Sunday, July 31, 2011

My Blog Level

from http://bloglevel.edelman.com :

Influence : 11.3
Popularity : 15.1
Engagement : 12.5
Trust : 17.6




Your influence score - Your score is low because your blog is not a well-read resource for the community you wish to be part of. To increase your score you will need to reach out to more people and encourage them listen to your views, engage in conversations via comments, make more informed and regular posts and focus more on understanding your audience to ensure your posts are something that they want to read. 

Your popularity score - Your score is quite low but it is easy to improve. Look at getting the basics right first – have you made it easy for people to subscribe to your blog? Do you have RSS easily noticeable? Do you publicise your content on other social media channels like Twitter and Facebook? Many blog measurement tools purely rank people according to the number and authority of recent inbound blog links but BlogLevel also takes into account how your amplification through other social media channels. Other ways to improve this score is to be a more recognised participant in the area you are specialising in – make sure you link to and comment on other blogs. Finally SEO plays a significant role in your popularity – if your post is not found then it makes no difference how good the content is – make sure you tag what you publish, have text not number titles in your post address and include multimedia (Flickr, YouTube for example) – this has the added benefit of making your posts more dynamic and interesting. 

Your engagement score - Your engagement score could be better. One of the key differentiators of a blog is that (most of the time) it allows people to engage in two way dialogue about a subject. How much does your blog encourage people to comment on what you say and do you respond back? Getting the basics right to improve your engagement score is easy to provided you know your audience - make you know them, write for them, talk to them, read their thoughts and comments and reply individually. Twitter is also an important factor as people often discuss the views of a blog within this media – take advantage of multiple channels and promote and engage in conversations about your posts within this space too. 

Your trust score - Within the blogging world your site is somewhat of a secret. The Edelman Trust Barometer states that 77% of people refused to buy products or services from a company they distrusted. It is trust that makes someone act – for this reason alone, having a high trust score is considered by many to be more important than any other category. To improve your score you need to create interest about yourself – people like to see ‘behind the scenes’ and your blog is a chance to demonstrate your experience and expertise. Remember that Pulp Fiction rule: ‘personality goes a long way’ so ensure your ‘About’ page tells a little history about your blog and also includes contact details. Blog etiquette demands a few rules to improve your trust score – give credit and correctly link where it is due, include a relevant blogroll and make it easy for people to get access to your updates via RSS, twitter syndication and email updates.

Saturday, July 30, 2011

Tips : Aman dan Nyaman Browsing di Blackberry Playbook (1)

Sebelum saya uraikan tips bagaimana agar aman dan nyaman menggunakan Blackberry Playbook, akan saya review dulu sekilas tentang gadget ini.

BlackBerry PlayBook merupakan produk terbaru dari RIM sang produsen Blackberry, Harga BlackBerry PlayBook di Indonesia antara 5,4 jt - 8,6 jt rupiah, untuk spesifikasinya yang rencananya untuk memberikan saingan buat ipad buatan apple ini bisa kita ketahui.


Berikut adalah beberapa fitur BlackBerry PlayBook yang telah diungkap oleh RIM dalam Developer Conference 2010 (DevCon10) di San Francisco, Selasa (28/9/2010) dinihari WIB.


Dari sisi softwarenya, PlayBook akan menggunakan sistem operasi BlackBerry Tablet OS berdasarkan arsitektur micro-kernel QNX Neutrino. Neutrino telah banyak digunakan pada perangkat kesehatan, otomotif hingga router internet.



Software PlayBook mendukung Flash 10.1, WebKit dan HTML 5, OpenGL (untuk grafis 3D seperti pada game), Adobe Mobile AIR, Adobe Reader, Java, POSIX dan BlackBerry WebWorks.



Media yang bisa diputar di PlayBook termasuk video hingga resolusi 1080p High Definition. Formatnya, mencakup H.264, MPEG, DivX dan WMV. Sedangkan audionya mencakup MP3, AAC dan WMA.



Spesifikasi BlackBerry PlayBook selangkapnya:

  • Layar sentuh capacitive LCD berukuran 7" WSVGA dengan resolusi 1024 x 600
  • Dukungan penuh pada multi touch dan gesture
  • Prosesor 1 GHz Dual CoreRAM 1 GB
  • Kamera High Definition 3 Megapixel (depan) dan 5 Megapixel (belakang)
  • Kamera bisa merekam video hingga resolusi 1080p HD
  • HDMI Output (microHDMI)
  • WiFi 802.11 a/b/g/n dan Bluetooth 2.1 + EDR
  • Konektor microUSB
  • Ukuran 130mm x 193mm x 10mm
  • Berat sekitar 400 gram

Tips 1 : Aman

Agar kita merasa aman menggenggam BB PB maka pada gadget ini bisa ditautkan rantai sangkut dari bodi BB ke pergelangan tangan kita, sehingga kalau ada yang mau coba-coba menjambret, atau takut terjatuh, agak sulit, karena terkait ke tangan kita.

Tips 2 : Nyaman

Kenyamanan browsing di BB bisa didapat jika pada casingnya dibalut sarung beludru dan bantalan pada bagian belakangnya.

Tips yang lebih serius akan dibahas pada bagian (2).
Sabar aja.

Blog : dengan Hati dan Hati-hati

Di ranah blog Indonesia, nama Ndoro Kakung sudah tak asing lagi. Kiprah Mas Wicaksono–sosok yang berada dibalik Ndoro Kakung–di blogsphere yang dimulai tahun 2005 saat membuka blognya pertama kali di www.pecasndahe.blogdrive.com sebelum kemudian pindah dan menyewa hosting sendiri di www.ndorokakung.com, memang cukup fenomenal.

Sebagai salah satu pembaca fanatik di blognya sekarang, saya senantiasa memperoleh pencerahan dan hal-hal baru yang diracik secara menarik dan bernas dari jurnalis senior Koran Tempo ini.

Ndoro (selanjutnya saya panggil demikian di tulisan ini) dengan gaya bahasanya yang khas : renyah, lugas, sarat humor dan informatif secara cerdas memotret fenomena kehidupan dan keseharian melalui sentuhan hati melalui blognya.

Isu-isu urban, relasi sosial bahkan trend politik tanah air terkini disajikan melalui tulisan yang berkarakter kepada seluruh pembaca blognya tanpa kesan menggurui. Ndoro mengandaikan blog adalah Laboratorium ide dimana gagasan diasah dan diuji pada tahap yang paling awal. Saat merancang sebuah posting, tidak sekedar menggali ide belaka namun juga mereka-reka bagaimana hasil dan dampaknya setelah diterbitkan. Posting tersebut ibarat “proyek”, ajang ujicoba eksperimen sosial. Ngeblog juga sebuah upaya melatih kepekaan.

Setelah membeli melalui situs toko buku online Kutukutubuku dot com beberapa waktu lalu, dalam waktu singkat saya berhasil “melahap” habis buku mungil namun “berdaya kejut” hebat ini. Dibagi menjadi 4 tema besar yakni “Blog dan Blogger”, “Etika dan Hukum”, “Rahasia uang dan Kemashyuran”, serta “Laku Moral dan Teknologi”, Ndoro telah menghasilkan semacam “buku pintar” panduan praktis menjadi blogger dengan menyajikan sejumlah tulisan menarik terkait aktifitas ngeblog. Tak salah bila pada akhir kata pengantarnya Ndoro menyatakan Buku ini adalah salah satu cara menularkan semangat dan dorongan untuk berekspresi –dalam bentuk tulisan, grafis, foto, video–melalui blog. Saya menyebutnya Blogisme, demikian kata mantan Ketua Panitia Pesta Blogger 2008 tersebut.

Ya, Blogisme. Ketika menelusuri lembar demi lembar buku ini “isme” blog yang dituturkan Ndoro menjelma menjadi berbagai kiat dan trik praktis ngeblog. Di buku ini kita bisa membaca mulai dari Apa yang mesti dihindari oleh Blogger Pemula, Bagaimana agar tak bosan ngeblog, Menjaring uang lewat blog, etika dan “ranjau-ranjau” hukum di ranah digital atau bagaimana membuat posting yang “nendang”, Tak lupa pula pada beberapa tulisan ada dialog-dialog segar, lucu tapi bermanfaat antara Ndoro dan Mat Blogger, “kawan imajinasi”-nya yang menjadi mitra diskusi soal ngeblog. Sosok Mat Blogger digambarkan sebagai orang yang memiliki minat besar untuk ngeblog, spontan, lugas dan penuh rasa ingin tahu yang tinggi juga kadang-kadang sok tahu. Dialog-dialog keduanya yang menyingkap hal-hal menarik di dunia blogsphere menjadi salah satu kekuatan dan ciri khas buku ini. Tidak hanya itu, pada beberapa artikel pula, Ndoro menyajikan sejumlah tip yang tertera di bagian akhir. Pada tulisan soal “Perlukah Blog fokus” misalnya, dibagian bawahnya ada Tips “Ide Bergelantungan di Udara, Petik Saja”. Atau pada tulisan”Top 100 dan Zona Kenyamanan” dibagian bawahnya ada Tips “Mengukur Peringkat Blog” atau pada tulisan “Blog Hosting” dipasang pula Tips “Memilih Blog Hosting”. Ini menjadi pelengkap yang berharga dan membuat apa yang ditampilkan di buku ini kian kaya.

“Benang Merah” yang bisa saya tarik dari buku ini adalah, Ndoro secara tegas, baik secara implisit maupun eksplisit, menyatakan bahwa Konten atau isi adalah inti kekuatan dari blog. Sentuhan hati melalui isi tulisan pada posting-posting di blog, sesederhana atau secanggih apapun bentuk blognya menjadi daya tarik sebuah blog. Namun, kata Ndoro seperti yang diungkap di bagian belakang buku ini,” Mengisi blog bukan seperti ikut lomba lari jarak pendek; melejit begitu bendera start dikibaskan untuk berhenti segera dalam tempo singkat. Mengelola blog itu ibarat lari maraton, mungkin lebih jauh lagi. Begitu mulai, kita tak perlu bergegas. Atur kecepatan dan napas, juga irama. Perjalanan begitu panjang. Kita tak perlu buru-buru berhenti.”

Tak perlulah buru-buru kepingin terkenal atau buru-buru mau eksis sebagai seleblog, bila kita mengabaikan faktor utama yakni mengisi konten blog dengan tulisan yang menarik dan bermanfaat. Dan untuk mencapai itu memerlukan proses belajar yang panjang dan tidak dicapai dalam waktu sekejap saja.

“Dengan membuat sendiri setiap posting, mengumpulkan setiap remah ide menjadi bangunan utuh, kita bisa belajar banyak tentang proses. Proses memberi kita kesalahan, dan pelajaran. Ia menempa kita menjadi seorang blogger yang lebih baik, lebih baik lagi, dan lebih baik lagi”, demikian ungkap Ndoro dalam buku setebal 142 halaman yang diterbitkan pertama kali oleh Gagas Media ini.

Dewi”Dee” Lestari sang penulis Supernova dan Rectoverso menguatkan “pesan” diatas dalam testimoni dihalaman belakang buku ini. “Tulisan-tulisan Ndoro Kakung ini membuka mata bahwa kualitas blog tidak semata-mata ditentukan oleh senioritas usia blog, berapa banyak pengikut, dan berapa banyak pengiklan, melainkan selalu kembali pada kepiawaian sang blogger dibaliknya untuk merajut informasi yang berguna, sudut bercerita yang menarik, orisinalitas berfikir, kejernihan berbahasa, takaran antara humor dan keseriusan yang pas, serta semangat untuk berbagi”.

Saya memberi aksentuasi khusus pada bagian akhir kutipan Dewi diatas : “Semangat untuk Berbagi”. Ya, spirit berbagi dengan sentuhan hati yang ditularkan melalui blog merupakan sebuah gairah untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda. Di tengah sikap kapitalis yang kian marak, ada anggapan skeptis bahwa ngeblog dengan hati sungguh sebuah tindakan melankolis. Namun, seperti kata Windy Ariestanti editor buku ini pada kata pengantarnya, Di antara ribuan buku yang terbit, atau blog yang dibuat setiap harinya, justru hati yang memiliki passion lah yang memberikan kekhasan pada karya kita.

Jadi siapkah sampeyan ngeblog dengan hati?

Amril TG. 13 June 2009 | 06:07

Maya, Lebih Fana


okay, kali ini saya menulis lagi.

Berbeda dengan biasanya, kali ini saya menulis lewat fasilitas mobile. Fasilitas yang banyak sekali membantu kita beraktifitas, bersenang-senang, etc.


Mobile, mobile, mobile.

Pernahkah anda merasa terinterupsi dengan aktivitas dunia maya yang ditawarkan (khususnya) oleh mobile tools?

Pernahkah anda merasa demikian tapi tidak mempedulikannya, sampai akhirnya anda sadar bahwa kehidupan anda mulai tidak seimbang?


Fasilitas mobile yang seharusnya membuat kita ‘mobile’, malah seringkali membuat kita berdiam pada suatu tempat, di satu titik. While di sekitar kita, dunia bergerak dengan begitu cepatnya.

Lalu coba kita bandingkan dua variabel di dalamnya, bahwa antara mobile world dan real world terdapat ‘maya dan nyata’.

Pernahkah anda bertanya, “telah seimbangkah dunia maya dan nyata gw?”

No hard feeling guys, karena sebenarnya tolok ukurnya disini adalah kehidupan saya sendiri.


Saya sedang merasa keseimbangan itu mulai terganggu. Saya mulai tidak terlalu sensitif dengan hal-hal nyata di dunia nyata saya. Semuanya sedang berputar di sekitar mengetik alamat-alamat di browser saya saja. Dan itu mengganggu saya.

Lalu akhirnya saya putuskan melepaskan satu ‘keluarga besar’ maya saya yang sangat saya cintai setahun terakhir ini. Saya menghapus account saya. Dengan harapan saya akan berkarya lebih banyak di dunia nyata.

Rasa kehilangan tentu saja muncul dengan hebatnya, karena dari sana saya mengenal teman-teman nyata yang baru. Mendapat banyak ilmu, banyak kata-kata bijak, mengenal karakter orang, sampai pekerjaan.

Ah iya…dan satu lagi, saya jadi tahu orang-orang mana saja yang menganggap saya berarti. Orang-orang mana saja yang menyempatkan pm saya, menanyakan mengapa saya pergi, menyatakan sedih ketika saya pergi, berharap saya segera kembali, etc.

Bahkan saya sungguh terharu ketika ada yang membuat kembali account dengan id lama saya dan memberitahukan passwordnya pada saya. Saya agak tersanjung sebenarnya. (hahaaa, biar saja kalo orangnya membaca ini dan menganggap saya konyol atau lebai)


Tapi memang sebagian besar memilih diam, tidak peduli. Atau lebih tepatnya harusnya mungkin demikian, bahwa dunia maya tidak boleh pake hati. Karena memang tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding “dianggap maya”.

Friday, July 29, 2011

Lubang di Hati


di dalam hati ini
begitu banyak lubang
di mana dahulu sang kala tinggal
di mana dahulu sang murka bersemayam
di mana dahulu kuasa gelap hinggap
kini hati ini dipenuhi asa
ada malaikat-malaikat kecil yang mau tinggal
ada air surgawi mengalir mengisi cawan hati
ada seberkas pelita menerangi ruang-ruang hati
ketika terbangun nanti
semoga
tak ada lagi lubang
walau hanya satu
lubang terakhir
semoga

XL 87

IZUL


Beginilah jadinya kalau sudah diindikasikan sakit sejak awal, tetapi tetap dibiarkan terus tanpa ada tindakan lebih lanjut.

Siapa Yang Sakit Sejak Awal ???

Para pejabat yang sekarang sedang naik panggung umumnya sudah divonis sehat pada saat test kesehatan sebelum ditetapkan sebagai seorang pejabat pembantu presiden. Ya, mereka dua tahun lalu sudah menjalani test kesehatan yang dilakukan oleh Team Dokter Kepresidenan.

Saat akan menjalani test kesehatan mereka berdatangan satu persatu dan disambut oleh para fotografer ataupun reporter media elektronik dan cetak, bak nominator Piala Oscar melintasi karpet merah. Sesudah menjalani test pun mereka langsung dirubung untuk diwawancara, masih memakai baju rumah sakit yang mirip piyama.

Rata-rata para calon pejabat ini lolos test, kecuali satu dua yang tereliminasi. Jadi pejabat yang sekarang ini dijamin sehat walafiat. Siap bekerja keras membangun negeri tercinta.

Tetapi test itu ternyata hanya untuk fisiknya saja, mental dan moralnya setahu saya tak dilakukan test juga. Entah tak ada metodologinya atau belum terbit Keppresnya atau tak ada UU-nya. Jadi asumsinya adalah para calon pejabat ini lolos test kesehatan luar dan dalam, lahir dan bathin. Kalo dimisalkan nilai raport, maka Bahasa Indonesia dapat A, Matematika dapat A, IPS dapat A, IPA dapat A, dan pelajaran Agama & Kewiraan dapat F (mengulang terus, ngga lulus-lulus). Secara rata-rata layak menjadi pejabat.

Apa Yang Sakit Sejak Awal???

Sakit yang ini adalah sakit dalam artian teknis. Umpama kata kalau mobil kita rusak maka seharusnya dibawa ke bengkel dealer resmi mobil, jangan diservice di bengkel motor pinggir jalan, bisa berabe. Misal yang lainnya, kalau anak kita sakit seharusnya dibawa ke dokter anak, jangan dibawa ke dokter kandungan ataupun dokter hewan, biar pun sama-sama dokter.

Jadi maksud saya adalah tempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat di waktu yang tepat. Serahkan kepada ahlinya, begitu kata tetangga sebelah. Jangan sampai kejadian tempo dulu, menyerahkan urusan kehutanan kepada Bob Hasan, maka yang ada malah hancur hutan Indonesia.

Jabatan pejabat dan petinggi negara yang ada cenderung hanya karena membagi-bagi kue kekuasaan, politik balas jasa dan sarana mengumpulkan sanak family ke kantornya. Alhasil, tidak semua pejabat menguasai bidangnya dan mereka berkelit bahwa mereka kan punya wakil yang mendampinginya serta dibantu oleh satu unit staff ahli yang siap ditanya oleh sang pejabat.

Jadinya para pejabat ini bergantung sama wakil dan staff ahlinya, kalau ditanya secara spontan tentang sesuatu masalah terkait wilayah pekerjaannya, ia mungkin agak gelagapan juga, dan seperti biasa jawaban pasti diplomatis saja, atau mengelak dengan mengatakan itu di luar wewenangnya.

Nah, sakit-sakit inilah yang oleh pemerintah tidak segera diobati, tetapi malah semakin dipelihara dan didiamkan saja. Alhasil, hingga saat ini banyak kejadian dan peristiwa yang tak tertangani dengan baik, karena mungkin tak dipimpin oleh orang yang tepat. Bagaimana kabar flu burung masih saja terdengar sayup-sayup, kadang ada kadang menghilang, belum lama berselang ulat bulu yang menyebar luas di suatu wilayah karena penanganan yang kurang tanggap dan sigap.

Terlambatkah ???

Kalau menelusuri hiruk pikuk pemberitaan dua bulan ini, tampaknya ada sakit lainnya yang juga harus segera disembuhkan, harus cepat-cepat diobati. KKN. Kalau penyakit ini dibiarkan terus, akibatnya akan fatal, malah akan menular ke semua aspek kehidupan. Tak nyaman rasanya hidup dengan banyak penyakit menempel di negara ini.

Mudah kok penyelesaiannya, sembuhkan saja atau ganti orang-orang yang sakit dengan orang yang lebih sehat jasmani dan rohani, yang siap kerja dan mau kerja. Atau perlu disembuhkan paksa??? Tak perlu sepertinya.

XL 86

Alarm HP saya berbunyi, berarti sudah pukul 11.30, saatnya meninggalkan segala perniagaan dan urusan duniawi. Saya bersiap-siap dan berganti baju yang cukup layak untuk pergi ke masjid. Kalau hariJum’at memang saya selalu bawa baju salin, untuk shalat Jum’atan di masjid. Kalau baju kokonya sedang dicuci, saya bawa baju lengan panjang.

Tiap Jum’at saya tugas jaga sendiri, dan setelah menutup kios, saya berdiri menunggu angkot yang lewat. Tak lama ada angkot, saya langsung naik dan angkot langsung meluncur. Saya berhenti pas di muka masjid. Dan seperti hari-hari Jum’at yang lalu, sopir angkot tak mau menerima ongkos yang saya berikan, dia bilang masukkan saja ke kotak amal. Saya mengangguk berterima kasih.

Setelah berwudhu, saya masuk lewat pintu belakang mengambil posisi empat baris dari belakang. Kalau baris-baris depan rata-rata jamaahnya bersarung dan orang-orang tua berpakaian putih-putih, riskan rasanya berjejer di situ.

Tak lama Jum’atan pun dimulai. Selang beberapa menit khotib berkhutbah, tiba-tiba terdengar suararingtone HP berbunyi dengan suara yang lamat-lamat tapi cukup terdengar oleh sebagian jamaahmasjid, suara berasal dari bagian pinggir barisan tengah. Dan yang membuat saya hilang khusu’nya adalah ringtonenya, lagu dangdut yang terdengar norak sekali, tetapi untungnya kantuk saya justru jadi pergi. Sedikit gumam tak senang terngiang dari sedikit jamaah. si pemilik suara dangdut segera mematikan HP-nya, dan sang khotib yang terdiam sejenak melanjutkan khotbahnya.

Selesai khotbah, shalat Jum’at dimulai dan sang imam mengingatkan para jamaah untuk mematikan HP-nya. Shalat berjalan seperti biasanya. Selesai Jum’atan saya berdoa sebentar dan berdiri untuk pulang. Beberapa orang melirik ke pemilik HP yang berbunyi tadi, tapi tak berkomentar apa-apa.

Saya lihat dinding di luar masjid ada selembar kertas di tempelkan yang bunyinya mengingatkan para jamaah untuk mematikan HP saat memasuki masjid. Dan di manapun saya sholat Jum’at, sepertinya tulisan itu kadang ditempel. Daripada saya lupa mematikan HP dan takut ada sms penting atau telpon masuk, HP saya tinggal di kios, lalu selesai dari Jum’atan saya bisa mengecek apakah ada telpon atau sms masuk.

Saya sedang berusaha membiasakan diri untuk bersabar dan memaklumi jika saat Jum’atan ada bunyi ringtone di tengah khotbah sang imam, dengan demikian saya bisa lebih khusu’ mendengarkan khotbahnya. Saya dengar dari rekan yang non muslim pun, saat mereka beribadat HP-nya dimatikan atau dalam mode getar saja.

Seperti biasa pulangnya saya berjalan kaki santai menyusuri trotoar jalan yang nyaman dilalui, dan mengingat kejadian tadi, saya jadi senyum sendiri.

XL 84

PRO MAAG


Makan tak teratur
Ngopi tak terukur

Kalo tidur mendengkur
Alamat sakit maag datang menghibur

Keringat dingin mengucur
Perut melilit sampai hancur

Ambil obat lalu telan dan meluncur
Langsung hilang sakit
Langsung kabur melilit

Makanya saya tak suka obat maag
Terlalu cepat hilangkan sakit

Kalau masih sakit
Bisa istirahat di bukit

XL 83

KULI CUCI

Gerak gerik Bakkaru memang sudah diamati oleh intel sejak sebulan lalu ketika ia mengontrak sebuah petak di Senggigi sebelah timur kawasan perumahan yang baru jadi.

Ini terkait banyaknya laporan dari masyarakat sekitar perumahan ke kantor pos polisi Senggigi. Para warga mengeluh akan kinerja Bakkaru. Keresahan ini tak boleh dibiarkan.

Maka ketika Bakkaru muncul di lobby sebuah hotel dan ngobrol dengan seorang pejabat, sang intel terus mengawasinya dari seberang jalan.

Bakkaru dan pejabat itu kemudian naik mobil sedan warna hitam dan meluncur ke arah utara, sebuah kawasan elit. Di suatu rumah mewah mereka turun. Pejabat itu masuk duluan ke rumah mewah, sementara Bakkaru masuk lewat pintu samping yang memang tak berpagar, jadi bisa dengan leluasa keluar masuk lewat belakang.

Sang intel mengikuti mengendap-endap dengan mikro kamera yang ditempel di telinga, dan menjumpai sang target ada di sudut rumah. Mikro kamera disorot ke arahnya.

Tampak Bakkaru sedang memeras, gambar yang tak boleh dilewatkan. Ada sekitar dua bak penuh cucian kotor yang sedang diperas oleh Bakkaru. Rupanya selain jadi reporter, Bakkaru juga nyambi jadi kuli cuci sang pejabat dan warga sekitar.

XL 82

OMAR'S STORY

Sebelum kejadian yang dialami dirinya, Nazar menganggap bahwa orang-orang Indonesia pada umumnya adalah masyarakat yang ramah tamah murah senyum, cerdas tangkap dan tidak sombong, berani, disiplin dan setia, gemah ripah loh jinawi, kompak, bersatu kita teguh bercerai kamu runtuh. Begitu kentalnya Budaya Timur yang bercorak dengan rasa ikhlas dan tidak egois, sedang masyarakat Barat begitu individualistis, mau menang sendiri dan angkuh katanya. Mereka tidak peduli dengan orang lain. Hanya egoisme sendiri. Tetapi setelah Nazar bersuaka tiga tahun di Sydney, ternyata jauh panggang dari api, bagai bumi dengan planet Mars, begitu ibarat kata kenyataan yang dilihatnya.

Nazar mulai bercerita, bermula saat dia dengan mudahnya berlenggang kangkung menuju lobby Bandar Udara International Soekarno-Hatta, lalu disambut dengan senyum yang dibikin semanis mungkin oleh petugas check-in bandara, karena telah diselipkan segepok amplop dalam tiket pesawatnya, tapi sang petugas hanya mengambil tiket pesawatnya saja.

Quantas Airlines sudah terkenal sebagai maskapai penerbangan yang disiplin, tertib, baik dan profesional. Pesawatnya bagus dan bersih, pramugarinya ramah tamah dan tidak sombong, berangkatnya selalu on time, tak pernah ada istilah jam karet apalagi delay mendadak kayak penerbangan di sini yang malah pilotnya pada mau demo iri sama pilot asing yang begitu disiplin, tertib dan ‘bergaji tinggi’.

Baru mau boarding saja Nazar sudah melihat ada sebuah tulisan di meja boarding “the delay caused by your late checking, Quantas will fine for the next your flight” (kayaknya begitu tulisannya, rada-rada burem ngeliatnya, maklum udah rabun). Kira-kira juga artinya begini, keterlambatan pesawat yang disebabkan keterlambatan anda, Quantas akan memberikan denda pada penerbangan anda yang berikutnya.

Dari sini saja sudah ada gambaran sebuah peraturan yang mengharuskan para customer ikut aturan mereka. Jika tidak, akan kena denda. Kenapa mereka berani mendenda customers?! Sebab Quantas menjaga agar penumpang tidak akan sembarangan terhadap penerbangan-penerbangan Quantas terhadap waktu. Kalau tidak, penumpang lain akan dirugikan.

Ini sebuah pelajaran tentang bagaimana mengatur manusia. Yang namanya orang, mesti diatur. Yang namanya aturan, mesti ada sangsi. Sepertinya sepele, namun kebanyakan dari kita belum menyadari hal ini. Karena banyak orang menganggap manusia bisa diatur dengan himbauan kesadaran.

Setiba di Sydney, seperti biasa Nazar melihat pemandangan yang sangat berbeda dengan di ibukota Jakarta. Ini kali kesekian Nazar ke Sydney, tetapi tetap saja keteraturan atas segala sesuatu di sini akan mencengangkan bagi orang Jakarta yg biasa hidup dengan seawut-awutannya, seenak-enaknya, sebisa-bisanya, secuek-cueknya.

Di Sydney, lalulintas teratur, kecepatan mobil konsisten, lampu merah tak ada yang berani menerobos walaupun sepi, lantaran kalau melanggar ada sensor kamera yang langsung memfoto plat nomor mobil untuk kemudian dikenali komputer yang beberapa hari sesudah itu akan datang tagihan lewat pos ke alamat pemilik mobil. Semuanya dijalankan oleh sistem komputer.

Soal sampah, luar biasa. Bersih, sih, sih, sih ! Kurang lebih sama dengan Bekasi deh gambarannya, eh salah Singapore ding. Dendanya gila-gilaan. Soal kesadaran lingkungan, huh, jangan ditanya.

Om dan tante sekalian, di sana tak ada yang buang limbah ke comberan. Ada nomor telepon khusus urusan limbah yang bertugas mengangkat kotoran dan berbagai jenis sampah.

Tong sampahnya aja ada tiga jenis. Non-recycle, recycle, dan sampah buat ranting/tanaman. Di negeri kita tercinta ini, kalau anda perhatikan juga ada tiga. Tapi Nazar jamin, anda sendiri pun belum tahu, mana sampah recycle dan yang non recycle. (Kalo tak salah di sini tulisannya organik dan non-organik). Kejadian di negeri sendiri, isi ketiga bak sampah tak ada bedanya. Lagian paling juga tak akan diolah, hanya formalitas aja.

Baiklah, di luar itu semua, ada hal yang sangat membuat Nazar bingung. Orang bule, yang kata orang sini egois, individualis, masyarakat Barat yang bebas, yang katanya tidak seperti kita orang Timur yang penuh tatakrama dan adat/peraturan, ternyata bukan seperti yang Nazar duga.

Negeri kangguru bukan sebuah negeri yang rakyatnya rajin ibadah tiap harinya. Tapi seringkali Nazar dibuat kaget dengan kemuliaan hati penduduknya. Dari mulai berlomba-lombanya orang menolong seorang manula yang menyeberang jalan, dan sikap tolong menolong yang luar biasa meskipun terhadap orang asing, sampai kepada kejadian-kejadian lain yang cukup membingungkan buat Nazar sebagai manusia yang berasal dari masyarakat yang tanah airnya diklaim sebagai masyarakat agamis, pluralis dan tak bengis.

Coba saja anda langkahkan dan tempelkan kaki di aspal jalan di Sydney, karuan saja semua mobil yang lewat langsung nginjek rem berhenti. Pejalan kaki sangat dihormati di sini (eh… di Sydney). Kalau di sini, biar kata udah ngangkat-ngangkat tangan melambai-lambai dengan segala daya upaya, tetap aja kita mau diseruduk. Bahkan, kalau hampir tertabrak, dari dalam mobil keluar kepala monyet yang ganteng kayak Keanu Reeve sambil teriak, “WOOYY… KLO NYEBRANG LIAT2 DOONG ! MAU MATI LUU !!”. Di sana, boro-boro mau ngedamprat, klakson pun sesuatu yang tak sopan. Tak ada polusi udara dari asap knalpot motor atau bajaj maupun polusi suara bising klakson motor, angkot, delman, gerobak dan odong-odong.

Anda bisa rasakan langsung kepedulian mereka terhadap orang lain ketika berfoto-foto ria jenaka. Jika ada sekumpulan group (Nazar berlima waktu itu) jalan-jalan dan hunting sana sini, pasti akan datang seseorang menawarkan untuk mengambil foto/gambar, supaya Nazar and The Gang bisa terfoto semuanya. Nazar yakin, si bule yang menawarkan jasa foto itu tidak dalam rangka mencari pahala menjelang bulan puasa. Kalo di sini boro-boro, yang ada kameranya bisa dibawa kabur oleh yang pura-pura nolongin mau ambil gambarnya.

Tapi bagaimana pun juga Nazar tetaplah Nazar, ia sangat love Indonesia verymuch. Biar bagaimana pun juga Indonesia is my country. Akan kubangun negeri ini lebih hebat di sini daripada di Sydney.

XL 81

Setelah rapi semua perlengkapan kantor, berkas-berkas, iPhone, laptop, Playbook, Galaxy Tab, dll maka keluarlah Pak Enas dari kamarnya hendak berangkat ke kantor. Melintasi ruang tamu, Bi Inah tersenyum tertunduk malu-malu kucing seperti melihat ikan asin, Pak Enas hanya senyum tipis saja.

Sampai di depan Pak Min sudah siap mau mengantar Pak Enas ke kantor, juga dengan senyum yang agak ditahan tapi takut mau berujar. Pak Enas masuk ke mobil setelah dibukakan pintu oleh sang sopir. Sepanjang jalan, sekali-sekali pak sopir melihat spion memperhatikan Pak Enas yang duduk hanya terdiam seribu basa memandang ke luar jendela, kosong dan hampa.

Sampai di kantor megah berlantai 49, Pak Enas langsung menuju lobi utama, dan setiap orang yang dijumpainya pasti akan tersenyum sambil menunduk entah takut, entah hormat. Dan sampailah di serambi lift.
Tiba-tiba dari pintu masuk kantor, ada yang berteriak-teriak, rupanya Bi Inah, “Pak Enaaas, tungguuuu, ….. tungguuuu, … “. Sambil berlari menuju pintu lift (gerakan dibuat slowmotion biar lebih dramatis).

“Ini Pak, ketinggalan, celana panjang sama sempak merah jambunya !!!”, kata Bi Inah. Pak Enas langsung melihat ke arah bawah, dan heghs …. diambilnya bawaan Bi Inah dan langsung ngacir masuk ke dalam lift sambil senyum-seyum ke sekeliling lobi.

SMILE, ... MR. ANAS

Tuesday, July 26, 2011

Hati Baru di Hari Biru saat Haru Bara


Pertama kali dengar tulisan ini, aku sempat berfikir ini hanya benar-benar sebuah slogan atau memang bisa dipraktekan di kehidupan nyata…???

Jawabannya depend on you, alias sejauh mana kau memandang hidup, apakah kamu orangnya optimis atau orangnya pesimis…???

Jika kau orangnya pesimis, tulisan di atas (judul) jelas hanya sebuah slogan saja, alias hanya sebuah kata-kata saja yang tak punya pengaruh apa-apa, karena kau sudah terlebih dahulu menyerah dan tak bersemangat menjalani hidup, hanya kebetulan saja kau masih bernafas, makanya masih hidup.

Tetapi jika kau orangnya optimis, maka tulisan yang dijudul adalah benar-benar bisa dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari, karena kau selalu punya semangat untuk menjalani hidup, kau malah melihat tantangan sebagai pewarna hidup yang membuat hidup semakin menarik dan indah.

Hidup ini memang tak akan pernah bisa lepas dari masalah, alias hidup itu sendiri juga adalah masalah, tinggal bagaimana menjalani dan mengatasinya, dan setiap masalah PASTI ada jalan keluarnya asal jangan menyerah dan putus asa.

Jadi
Mulailah hari baru dengan semangat baru
Kamu bisa jika kamu mau berusaha
Semangaaaaat……!!!!!

Base 14

Mein Kampf : Perjuanganku – Sebuah Tinjauan


Sambil jalan-jalan, sambil naik angkot, sambil naik busway yang naik turun ngga bayar lagi, bisa ditulis menjadi satu kalimat. Sambil ngobrol, sambil nonton TV, sambil nyablon, sambil ngelamun, sambil foto-foto, bisa ditulis menjadi satu halaman. Baca majalah, buku, brosur, poster, undangan, spanduk yang simpang siur di jalan-jalan protokol dan simpang jalan, bisa ditulis menjadi satu buletin. Tiap-tiap kita menulis sebenarnya kita sudah membaca dua empat kali.
Mein Kampf – Sebuah Tinjaun
Orang kecil berambisi besar, setelah era Napoleon Bonaparte menandakan bahwa kekurangan bukanlah suatu penghalang. Kita mengenal sosok Adolf sebagai orang yang penuh wibawa. Tak tampak bila ia sebenarnya tak begitu tinggi. Banyak yang mengidentikkan ia dengan comedian film bisu Charlie Chaplin karena dua sosok ini memiliki kumis yang khas, hanya teronggok di bagian tengah antara hidung dan bibir atas.
Adolf menunjukkan tajinya, ketika setelah perang dunia I ekonomi Jerman mengalami kebangkrutan. Banyak pabrik di Jerman terpaksa ditutup. Enam juta orang hidup dalam kemelaratan, tanpa pekerjaan, dan pada era itu, Jerman dilanda keputusasaan.
Baru pada decade 30-an, Adolf mulai menunjukkan taring melalui ide-ide yang super gila. Mencoba menempatkan ras Arya sebagai pemimpin dunia. Dalam kerangka sejarah, ini dicatat sebagai pertarungan ras-ras manusia. Sampai pada pernyataan bahwa ras-ras rendahan seperti Yahudi dan Slavia harus dilenyapkan. Tidak sedikit ia kemudian menciptakan kamp-kamp konsentrasi untuk menyortir ras tersebut. Hal ini kemudian diangkat ke layar-layar lebar semisal Schindler’s list dan La Vida e Bella yang berhasil menyabet penghargaan di beberapa festival film.
Adolf kemudian menggelar teror “Labensraum” atau konsep ruang hidup. Jerman kemudian melakukan ekspansi ke seluruh penjuru dunia. Ras-ras manusia di dunia seakan tinggal menunggu kapan waktunya tiba diekspansi oleh Hitler. Dunia perang, dunia politik, ekonomi, semua coba direngkuhnya, demi cita-cita tertinggi menjadi ras paling tinggi.
Ambisi-ambisi inilah yang dituangkan dalam sebuah kumpulan tulisan adolf berjudul Mein Kampf (Perjuanganku). Buku ini juga sampai dianggap sebagai Injil bagi kaum Nazi. Pada kenyataannya Mein Kampf ditulis oleh Adolf di dalam penjara, dimana di dalamnya termuat scenario agar Jerman dapat menguasai dunia.
“Sehingga semuanya menjadi sia-sia. Semua pengorbanan dan pengabdian sia-sia; kelaparan dan kehausan selama berbulan-bulan seringkali tanpa akhir sia-sia; sia-sia pula selama berjam-jam kami berdiam dengan ketakutan yang mematikan yang menggayuti hati kami, dimana kami akan menjalankan tugas kami; dan sia-sia pula kematian dua juta teman kami. Akankah kuburan ratusan ribu orang ini terbuka, kuburan mereka yang dengan kesetiaan pada tanah air telah berlalu tanpa pernah kembali? Tidak akankan mereka membuka dan mengirim lumpur-lumpur diam – dan pahlawan-pahlawan terbungkus darah muncul sebagai roh yang membalas dendam pada tanah air yang telah menipu mereka dengan cemoohan tentang pengorbanan tertinggi yang bisa dilakukan seorang manusia bagi rakyatnya di dunia ini?”
“Apakah ini makna pengorbanan yang dibuat ibu Jerman kepada tanah air, ketika dengan hati yang sedih dia membiarkan anak-anak mudanya bertempur dan tidak pernah melihat mereka kembali? Apakah semua ini terjadi sehingga sekelompok bajingan tengik dapat menguasai tanah air kita?”

39 Kolom

Waduk Jatiluhur


Saya dapet tugas ngambil gambar suasana di sekitar Waduk Jatiluhur, bagaimana kondisi airnya, warganya, proyeknya, pembangkitnya, ikannya dll dll dll.

1309820983830052634

Berhubung ngga punya mobil, terpaksa jalan kaki eh engga ding, naik motor aja. Sampai di batas desa saya tanya seorang warga, “Punte, abdi badek ka PLTA, di mana euy ?”. Pria itu menjawab, ngga ada PLTA di sini, katanya.

Saya lanjut lagi masuk ke desa, nanya ke seorang pedagang bakso yang sedang jalan, apakah tahu dimana PLTA berada. Tetep jawabnya ngga tahu, atau ngga ada. Masa sih warga sini ngga tahu di mana Pembangkit Listrik Tenaga Air itu berada.

Udah capek nanya ke 115 orang, ada seorang laki-laki berseragam dinas, saya langsung tanya, di mana Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berada.

Kalo PLTA di sini ngga ada, yang ada Cuma PLTC (Pembangkit Listrik Tenaga Cai’).