Tuesday, March 26, 2013

Panji-Panji Kebesaran pun Berkibar Memenuhi Angkasa Raya

BANDA ACEH- Bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) kini sah menjadi bendera Aceh setelah diundangkan dalam lembaran daerah. Bendera bulan bintang itu kini mulai berkibar di sejumlah tempat.

Salah satunya di bekas rumah tempat tinggal petinggi GAM almarhum Hasan Muhammad di Tiro di Jalan Pemancar, Lamteumen Timur, Banda Aceh. Sejak pagi, bendera bulan bintang itu terlihat berkibar di halamannya.

“Mulai hari ini, bendera dinaikkan dari pagi hingga sore, walaupun kemarin (Senin, 25 Maret) hanya dinaikkan setengah hari, karena tidak dibolehkan dulu,” kata Syahbudi, penjaga rumah lantai dua itu kepada wartawan, Selasa (26/3/2013).

Di Kota Banda Aceh, sejauh ini baru di rumah itu yang naik bendera bulan bintang. Pagi tadi, satu unit mobil jenis Toyota Avanza hitam juga sempat hilir mudik di jalan-jalan protokol membawa selembar bendera bulan bintang.

Namun, di kantor-kantor pemerintahan atau instansi swasta belum terlihat pengibaran bendera itu hingga sore ini. 

Sementara itu, di Aceh Utara, Langsa, Nagan Raya sejak kemarin sudah mulai berkibar bendera bulan bintang dibeberapa titik. Bahkan di wilayah pantai timur Aceh, warga mulai berkonvoi bersama mengusung bendera yang haram dikabarkan saat konflik dulu.

Tak ada insiden dalam pengibaran bendera itu, meski beberapa di antaranya sempat diturunkan aparat, seperti yang terjadi di Nagan Raya.

Bendera bulan bintang dan logo burak singa yang menjadi simbol kebesaran GAM, sudah menjadi bendera dan lambang Aceh menggantikan Pancacita, setelah disahkannya Qanun (Perda) Nomor 3 Tahun 2013 tentang Bendera dan Lambang Aceh pada 22 Maret lalu.

Gubernur Aceh Zaini Abdullah resmi meneken Qanun itu, Senin 25 Maret kemarin. Kepala Biro Hukum Pemerintah Aceh, Edrian, mengatakan, dengan ditandatangani oleh Gubernur selaku Kepala Pemerintahan Aceh, maka Qanun tersebut sah berlaku dan memiliki kekuatan hukum.

Aceh memiliki kewenangan menggunakan bendera dan lambang serta himne khusus atas persetujuan legaslitaf dan eksekutif Aceh, sebagaimana disebut dalam MoU Helsinki dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. 

Dalam Qanun tentang Bendera dan Lambang Aceh disebutkan barang siapa yang merusak atau merendahkan bendera bulan bintang bisa dipidana enam bulan penjara atau denda maksimal Rp50 juta.

Dengan disahkannya Qanun bendera dan lambang Aceh ini, warga berharap damai Aceh bisa terus terjada dan pembangunan bisa dimaksimalkan untuk Aceh lebih baik.

"Kami berharap ke depan Aceh akan terus membaik," kata warga Blang Oi, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh Muhammad Riza (30).

Dengan disahkannya Qanun Bendera dan Lambang Aceh itu juga diharapkan bisa mengakhiri pro kontra yang terjadi selama ini. 

"Ini menjadi awal kepada seluruh masyarakat Aceh untuk semakin menyatukan gagasan dan langkah serta semangat membangun Aceh yang terus menjaga perdamaian,” kata Ketua Komite Pemuda Koetaradja, Lazuardi. (kem)

Rela Aku Tinggalkan Raga Karena Gula

Gula Pasir
.
Oleh: Banbanpret
.
 | 26 March 2013 | 02:01 WIB
.
Aku pergi ke pasar.
Berjalan kaki dengan balutan sandal sederhana berikut sepasang sandang yang tak begitu menarik perhatian, toh pasar memang bukan tempat yang begitu bersih.
Aku mencari teman untuk setiap cangkir kopi ku di esok hari.
Aku kehabisan sabar, untuk sekantung gula pasir.
Tak sulit untuk menemuinya. Sosok putih, halus, dan semanis dia, di jual begitu murah, rela menjajakan diri dan butiran raganya.
Yah maklum. Pelacur pasar.
Aku membawanya ke gubuk seperti biasa dengan rasa kasihan. Wadah bundar dengan tutup hijau bertuliskan “kedap udara”, membuatku sering berpikir bagaimana ia bernafas dan melanjutkan hidup.
Lucunya, Ia tetap manis ketika ku cubit sejumput miliknya dan menuangkannya lebih banyak ke dalam kopi ku yang bertemankan sendok teh.
Bertahun-tahun aku menghabiskan hidup dengannya. Terbuai dengan manis sementara dan pahit yang mungkin bisa berkepanjangan.
Suatu saat, aku terjerembab oleh angkatan kakiku yang  tak lurus.
Cangkirku pecah berserakan, hingga serpihannya menusuk mata dan membuatku buta berdarah.
Aku kehabisan waktu, hidung ku terasa di plester, dan stamina yang terasa sudah di himpit malaikat.
Terlintas satu opini.
Bermanis ria sambil memejam mata di balik bayangan cemburu hati itu tidak baik.
Gula itu jahat padaku.
Note : Gula pasir adalah sebagai benci, manis di awal, pahit sampai akhir.

Kudeta CDMA : Sabotase Smarfren

Jakarta - Gangguan jaringan internet yang melanda Smartfren Telecom tentunya membuat para pelanggan berang. Namun jangan khawatir, operator CDMA ini sudah menimang-nimang kompensasi untuk meredam kekecewaan pelanggan.

Menurut Djoko Tata Ibrahim, Deputi CEO Smartfren, soal ganti rugi sudah masuk dalam ancang-ancang Smartfren. Namun akan seperti apa realisasinya belum diputuskan alias baru sekadar wacana.

"Kita lagi pikirkan (soal ganti rugi). Nanti kita bisa kasih kompensasi dengan melihat berapa kehilangan kesempatan pelanggan hari ini, nanti kita atur," ujar Tata Ibrahim kepada detikINET, Selasa (26/3/2013).

Pun demikian, yang utama, Smartfren saat ini lebih memprioritaskan soal perbaikan jaringan. Dimana ditargetkan kapasitas jaringan akan pulih lebih dari 80% pada tengah malan nanti.

"Untuk saat ini kapasitasnya masih 30%. Ini kita terus melakukan perbaikan. Kalau nanti malam lebih dari 80% jaringan yang diharapkan pulih," lanjut Tata Ibrahim.

Smartfren sendiri melihat kejadian ini sebagai musibah yang sulit untuk dihindari. Sebab upaya back-upsejatinya sudah dilakukan, namun apa daya, dua 'ban serep' yang disiapkan pun ikut-ikutan dirundung masalah.

"Kejadian ini musibah. Pertama (kabel kita) kena jangkar kapal, dan langkah redundant (untuk back-up, red) sebagai jalur kedua kena longsor. Lalu pakai teman kita lagi, pihak ketiga Matrix Submarine kena (putus) juga," kata Toto Ibrahim.

"Jadi ini kondisinya dua ban serep kita kena semua," ia menandaskan.

Eat Me

Hyperphagia
.
Oleh: Hermas Hermawan
.
 | 26 March 2013 | 08:06 WIB
.
Alan menginjak gas dalam-dalam.
Cerita ini tentnag Tito, anaknya, yang punya kebutuhan ‘khusus’. Pada minggu pertama Ia merangkak, Tito menghabiskan persediaan makanan di kulkas. Ketika gignya tumbuh, Ia mengunyah apa saja, layaknya tikus. Ia seperti tak pernah kenyang.
Memasuki usia setahun, pertumbuhan Tito melebihi apa yang Alan bayangkan selama ini. Anaknya mulai berani memakan anjing tetangga.
Siang ini, telepon dari Istrinya terputus ketika menggendong Tito yang lapar. Yang terakhir Ia dengar adalah teriakan Istrinya.
Alan terus menginjak gas dalam-dalam.
Persetan dengan rapat perusahaan.

PDS Itu Partai Ke-19 Kah Kah Kah???

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari berharap, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) menjadi partai politik terakhir yang lolos sebagai peserta Pemilu 2014. Jangan sampai lolosnya PKPI ini akan seperti kotak pandora yang akan diikuti partai-partai lainnya.
"Saya rasa sudah cukup, kami harap PKPI yang terakhir karena kalau tidak berhenti, munculnya dua peserta pemilu baru bisa menjadi kotak pandora. Akan diikuti partai lain," ujar Hajriyanto di Kompleks Parlemen, Senin (25/3/2013). Ia menilai, jika keputusan meloloskan PBB dan PKPI ini menjadi kotak pandora, maka bisa jadi akan mengganggu proses pencalegan.
"Padahal, kami berharap DPR bisa lebih baik dari sekarang. Awalnya dari penyusunan caleg itu," kata Hajriyanto. Wakil Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat ini melihat idealnya peserta Pemilu 2014 ini adalah 12 peserta. Itu pun, menurut dia hanya 7-8 partai politik di antaranya yang diperkirakan bakal memenuhi parliamentary treshold (PT).
Seperti diberitakan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan juga Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) menjadi partai politik peserta Pemilu 2014. Penetapan PKPI sebagai Peserta Pemilu 2014, tertuang dalam Keputusan KPU No 165/KPTS/KPU/2013. Partai ini menempati nomor urut 15. Sebelumnya, KPU juga menetapkan Partai Bulan Bintang sebagai peserta Pemilu 2014, yang kemudian mendapatkan nomor urut 14.
Berita terkait dapat dibaca dalam topik:Geliat Politik Jelang 2014

Batang Coklat Mentah

Chocolatier
.
Oleh: Ana Lotnok
.
 | 26 March 2013 | 00:38 WIB
.
Cyntia, apa yang kau pandangi? bukankah acara kesukaanmu sudah tayang? Biasanya kau paling antusias saat Oprah Winfrey sudah mulai berseru dan bersemangat dengan pemirsanya?
Kau rindu kampung halamanmu ya Cyn? atau jenuh dengan pekerjaanmu?
Tak bergeming sedikitpun Cyntia dengan beberapa pertanyaan yang di ajukan Xiao Mei sahabatnya yang berasal dari Singapura.
Cyntia tetap memandang ke arah Timur memandangi senja yang semakin menepi.
Ini masakan apa Cyn?
Sedikit aneh dalam pandangan Xiao Mei melihat sebuah piring berisi tumisan sayur yang asing baginya.
Mendengar pertanyaan itu Cyntia mendadak menghampiri Xiao Mei dan berkata
Aiihhhh hihihi itu kiriman dari Ibuku di Bandung, Xiao Mei! Apa di Singapura kau tak pernah melihat sayuran ini?
Tak Pernah! Jawab Xiao Mei agak penasaran dengan rona merah di pipi Cyntia.
Apa itu Cyn? tanya Xiao Mei
Ini Tumis Kangkung, Xiao Mei, Kang Kung!
Kang Kung? Xiao Mei bertanya kembali
Hihihi… nanti jika kita sama-sama pulang ke Asia akan kukirim Kang Kung ini ke Singapura dan kau bisa sajikan untuk pacarmu agar… heemmmm tak perlu lagi brandy atau wyne.
Mata Xiao Mei berputar dengan dahi agar berkernyit, bingung menangkap maksud ucapan Cyntia.
Nanti lah kau akan tahu Xiao Mei. Cyntia mengedipkan matanya ke arah Xiao Mei.
Lalu apa yang membuatmu termenung tadi Cyntia? tanya Xiao Mei penasaran
Di sini semuanya serba putih, besar memang, namun lembek Xiao Mei hihihi dan aku termenung karena merindukan yang Coklat, Tidak Terlalu Besar Memang, Namun Keras dan Dahsyat hihihi Cyntia tertawa kecil sambil mengganti pakaiannya dengan sebuah Lingerie Cantik berwarna Hijau Muda Bening.
Cantikkah aku Xiao Mei? tanya Cyntia menghadap ke arah Xiao Mei dengan balutan Lingerienya.
Xiao Mei tersenyum dan berkata… Cantik Sekali Cyntia dan heemmm pasti Kang Kung itu biasa kau sajikan untuknya di Bandung sana ya?
Hihihi Cyntia mengedipkan matanya kembali ke arah Xiao Mei sambil berucap… Yup dan tentu saja kehangatan dan kedahsyatan Coklatnya hihihi.
Aku Tidur ya Xiao Mei. Jangan penasaran lagi dengan Kang Kung itu ya. Tunggu saja dan waktunya akan tiba buatmu dan juga lelakimu.
~~~000~~~

Kudetaku Sembakosem

Raizo
.
 | 25 March 2013 | 19:21:32
.
jelas yang dilakukan ratna DKK bukan termasuk kudeta…
.
melainkan semacam gerakan people power…
.
anda membedakan kudeta dan poeple power aja masih gak becus…!
.
kalau kudeta biasanya aksinya sudah terorganisir dengan langsung menyerang objek2 vital pemerintahan..
.
makanya aksi kudeta biasanya dengan terlebih dahulu menguasai TNI (lembaga pertahanan suatu negara), kudeta itu dilakukan secara sembunyi2…
.
dan kudeta tidak melibatkan masyarakat sipil dalam aksinya,,
.
sementara ini yg dilakukan ratna, bahkan dia terang2an mengultimatum SBY untuk mundur.
.
anda ingat peristiwa 1998 dimana mahasiswa dan masyarakat mengultimatum soeharto untu mundur?
.
apakah anda terlalu tolol hingga menyebut peristiwa 1998 sebagai kudeta?
.
peristiwa 1998 persis seperti yg dilakukan ratna dkk.
.
mereka hanya mencetuskan suatu ide perubahan y saya kira cukup bernilai positif bagi rakyat..
.
siapapun boleh dan sah2 saja ikut serta dalam gerakan ini..
.
tak ada penyerangan, tak ada konfrontasi..
.
yg ada hanya gerakan masyarakat sipil besar2an untuk menuntut SBY mundur..
.
.
.
.

60 Blog Terasa Sedikit, 1 Ponsel Android Terasa Banyak

Apakah Visimu Ber-Kompasiana?
.
Oleh: Muhammad Armand
.
 | 23 March 2013 | 09:46 WIB
.
Gila….!.
Kompasianer mendaulat Facebook bak lahan pembantingan psikologis ketika mesin Kompasiana doesn’t work. Gelaran status di Facebook kian ‘gila’. Apakah arti yang tersingkap atas gejala psikis member Kompasiana ini?. Jawabannya sangat ringan: “It’s belonging. Member telah sangat merasa bahwa Kompasiana adalah miliknya, habitatnya, real state-nya, kompleksnya, perumahannya”.
Simpul-simpulnya, ber-Kompasiana adalah area memarkir perasaan, mengaktifkan pikiran. Dan bertanya seriuslah seroang kawan via BBM: “Apa sih yang kamu dapat di Kompasiana?”. Sebuah pertanyaan kelewat aneh…!.
Tidakkah penanya ini paham bahwa hobi dan cinta memiliki persamaan?. Sebab siapa yang hidup dengan cinta maka ia akan gila, tanpa cintapun iapun gila. Dan menulis adalah hobi, siapa yang gila karena menulis, iapun akan gila tanpa menulis. Sepakat?
Atas ‘gugatan’ penanya itu, saya menjawabnya begini: “Saya ber-Kompasiana bukan tanpa tujuan. Saya punya visi-misi”.
Inilah visiku:
- Mengubah wajah muram Indonesia menjadi cerah
- Menjadikan Kompasiana sebagai jembatan nusantara dalam bingkai persaudaraaan
- Menelisik skill tulis-menulis
- Menerjemahkan cara pandang orang lain
- Menjadikan penulis lain sebagai guru saya tanpa kecuali
- Mengasah ketajaman batin dalam memahami sesama member
- Menjadikan kegemaran menulis sebagai tradisi dan kebudayaan
X-Factor
Ini ‘biang’ kisruh, zona gugat-menggugat soal HL dan TA. Persis gelar perkara sengketa tanah, sama-sama merasa berhak. Perkara HL dan TA, pun begitu, sama-sama merasa berhak untuk dinaikkan di atas panggung Headlines, dan Trending Article. Jika semua naik panggung, lantas siapa yang menonton?. Hemat saya, kita berbagi peran di sini. Dan kita sangat bisa bertukar peran. Itulah yang disebut dinamika kerjasama, gotong-royong, bukan gontok-gontokan.
Apresiasi HL/TA adalah X-Factor, soal keberuntungan, soal nasib, takdir. Dalam Psikologi, jelas termaktub di sana dengan Teori Psikoanalitik, pesan mendalam teori ini bahwa nasib manusia tak dapat dikendalikan, ditentukan oleh diri sendiri. Hemat saya lagi -setelah dua tahun berKompasiana- HL/TA adalah hanyalah magis biasa, tiada yang teramat istimewa di sana, ini soal ganjar-mengganjar kejiwaan, satisfaction, agar dapat menginvitasi daya gedor menulis.
Keputusan Admin meng-HL/TA-kan sebuah artikel, bukanlah sebuah vonis. Admin tidak meng-HL/TA-kan bukanlah bermakna tulisan saya salah. Yang di-HL/TA-kan pun bukan diterjemahkan bahwa tulisan itu ‘benar’. Ini soal benefit, soal daya jelajah kebermanfaatan sebuah tulisan, soal kekuatan sebuah tulisan berdampak positif, baik, manusiawi dan message-nya kuat.
Sejajar
Saya terngiang-ngiang akan sebuah manifesto: “Jika dalam sebuah komunitas, kelompok, group, organisasi, institusi. Ada yang merasa penting dengan yang lainnya, maka sisa menunggu waktu kehancuran komunitas tersebut”.
Kita di sini sejajar sobat. Anda tak lebih penting dari saya. Saya tak lebih penting dari Anda. Kita sama pentingnya di sini. Kesejajaran itulah hal dasar, piranti pokok dan hal ikhwal utama. Begitulah implikasi The Human Right. Hingga seorang penulis dunia, Getrude Stein dengan bijak bertutur seperti ini:
To write:
1.is to write
2.is to write
3.is to write
4.Is to write
5.Is to write
6.Is to write
7.is to write
Beliau tak lelah mengatakannya dan mengulanginya “Is to write” sampai tujuh kali. Jika Anda dapat mengulanginya melebihi dari tujuh kali, maka Anda dapat mengalahkan kehebatan dan daya tahan penulis dunia ini. Hobi menulis seorang Stein adalah hal umum, yang unik darinya adalah hobinya mengeritik tulisannya sendiri setiap detik, hingga tiada celah baginya untuk mengritik tulisan orang lain. Pantaslah jika tulisannya kian hari kian sempurna. Beda dengan saya, dan mungkin juga Anda. Sebab, kita mungkin saja tak punya visi dalam dunia tulis-menulis tetapi hobi mencari-cari celah tulisan orang lain.
Selamat merenung…!