Sunday, May 29, 2011

Sketsa : Alexander Baumjohann



Alexander Baumjohann (born 23 January 1987 in Waltrop) is a German footballer who plays in midfield for Schalke 04Baumjohann began his career in 1991 with Teutonia Waltrop and joined in summer 2000 FC Schalke 04. With only two appearances in the first team he moved to Mönchengladbach in January 2007. On 27 January 2007 he made his debut with Mönchengladbach against Energie Cottbus.  In July 2009 he moved to Bayern Munich, but after only half a year with Bayern he joined Schalke 04 again.



Schalke 04 merupakan salah satu klub Liga Jerman yang patut diperhitungkan oleh klub besar Eropa lainnya, baru-baru ini anak asuhan Felix Magath sukses melaju ke babak perempat final Liga Champions Eropa setelah menyingkirkan wakil Spanyol yaitu Valencia. Skuad Schalke musim ini diisi sederet nama besar seperti mantan maskot Real Madrid yaitu Raul Gonzalez, dan eks pemain AC Milan Klaas Jan Huntelaar. Bagi anda penggemar Liga Jerman khususnya Schalke ingin mengetahui Profil Tim dan Skuad lengkap Schalke 04, pada kesempatan kali ini kami akan memberikan Profil serta Skuad lengkap klub yang bermarkas di The Veltins-Arena ini. Berikut Profiles dan Skuad lengkap Schalke 04 musim 2010-2011.

Daftar Pemain Dan Pelatih

1 Manuel Neuer Kiper
33 Matthias Schober Kiper
36 Lars Unnerstall Kiper
2 Hans Sarpei Bek
3 Sergio Escudero Bek
Tore Reginiussen Bek
4 Benedikt Höwedes Bek
5 Nicolas Plestan Bek
6 Tim Hoogland Bek
14 Kyriakos Papadopoulos Bek
21 Christoph Metzelder Bek
22 Atsuto Uchida Bek
24 Christian Pander Bek
32 Joel Matip Bek
4 Anthony Annan Gelandang
8 Julian Draxler Gelandang
8 Hao Junmin Gelandang
11 Alexander Baumjohann Gelandang
12 Peer Kluge Gelandang
13 Lukas Schmitz Gelandang
18 Jurado Gelandang
19 Mario Gavranovic Gelandang
26 Danny Latza Gelandang
27 Ciprian Deac Gelandang
28 Christoph Moritz Gelandang
30 Lewan Kenia Gelandang
89 Danilo Avelar Gelandang
- Ali Karimi Gelandang
7 Raúl González Blanco Striker
9 Angelos Charisteas Striker
9 Edu Striker
17 Jefferson Agustin Farfán Striker
25 Klaas Jan Huntelaar Striker
- Felix Magath Manajer/Pelatih

REUNI PARA SEMPRE PARA BOMBER'S

Kalau mau ngadain reuni, susahnya minta ampun, banyak yang disiapin, apalagi yang anggotanya banyak banget, maka FB sepertinya belum cukup buat mencari-cari anggota kelompok yang terpencar-pencar.

Tiap-tiap angkatan memiliki jumlah anggota yang berbeda-beda, ada yang sangat banyak sekali, ada yang cuma sejari tangan kanan sepertinya udah cukup.

Bagi yang anggotanya cuma 2 - 3 jari maka acara reuni bisa dilakukan hampir sepanjang hari, selama masih on-line.  Bikin kaos, jaket, pin, spanduk, topi, umbul-umbul, poster, brosur, sewa gedung, menjadi murah biayanya.

Urusan perijinan, surat menyurat, persiapan acara, bukanlah hal yang rumit.  Konon pernah diadakan Kongres intern mereka, hasilnya : lancar, aman, bulat mufakat.

Tapi soal bicara, mereka sangat vokal (karena ga bisa ngucapin konsonan), minoritas ini sangat gesit sepak terjangnya. Ide-ide berhamburan bak semburan lumpur lapindo yang tak akan berhenti hingga akhir nanti (duluan FB kali berhentinya).

Para Facebookers, BB, Android, Tablet dll, ... Anda sedang terhubung ke CIA, KGB/MSB, MOSSAD, BIN, M16, STASI, ASIO atau DIE

Begitu Anda aktifkan modem lalu membuka aneka media sosial, begitu Anda hidupkan BB, Android atau Tablet/Taplet, maka anda sedang dalam pengawasan seseorang/sesuatu.  Apapun yg anda lakukan, tulis, mengambil gambar, apa pun, langsung terkoneksi ke sana, dan yang lebih bikin gerah malah ada yg dompleng data2 ini utk tujuan marketing, mencuri data dari kartu kredit anda atau rekening anda.

Cikal Bakal di Indonesia
Badan Intelijen Negara cikal-bakalnya ada di masa pendudukan Jepang, tahun 1943.
Pada masa itu Jepang mendirikan versi lokal lembaga intelijen yang terkenal dengan sebutan Sekolah Intelijen Militer Nakano. Mantan tentara Pembela Tanah Air (Peta), Zulkifli Lubis merupakan lulusan sekaligus Komandan Intelijen pertama kaum republikan.
Paska kemerdekaan, Agustus 1945 Pemerintah Indonesia mendirikan badan intelijen republik yang pertama, yang dinamakan Badan Istemewa. Kolonel Zulkifli Lubis kembali memimpin lembaga itu bersama sekitar 40 mantan tentara Peta yang menjadi penyelidik militer khusus.
Setelah memasuki masa pelatihan khusus intelijen di daerah Ambarawa, awal Mei 1946 sekitar 30 pemuda lulusannya menjadi anggota Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani). Lembaga ini menjadi payung gerakan intelijen dengan beberapa unit ad hoc, bahkan operasi luar negeri.
Juli 1946, Menteri Pertahanan (Menhan) Amir Sjarifuddin membentuk Badan Pertahanan B yang dikepalai seorang mantan komisioner polisi. Alhasil 30 April 1947 seluruh badan intelijen digabung di bawah Menhan, termasuk Brani menjadi Bagian V dari Badan Pertahanan B.
Di awal tahun 1952, Kepala Staf Angkatan Perang, T.B. Simatupang menurunkan lembaga intelijen menjadi Badan Informasi Staf Angkatan Perang (BISAP). Tahun itu Wakil Presiden Mohammad Hatta dan Menhan Sri Sultan Hamengku Buwono IX menerima tawaran Central Intelligence Agency Amerika Serikat (CIA) untuk melatih calon-calon intel profesional Indonesia di Pulau Saipan, Filipina.
Akibat persaingan di tubuh militer, sepanjang tahun 1952-1958, seluruh angkatan dan Kepolisian memiliki badan intelijen sendiri-sendiri tanpa koordinasi nasional. Maka 5 Desember 1958 Presiden Soekarno membentuk Badan Koordinasi Intelijen (BKI) dengan Kolonel Laut Pirngadi sebagai kepala.
Selanjutnya, 10 November 1959, BKI menjadi Badan Pusat Intelijen (BPI) yang bermarkas di Jalan Madiun, yang dikepalai oleh DR Soebandrio. Di era tahun 1960-an hingga akhir masa Orde Lama, pengaruh Soebandrio pada BPI sangat kuat diikuti perang ideologi Komunis dan non-Komunis di tubuh militer, termasuk intelijen.
Intel Orde Baru Setelah gonjang-ganjing tahun 1965, Soeharto mengepalai Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib). Berikutnya di seluruh daerah (Komando Daerah Militer/Kodam) dibentuk Satuan Tugas Intelijen (STI).
Kemudian 22 Agustus 1966 Soeharto mendirikan Komando Intelijen Negara (KIN) dengan Brigjen. Yoga Sugomo sebagai kepala yang langsung bertanggung jawab kepadanya.
Sebagai lembaga intelijen strategis, maka BPI dilebur ke dalam KIN yang juga memiliki Operasi Khusus (Opsus) di bawah Letkol. Ali Moertopo dengan asisten Leonardus Benyamin (Benny) Moerdani dan Aloysius Sugiyanto.
Kurang dari setahun, 22 Mei 1967 Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) untuk mendesain KIN menjadi Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin). Mayjen. Soedirgo merupakan Kepala Bakin pertama.
Pada masa Mayjen. Sutopo Juwono, Bakin memiliki Deputi II di bawah Kolonel Nicklany Soedardjo, perwira Polisi Militer (POM) lulusan Fort Gordon, AS.
Sebenarnya di awal 1965 Nicklany menciptakan unit intel PM, yaitu Detasemen Pelaksana Intelijen (Den Pintel) POM. Secara resmi, Den Pintel POM menjadi Satuan Khusus Intelijen (Satsus Intel), lalu tahun 1976 menjadi Satuan Pelaksana (Satlak) Bakin dan di era 1980-an kelak menjadi Unit Pelaksana (UP) 01.
Mulai tahun 1970 terjadi reorganisasi Bakin dengan tambahan Deputi III pos Opsus di bawah Brigjen. Ali Moertopo. Sebagai inner circle Soeharto, Opsus dipandang paling prestisius di Bakin, mulai dari urusan domestik Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Irian Barat dan kelahiran mesin politik Golongan Karya (Golkar) sampai masalah Indocina.
Tahun 1983, sebagai Wakil Kepala BAKIN, L.B. Moerdani memperluas kegiatan intelijen menjadi Badan Intelijen Strategis (Bais). Selanjutnya Bakin tinggal menjadi sebuah direktorat kontra-subversi dari Orde Baru.
Setelah mencopot L.B. Moerdani sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam), tahun 1993 Soeharto mengurangi mandat Bais dan mengganti nama menjadi Badan Intelijen ABRI (BIA).
Tahun 2000 Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengubah Bakin menjadi Badan Intelijen Negara (BIN) sampai sekarang.
Sejak 1945 s/d sekarang, organisasi intelijen negara telah berganti nama sebanyak 6 (enam) kali:
1.           BRANI (Badan Rahasia Negara Indonesia).
2.           BKI (Badan Koordinasi Intelijen).
3.           BPI (Badan Pusat Intelijen).
4.           KIN (Komando Intelijen Negara).
5.           BAKIN (Badan Koordinasi Intelijen Negara).
6.           BIN (Badan Intelijen Negara).