Tuesday, February 19, 2013

Pohon Sawit yang Sebaya dengan Putraku

Ketika Aru lahir
.
.
Kutanam seratus batang sawit.....
.
.
Juga seratus pria pemilik Aru lainnya......

16 Tahun Lalu, Aek Kanopan Hanya Rimba Semata

Kini sudah menjadi kota
.
.
Walau senyap.....

Cerpen Bisu? Macam Mana Pula Itu.......

20.00.
.
.
Aku dan istriku selesai menghadapNya.
.
.
Lalu kami pun berdoa dalam sunyi
.
.
hujan lebat tak terdengar
.
.
petir menggelegar tak menghentikan putaran butiran tasbeh
.
.
kedatangan el maut tak dirisaukan
.
.
hingga subuh menjelang
.
.
kami hanya berdoa
.
.
tiada obrolan semata
.
.
tiada ucapan sepatah kata
.
.
ketika azan samar-samar menerobos dari celah bilik bambu
.
.
el maut pun pergi......
.
.
begitulah sejatinya
.
.
cerpen yang bisu
.
.
tanpa dialog.......
.
.
Sunyi......
.
.
Sepi.....
.
.
Hampa......

Gadis Aek Kanopan Masih Suka Mandi di Sungai Kah???

Cuma inang-inang lah.....
.
.
Gadisnya???
.
.
Tuh.....
.
.
Di pancuran
.
.
Di bawah
.
.
Jalur kereta

Komuter Rantauprapat : Apa kabarmu?

Ada benda aneh
.
.
Di tengah kebun sawit
.
.
Apaan tuh??
.
.
Komuter??
.
.
Rute mana yah??
.
.
Ke Medan, Bung!!!!
.
.
Bisa??
.
.
Dasar udik kau ini......

Butir-Butir Tasbih Bergulir di Depan Makam Leluhur

Di sepertiga malam......
.
.
Antara sekelebatan bayang hitam
.
.
Dan
.
.
Jubah-jubah putih yang beterbangan
.
.
Hingga fajar menjelang....