Saturday, July 30, 2011

Maya, Lebih Fana


okay, kali ini saya menulis lagi.

Berbeda dengan biasanya, kali ini saya menulis lewat fasilitas mobile. Fasilitas yang banyak sekali membantu kita beraktifitas, bersenang-senang, etc.


Mobile, mobile, mobile.

Pernahkah anda merasa terinterupsi dengan aktivitas dunia maya yang ditawarkan (khususnya) oleh mobile tools?

Pernahkah anda merasa demikian tapi tidak mempedulikannya, sampai akhirnya anda sadar bahwa kehidupan anda mulai tidak seimbang?


Fasilitas mobile yang seharusnya membuat kita ‘mobile’, malah seringkali membuat kita berdiam pada suatu tempat, di satu titik. While di sekitar kita, dunia bergerak dengan begitu cepatnya.

Lalu coba kita bandingkan dua variabel di dalamnya, bahwa antara mobile world dan real world terdapat ‘maya dan nyata’.

Pernahkah anda bertanya, “telah seimbangkah dunia maya dan nyata gw?”

No hard feeling guys, karena sebenarnya tolok ukurnya disini adalah kehidupan saya sendiri.


Saya sedang merasa keseimbangan itu mulai terganggu. Saya mulai tidak terlalu sensitif dengan hal-hal nyata di dunia nyata saya. Semuanya sedang berputar di sekitar mengetik alamat-alamat di browser saya saja. Dan itu mengganggu saya.

Lalu akhirnya saya putuskan melepaskan satu ‘keluarga besar’ maya saya yang sangat saya cintai setahun terakhir ini. Saya menghapus account saya. Dengan harapan saya akan berkarya lebih banyak di dunia nyata.

Rasa kehilangan tentu saja muncul dengan hebatnya, karena dari sana saya mengenal teman-teman nyata yang baru. Mendapat banyak ilmu, banyak kata-kata bijak, mengenal karakter orang, sampai pekerjaan.

Ah iya…dan satu lagi, saya jadi tahu orang-orang mana saja yang menganggap saya berarti. Orang-orang mana saja yang menyempatkan pm saya, menanyakan mengapa saya pergi, menyatakan sedih ketika saya pergi, berharap saya segera kembali, etc.

Bahkan saya sungguh terharu ketika ada yang membuat kembali account dengan id lama saya dan memberitahukan passwordnya pada saya. Saya agak tersanjung sebenarnya. (hahaaa, biar saja kalo orangnya membaca ini dan menganggap saya konyol atau lebai)


Tapi memang sebagian besar memilih diam, tidak peduli. Atau lebih tepatnya harusnya mungkin demikian, bahwa dunia maya tidak boleh pake hati. Karena memang tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding “dianggap maya”.