Friday, July 18, 2014

Seandainya Jokowi-JK......

Mungkin terbayangkan oleh Anda
.
bila Jokowi tak jadi Presiden,
.
versi Rekap KPU sebentar 22 Juli.
.
Tentunya, para pendukung fanatisnya pun tak mau membayangkannya.
.
Tulisan ini tak bermaksud apa. Tak perlu dicuriga sebuah manuver politik. Anggap saja sebuah tanda-tanya menggelitik. Apalagi menyulut sengketa, ataupun kerusuhan yang tiada didamba.
.
Kata dia, pengamat politik muda itu,
.
kalau Jokowi kalah,
.
pasti KPU salah, curang dan main mata. .
Karena itu kita tuntut.
.
Kalau masih kalah, kita banding ke MK.
.
Kalau perlu ke meja DK PBB... (hahahaha, kayak israel-Palestina saja),
.
atau kita bikin rusuh saja!
.
Jika Jokowi kalah, dia kembali ke Jakarta, dan cakilnya, JK kembali mengurus masjid saja.
.
Jika Jokowi tak jadi presiden, Ahok urung jadi Gubernur Jakarta, dan para betawi pun berpesta pora.
.
.
.
.
.
.
Jika Prabowo kalah, katanya dia sudah siap sedia, terima hasil perhitungannya.
.
Jika Prabowo kalah, bagaimana nasib partai-partai koalisi ‘gendut’nya?
.
Akankah tetap setia, siap menerima nasib sebagai partai pembangkang oposisi saja?
.
Percaya?
.
Ataukah mulai goyah, melirik si Jokowi-Jk yang jadi pemerintah?
.
Ah, kemungkinan besar ada yang pura-pura, dan mulai main mata.
.
Namanya juga politik. Tiada yang abadi selain kepentingannya. Tak ada musuh dan kawan sejati.
.
Selamat menunggu THR
.
Salam damai
.
Tana Toraja, 18 Juli 2014
.
.
.
.
.
.
.
M R Bakkaru

always rocks the world with words

300 Serdadu Israel dan Gadis Penggenggam Batu

.
.
Senjataku dalam posisi tak terkunci
telingaku bersiaga menunggu aba-aba dari langit
21 rekanku di barisan depan sudah membidik gadis itu
gadis penggenggam batu
.
”apa yang ditunggu, Pak?! Peluru ini harus menembus jantung gadis itu"
"Sabar!!..... tunggu aba-aba!!"
.
di antara kami dan gadis itu, hanya ada 3 tentara dari Pasukan Perdamaian yang tampak tenang dan selalu waspada.
.
"Kita adalah 300 serdadu bersenjata canggih dan lengkap... hanya menghadapi seorang gadis dengan batu kapur di genggamannya.... apa yang ditakutkan?!"
"Dia memang seorang diri...... tapi di belakangnya....."
"tak ada siapa-siapa di belakangnya......"
"ADA!! ..... RATUSAN RIBU MALAIKAT berdiri di belakang gadis itu"
.
dor... dor... dor.... dor.....
.
gadis itu rubuh bersimbah darah
dan aku......
terbang bersama seribu malaikat....
.
.
kulihat ke bawah.....
299 serdadu beku menjadi batu.....

GEDUNG KPU HARUS STERIL DARI JOKOWI LOVERS

Ketua Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Tjahjo Kumolo, menginstruksikan massa partai pengusung maupun pendukung pasangan Joko-Kalla agar tidak melakukan aksi turun ke jalan pada saat pengumuman resmi perolehan suara pemilihan presiden oleh Komisi Pemilihan Umum pada 22 Juli 2014 pekan depan.

Instruksi telah disampaikan Tjahjo yang juga Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan lewat surat dan layanan pesan singkat. Surat dan pesan singkat dari Tjahjo juga diteruskan kepada ketua partai provinsi dan cabang di kabupaten dan kota seluruh Indonesia.

"Kepada struktural partai dilarang keras turun ke jalan dalam merayakan kemenangan Jokowi-JK," ujar Tjahjo, Jumat 18 Juli 2014.

Tjahjo mengatakan larangan turun ke jalan untuk menjaga stabilitas agar situasi tetap kondusif. Dia juga menambahkan tim pemenangan juga melarang relawan dan simpatisan datang ke kantor KPU pada saat pengumuman resmi perolehan suara.

"Prinsipnya kita tetap siap siaga mendukung Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban nasional,  khususnya saat rekapitulasi suara nasional oleh KPU," katanya.

Sebelumnya diberitakan, 5.000 relawan dan pendukung Joko-Kalla akan turun ke jalan pada saat pengumuman resmi KPU 22. Mereka terdiri dari relawan yang tergabung dalam Seknas Jokowi, Projo, Seknas Petani, Seknas Perempuan, dan Bara JP.

Anggota Tim Pemenangan Joko-Kalla, Eva Kusuma Sundari, mengatakan massa akan berkumpul di Jakarta pada hari pengumuman resmi presiden terpilih 2014-2019. "Relawan merencanakan itu, ditahan nggak bisa. Mudah-mudahan ada keputusan dari Pak Jokowi," kata Eva, Kamis 17 Juli 2014.

AMS AMB asal mega senang asal mega bayar

Satu lagi bukti sahih ngawurnya Timses Jokowi yang asbun alias AMS (Asal Megawati Senang) yang selama ini koar-koar di media bahwa Jokowi meraup peroleha suara lebih banyak dari Jokowi baik didalam maupun luar negeri.

Berdasarkan hasil pleno rekap suara yang sah di KPU Palangkaraya, Prabowo-Hatta Rajasa meraup 63 % (261.593 suara) sedangkan Jokowi-JK hanya 37% (129.179 suara).

Penghitungan suara yang dipimpin Ketua KPU Pekanbaru Abdul Razzak di Hotel Premiere Pekanbaru pada hari Kamis kemarin, 17 Juli 2014, pasangan Prabowo-Hatta melibas 12 kecamatan di Pekanbaru dan menang mutlak tanpa banyak cingcong lagi. (Sumber: m.okezone.com/read/2014/07/18/568/1014430/sapu-bersih-12-kecamatan-prabowo-menang-telak-di-pekanbaru)

Selain itu, hasil perhitungan perolehan suara di luar negeri, lagi-lagi Prabowo-Hatta menjungkirbalikkan Jokowi-JK tanpa ampun. Ternyata selama ini aksi tipu-tipu timses yang menghibur diri bahwa mayoritas suara di luar negeri diraup oleh Jokowi-JK hanya tipu-tipu menghibur diri belaka.

Prabowo-Hatta meraup total suara di luar negeri sebanyak 255.143 suara sedangkan, sedangkan Jokowi-JK hanya memperoleh sebanyak 230.151 suara.

Proses rekapitulasi dilakukan di ruang sidang Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat pada hari ini, Jumat 18 Juli 2014, yang dipimpin langsung oleh Ketua KPU, Husni Kamil Manik (Sumber: m.okezone.com/read/2014/07/18/567/1014427/rekapitulasi-ln-hari-pertama-prabowo-hatta-memimpin)

Kenyataan ini menunjukan betapa besar asa yang membuncah dalam dada mayoritas rakyat Indonesia baik didalam maupun luar negeri agar Prabowo-Hatta memimpin negeri ini dengan tegas dan mandiri. Yang jelas mayoritas orang Indonesia tak mau punya Presiden boneka, hari ini tempe besok rempelo. Ta u u lah yauw.

AHOK JADI TARGET UTAMA SNIPERS

Sesuai jadwal, mulai hari ini proses tahapan perhitungan suara di tingkat provinsi dilaksanakan setelah proses di tingkat kabupaten/kota selesai.

Dua pasangan kandidat tentu saja telah selesai melakukan perhitungan internal, termasuk pasangan kandidat nomor satu Prabowo Hatta.

"Berdasarkan pantauan dari pusat tabulasi nasional koalisi merah putih dengan menghitung semua C1 yang masuk dari TPS-TPS seluruh Indonesia menunjukkan pasangan Prabowo-Hatta unggul," papar Koordinator Nasional Relawan Gema Nusantara, Muhammad Adnan melalui keterangan tertulisnya, Jumat (18/7).

Menurut dia, eskalasi menjelang perhitungan suara tingkat nasional pada 22 Juli mendatang menjadi semakin panas karena masing-masing kandidat tetap bertahan bahwa kubunya yang menang berdasarkan perhitungan internal. Malah, santer terdengar dan terlihat bahwa kubu relawan Jokowi JK intens melakukan persiapan-persiapan untuk menghadapi proses perhitungan dan pengumuman resmi dari KPU.

"Mereka menuding bila kalah maka KPU lah yang curang," lanjutnya. 

KPU sebagai lembaga resmi negara yang diberi tugas sebagai wasit seolah-olah tidak dipercaya dan diintimidasi. Bahkan, melalui sebuah lembaga bantuan hukumnya mensomasi KPU untuk menunda pengumuman hasil rekapitulasi pada 22 Juli mendatang. Untuk itu Relawan Gema Nu sebagai salah satu relawan resmi pemenangan Prabowo-Hatta akan kembali mengkonsolidasikan diri dalam kondisi siaga satu untuk mengawal proses rekapitulasi di KPU pusat.

"Kita semua ingin proses secara damai, tidak ada benturan dan pemaksaan kehendak namun juga siap dalam menghadapi segala kemungkinan untuk mengamankan mandat rakyat yang telah diberikan secara demokratis dalam Pilpres beberapa waktu lalu," demikian Adnan.

Prabowo Presiden Kota Depok

pius lonte lanang

.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
Saya tidak pernah menyebut siapa yang menang dan yang kalah, kenapa tulisan saya dipelintir seolah olah saya menyatakan kalah?
.
Dalam tulisan saya yang berjudul “Beroposisi Sama Terhormatnya dengan Memerintah” Saya menyatakan lima hal penting yaitu:
.
1. Kata “cuma ada yang tertukar” di akhir alinea pertama menegaskan masih ada perbedaan soal siapa yang menang.
.
2. Menghormati siapa pun yang telah mengawal proses pemilu supaya jujur dan adil.
.
3. Yang kalah harus siap beroposisi, dan yang menang siap untuk memerintah adalah pernyataan yang berulang kali disampaikan oleh Bapak Prabowo Subianto. Masalahnya, pernahkah Joko Widodo menyatakan hal yang sama?
.
4. Mengimbau kepada setiap elite untuk berdisiplin dalam berkoalisi. Jika kalah, berdisiplinlah untuk beroposisi. Jangan kemudian loncat gerbong gara-gara hanya ingin berkuasa.
.
5. Disiplin dalam koalisi akan punya efek penyederhanaan sistem kepartaian dalam jangka panjang.
.
.
.
.
.
.