Tuesday, December 27, 2016

BEBAS

maka pesta pora penistaan balasan pun dimulai......

Sunday, December 18, 2016

anjing hitam otak kudis

Revisi Undang Undang Nomor : 11 Tahun 2008 Tentang Impormasi Transaksi Elektronik (ITE) telah selesai dilakukan oleh pihak Dewan Perwakiran Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) selaku lembaga pembuat undang Undang (UU). Hasil dari revisi itu pun sudah ditandatangani oleh Presiden joko Widodo (Jokowi). Dan sudah pula diberlakukan kembali sejak 18 nopember 2016. Memang tidak banyak berobah dari hasil revisi tersebut. Ada beberapa point sebagai penambahan, dengan tujuan untuk lebih memperjelas dari pasal pasal yang ada di dalam UU ITE. Dan ada pula perobahan terhadap tuntutan hukum dari pasal yang diterapkan. Seperti pasal 27 ayat (3) yang menyebutkan ; Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Impormasi Elektronik yang memiliki muatan penghinaan/atau pencemaran nama baik dapat dipidana penjara Paling lama 6 (enam) Tahun denda paling banyak Rp 1 Milyar. Sementara perobahan pada pasal ini dari sisi pidana dan dendanya, pidana paling lama 6 (enam) tahun denda paling banyak Rp 1 Milyar, dirobah menjadi 4 (empat) tahun dan denda paling banyak Rp 750.000.000,-. Begitu juga perobahan terhadap pasal 28 ayat  (2) berbunyi; Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan Suku, Agama, Ras, Antar Golongan (SARA). Pidana hukumannya dari 6 (enam) tahun menjadi 4 (empat) tahun penjara. Begitu juga dengan dendanya dari Rp 1 Milyar,- menjadi Rp 750.000.000.- Namun apapun itu namanya, setiap yang namanya UU pasti ada yang menjadi korban dalam penerapannya. Korban umumnya adalah orang orang yang melakukan pelanggaran terhadap pelaksanaan UU tersebut. Orang orang yang kurang mengerti terhadap UU itu. Akan tetapi tidak sedikit pula yang menjadi korban akibat dikriminalisasi dengan menggunakan UU tersebut. Lahirnya UU Nomor 11 Tahun 2008 Tentang ITE, adalah merupakan peringatan bagi orang orang yang sering bersilancar didunia maya melalui media social (Medsos) apakah itu melalaui akun Facebook, Twiter, Faht dan lain sebagainya, agar berhati hati untuk membuat fostingan. Jika fostingan dapat membuat orang terluka, apa lagi merasa terhina, sehingga nama baiknya menjadi tercemar. Maka resikonya akan berhadapan dengan hukum. Pro dan Kontra Sejak diberlakukannya UU Nomor : 11 Tahun 2008 Tentang ITE, tidak terhitung jumlah orang yang menggunakan Medsos Elektronik khususnya internet yang harus berhadapan dengan hukum, akibat kurang hati hatinya dalam menggunakan medsos sebagai lapak untuk bekeluh kesah. Misalnya saja Prita Mulya Sari, Seorang ibu rumah tangga yang berkeluh kesah tentang pelayanan Rumah Sakit (RS) Omni Internasional Tangerang yang kurang memuaskannya, ketika dia membawa anaknya untuk berobat dirumah sakit itu. Prita menuliskan keluhannya itu melalui surat elektronik e_mail kepada teman temannya. Namun isi e_mail untuk kalangan terbatas itu ternyata menyebar luas kesejumlah meiling list diinternet. Dan membuat pihak RS Omni Internasional merasa tercemar dan lalu mengadukan Prita kepada pihak Polri dengan menggunakan pasal 27 ayat (3) tentang ITE. Kemudian kasus yang sama juga menimpa Florance Sihombing, mahasiswa Kenotariatan Universitas Gajah Mada (UGM) jokyakarta. Florance kesal terhadap pelayanan yang diberikan oleh salah satu SPBU di Jokyakarta, ketika ia ingin mengisi minyak kenderaannya di SPBU itu. Melalui medsos Faht, Florance menumpahkan kekesalannya. Dari ucapan ucapannya di medsos Faht membuat masyarakat Jokyakarta merasa terhina lantas mengadukan Florance kepihak Polri dengan menggunakan UU ITE. Yang paling anyer dalam kasus ini adalah, kasus Buni Yani, yang dijerat dengan pasal 28 ayat (2) UU ITE. Buni Yani dijerat dengan pasal tersebut, karena pihak Buni yani telah mengunggah video Gubernur non aktif DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama (Ahok) yang menyetir Surat Al Ma’idah (51) dalam kunjungannya di kepulauan seribu. Akibat dari fostingan Buni Yani di akun Fesbooknya, mengundang kegaduhan nasional, karena Organisasi Keagamaan Islam dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) merasa keberatan dengan setiran Surat Alma’idah yang dilakukan oleh Ahok, Mereka menduga Ahok telah melakukan penistaan terhadap agama dan ulama. Dan kasus Ahokpun terus bergulir keranah hukum. Dari beberapa kasus dengan menggunakan UU Nomor : 11 Tahun 2008 Tentang ITE, akhirnya mengundang polemic antara pro dan kontra. Ada yang berpendapat dengan adanya UU ITE orang tidak sembarangan lagi untuk melontarkan pendapat. Keluh kesah dan kritikan di medsos. Namun tidak sedikit pula yang menuduh bahwa UU ITE, merupakan pembungkaman terhadap kebebasan, untuk menyampaikan pendapat, keluh kesah dan keritikan di medsos. Karena dengan adanya UU ITE, menjadi alat bagi penguasa, dan pemegang kekuasaan untuk menjerat orang orang yang tidak sepahan dengan nya, sehingga orang tidak akan berani lagi untuk melakukan keritikan, sekalipun keritikan yang dilontarkan melalui medsos adalah keritikan yang sipatnya membangun.  Ala Gusmus  Namun tidak semua orang bisa bersifat tawaduk, memberikan Aaif (maaf) kepada orang yang telah melakukan kesalahan kepada dirinya, apa lagi menghina dan mencemarkan nama baiknya. Karena bagi sebahagian orang kata maaf sudah begitu mahal melebihi harga emas. Tapi berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Kiyai Mustapa Bisri (Gusmus) pengasuh Pondok Pesanteren Raudlatut Thalibin Rembang Jawa Tengah. Ditengah penghinaan dan pencemaran nama baiknya, yang dilakukan oleh seseorang melalui Medsos,  akan tetapi Gusmus tidak lantas mengambil langkah mengadukan orang yang menghinanya kepada pihak Polri dengan menggunakan UU ITE. Tapi Gusmus malah memberikan maafnya kepada orang yang menghinanya. Apa yang dilakukan oleh Gusmus, memang tidak semua orang dapat menerimanya, terlebih bagi orang yang memiliki kekuasaan dan harta yang melimpah, yang lebih mengutamakan harga diri ketimbang dari pada kata maaf. Karena belakangan ini kita sering melihat banyaknya pihak yang melaporkan para nitizen kepada pihak Kepolisian, karena dalam postingannya membuat ada pihak yang merasa terluka dan terhina. Jika apa yang dilakukan oleh Gusmus dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak, lebih mengutamakan kemaafan dari pada harus menggunakan UU ITE, terlebih bagi pejabat public, penguasa dan pengusaha tentu semua pihak akan merasa nyaman dan tenteram. Semoga !

Saturday, December 17, 2016

dikadalin 'pake' DEBAT ABAL ABAL LIAR? no thank's

DEBAT ABAL ABAL

Tahun 2013, Ruhut Sitompul pernah menantang Jokowi untuk berdebat.

Tapi tantangan tersebut tidak dipenuhi oleh Jokowi, dengan alasan Jokowi lebih senang berada ditengah masyarakat.

Debat yang dilayangkan oleh Ruhut tersebut termasuk dalam kategori debat "Liar", karena tidak resmi, meskipun tujuannya baik yaitu mengetahui tentang kualitas pemimpin.

"Kalian yang angkat Jokowi, padahal dia tidak pernah debat. Yang kayak begitu mestinya diperhatikan dengan detail," kata Ruhut saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 26 November 2013.

Jokowi yang mendapat tantangan tersebut mengakui kalau dirinya tidak bisa debat. Tapi kalau disuruh turun ketengah masyarakat, mulai dari ke kali, pasar, dan waduk Jokowi menyebut itu bagiannya.

Dari pernyataan Jokowi tersebut sangat jelas, kalau bagi Jokowi dekat dengan masyarakat dan mengetahui langsung kondisi lapangan jauh lebih penting daripada debat. Saat Jokowi tidak menanggapi tantangan Ruhut, dan tidak hadir dalam beberapa kali debat diluar agenda KPU saat Pilgub DKI Jakarta.

Jokowi tidak disebutkan takut debat, karena memang debat tahun 2012 tersebut tidak termasuk dalam agenda resmi KPU. Dan alasan Jokowi dekat dengan rakyat juga layak untuk diterima, karena jika debat terus menerus kapan kerja dan bersama rakyat.

Kejadian terkait debat kini menimpa AHY. Gara-gara tidak hadir dalam debat "Liar" yang diadakan oleh stasiun TV, AHY dibully takut debat oleh netizen dan media.

Padahal alasan AHY tidak hadir adalah ingin bersama rakyat dan mendengarkan aspirasi masyarakat langsung.

Alasan AHY dan Jokowi hampir sama, yaitu lebih memilih bersama rakyat dibandingkan debat "Liar". Tapi kenapa perlakuan media berbeda terhadap keduanya?. Disini objektivitas media sangat menentukan, dan keberpihakan media tersebut terhadap proses demokrasi.

Debat "Liar" Harus dikendalikan Debat kandidat yang resmi diselenggarakan oleh KPU DKI Jakarta akan dilakukan sebanyak 3. Yakni 13 Januari, 27 Januari dan 11 Februari 2016.

Artinya diluar dari agenda KPU tersebut merupakan debat "Liar" dan tidak ada keharusan untuk hadir.

Lalu kenapa acara debat yang dilaksanakan diluar agenda KPU dianggap sebuah dosa besar, dan dituduh takut?. Dari informasi yang diperoleh, konfirmasi atau undangan untuk menghadiri acara debat yang dilaksanakan oleh salah satu stasiun TV baru dilayangkan kepada para kandidat dua atau tiga hari menjelang debat. Bagaimana jika salah satu kandidat telah membuat agenda kunjungan satu atau dua minggu sebelumnya?.

Apakah mereka harus membatalkan janji yang telah dibuat, dan menyakiti hati masyarakat. Stasiun TV atau penyelenggara debat harus berlaku adil, dan menyampaikan kalau mereka membuat agenda disaat ada pihak yang tidak bisa hadir.

Jangan sampai penyelenggara yang harusnya independen malah menjadi wadah untuk menyerang atau membunuh karakter salah satu kandidat, kecuali memang itu tujuannya.

Jika debat "Liar" tidak dikendalikan, bisa berbahaya dan merusak tatanan demokrasi. Bayangkan jika seluruh media massa  mulai dari televisi, cetak, online, radio mengadakan debat maka akan ada 100 kali lebih debat.

Artinya waktu seluruh kandidat habis hanya untuk debat, dan tidak pernah berada bersama rakyat. Bahan yang akan didebatkan tentu itu ke itu saja, dan malah terkesan saling serang. Itu baru dihitung dari sisi media massa, bagaimana jika ada lembaga atau perguruan tinggi ikut mengadakan debat.

Mungkin dari pagi hingga malam setiap hari akan debat terus menerus, tidak ada waktu untuk rakyat. Tidak pernah ada waktu melihat kondisi langsung masyarakat hanya demi menjaga citra jago debat atau jangan sampai dianggap takut debat.

Dengan agenda tiga kali debat oleh KPU sebenarnya sudah mencakup seluruh bidang yang ingin diketahui oleh masyarakat. Dan debat tersebut sudah terencana, baik dari sisi waktu, materi, panelis hingga disiarkan secara langsung oleh media.

Agar diketahui oleh masyarakat secara terang benerang. Jika memang tiga kali debat dianggap kurang, maka KPU harus menambah jadwal debat resmi. Agar tidak ada lagi celah untuk membunuh karakter seseorang karena tidak hadir dalam satu debat “Liar”.

Dalam hal ini, KPU juga harus bersikap dengan tegas. Jangan sampai dengan alasan jurnalisme maka setiap media berhak melakukan debat terselubung, dan menguntungkan salah satu kandidat atau merugikan kandidat lainnya.

Bagi semua warga Jakarta, mari nantikan debat resmi KPU nanti. Disana bisa kita lihat secara gamblang siapa yang pantas untuk memimpin DKI Jakarta, dan siapa yang tidak hadir. Debat KPU telah diagendakan jauh hari, tidak ada alasan bagi salah satu kandidat untuk mengatakan acaranya bentrok.

Kepada media, marilah bersikap adil. Jangan menjadi corong kekuasaan dalam meraih keinginan mereka.  

Thursday, December 15, 2016

gie

Kriiing..… kriiing….. kriiing…..
.
Tepat pukul 7.30 jam weker itu berbunyi lagi.
.
Kali ini Ryan bangun dengan malas-malasan dan ogah-ogahan. Kalau bukan hari Rabu, bakalannya Ryan menarik lagi selimut tebalnya. Mending ngorok lagi.
.
Kenapa dengan hari Rabu?
Rupanya ada kuliah Kimia Kayu di R203 jam 9 pagi ini. Kuliah Kimia Kayu? Ryan kan ngga suka kimia?
Untuk semester ini, Ryan harus suka. Karena di antara 44 mahasiswa yang mengambil matakuliah ini, ada Leila Montolalu, gadis incarannya. Dia suka kuliah di bangku tengah, dan Ryan biasanya mengambil tempat di kursi paling belakang agar bisa mengawasi gerak-geriknya.
.
Aneh memang, di saat para mahasiswa berebutan duduk di kursi paling depan untuk mata kuliah Kimia Kayu, Leila suka di tengah dan Ryan selalu duduk paling belakang. Dan yang mengajar itu profesor gaek, Pak Wasrin Tarumingkeng. Kalo ngasih kuliah suaranya begitu halus nyaris tak terdengar bagai desiran angin menerpa helaian daun jati, dan tak ada satupun mahasiswa yang berani mengeluarkan suara, batuk, dehem, menjatuhkan pulpen, garuk-garuk atau kentut sekalipun. Tertib, khusu’, takzim menyimak materi yang diajarkan.
.
Betul saja, begitu Ryan masuk R203, kursi bagian depan sudah penuh, mungkin dipesan via online barangkali. Dan Ryan tak peduli, karena kursi favoritnya ngga bakal ada yang ngisi. Paling belakang, paling atas dan paling sudut. Mantabs brooh.
.
Pak Wasrin pun masuk ruangan dan semua mahasiswa langsung terdiam tak bersuara, membuka laptopnya perlahan-lahan, membuka textbooknya dengan hati-hati, dan menarik retsletingnya sehalus dan sepelan mungkin (maklum tas ranselnya bikinan lokal).
.
“Analisa struktur kimia Coniferales untuk Pulp”, Pak Wasrin membuka kuliah sambil menyalakan overhead proyektor dan sebagian lampu ruangan pun diredupkan.
.
Ryan membuka tab-nya. Dan matanya terus mengawasi Leila hingga kuliah hampir usia. Saat itu Pak Wasrin sedang menampilkan 5 soal untuk dibahas.
.
“Tuan Ryan, silahkan maju. Kerjakan soal nomor 1. Jika benar, saya masukkan untuk nilai quiz dan kamu boleh pulang duluan”, suara Pak Wasrin mengagetkan seisi ruangan.
.
Pada bagian ini memang semua mahasiswa harap-harap cemas ditunjuk oleh sang professor. Perasaan mereka pun lega saat Ryan yang ditunjuk, dan entah kenapa selalu Ryan yang menjadi incaran pak Wasrin.
.
Sret… sret… sret….
.
Tak butuh waktu lama, sepertiga whiteboard sudah penuh dengan coretan Ryan. Pak Wasrin manggut-manggut saja. Spidol kembali diserahkan ke sang professor.
.
“Good….”, hanya itu suara yang selalu keluar dari mulut Pak Wasrin.
.
Ryan pun hendak melangkah keluar R203.
.
“Sebentar……. Bagaimana kalau kamu tunjuk satu orang untuk mengerjakan satu soal lagi, Ryan. Dan kalau jawabannya benar, kalian boleh keluar duluan……”
.
Ryan tertegun sejenak. Dan matanya memandang ke arah Leila. Dan dia akan pilihkan soal yang Ryan tahu pasti itu akan bisa dikerjakan oleh Leila.
.
“Leila, Prof…..”
.
Leila pun maju ke muka kelas. Dan mengerjakan soal yang dipilihkan Ryan.
.
Sret….. sret…… sret….. Selesai. Jawabannya pun benar. Pak Profesor manggut-manggut untuk yang kedua kalinya.
.
Ryan dan Leila pun melangkah bersama keluar ruangan. Hati Ryan berbunga-bunga, perasaan Leila pun cerah ceria.
.
“Ke Takol, yuk?”, ajak Ryan.
.
Leila hanya mengangguk. Dan mereka pun turun ke lantai satu dan menuju ke luar langsung ke bangku taman di bawah pohon yang rindang, Takol sebutannya.
.
“Ryan…..”, Leila membuka percakapan sambil mengeluarkan dua bungkus RotiBoyz dari tasnya.
Ryan menoleh agak kaget.
.
Ternyata Leila agresif juga.
.
“Sebenarnya aku sudah lama memperhatikan kamu. Juga saat kamu mendaftar di kelas kimia kayu”
.
“Oh…. Eh….. ah…. iya sih… aku lagi suka sama kimia kok….”
.
Hening sesaat.
.
“Kamu mau ngga jadi pacar aku?”
Bagai petir di siang bolong, Ryan kaget bukan alang kepalang. Kok malah dia yang ditembak duluan. Jadi grogi Ryan, duduknya pun bagai orang sedang wasiran.
.
“Kalau jawabannya ya, cukup kecup pipi aku. Ambil Rotiboyz ini kalau jawabannya tidak”, Leila memberi opsi yang cukup susah bagi Ryan. Rotiboyz adalah kesukaannya. Dua biji lagi.
.
Ragu-ragu Ryan memilihnya.
.
Lalu…..
.
Cup…. Cup…. Cup…. Ajinomoto….. Sedaaap…..
.
Leila senang betul cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Lalu mereka pun menyantap Rotiboyz itu. Diambilnya lagi dua bungkus Rotiboyz dari dalam tasnya. Busseeettt, jualan roti ya???
.
Tak lama kelas Kimia Kayu bubar. Dan Riana tampak menghampiri mereka berdua.
.
“Ooohh…. Di sini rupanya sayangku ya? Lagi ngapain, Ryan? Ngerayu Leila yaaah???”, ujar Riana sambil merebut roti di tangan Ryan.
.
Leila memperhatikan Riana yang begitu mesra sama Ryan.
.
“Kenalin. Aku Riana, pacar keduanya Ryan….. kamu Leila ya??”
“Iya….”, merah padam muka Leila lalu berdiri dan mengambil roti yang ada di tangan Ryan.
.
“Kita putus!!!!”, Leila pun meninggalkan Ryan dan Riana.
.
“Bhuahahaha…..”, Riana terbahak-bahak melihat kelakuan Leila yang cemburu dan polah Ryan yang blingsatan.
.
Ryan pun setengah berlari mengejar Leila yang hampir menyentuh pintu gerbang.
.
“Kita selesaikan di rumah, kak Riana. AWAS LOE!!!!….”
.
Ryan makin mangkel sama kakaknya yang usil, si Riana yang selalui ngintilin kemana pun Ryan pergi untuk mencari bunga mawar yang baru mekar.
.
Dasar kak Riana….. Nyesel juga Ryan satu kampus sama kakak kembarnya, walau beda fakultas.

2412

lobet

roti gambang

matikan

nasi goreng jamuran

Saturday, November 5, 2016

LONTE AMSTERDAM BIBIR ATAS BIBIR BAWAHNYA BAU ANYIR NANAH BUSUK

Mau tahu apa itu bangsa tempe?silahkan baca sendiri pada pidato mantan Presiden RI pertama - Soekarno. Pagi ini baca berita dari tanah air dan pemberitaan lokal dari negeri Belanda - Telegraaf serta news pada televisi, saya sebagai warga negara Indonesia yang tinggal jauh dari negeri tercinta, yang pergi mengemban tugas mengharumkan nama bangsa dan negeri Indonesia, terhenyak! Kecewa dan berang. baca ini  Pertanyaan yang juga mewakili pemikiran banyak warga negara Indonesia baik yang tinggal di tanah air dan di seluruh pelosok dunia ini adalah; “ Berjuang agar negeri tetap Merdeka serta mempertahankannya ternyata harganya seperti  tissue kertas yang melayang masuk bak sampah oleh pemakainya. Rusak dan musnah hanya dalam hitungan beberapa detik.’’ Sangat kecewa dan benar-benar sedih. Karena bukan ini yang kita harapkan. Andaikan jiwa-jiwa para pahlawan kita yang telah gugur di medan perang bangkit kembali, maka menangislah mereka. Sia-sialah perjuangan mereka melawan penjajahan dan mengusir paham kolonialisme dari negeri ini. Oleh karena anak negeri sebagai generasi penerus akhirnya mencabik-cabik nilai-nilai luhur para pahlawan. Generasi penerus Indonesia sebagai generasi yang memikul tanggung jawab berat agar perjuangan para leluhur pahlawan Indonesia itu tidak sia-sia, ternyata sangat retan dan tidak kuat memikul tonggak Pancasila sebagai pondasi pemahaman mengapa kita merdeka dan harus bersatu dalam perbedaan.Generasi penerus Indonesia sibuk melayani dirinya sendiri. Marak menghitung kekuasaannya sendiri dan berani menyangkal nama Tuhan dengan dalih kebenaran. Inilah kekecewaan bagi kita pengamat bangsa Indonesia. Demo tanggal 4 November 2016 hanyalah tameng dari wajah yang sebenarnya, bagaimana kepentingan parpol menyelinap, menghasut jiwa-jiwa iman yang lemah. Prihatin! Kecewa karena berteriak membawa nama Tuhan, dan diakhiri dengan perusakan, pemusnahan dan pencurian yang brutal. Prihatin! Mulut saya terkunci, mata saya merah panas dan hati saya sakit kecewa manakala bangsa asing lain mempertanyakan tentang isi berita Telegraaf. Pertanyaan-pertanyaan mereka yang tidak paham siapakah kita ini sebagai bangsa dengan ribuan kultur kebudayaan dan pemikiran serta keharmonisan hidup beragama dalam kebersamaan serta saling menghormati, tentunya eksak. Mereka orang asing tidak bisa menerima argumen bahwa agamaku adalah agamaku dan mereka yang berbeda agama dan keyakinan harus menghormati. Pondasi Pancasila sebagai kunci pemersatu perbedaan ini mereka anggap bull shit. Bagi mereka, mempertahankan negara adalah hak dan tanggung jawab setiap warga negara tanpa harus mengikut sertakan agama. Pisahkan agama dari urusan kenegaraan. Agama urusan umat dengan TuhanNya dan bukan umat dengan negaranya. Negara bukan tuhan. Pertanyaan ini tidak bisa saya jawab, kelu! Cara berpikir nasi bungkus mental bangsa tempe Stigma ini benar-benar menyayat hati. Dan tempe yang menurut mantan Presiden RI yang pertama - Soekarno adalah tingkah laku mengemis. So, tempe bukan makanan yang beliau maksudkan secara interprestasi. Ternyata terbukti setelah 71 tahun merdeka, bahwa kita memang ‘’ bangsa tempe!’’ Bangsa yang riskan suap dan siap membunuh saudaranya sendiri demi kepentingan pribadi dan golongan tertentu.  Statistik yang membagi golongan penduduk Indonesia sesuai dengan pendidikannya menggelar tiga golongan; atas, menengah dan bawah. Dan golongan yang paling terbesar adalah golongan tingkat menengah dan bawah. Dua golongan terakhir ini adalah golongan yang oleh karena pendidikan yang rendah dan kehidupan yang pas-pas-an mereka berjuang dan sulit menolong situasi mereka sendiri untuk dapat menempatkan diri pada posisi golongan atas dengan kebutuhan hidup yang normal. kedua golongan terakhir ini termasuk golongan yang mudah terpengaruh dan menjadi titik fokus utama perhatian pemerintah di negeri ini. Lebih runyam lagi dua golongan terakhir acap terbentur tembok birokrasi. Mereka tidak bisa melangkah lebih jauh daripada harus puas menerima situasi mereka yang apa adanya, yaitu mudah kena hasut dan paling empuk dikendalikan melalui ‘’suap.’’ Situasi riskan ini dengan mudah dapat dibaca dan akhirnya dipakai oleh parpol sebagai alat mencapai kekuasaan. Buktinya, kita menyaksikan kerusuhan akhir dari demo 4 november; yaitu vandalisme. Inilah bukti bahwa masyarakat yang berdemo itu hadir bukan untuk menyampaikan aspirasi demokrasi, namun lebih kearah mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan primer mereka yaitu sandang pangan. Penertiban parpol dan ormas serta sanksi Sudah seharusnya dimulai, bahwa penertiban pra kampanye parpol dengan peraturan dan sanksi. Parpol yang terbukti melakukan intimidasi atribut politik dengan memakai cara-cara mengadu dombakan kebersamaan dan mengancam keamanan nasional patut segera ditindak dan dikenakan sanksi aktifitas sesuai peraturan hukum yang berlaku. Dan untuk Ormas menurut hemat saya, disamping UU No.17/2013 tentang ke ormasan, maka disamping Koalisi Kebebasan Berserikat (KKB), masih diperlukan pendamping lain yaitu badan Yudikatif dan Legislatif sebagai filter. Dengan cara ini aktifitas ormas yang menyimpang dari ART-nya dapat segera dibubarkan atau dicabut izin keormasannya.  Terlihat rumitkah? Jawabannya tidak! Sebab saya melihat di Belanda ini ormas-ormas harus melewati dan mendapat izin dari badan Legislatif dan Yudikatif. Terjadi pelanggaran yang mengancam keamanan negara apalagi merugikan kehidupan orang banyak atau publik,  maka ormas segera ditindak lanjutkan secara hukum dan dibubarkan secara resmi serta terlarang keras menjalankan aktifitas baik secara media sosial online atau dalam kehidupan bermasyarakat. Selayang pemikiran saya sebagai anak bangsa di negeri yang jauh.

JAKET DAN ROMPI ANTI PELURU ANTI MASUK ANGIN KHUSUS UNTUK mr. presiden


PALANG PALANG PENYUSUP PERUSUH PASCA DEMO 411


PALANG PALANG PENYUSUP PERUSUH PASCA DEMO 411


Friday, November 4, 2016

SERANGAN PASUKAN MERAH DEMO 411


SERANGAN PASUKAN MERAH DEMO 411


SERANGAN PASUKAN MERAH DEMO 411


SERANGAN PASUKAN MERAH DEMO 411


SERANGAN PASUKAN MERAH DEMO 411


SERANGAN PASUKAN MERAH DEMO 411


SERANGAN PASUKAN MERAH DEMO 411


SERANGAN PASUKAN MERAH DEMO 411


SERANGAN PASUKAN MERAH DEMO 411


SERANGAN PASUKAN MERAH DEMO 411


PERUSUH DI DEPAN KATEDRAL TERNYATA PALANG

KELAKUAN PEMAKAN BANGKAI ANJING

PERUSUH DI DEPAN KATEDRAL TERNYATA PALANG

KELAKUAN PEMAKAN BANGKAI ANJING



ini alasan Presiden VI tak temui pendemo 411


AHOK LEBIH BERANI HADAPI PENDEMO dibandingkan KACUNG MEGA PALOH

Berikut kutipan utuh ucapan Ahok dari menit ke 23:40 sampai 25:35:

Jadi bapak ibu enggak usah khawatir, ini pemilihan kan dimajuin. Jadi kalau saya tidak terpilih pun bapak ibu, saya berhentinya Oktober 2017. Jadi kalau program ini kita jalankan dengan baik pun, bapak ibu masih sempat panen sama saya sekalipun saya tidak terpilih jadi gubernur. Jadi saya ingin cerita ini supaya bapak ibu semangat. Jadi enggak usah pikiran 'Ah nanti kalau enggak kepilih pasti Ahok programnya bubar'. Enggak, saya sampai Oktober 2017. Jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu enggak bisa pilih saya. Karena Dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macem-macem gitu lho (orang-orang tertawa-red). Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan enggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka dibodohin gitu ya, enggak apa-apa, karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu. Program ini jalan saja. Jadi bapak ibu enggak usah merasa enggak enak. Dalam nuraninya enggak bisa pilih Ahok, enggak suka sama Ahok nih. Tapi programnya, gue kalau terima, gue enggak enak dong sama dia. Kalau bapak ibu punya perasaan enggak enak nanti mati pelan-pelan lho kena stroke. (Orang-orang tertawa-red).

Jadi,ang...bukan anggap. ini adalah hak semua bapak ibu sebagai warga DKI. Kebetulan saya gubernur mempunyai program itu. Jadi tidak ada hubungannya dengan perasaan bapak ibu mau pilih siapa. Ya saya kira itu. Kalau yang benci sama saya, jangan emosi terus dicolok waktu pemilihan colok foto saya, wah jadi kepilih nanti saya. Jadi kalau benci sama saya, coloknya musti berkali-kali baru batal. Kalau cuma colok sekali, wah kepilih lho gue entar (Orang-orang tertawa).

LONTE SEJUTA PALANG : DEMO BIKIN MALU INDONESIA DI MATA CHINA


LONTE AMSTERDAM SI PALANG PEMAKAN BANGKAI ANJING DI SELOKAN


DEMO BIKIN PRESIDEN PARA PECUNDANG KABOOOR.......


Okey Google, LUMOS, NOX & SILENCIO......


perbedaan HOMESCREEN cowok dan cewek..... BENCONG GAK MASUK itungan YEEE......


perbedaan HOMESCREEN cowok dan cewek..... BENCONG GAK MASUK itungan YEEE......


perbedaan HOMESCREEN cowok dan cewek..... BENCONG GAK MASUK itungan YEEE......


BIANG KEROK DEMO 4 NOVEMBER LAGI NGOPI BARENG SAMBIL SALTO NGAKAK GULING GULING