Thursday, July 10, 2014

lembaga survey pesanan KREDIBEL si TUKANG kredit MEBEL

"Lho, kok bisa begitu?"Tanya si om timses yang menyewa lembaga survey untuk 'quick count' versi TV swasta yang memihak mereka.

"Bisa diatur, om. Kalau mau menang besar, kami tinggal besarkan faktor 'margin of error-nya', kalau mau menerima kalah tipis, kami pakai 'margin of error' 1%. Ini penting untuk keamanan kami juga, biar tidak ketahuan bohongnya."Kata pak Falseto.

"Ya sudah. Bikin kami menang besar. Peduli amat sama margin-marginan, hehehe...."Kata om timses semangat.

"Saya akan ambil sampel di kantong-kantong suara om dan propinsi yang bapak banyak menang. Tempat yang banyak simpati ke lawan om akan kami ambil sedikit saja. 'Deal'?"

"Deal!"

Esoknya, walau semua lembaga survey yang independent di pendanaan memutuskan lawannya menang, si timses ini tetap bahagia jagoannya menang 67%: 33% di survey internal mereka.

"Kami juga punya hasil 'quick count' dari lembaga yang kredibel."

Beberapa hari kemudian lembaga survey 'kredibel' itu diaudit oleh Persatuan Lembaga Survey resmi dan ternyata hanya mengambil sampel di tempat yang memenangkan calonnya, sampelnya cuma 800-an dan 'margin of errornya' 20%.

"Wajar kan kalau selisih 17%?'Margin of error'-nya memang kami besarin mas...."Ngaku pak Falseto.

Oalah, ini toh lemabaga 'kredibel', rupanya kantornya sedang kredit meubel dan si timses yang lunasi kreditnya serta uang ganti rugi 5 milyar.

Karena resikonya kalau ketahuan bohong maka lembaga survey ini dicoret alias di-'black list'. Jadi 5 milyar cukuplah buat ganti nganggur 2-5 tahun.

Setuju?

sinetron 13 episode

Siapa Cepat, Dia Dapat!

Ada seorang teman yang bertanya, “Kok bisa-bisanya kubu Jokowi mendeklarasikan kemenangan saat proses hitung-cepat dari beberapa lembaga belum selesai dilakukan? Bahkan, ketika pidato kemenangan Megawati selesai dibacakan, proses hitung cepat versi CSIS dan SMRC baru berkisar 77%-90%.”

Di sisi lain, hal itu bisa saja menjadi keniscayaan. Mengapa? Pasalnya, kubu Prabowo juga punya dasar (baca: hasil hitung-cepat yang berbeda) untuk membuat deklarasi kemenangan pilpres. Ini cuma soal siapa cepat, dia yang dapat.

Hal ini mirip seperti dilema yang dihadapi 2 orang perampok yang tengah diinterogasi (prisoners’ dilemma). Sebut saja namanya Mawar dan Melati.

Sang polisi menawarkan kesempatan untuk sama-sama menutup mulut, atau mengakui kejahatannya:

- Jika kedua pihak saling menyalahkan satu dengan yang lain, keduanya akan dipenjara 2 tahun;

- Jika Mawar menyalahkan Melati, tapi Melati bungkam, Mawar-lah yang dibebaskan dan Melati dipenjara 3 tahun (hal yang sama juga berlaku bila Melati yang menyalahkan Mawar dan Mawar bungkam);

- Jika keduanya sama-sama bungkam, mereka hanya akan dipenjara 1 tahun.

Dalam konteks Prabowo VS Jokowi, apakah keduanya sama-sama tutup mulut (baca: tidak mendeklarasikan kemenangan berdasarkan hasil hitung-cepat versi sendiri) demi kebaikan bersama? Fakta menunjukkan hal yang sebaliknya.

Too Close to Call

Lantas, seperti apa babak selanjutnya? Tentu segalanya menjadi antiklimaks. Kini, bola panas ada di KPU sebagai ujung tombak terakhir untuk penghitungan akhir.

Namun, siapapun yang menjadi pemenang pilpres versi KPU, kedua kubu punya peluang untuk mengajukan gugatan. Apa pasal? Tentu tak lain tak bukan karena klaim selisih suara yang terlalu tipis, pers asing menyebutnya “too close to call”. Benarkah?

Buat saya itu masih relatif. Pilpres Bush VS Al Gore selisihnya hanya sekitar 500 suara. Iya, ratusan, bukan ribuan. Itu yang disebut “too close to call”? Atau, selisih sekitar 1 juta suara (lebih-kurang 1% dari total jumlah pemilih terdaftar) sudah bisa masuk kategori “too close to call”?

Toh, pilpres 2009 silam juga berujung kepada sengketa. Akhirnya, palu hakim MK-lah yang harus diketuk sebagai penyelesaian akhir. Jadi, bola panas mungkin saja akan dioper KPU ke MK. Lagi-lagi antiklimaks bisa terjadi. Intinya, kalah jadi abu, menang jadi arang. Oh, saya ingin bertanya: siapa, ya, ketua MK yang memutuskan sengketa pilpres 2009?

DEKLARATOR BERWAJAH SURAM KELAM, ORATOR BERMIMIK TERHARU BERURAI AIR MATA, SI PIKUN TERSENYUM KECUT SAJA

Meski cuma tamat SMA dengan rekam jejak prestasi yang kabur, tapi apa kurangnya Megawati dari sisi modal sosial? Ia anak Bung Karno, tokoh proklamator kharismatik. Mega lahir dari trah dan ideologi politik yang jelas. Ia dipuja bahkan air kakinya diteguk loyalis. Kurang apa ketokohannya? Tapi lagi-lagi dua kali bertarung di pilpres Megawati tak digubris rakyat. Ia kalah di atas tumpukan modal sosial itu.

Kalau Jokowi kali ini capres dari PDIP, partai yang dipimpin Mega yang dua kali gagal jadi presiden itu, maka saya percaya pada kata-kata ini"

"Bersama orang-orang yang selalu gagal
membuatmu hanya mengulangi kegagalan baru"

Lalu bagaimana dengan Jokowi? Tak punya rekam jejak Ideologi politik. Daya ketahan_malangannya belum kuat dan teruji seperti Megawati.Ia tokoh yang disulap media salon. Muncul dengan mobil SMK bodong lalu waja dan rekayasa image terpampang di halam koran. Yang dihasilkan; dua tahun mengibuli warga Jakarta dengan rekayasa image yang menelan ongkos besar.

Jokowi didandan, bak antitesa bagi kepemimpinan Indonesia. Ia disulap seolah-olah punya ke-baru-an. Tapi apa itu? Cuma gagasan drone tanpa satelit (karena satelitnya sudah dijual Mega) dan "kartu Jakarta ini dan itu" yang juga mendulang korupsi (Baca laporan BPK tentang APBD DKI Jakarta 2013).

Maka ketika dipenghujung perhelatan demokrasi pilpres 2014...gestur kepanikan dan merasa berdosa tervisual kuat digaris muka Jokowi. Membaca garis wajah Jokowi tak terlalu ribet, mengingat tekstur mukanya standar dan gampang ditafsir. Bahkan deklarasi kemenangan "ala Jokowi-Mega" ditengarai merupakan cara menghibur diri sendiri untuk melepeh kekalahan. Dan kegalauan itu nampak nyata pada efek mimik dan getaran kata yang memvisualkan bentuk muka yang lesuh dan getas pada Jokowi.

Meskipun banyak kalangan menilai, PDIP, Mega dan Jokowi-JK menciptakan jebakan demokrasi untuk keuntungan kelompoknya. Dengan perilaku politik yang (terkesan) sedikit serakah itu, mereka (PDIP, Mega dan Jokowi-JK) seakan menyuburkan niat buruk, di tengah upaya sebahagian orang baik di negeri ini memupuk demokrasi dengan niat baik untuk negara dan bangsa.

Walhasil, kekalahan Nyata PDIP dan Jokowi-JK kali ini, bukanlah cerita baru, tapi perputaran kenestapaan yang selalu diulang-ulang. Ada baiknya kita merenungi pesan-pesan Tuhan berikut :

"Tuhan tidak pernah merubah nasib suatu kaum, hingga merekalah yang merubah nasibnya sendiri". Firman Tuhan ini mungkin bisa menguatkan stabilitas kebatinan Jokowi-JK yang kini dirundung kekalahan.

welcome to GAZA mr. Quick Count President

yang PALING CURANG pasti jadi PRESIDEN

kok belum ada yg teriak CURANG?
.
siapa yg paling banyak curang?
.
silahkan berdiri
.
dan ambil tuh KURSI PRESIDEN
.
PUAS?

PRABOWO menang versi REAL COUNT data dari SAKSI di TPS

Tim Koalisi Merah Putih mengeluarkan data resmi hasil real count peroleh suara nasional pilpres 2014. Wakil Ketua Bidang Saksi dan Hukum Koalisi Merah Putih Taufik Ridho membeberkan sampai pukul 18.20 WIB tadi, total jumlah suara masuk ke tabulasi real count sebanyak
.
82,975,065.
.
"Hasilnya pasangan
Prabowo-Hatta memperoleh 42,874,556 suara atau sekitar 51,67 persen,
.
pasangan Jokowi-JK sebanyak 40,100,509 atau 48,33 persen persen,"
.
kata dia kepada wartawan di markas pemenangan Prabowo-Hatta di Rumah Polonia Jakarta (Kamis, 10/7). "Prabowo-Hatta sudah unggul. Ini sudah masuk 60 persen. Kalau ikuti tren kita sudah bisa kunci kemenangan," sambung Taufik. Berdasarkan distribusi suara, papar dia, Prabowo-Hatta menang di beberapa pulau Sumatera.
.
Di Provinsi Aceh, Prabowo-Hatta menang 67,37 persen suara sah mengalahkan Jokowi-JK dengan 32,63 persen suara.
.
Di  Sumatera Utara, Prabowo-Hatta unggul dengan 50,02 persen suara sementara Jokowi-JK hanya memperoleh suara 49,98 persen. 
.
Di Sumatera Barat Prabowo-Hatta juga menang dari Jokowi-JK. Taufik menyebut Prabowo-Hatta menang suara 82,65 persen dan Jokowi-JK 17, 05 persen.
.
Di Riau, Prabowo-Hatta memperoleh 50 persen suara dan Jokowi-JK memperoleh suara 49,59 persen.
.
Prabowo-Hatta kalah dari Jokowi-JK di Jambi dan Bengkulu.
.
Di Jambi, hasil rekapitulasi yang masuk Prabowo-Hatta mendapat 49,4 persen sementara Jokowi-JK mendapat 50,6 persen.
.
Adapun di Bengkulu Prabowo-Hatta mendapat 43,35 persen suara sah dan Jokowi-JK mendapat suara 54,65 persen.
.
"Di pulau Jawa, Prabowo-Hatta menang telak di Jawa Barat dan Banten," kata Taufik.
.
Pasangan Prabowo-Hatta di Jabar memperoleh suara 64,66 persen, sementara Jokowi-JK 35,34 persen.
.
Di Banten, pasangan capres-cawpares koalisi Merah Putih mendapat 63,99 persen suara, dan Jokowi-JK mendapat 36,01 persen suara.
.
"Di DKI Prabowo-Hatta 46,78 persen, Jokowi-JK 52,22 persen," papar Taufik.
.
Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Prabowo-Hatta kalah suara.
.
Di Jawa Tengah Prabowo-Hatta hanya mendapat suara dukungan 35,58 persen diungguli Jokowi-JK dengan 64,42 persen.
.
Sementara di Jawa Timur, Prabowo-Hatta mendapat 49,05 persen dikalahkan Jokowi-JK dengan suara dukungan sebanyak 50,95 persen.
.
Taufik membeberkan real count ini berdasarkan laporan saksi timnya yang berbasis C1 di setiap TPS. Total saksi 470 ribu saksi di seluruh TPS yang tersebar di keluarahan, kabupaten, kecamatan dan Kota.
.
"Jadi suara yang masih belum banyak masuk di Papua, Papua Barat dan Luar Negeri. Kita masih terus akan update," demikian Taufik.
.
.
.

jokowi UNGGUL di 12 PROPINSI

by Megu Institute
.
.
lembaga survei abal-abal
.
gak kredibel
.
gak akuntabel
.
partisan
.
muka badak
.
PKI SINTING

PIDATO MR. PRESIDENT

Saudara-saudara sebangsa dan setanah-air, hari ini arah baru Indonesia telah ditentukan. Kita menuju Indonesia yang lebih baik; Indonesia yang rakyatnya sehat, pintar, beradab, sejahtera dan berkeadilan. Hari ini sejarah baru telah dibuat. Ini adalah sebuah babak baru Indonesia.

Saya ingin tegaskan, kemenangan ini bukanlah kemenangan Jokowi-JK, bukan kemenangan partai, bukan kemenangan tim sukses. Ini adalah kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Sekali lagi saudara-saudara sekalian, ini adalah kemenangan seluruh rakyat Indonesia!

Kemenangan rakyat yang sesungguhnya adalah kemenangan karena berpartisipasi, bukan yang mobilisasi. Rakyat yang sadar akan hak dan kewajibannya, bukan yang diintimidasi. Rakyat yang tulus ikhlas bekerja tanpa syarat, bukan yang diiming-imingi dengan suatu janji posisi dan semacamnya.

Saudara-saudara sekalian, tugas kita tidak berhenti saat pilpres selesai, justru tugas lebih penting menanti saat pilpres selesai. Memenangkan pilpres artinya mengabdi untuk rakyat, melayani kepentingan rakyat, dan menggerakkan seluruh komponen utk meraih kesejahteraan dan keadilan.

Tugas dan tantangan di depan kita besar. Saya mengajak kepada semua pihak, dari pihak manapun juga untuk sama-sama bersatu padu membuat Indonesia yang lebih baik.

Angka kemenangan memang telah dimunculkan, tapi saya perlu mengingatkan bahwa ini baru hasil Quick Count, bukan hasil resmi KPU. Angka ini adalah hasil sementara walau tetap harus disyukuri bahwa kita memperoleh angka lebih tinggi di Quick Count. Quick count yang tadi diumumkan adalah dari lembaga-lambaga survei yang kredibel dan reputasinya tak diragukan. Yang pada pemilu 9 April 2014, hasil quick count sangat akurat, bahkan hampir sama dengan hasil akhir rekapitulasi KPU.

Tugas kita semua sekarang adalah mengawal hasil pemilu hari ini hingga menjadi hasil resmi dari KPU. Kita harus kawal dan pastikan bahwa penghitungan suara di KPU berjalan dengan benar, dengan bersih dan tanpa intervensi dari pihak manapun juga. Saya menyerukan kepada semua pihak untuk jangan sesekali mencemari ketulusan aspirasi rakyat Indonesia dalam pemungutan suara hari ini.

Apresiasi ke Presiden SBY yg telah mengawal pemilu ini dengan baik, aman dan damai. Semoga hasil ini bisa dikawal hingga resmi diterapkan oleh KPU.

Saudara-saudara sekalian, tugas kita tidak berhenti saat pilpres selesai, justru tugas lebih penting menanti saat pilpres selesai. Memenangkan pilpres artinya mengabdi untuk rakyat, melayani kepentingan rakyat, dan menggerakkan seluruh komponen untuk meraih kesejahteraan dan keadilan.

Tugas dan tantangan di depan kita besar. Saya mengajak kepada semua pihak, dari pihak manapun juga untuk sama-sama bersatu padu membuat Indonesia yang lebih baik.

Saya juga menyampaikan apresiasi kepada Bapak Prabowo Subianto dan Bapak Hatta Rajasa yang telah berkontribusi untuk membuat demokrasi kita menjadi lebih baik. Bapak berdua adalah patriot, pencinta dan pejuang Indonesia. Saya akan terus menghormati Bapak berdua, dan percaya bahwa di peran apapun, Bapak Prabowo dan Bapak Hatta akan terus mengabdi untuk Indonesia.

Selamat pada seluruh rakyat Indonesia.

Assalamu’alaikum wr wb dan salam dua jari !!

peter pan on your windows

saipul majenun robek congore

Karena itu ada keanehan (kalo tidak mau disebut kecurangan) yang harus dijawab @SMRC

1. SMRC harus menjelaskan secara gamblang metode QC yang dipakai, berapa TPS yang dijadikan sampel dalam suatu daerah, berapa % jumlah data yang dikirim dan masuk dalam pusat data mereka hingga ditampilkan di televisi.

2. SMRC harus bersedia membuka aliran data yang masuk mulai pukul 12:52:34 hingga pukul 13:18:04 sehingga publik tahu berapa sebenarnya jumlah suara PH dan JJ.

3. Seluruh lembaga survey yang memenangkan kedua pasangan calon harus bersedia diaudit oleh lembaga audit independen agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

4. Lembaga survey harus bertanggungjawab apabila dikemudian hari hasil auditnya terbukti menyalahi kaidah science dan menjadi pangkal perpecahan seluruh rakyat Indonesia yang terlanjur percaya hasil QC ketimbang hasil Real Count yang akan diumumkan KPU 22 Juli 2014 mendatang

5. SMRC harus bertanggungjawab secara hukum karena ternyata SMRC adalah bagian dari Tim Sukses Pemenangan JJ berdasarkan pengakuan dari pemiliknya: Syaiful Mudjani.

Jaringan LINGKARAN SETAN INDONESAH

Denny membuat program untuk menjaring pemilih wong cilik dengan mengerahkan  jaringannya di 11 provinsi yang populasinya di atas 70 persen dari total jumlah pemilih. Ribuan relawan dilatih untuk gerilya  door to door menyambangi rumah wong cilik.  Targetnya mengambil kembali hati wong cilik yang sempat migrasi ke Prabowo.

Yusril MENOLAK lamaran jokowi sebagai pendamping di MK

Tim Joko Widodo tampaknya sudah mulai mengantisipasi apabila kubu Prabowo menggugat hasil Pemilihan Presiden 2014 ini ke Mahkamah Konstitusi. Karena itu, pada Rabu malam, mereka menghubungi pakar hukum tata negara Prof. Yusril Ihza Mahendra.

Namun, Yusril menolak. Alasannya dia netral.

"Kepada kubu Jokowi yang malam ini juga menelpon saya meminta membela mereka, saya katakan sikap saya netral," ungkap Yusril dalam pesan singkat yang diterima redaksi Rabu malam (9/7).

Kepada kubu Jokowi, Yusril juga mengaku dirinya akan menghadiri festival film internasional di Madrid, Spanyol, mulai pertengahan Juli sampai awal Agustus. Karena itu, dirinya tidak mungkin akan menangani perkara perselisihan hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di MK.

"Kepergian saya ke Eropa juga merupakan bagian sikap netral saya untuk tidak memihak salah satu pasangan capres jika mereka bersengketa di MK," demikian pendiri Partai Bulan Bintang ini menegaskan.

5 TV NETRAL Rekomendasi KPU untuk Rakyat ENDONESAH

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) adalah pihak yang paling otoritatif untuk memutuskan pasangan mana yang mendapatkan suara terbanyak dalam Pilpres 2014. Hasil penghitungan suara akan diumumkan KPU pada tanggal 22 Juli nanti. Adapun Presiden SBY telah meminta agar kedua pasang yang bertarung dan para pengikut mereka menahan diri dan tidak memancing tindakan yang dapat mengganggu stabilitas dan keamanan di negeri tercinta ini. Sambil menunggu pengumuman resmi KPU, tidak ada salahnya mengucapkan selamat atas kemenangan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa di TV One. Juga selamat atas kemenangan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla di Metro TV. Anggota masyarakat yang menilai kedua televisi itu, atau televisi-televisi lain tidak netral dalam memberitakan pemilihan presiden, tidak perlu gundah dan gulana. Beberapa saat lalu KPU Indie Label telah mengeluarkan daftar televisi yang netral, sebagai berikut:

TV Samsung
TV LG
TV Sharp
TV Panasonic
TV Sony.