Thursday, August 27, 2015

rupiah, presiden dan BONEKA SHINIGAMI

Gara-Gara PKI PERJUANGAN, ekonomi Endonesah anjlok neeech.....

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menilai perlambat ekonomi yang dialami Indonesia sekarang ini bukan karena kesalahan Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Menurutnya, keadaan dan situasi di luar negeri yang lebih mempengaruhi lambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Masalah di Yunani, negara-negara yang tergabung Uni Eropa terkena dampaknya. Internal Amerika Serikat juga berupaya memperbaiki tingkat suku bunganya, dan yang terjadi di RRC (China). Jadi memang berdampak ke dalam negeri," ujar Megawati di kantor PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (27/8)

Megawati menambahkan percepatan ekonomi bisa dilakukan jika legislatif ataupun eksekutif mempercepat pencairan dana agar ekonomi di daerah bisa berjalan demi memulihkan keadaan ekonomi di tingkat nasional.

Di samping itu yang paling juga untuk mengantisipasi perlemahan ekonomi adalah, menjaga situasi politik yang stabil.

"Yang utama adalah stabilitas politik dipertahankan. Sebagai partai pendukung terbesar, seharusnya untuk terus menjaga suasana situasi untuk keamanan supaya bisa stabil. Dalam tingkat perlambatan ekonomi ini, kita sebagai partai, tetap mendukung pemerintah Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla," pungkas Mega.

listrik naik, bbm naik, tol naik, cuma CD 'babe' yg turun.....

Kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat belakangan ini lebih banyak disebabkan faktor eksternal.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menjelaskan, penyebabnya antara lain bank sentral AS yang hendak menaikkan tingkat suku bunga, perekonomian Tiongkok yang melemah karena penurunan komoditi selama tiga tahun berturut-turut, juga menurunnya harga minyak mentah di Iran.

"Dibarengi lagi devaluasi yuan, juga ada kondisi negara-negara yang mengalami tekanan. Semua ini berdampak adanya penurunan pemasukan uang di Indonesia," bebernya usai bertemu pimpinan DPR di komplek parlemen, Jakarta, Rabu malam (26/5).

Meski begitu, lanjut Agus, masyarakat tidak perlu terlalu mengkhawatirkan kondisi rupiah saat ini karena hanya berlangsung sementara.

Kondisi perekonomian dan pasar global yang mengalami kejutan dari sejumlah kebijakan banyak negara berimbas pada aliran dana dari pasar uang menyebar luas ke negara besar di Asia maupun Eropa.

BI sendiri bakal bekerja terus menjaga stabilitas pergerakan rupiah terhadap dolar.

"Kondisi saat ini tidak menunjukkan adanya krisis ekonomi, ini suatu proses menuju fundamental ekonomi yang lebih baik," demikian Agus.

Berdasarkan penutupan hari ini di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah diperdagangkan sebesar Rp 14.102 per dolar atau kembali melemah 35 poin dibandingkan sebelumnya yang berada di angka Rp 14.067.

gaya PKI : bikin rakyat menderita, bantai mayoritas, lalu datang presiden sbg JURU SELAMAT