Thursday, May 16, 2019

Presiden REPUBLIK CIMANGGIS

Wilayah Tjimanggis yang sekarang sebagai wilayah yang subur sudah dikenal sejak era VOC tetapi  tidak dengan nama Tjimanggis tetapi disebut dengan nama Yemans. Besar dugaan pemilik lahan yang subur itu adalah keluarga Yemans (sebagaimana keluarga Chastelein di Land Depok). Nama Land Yemans berganti menjadi Land Tjimanggis di era Pemerintah Hindia Belanda.
.
.
.
Land Yemans menjadi Land Tjimanggis (lukisan 1770-1777)
Nama landgoed yang disebut sebagai Yemans disebut Johs Rach dalam lukisannya yang dibuat 1770-1777. Inkripsi dalam lukisan Gezicht op een landgoed genaamd Yemans, op de weg van Batavia naar Bogor (land yang disebut Yemans di jalan dari Batavia ke Bogor. Dalam lukisan ini terlihat suatu area pemberhentian gerobak dan kuda-kuda. Tidak diketahui secara pasti kapan Land yang disebut Land Yemans ini dibuka sebagai landgoed (estate).
.
Jalan Pos Trans-Java
Pada saat Gubernur Jenderal Baron van Imhoff (1745) mulai membangun villa di Buitenzorg (Istana Buitenzorg) kawasan dari Batavia dan Buitenzorg sudah dipetakan ke dalam sejumlah land, yang dalam hal ini termasuk Land Yemans.
.
Bataviasche kol.courant, 05-01-1810
Pada era Pemerintah Hindia Belanda (sejak 1800), Gubernur Jenderal Daendels membuat keputusan yang dimuat dalam surat kabar, Bataviasche koloniale courant edisi pertama (lihat Bataviasche koloniale courant, 05-01-1810). Di dalam keputusan ini (General Reglement) terdapat aturan umum (general reglement) yang dibuat oleh Gubernur Jenderal Daendles (setelah dua tahun menjabat untuk) menetapkan beberapa nama tempat yang dijadikan sebagai patokan (check poin) jaringan jalan pos yang menghubungkan semua wilayah di Jawa (dimana orang-orang Eropa tinggal). Jaringan jalan pos utama ini disebut jalan pos utama (groote post-weg) Trans-Java. Jalan pos ini melalui Anjer, Batavia dan kemudian ke Buitenzorg.
.
Dalam perkembangannya, ruas jalan pos Batavia-Buitenzorg diperinci ke dalam beberapa pos pada tahun 1842. Dalam Tijdschrift voor Nederlandsch-Indie, 1842 antara Batavia dengan Buitenzorg tedapat enam pos: Pos I: Bidara Tjina, Pos II Tandjoeng (15 paal dari Batavia), Pos III Tjimanggis, Pos IV Tjibinong (28 paal), Pos V Tjiloear (34 paal) dan Pos VI Buitenzorg (39 paal). Pos Tjimanggis terkenal karena posisinya strategis antara Batavia dan Buitenzorg.
.
Ekspedisi pertama ke hulu sungai Tjiliwong kali pertama dilakukan pada tahun 1687. Rute ekspedisi ini kemudian menjadi jalan pos Trans-Java (1810) dan penetapan pos-pos pada tahun 1842. Dengan kata lain, Land Tjimanggis atau nama sebelumnya Land Yemans sudah dikenal sebagai daerah yang subur sejak 1687
.
Pos-pos yang ditetapkan pada tahun 1842 semakin diperkuat. Asisten Residen Buitenzorg pada tahun 1847 pos-pos itu dijadikan sebagai stasion kereta kuda dan pedati (lihat Javasche courant, 15-09-1847). Sebagaimana keterangan yang dibuat Johs Rach (1770-1777), Landhuis Yemans sudah menjadi tempat pemberhetian kereta kuda dan pedati. Dengan kata tempat pemberhentian yang sudah ada sejak era VOC ditingkatkan menjadi pos dengan nama Pos Tjimanggis. Yang dimaksud pos dalam hal ini adalah pusat bongkar muat barang-barang pos yang mana di setiap pos disediakan dan dibangun rumah pos (semacam kantor pos).
.
Berdasarkan penetapan beberapa pos di ruas jalan pos Batavia-Buitenzorg, diduga nama Tjimanggis kali pertama dilaporkan (ke publik) pada tahun 1842. Dengan mengacu pada keterangan Johs Rach (dalam lukisannya 1770-1777) dengan penetapan pos tahun 1842 berselang hampir 70 tahun. Banyak hal yang mungkin terjadi di dalam periode tersebut. Apakah Land Yemans masih eksis atau apakah namanya telah berubah nama menjadi Land Tjimanggis.
.
Landhuis Pondok Tjina dan Landhuis Tjimanggis (Peta 1901)
Land Tjimanggis adalah salah satu land penting di sisi timur sungai Tjiliwong karena terdapat salah satu pos jalan trans-Java. Pos Tjimanggis adalah pos yang berada di tengah antara Pos Bidara Tjina ini di Meester Cornelis (Batavia) dan Pos Tjilioer di Buitenzorg. Sebagai pos yang berada di tengah, Pos Tjimanggis oleh para crew pedati/caravan dijadikan tempat bermalam baik yang dari Bidara Tjina maupun yang dari Tjiloear.
.
Ini mengindikasikan bahwa Land Tjimanggis tidak hanya sekadar adanya pos, tetapi juga tempat yang dijadikan sebagai tempat menginap dari Batavia ke Buitenzorg atau sebaliknya. Dari aspek bisnis (perdagangan) Land Tjimanggis adalah pos terpenting di sisi timur Tjiliwong (sedangkan area terpenting di sisi barat sungai Tjiliwong adalah Land Pondok Tjina. Kedua land ini terhubung melalui pelabuhan sungai di Pondok Tjina.
.
Lauw Tek Lok
Lauw Tek Lok adalah seorang yang terkenal. Lauw Tek Lok  adalah seorang Luitenant Chineese di Meester Cornelis yang memiliki banyak properti. Lauw Tek Lok memiliki rumah di Batoe Toelis, Buitenzorg (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 27-03-1869). Juga memiliki rumah di Tanah Abang dan Pasar Baroe (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 30-08-1873).
.
Landhuis Tjimanggis (Peta 1901)
Lauw Tek Lok terungkap sebagai pemilik Land Tjimanggis ketika Pemerintah (Hindia Belanda) pada tahun 1876 bernegosiasi dengan Lauw Tek Lok, sebagai pemilik Land Tjimanggis untuk dibangun barak sementara untuk artileri negara (land een temporaire kazerne voor de artillerie op te richten) yakni semacam garnisun (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 11-08-1876).
.
Pembangunan garnisun ini untuk menambah kekuatan militer di tengah (diantara Weltevreden dan Buitenzorg). Hal ini dipicu karena sebelumnya (1860an) telah terjadi kerusuhan (semacam pemberontakan) di Land Pondok Terong (Ratoe Djaja). Kerusuhan di Ratoe Djaja berawal dari kerusuhan sebelumnya di Bekasi (tidak jauh dari gemeente Toegoe). Setelah kerusahan di Bekasi dapat diatasi, eskalasi politik meningkat di Ratoe Djaja. Tokoh-tokoh kerusuhan di Bekasi merangsek ke Ratoe Djaja (tidak jauh dari gemeente Depok).
.
Land Tjimanggis kemudian sebagian beralih kepemilikan dari swasta (partikelir) ke pemerintah (militer). Hal ini dapat diketahui karena garnisun militer akhirnya terealisasi di Land Tjimanggis.
.
Kasus yang sama sebelumnya (1873) pemerintah melalui Pengadilan Tinggi di Batavia memutuskan pembebasan lahan untuk keperluan jalur kereta api Batavia-Buitenzorg para pemilik lahan mendapat konpensasi. Land-land yang mendapat konpensasi tersebut adalah Land Pondok Tjina, Land Depok dan Land Pondok Terong/Ratoe Djaja.
.
NV. Maatschappij tot Exploitatie vaa het Land Tjimanggies
Lauw Tek Lok, pemilik Land Tjimanggis, posisinya sebagai pemimpin Tionghoa (masih berpangkat letnan) di Chineesch Bestuur sulit digantikan oleh yang lain. Menurut orang-orang di Chineesch Bestuur, Lauw Tek Lok  dan Tan Kan Ie  sulit mencarikan penggantinya yang cocok (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 25-04-1879), Lauw Tek Lok selain memiliki properti sendiri juga memiliki saham di lahan yang terletak di Tjipanang (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 04-06-1879). Juga Lauw Tek Lok dilaporkan memiliki rumah di Glodok (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 03-08-1880).
.
Bataviaasch handelsblad, 20-07-1881
Pada tahun 1881 Lauw Tek Lok dilaporkan telah menjual Land Tjimanggis kepada Kapiten China (kapitein der Chinezen) di Buitenzorg yang secara keseluruhan senilai f270.000 (Bataviaasch handelsblad, 20-07-1881). Nilai ini terbilang sangat besar saat itu.  Sebagai pembanding, jembatan Batang Toroe di Residentie Tapanoeli, jembatan terpanjang di Hindia Belanda (100 M) yang dibangun 1879 dan selesai 1883 memakan biaya sebesar f140.000 (Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, 08-05-1883). Diharapkan dengan penjualan Land Tjimanggis akan dikelola dengan baik, karena selama ini Lauw Tek Lok kurang begitu antusias.
.
Java-bode, 27-05-1882
Namun tidak lama setelah Lauw Tek Lok menjual Land Tjimanggis, Lauw Tek Lok dikabarkan meninggal dunia tanggal 26 Mei (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 27-05-1882). Disebutkan dalam proses pemakaman, Luitenent Meester Cornelis dihadiri oleh para perempuan dan anak perempuannya. Juga dihadiri oleh para pejabat Tionghoa dan pejabat pribumi dan rekan-rekannya sendiri. Dalam berita ini Lauw Tek Lok teridentifikasi tidak memiliki anak laki-laki dan dimana dimakamkan tidak terinformasikan.
.
Land Pondok Tjina yang merupakan tetangga Land Tjimanggis diketahui pemiliknya adalah seorang Tionghoa bernama Lauw Tjeng Siang (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 28-06-1898). Tidak diketahui jelas apakah pemilik Land Tjimanggis dan pemilik Land Pondok Tjina dari keluarga yang sama (dilihat dari marganya yang sama: Lauw). Kepemilikan kedua lahan kemungkinan berkaitan satu sama lain karena selain kedua land bertetangga, juga satu-satunya interchage di sungai Tjiliwong hanya terdapat di antara kedua sisi land ini (Land Tjimanggis di sisi timur sungai Tjiliwong dan Land Pondok Tjina di sisi barat sungai Tjiliwong
.
Dalam perkembangannya, di area eks land milik Lauw Tek Lok (Land Tjimanggis) sudah didirikan suatu maskapai yang diberi nama NV. Maatschappij tot Exploitatie vaa het Land Tjimanggies. Adanya maskapai ini didasarkan pada suatu iklan pemberitahuan yang dimuat surat kabar
.
Bataviaasch nieuwsblad, 05-04-1909.
Bataviaasch nieuwsblad, 05-04-1909: ‘NV. Maatschappij tot Exploitatie vaa het Land Tjimanggies. Majelis Umum Pemegang Saham pada tanggal 18 April 1909, pagi hari pukul 10 di rumah Direktur yang berada di Buitenzorg. Agenda acara: Perkembangan usaha sekitar tahun 1897 hingga pada tahun 1908 dan penentuan dan pemberian dividen setelah bertahun-tahun. Acara rapat pemegang saham dilakukan di rumah direktur. Tertanda Direktur’.
.
Dari iklan pengumuman ini terindikasi bahwa NV. Maatschappij tot Exploitatie vaa het Land Tjimanggies didirikan pada tahun 1897. Dalam iklan tersebut tidak disebutkan siapa nama direktur NV. Maatschappij tot Exploitatie vaa het Land Tjimanggies.
.
Bataviaasch nieuwsblad, 14-04-1925
NV. Maatschappij tot Exploitatie vaa het Land Tjimanggies cukup lama eksis. Pada rapat pemegang saham tahun 1923 diinformasikan bahwa terjadi pengangkatan seorang komisaris untuk menggantikan almarhum Mr TL Tan Sr (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 27-08-1923). Lalu pada tahun 1925 muncul identitas baru dari perusahaan (NV) dengan merek Soen Hin sebagaimana terbaca dalam iklan pengumuman rapat pemegang saham (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 14-04-1925). Di dalam iklan ini juga tercantum alamat direktur yang (tetap) beralamat di Buitenzorg, tepatnya di Handelsstraat No. 162. Dalam rapat pemegang saham ini, selain membicarakan laporan keuangan juga penggantian seorang komisaris karena pengunduran diri yang bernama Mr. TK Tan. Dalam hal ini diduga sebelumnya TK Tan Jr yang menggantikan (ayahnya) Mr TL Tan Sr.
.
Riwayat Rumah Tua Cimanggis
Keutamaan lainnya Pos Tjimanggis karena di tempat ini pada tempo doeloe, mantan Gubernur Jenderal Petrus Albertus Van der Parra mendirikan rumah tinggal (huis). Di lokasi tempat tinggal van der Parra tersebut, pada saat ini masih ditemukan rumah tua yang disebut Rumah Tua Cimanggis.
.
Tidak jauh dari huis ini dulunya muncul bazaar lalu berkembang  menjadi pasar (yang kini menjadi cikal bakal Pasar Cimanggis). Pada era Pemerintahan Hindia Belanda, sejak penataan lahan-lahan perkebunan ditertibkan (yang dimulai pada era Daendels) intensifikasi lahan-lahan ditingkatkan sebagai usaha pertanian untuk komoditi ekspor dengan skema verponding. Hal ini juga terkait dengan pembangunan selokkan (kanal irigasi) yang airnya disodet dari sungai Tjiliwong di Katoelampa. Lahan-lahan (land) di sekitar, selain Land Tjimanggies antara lain Land Pondok Tjina, Land Tjibinong, Land Tjilodong, Land Tjimpoen en Patingie (kemudian disebut lnad Tapos) dan Land Tjiboeboer. Pusat land ini berada di landhuis. Rumah Tua Cimanggis yang jejaknya masih terlihat sekarang adalah salah satu landhuis yang pernah ada.
.
Untuk jelasnya Rumah Tua Cimanggis dapat dilihat artikel yang ditulis lima tahun lalu dimuat dalam blog ini dengan judul: ‘Rumah Tua Cimanggis di Depok: Pesanggrahan Janda Gubernur Jenderal Belanda’
.
.
.
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
.
.
.
.
.

makan SIAPA besok ?!

Kalian pikir jadi orang yang suka pilih-pilih makanan itu pilihan, hah??? Kalau saya bisa reset kehidupan, saya ingin minta kepada Tuhan biar saya dilahirkan di Jepang supaya suka makan ikan. Dan supaya dijauhkan dari orang-orang yang suka ngomentarin cara orang makan kayak kalian. Eh.
Sudah hampir dua bulan lebih saya merasa galau sekali. Setiap hari, perasaan galau ini semakin menjadi-jadi, lalu mencapai puncaknya hari ini. Bukan, saya bukan galau karena kena quarter lyfe crises, atau galau diphp masnya. Yang bikin saya galau adalah… saya bingung hari ini mau makan apa
Saya bosan sekali makan ayam. Ayam geprek, ayam krispi, ayam penyet, sop ayam, dan olahan-olahan ayam lainnya. Mungkin kalian akan bertanya-tanya, “yhaa terus??”
Yha itu masalahnya, satu-satunya makanan yang saya suka di dunia ini cuman ayam.
Saya nggak suka daging sapi, kambing, ikan, cumi, dan olahan laut lainnya. Ayam pun, yang saya makan hanya dagingnya aja. Kulit dan tulangnya (apalagi isi perutnya) tidak pernah saya sentuh sama sekali. Kadang, daging ayam pun, masih nggak saya makan, terutama ketika di dagingnya, masih ada warna merah-merahnya (biasanya di daging ayam kampung).
Kegalauan-bosan-makan-ayam-tapi-bingung-makan-apa ini juga saya sadari bikin orang-orang yang ngajak saya makan kesal sekali karena tiap ditanya, “mau makan apa?” saya cuman bisa jawab, “terserah, asal jangan daging, ikan, cumi, dll dll dll” yang ujung-ujungnya akan membawa kami makan ayam lagi. WQWQ.
Gara-gara kebiasaan saya pilih-pilih makanan ini, saya haqqul yaqqqqin orang-orang kantro (khususnya Mas Ali) sudah muak setahun penuh makan siang dengan menu ayam goreng/geprek karena harus selalu mengalah tiap memilih menu makan siang. Tentu saja mereka bisa saja memilih menu lain selain ayam seperti daging atau ikan, tapi nyatanya, mereka nggak pernah tega kalau harus lihat saya melas makan indomie sendirian ketika mereka pilih menu selain ayam. WQWQ.
Saya akhirnya nanya ke ibu saya, sejak kapan saya suka pilih-pilih makanan. Jawaban beliau cukup mencengangkan. Ternyata, sejak bayi, saya sudah pilih-pilih makanan. Katanya, saya cuman bisa makan dua hal, telur dan indomie.
Seketika saya jadi ngakak karena membayangkan ibu saya udah kayak Aa’ Burjo yang kerjaannya cuman masak telor dan indomie doang. Ibu bilang, saya baru bisa makan nasi ketika umur 2 tahun. Lalu, semakin besar, kebiasaan pilih-pilih makanan yang saya lakukan ini jadi semakin ekstrem.
Ibu saya bukannya tanpa usaha untuk bikin saya suka makan banyak hal. Segala cara sudah beliau coba, tapi seperti yang pepatah bilang, kriminal selalu lebih jago dari penegak hukum. Saya selalu punya cara untuk menghindari makan-makanan asing yang tidak saya sukai itu. Mulai dari menyembunyikannya di sela-sela sofa, sampai memasukan makanannya ke kantong celana untuk kemudian saya buang ketika ada kesempatan. Eh, itu nyambung nggak sama pepatahnya?
Saya nggak tahu apa yang bikin saya jadi orang yang suka pilih-pilih makanan kayak sekarang. Tapi saya ingat beberapa alasan kenapa saya nggak ingin makan jenis olahan tertentu.
Daging sapi dan daging kambing misalnya, saya nggak pernah nafsu makan keduanya setelah tanpa sengaja nonton mereka disembelih pas Qurban ketika saya kelas 1 SD. Saat itu, saya yang polos bertanya-tanya kenapa sapi dan kambing yang tidak punya salah dibunuh begitu saja :’( bahkan kejadian (((pembunuhan))) itu masih saya ingat sampai sekarang. Bagaimana si sapi disleding biar ngejungkel (?) lalu lehernya digorok sampai mengeluarkan suara aneh… Grook grook grook, suara yang sangat menyeramkan 🙁
Kalau alasan saya nggak mau makan ikan, ya karena ikan itu merepotkan! Ikan mas misalnya, banyak sekali durinya. Capek sekali misahin daging dan durinya. Saking capeknya, saya selalu pengin nangis ketika waktu kecil disuruh makan ikan. Ya ada sih ikan yang nggak kecil-kecil durinya dan nggak terlalu merepotkan kayak ikan laut. Tapi…jenis ikan ini saya nggak suka baunya, sama kayak makanan laut lainnya, akhirnya ya tetep nggak bisa saya makan.
Dan sialnya lagi, saya nggak bisa jadi vegan karena saya juga nggak suka sayuran karena rasanya seperti… Sayuran (?) Maksud saya, rasanya seperti… tumbuh-tumbuhan (?) Mbuh yo opo cara jelasinnya, pokoknya nggak enak. Titik!
Awalnya saya merasa nggak masalah-masalah amat sama kebiasaan pilih-pilih makanan ini. Maksud saya, saya jadi bisa lebih cepat kaya karena jadi hemat nggak harus beli daging yang notabene lebih mahal dari ayam. Tapiii, belakangan ini, kebiasaan pilih-pilih makanan jadi masalah karena semakin besar, semakin banyak orang yang mempermasalahkan itu.
Saya sampai capek disebut kurang gizi.
Saya juga tersinggung dengan iklan Bu Susi tentang makan ikan biar pintar. Saya nggak makan ikan tetap bisa pintar kok, Bu!!1!
Saya juga bosan dicap anak manja. Lalu dipaksa-paksa makan sesuatu yang nggak saya suka.
Dan saya juga bosan dibanding-bandingin sama teman-teman saya yang bisa makan segalanya.
Emangnya menurut kalian jadi orang yang suka pilih-pilih makanan itu pilihan hah??? Kalau bisa reset kehidupan, saya pasti akan minta Tuhan supaya saya dilahirkan di Jepang biar suka makan ikan—dan yang paling penting biar nggak ketemu kalian yang suka berisik ngomentarin cara saya makan!!1! Eh, maapin malah ngegas.
Aslinya, saya juga pengin berhenti jadi orang yang pilih-pilih makanan. Saya pengin juga bisa makan-makanan lain selain ayam.
Saya juga ingin merasakan sate klathak, tengkleng gajah, rawon, dan pepes ikan yang selama ini disebut-sebut makanan dari surga oleh orang-orang kantro.
Saya juga ingin berhenti buang-buang makanan ketika bertemu makanan yang tidak saya sukai di setiap nasi kotak yang saya jumpai. Setiap melihat sayur seperti capjae, lalapan, dan orak-arik tempe teri yang saya buang, saya merasa jadi orang yang paling berdosa karena tiba-tiba teringat orang-orang di Yaman yang sampai harus makan rumput karena nggak punya makanan :’(
Saya juga ingin berhenti cemas dan takut cuman makan nasi kerupuk tiap prasmanan yang menunya semur daging dan rendang 🙁
Dan terakhir, saya juga ingin berhenti mengecewakan orang-orang yang sudah repot-repot memasakan/membelikan saya makanan yang ternyata nggak saya sukai sama sekali 🙁 saya juga capek membohongi mereka dengan bilang saya suka makanannya padahal makanan itu ada di saku baju saya menunggu untuk saya buang ketika ada kesempatan 🙁HAHAHAHA.
Tapi ya mau gimana lagi. Dikeluhkan juga nggak bikin saya tiba-tiba suka semua makanan. Lebih baik, lihat sisi baiknya aja. Kan katanya selalu ada satu hal yang bisa disyukuri dari setiap penderitaan yang kita rasakan (weis bijak).
Setidaknya, saya masih bisa makan rendang, empal, ikan cakalang, sop buntut, coto makasar, iga penyet, tengkleng, dan soto Betawi dalam bentuk Indomie.
Yhaa betul. Indomie. Satu-satunya makanan paling sempurna di dunia.
Ya nggak sempurna gimana, selain rasanya yang enak, variannya banyak, harganya yang murah, masaknya gampang, porsinya bikin kenyang dan yang paling penting, bisa dimakan setiap hari sampai….
….masuk rumah sakit karena lambungnya bermasalah gara-gara kebanyakan indomie! Hahaha.
Masya Allah, benar juga ya, saya baru sadar kalau Indomie ternyata nggak sesempurna itu. Memang sejatinya, hanya Allah saja lah yang Maha Sempurna. Eh ini kok endingnya malah jadi ceramah.

CAIR !!! gaji ke-13, ke-14, ke-15, ke-16, ke -17


bayar HUTANG 4528 T pake KUTANG aja dah.....


tgl 22 mei ORANG WARAS dilarang masuk IBUKOTA


malam JUM'AT cuci JIMAT


2020 JADI KETUA UMUM PARTAI


RAPAT RAHASIA DI HOTEL ALEXIS

Aku adalah siang yang terik.
Seperti kabel-kabel tua yang
menggantung ketika orang-orang
kembali membakar ilalang.

Aku adalah siang yang terik.
Mereka bilang Matahari adalah
jembatan lalu lalang bagi yang
jatuh berulang.

Aku adalah siang yang terik.
Sebab kakiku adalah waktu
juga segumpal asap yang
mengepul berulang.

Aku adalah siang yang terik.
Meja kayu, buku-buku tua,
bahkan jaring laba-laba di sebelahku
adalah sunyi yang jalang.

Aku adalah siang yang terik.
Besok tubuh ku mengalami
perulangan. Sementara hari ini
perempuanku pulang.

SURAT MAKSIAT


buka puasa kok di monas ?!


HATI-HATI DATA BOCOR di WHATSAPP


PANDEMONIUM : BLACK WEDNESDAY


wednesday PANDEMONIUM 22 MEI 2019

WEDNESDAY PANDOMINIUM

Oh baby I love
Your madness
It’s all incredibly beautiful
..
You shine like gold
So selfless to all
And wild I get anymore
..
Some would say I’m insane
And they’re right in a way
But I just like to play
Any fun and the games
..
Always hungry for more
That’s just how I was born
Take me somewhere I don’t know
..
You give me your freedom
..
You let me two pieces
Yeah I need it
For your pandemonium
..
Life is so easy
..
You let me two pieces
Yeah I need it
Why you pandemonium?
..


Oh baby our love
Is Endless
I know
..
Just do what you want with me
..
Yeah I want it all
Couldn’t careless
The cost
I’ve given you my everything
..
Some would say I’m insane
And they’re right in a way
But I just like to play
Any fun and the games
Always hungry for more
That’s just how I was born
Take me somewhere I don’t know
..
You give me your freedom
..
You let me two pieces
Yeah I need it
For your pandemonium
..
Life is so easy
..
You let me two pieces
Yeah I need it
Why you pandemonium?
..



parabellum : kematian sang jagoan


kartu lebaran ala medsos mulai bertebaran, COPAS & SHARE


suara sumbang penghuni RSJ SENAYAN

Buruh pabrik yang letih usai shift malam
pedagang sayur yang makan karbonmonoksida tiap hari
guru honor yang sudah tiga bulan tidak makan kenyang
merekalah pemilik suara yang kalian perebutkan
wahai elite dan politisi.

Sayang
kalian sudah lama melupakan rasa lapar
jadi saat menang rebutan
kalian melupakan wajah dan perut pemiliknya.

Petani padi yang baru saja gagal panen
eksekutif muda yang frustasi karena disposisi
gadis-gadis SPG yang makan mie di seberang department store
merekalah pemilik suara yang kalian butuhkan.

Satu suara saja
bisa membuat kalian mencabut idealisme dari dalam dada
membunuh dan mencampakkannya begitu saja.
Tapi saat telah duduk di kursi terhormat
seribu suara pun belum bisa menggerakkan kaki kalian
turun dari atas meja.

Pedagang sembako yang baru saja membuka toko baru
ibu-ibu rumah tangga yang bingung bagaimana menekan belanja
merekalah pemilik suara yang kalian perjuangkan berdarah-darah.

Tapi buat apa membayar mahal
bahkan sampai mengorbankan peluh, darah dan kehormatan
jika nantinya kalian tidak bisa menjaga suara-suara itu
mengangkatnya ke tempat tertinggi seperti seharusnya?

Buat apa kalian berani berkelahi dengan siapapun
untuk mendapatkannya
tetapi setelah mendapatkannya
kalian membuangnya begitu saja ke tempat sampah.

Lalu pemilik suara datang memungutnya kembali
dan seperti lingkaran setan
lima tahun kemudian kalian akan berkelahi
berpeluh-peluh lagi
berdarah-darah lagi
mengorbankan kehormatan lagi
untuk mendapatkannya kembali.