itu dimodifikasi menyesuaikan proyek yang sedang dia kerjakan.

Dia seorang yang cerdas, sering kami bersama dengan teman-teman yang lain kongkow-kongkow di tempat makan atau warung kopi sambil diskusi ringan tentang banyak hal, mulai dari masalah politik, kenegaraan, sosial, perkembangan media, budaya dan lain sebagainya yang sedang jadi isu aktual di pemberitaan media. Pemikirannya menarik, cukup cemerlang dan seringkali mencengangkan dalam menanggapi isu-isu aktual.

Saya kembali menanggapi pernyataannya, “Okelah, kalau ente katakan menulis artikel itu gampangan. Bagaimana kalau ente juga membuat tulisan seperti di Kompasiana itu?"

Dia tertawa dan berkata, “Wah itu mah kecil, bro...! Apa taruhannya buat aku? Kamu traktir tiga kali makan siang, ya.”

Saya setuju, “Oke, deal.... traktir ente tiga kali makan siang itu mah gampang, tidak akan membuat saya jatuh miskin!"

Kami pun tertawa bersama teman-teman yang lain di kafe itu. Kemudian saya berikan gambaran bahwa saya kalau menulis artikel butuh waktu antara 30 menit sampai 1 jam, sudah termasuk edit kalimat, cari gambar ilustrasi dan posting ke Kompasiana. Jumlah kata antara 400 sampai 1.000, tergantung tema artikel. Saya katakan padanya, “Pasti ente bisa lebih baik, bro... kan sudah biasa buat laporan proyek ratusan lembar. Lha ini untuk Kompasiana cuma 1,5 halaman kuarto. Tulis aja opini dari satu tema kecil soal politik atau timnas U19 yang tadi kita diskusikan.”

Besoknya ketika ketemu saya tagih tulisannya. Kenapa tidak di-posting ke Kompasiana? Dia katakan belum, masih dibuat. Katanya, “Kau gila, ya... aku sudah dua jam-an membuat tulisan itu tak juga selesai. Maka kutinggalkan dulu, mungkin otakku lagi tak fit.”

Saya tersenyum dan coba memaklumi. Hari berikutnya saya tanyakan lagi. Dia katakan, “Ah, nanti-nantilah... sudah aku otak-atik tapi hasil tak bisa seringan yang ditulis orang-orang di Kompasiana itu.”

Hari berikutnya lagi saya tagih. Katanya saya sudah kayak debt collector. Dalam suatu kesempatan makan kongkow-kongkow dia katakan menyerah sambil dia tunjukkan tulisannya yang “acak-kadut”di laptop. Ahaa! Dompet saya pun selamat tak jadi koyak dalam, maklum dia makannya banyak.

Sampai sekarang dia masih di Kompasiana menjadi silent reader yang setia, taat, tabah, khusyuk dan penuh penghiburan. Setiap saya selesai posting artikel dan beberapa waktu kemudian ketemu, pasti dia berseru, “Kau memang gila, bro,” setelah itu kami pun tertawa. Saya yakin dia telah membaca Kompasiana. Karena panggilan “Gila” itu saya pun menjadi Kompasianer yang tabah.

Terhitung sudah kira-kira 4 bulan sejak dia membuat akun Kompasiana (belum termasuk beberapa tahun menjadi pembaca tanpa akun), belum satu pun tulisan dia buat dan tak lebih 5 jari komentar di akunnya. Saya sadar, dia telah menjadi “Silent Reader Teladan” di Kompasiana.

***

JOKOWI DAN LOMBA MAKAN KERUPUK BERACUN

RABU, 20 AGUSTUS 2014 | 06:42 WIB

Jokowi Ingin Makan Krupuk, Pengawal Melarang

TEMPO.COJakarta - Calon presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi, kembali menceritakan pengalamannya saat merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-69 di Taman Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad 17 Agustus 2014.

"Saya mau cerita tentang balap karung dulu," kata Jokowi saat menerima penghargaan 'Tokoh Pemerintahan Terbaik' versi Soegeng Sarjadi Award di Jakarta, Selasa, 19 Agustus 2014. (Baca:Jokowi Keok Lomba Balap Karung)

Dari berbagai lomba yang diadakan, Jokowi 'terpaksa' memilih lomba balap karung. Padahal, Jokowi ingin ikut lomba makan kerupuk. "Panjat pinang enggak berani. Kalau makan kerupuk sebenarnya enak, tapi sama pengamanan nggak boleh karena katanya harus ada food test," kata Jokowi disambut tawa para undangan. (Baca: Jokowi Setuju 6 Jenis Manusia Versi Mochtar Lubis Dihilangkan)

Sebenarnya, kata Jokowi, tim pengamanannya juga melarang dia ikut lomba balap karung. "Takut saya jatuh. Tapi saya bilang 'ya paling sakit'," katanya terkekeh. (Baca: Jokowi Emoh Hidup di Menara Gading)

Mengaku sebagai juara bertahan lomba balap karung semasa kecil, kali ini Jokowi malah menjadi juara ke-10 dari sepuluh peserta. "Tapi saya enggak gugat panitia," katanya. "Yang penting saya senang bisa loncat-loncat. Saya lihat masyarakat juga senang," pungkasnya. (Baca: Jokowi Cetak Gol, Artis Berebut Selfie)

Jokowi menyatakan senang melihat rakyat di kampung yang mengadakan lomba-lomba sederhana kemudian tampak bahagia. "Bukan hal yang tinggi-tinggi, tapi mereka menikmati kegembiraan itu," mantan Wali Kota Solo ini menjelaskan.

***

Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari

Rabu, 20 Agustus 2014 , 10:12:00 WIB

Ini Calon Ketua Umum PDIP yang Bisa Menyaingi Prananda dan Puan Maharani

Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi 


 9  0 

RMOL. Bincang-bincang di internal PDI Perjuangan kini bukan semata terkait dengan komposisi kabinet dalam pemerintahan Jokowi-JK. Lebih-lebih di antara meraka percaya, Jokowi bisa bersikap bijak dalam menentukan siapa yang cocok untuk duduk sebagai menteri.

Kini, perbincangan justru mulai masuk ke dalam persoalan suksesi kepemimpinan PDI Perjuangan. Kongres PDI Perjuangan sendiri akan digelar pada tahun 2015.

Inti perbincangan lebih kepada siapa sosok yang akan memegang kursi ketua umum. Sebagian kader masih menghendaki agar kursi ketua umum dipegang oleh Megawati Soekarnoputri sambil menyiapkan transisi selanjutnya secara lebih halus.

Di pihak lain, ada keder yang menghendaki agar kursi ketua umum dipegang oleh Puan Maharani, yang dinilai telah meniti karir politik secara berjenjang dan matang. Ada juga kader yang menghendaki agar kursi ketua umum berada di tangan Prananda Prabowo, yang dinilai memahami dengan baik ide-ide besar Bung Karno.

Di luar persaingan dua anak Megawati ini, sebagian mata juga tertuju pada cucu lain Bung Karno. Dia adalah Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari. Puti merupakan putri dari Guntur Soekarnoputra. 

Selama ini, Puti, yang duduk di Komisi IX DPR memang kurang terdengar di publik. Namun dibalik ketidakpopuleran Puti, ada sementara kader yang mengidolakannya. Selain dinilai cerdas, Puti juga dipandang sebagai calon alternatif yang bisa menyaingi antara Puan dan Prananda.[ysa]

***

Y O L O YOU ONLY LIVE ONE

 Kategori

Istilah 'Yolo', hidup hanya sekali, masuk kamus Oxford

4 jam lalu

Kirim

Selain Yolo, istilah lain di kamus Oxford termasuk adorbs dan binge-watch.

Yolo, adalah singkatan dari 'you only live once atau 'Anda hanya hidup sekali', adalah salah satu kata baru yang dimasukkan ke dalam kamus daring Oxford.

Ungkapan lainnya, yaitu 'adorbs' - yang berarti lucu atau menggemaskan, dan 'binge-watch' - yang berarti menonton sesuatu terus menerus - ditambahkan juga ke oxforddictionaries.com.

Website ini berisi kata-kata dalam bahasa Inggris yang digunakan saat ini.

Kata-kata baru lainnya yang ikut dimasukkan adalah "tech-savvy" dan"clickbait".

Kata-kata ini diterbitkan untuk memperbaharui kamus online, dan memberikan wawasan untuk ahli bahasa tentang tren penggunaan bahasa saat ini.

Untuk saat ini, kata-kata tersebut tidak akan muncul di kamus bahasa Inggris Oxford, tapi akan diterbitkan di tahun-tahun yang akan datang jika kata itu sering digunakan.

Menurut program pengawasan kamus daring, penggunaan kata 'binge-watch' meningkat empat kali lipat pada bulan Februari dan tiga kali lipat pada bulan Juni, berdasarkan penggunaan rata-rata selama dua tahun terakhir.

Istilah-istilah lainnya yang masuk ke dalam kamus online diantaranya:

bank of mum and dad - sebutan untuk orang tua yang dianggap sebagai sumber bantuan keuanganbro hug - istilah lain untuk kata 'man hug' dan digunakan untuk dua orang yang saling berangkulancray - crazy atau gilahench - digunakan untuk menggambarkan seorang pria yang kuat, dan berotothot mess - sebutan untuk orang yang tidak berhasilmansplain - sebutan untuk laki-laki yang menjelaskan sesuatu kepada perempuan dengan cara yang merendahkanside-eye - lirikan yang menggambarkan ketidaksetujuanspit-take - sebutan untuk orang yang menyemburkan air minum ketika terkejut atau mengetahui sesuatu yang lucu

***

SELFIE ON STAMP : PERANGKO PRISMA BAGI YANG PUNYA PENYAKIT SELFIE AKUT

RABU, 20 AGUSTUS 2014 | 05:45 WIB

Di Solo, Foto Selfie Ini Dijadikan Perangko

TEMPO.COSurakarta -- Kantor Pos Besar Solo bekerja sama dengan Solo Paragon Mall menggelar lomba foto selfie yang sekaligus bisa digunakan untuk perangko. Supervisor benda filateli Kantor Pos Besar Solo Hanin Fathan Choiriyyah mengatakan konsep foto selfieitu sebenarnya mirip dengan program foto diri untuk perangko yaitu perangko prisma.

"Perangko prisma sudah ada sejak 1997. Tapi kurang dikenal masyarakat," kata Fathan, Selasa 19 Agustus 2014. Biasanya masyarakat jarang berkirim surat atau kartu pos dengan perangko prisma. Perangko bergambar foto diri itulah yang dijadikan koleksi pribadi.

Ketika foto selfie tengah jadi tren, maka Kantor Pos mencoba menggabungkannya dengan perangko. Foto peserta akan tercetak di perangko yang juga bisa berfungsi seperti perangko pada umumnya, sebagai bukti pelunasan biaya layanan pos.

Hanin mengatakan lomba dibuka sejak 19 Juni dan berakhir pada 19 Agustus 2014. Ada 60 peserta yang ikut dalam lomba bertajuk Selfie on Stamp tersebut. Hasil foto selfie diunggah ke akun Facebook milik Solo Paragon Mall. "Pemenang adalah yang mendapat tanda 'like' atau jempol terbanyak. Kami ambil tiga pemenang," ucapnya.(Baca: Foto Selfie Jupe Kalahkan Aktris Hollywood)

Para peserta juga mendapatkan album perangko prisma yang berisi 8 perangko. Tiap perangko bernilai Rp 2.500. Album perangko prisma tersebut khusus dicetak untuk lomba. Namun, sayangnya hasilnya tidak untuk dijual ke masyarakat. (Baca: 6 Fakta tentang Selfie)

UKKY PRIMARTANTYO

***