Friday, October 18, 2013

Andi Mallarangeng dan Non Saputri

JP : Jokowi.Prananda Jalan Perubahan

Last Dinasti Standing

Melukis Cermin Kotor Penuh Deru Debu

Bosan Pake Jelly Bean 4.2.? Cobain Deh Ubuntu 13.10 Saucy Salamander

8 Langkah Mudah Upgrade Windows XP Menjadi Windows 8.1.

Crash of Lao Airline Flight 301

The Roseline : Jalan Perubahan Menuju Jakarta Seribu (burung) Gereja

Why Baidu?

Jokowi itu Orang yang Ngga Pernah Mikir

Revolusi Februari

The Green Book of Muammar Al Qathafi

Berang Berang si Budak Yahudi

Perempuan di Gerbang Makkah

@Makkah 12 Oktober 2013.
.
Ma’abdah 320/206.
.
Terimakasih ya Allah, diberi kesempatan datang ke sini. Melihat kota Makkah dengan berbagai rasa. Melihat semua orang berkumpul dengan berbagai rupa dan warna kulit. Melihat wajah-wajah khusuk dengan banyak harapan dan penuh syukur. Natural, hanya aura hati dan keimanan yang terpancar. Hanya satu tujuan, beribadah.
.
Kesan pertama melihat kota Makkah, wow sangat terkejut. Tadinya bayanganku di Makkah banyak gurun pasir, ternyata ga jauh beda dengan kota Jakarta. Apartemen, pertokoan. perkantoran, dan rumah-rumah berdiri dengan tinggi dan kokoh di atas bukit.
.
Wanitanya berfashion jubah hitam, mukena putih, dan bergamis besar terlihat unik dan menarik. Prianya berbaju koko dan berbaju panjang dengan wajah teduh, berbulu, dan ganteng membuat cuci mata. Memperhatikan bagaimana mereka mengekspersikan diri dalam berkomunikasi kepada Allah dengan cara yang kadang berbeda, mengalihkan kita dari yang lain.
.
Kota yang tidak pernah mati. Pagi, siang, atau malam terasa sama. Semarak dan berdesak-desak menuju masjid. Pertokoan juga beraktivitas sama, melayani jemaah yg ingin berbelanja oleh-oleh atau berkuliner. Sayangnya, di sini banyak toko makanan yang tidak bs dimasuki oleh wanita. Apalagi makan di tempat. Pemandangan yang baru,  hanya laki-laki yang berjualan, dan hanya laki-laki yg berbelanja. Transaksi yang tidak ribet. Tidak banyak tawar menawar dan memilih barang seperti wanita.
.
Di sini nggak ada bis, cuma ada taxi membuat kita banyak berjalan, dan banyak mengeluarkan keringat namun tidak terasa lelah. Suhu di sini 45-54 derajat membuat kita menguap, harus banyak minum. Menyusuri jalan sepanjang hari dari rumah menuju masjid mengukir jalan kenangan. Berhias pohon kurma sepanjang trotoar dan burung merpati berterbangan bebas. Saling berpegangan tangan, memeluk, dan melindungi. Suami menjadi lebih mesra dan perhatian. Seumur pernikahan, terbanyak suami menggenggam, memeluk, menyentuh, menjaga dengan cemas adalah di Makkah.
.
Beraktivitas yang sama dari jam ke jam dengan tujuan yang sama. Sangat jarang dilakukan di Indonesia. Menjadikan imam dan menggantungkan diri hanya pd suami, selain Allah, pastinya. Menempatkan istri istimewa, menjadi harta baginya yang harus dijaga.
.
Niat dari Indonesia, hanya ingin beli emas untuk kenang-kenangan jika punya rejeki lebih. Ternyata, emas di Makkah itu mahal. Ukuran gelang paling kecil sekitar 30 juta. Kalau mau beli 1 set harganya ratusan juta. Ternyata bener, mahar untuk wanita arab itu mahal. Beda dengan wanita Indonesia yang bermahar “asal saling cinta” dengan emas kawin 10 gram atau seperangkat alat sholat, nikah langsung dilaksanakan.
.
Kemarin, tanpa diduga suami membelikan 2 sejadah cantik. Harga sejadahnya 85 real. Dikemas dalam kotak yang menarik. Warnanya ungu dan maroon, dengan motip masjid dan kabah. Suka banget. Lebih suka dari diberi emas. Suami bilang “Aku ingin, kamu mengingatku sama besar dengan kamu mengingat Allah. Lantunkan doa yang baik untukku, untuk kita dalam setiap sholatmu”. Langsung meleleh serasa menjadi istri sholehah haha. Semoga ini bukan rayuan gombal karena nggak mau beliin emas hihi. *dipositifkan.
.
Ada pengalaman aneh apa selama di Makkah? Pernah ada yang menyapa dengan suara laki-laki “assalamualaikum” sangat jelas. Lalu aku jawab, “waalaikum salam” tapi pas dilihat orangnya nggak ada. Pernah pas selesai tawaf, ada yang menggandeng tanganku, kerasa bgt. Pas pengen tau siapa yg menggandeng, taunya orangnya nggak ada. Dan pengalaman yang paling menarik ketika tawaf mengelilingi Ka'bah, ada 2 ibu-ibu berumur, menggapai pundakku. Kedua ibu-ibu itu minta tangannya diraih. Lalu aku menarik tangan wanita berjubah hitam itu ke pundakku. Dan tangan wanita berbaju putih satunya lagi ke pinggangku. Meminta mereka memegang dengan kencang, hanya dengan bahasa isyarat. Saat itu penuh luar biasa, baju basah dengan keringat, berdesak-desakan.
.
Entah berapa putaran, kedua wanita itu mengikutiku dengan penuh air mata dan tak henti membaca doa. Dua wanita dari negara yang berbeda. Karen aku ingin menyentuh kabah, aku memisahkan diri. Kedua wanita tersebut tanpa bicara, mengusap kepalaku berkali-kali dan mencium wajahku. Hanya tatapan terima kasih dengan air mata. Aneh, di sana selain di kabah, aku sdh puluhan kali dicium dan dipeluk wanita tidak dikenal. Insyaallah pertanda baik.
.
Pernah ketemu lelaki usia sktr 55 tahun, wajahnya seperti ayahku. Bolak balik menatap, hanya menatap selama berjam-jam. Tanpa menyapa. Berhidung macung, berkulit putih merah. Tapi berjenggot. Dari cina. Bener-bener mirip ayahku. Ayahku sudah meninggal 10 tahun yang lalu. Miss u dad, semoga surga menjadi tempatmu. Oya, sepertinya banyak ibu-ibu yang memeluk dan menciumku, krn aku nggak punya ibu dari usia 5 tahun dan pengen banget tau rasanya punya ibu.