Monday, August 18, 2014

JOKOWI SANG HULUBALANG RAJA MAJAPAHIT 'YANG KETU7UH'

`Majapahit` Lebih Pantas Untuk Mengganti Nama Indonesia

Handarbeni Hambegjani

18 Aug 2014 | 20:13

Sumber: Diambil dari Fesbuk

Salam Merdeka!

Dirgahayu Kemerdekaan Negaraku !

btw,,....... mumpung masih dalam semangat tujuh belasan yang di masyarakat kita lebih tidak sedikit yang diperingati dengan `acara ndangdutan`,  Bagimana kalau kita coba nama `Indonesia` di ganti dengan Majapahit saja! Dan usulan juga, mengganti tanggal kemerdekaan yang 17 Agustus 1945 itu, dengan tanggal ketika Raden Wijaya naik takhta menjadi raja, karena itu adalah tonggak kemerdekaan Nusantara yagn sesungguhnya.

Cukup banyak peristiwa peristiwa bersejarah bagi Nusantara ini yang sangat sakral dan bersifat  fundamen yang telah dilakukan beliau.

Diantaranya, mengalahkan  Teroris (pemberontak) dari dalam negeri. Sehingga Majapahit bisa langgeng di kemudian hari. Juga berhasil Mengenyahkan teroris luar Negeri dari Cina sekaligus memupus habis kehendak untuk menjajah Nusantara.

Sungguh, sebenarnya hari dimana Raden Wijaya (Kertarajasa jaya nagara) berhasil mengusir pasukan Cina, adalah titik tonggak Independensi bangsa yang sangat patut di Apresiasi oleh sejarah Kemerdekaan Nusantara ini.

Berbiucara tentang sejarah, ada ungkapan yang saya ambil dari Facebook sahabat saya ketika SMA dulu, menyebutkan demikian :  `Membaca Sejarah itu seperti bertani. Jadi Ajarkan pada kami berani bergelut dengan `lumpur Sejarah`. Bagaimana petani akan menuai padi jika jijik turun ke sawah dan bergelut dengan lumpur? (Holly Rafika Dona)

Alasan merubah nama Indonesia dengan `Majapahit`, sebenarnya tidak sekadar bersifat ad hoc, melainkan banyak nilai nilai yang dapat kita gali dari lumpur Sejarah Nusantara yang kemudian tanpa sebab jelas (baca: melanggengkan lidah belanda) menjadi `Indonesia` ini.

Kita perlu juga mengapresiasi bahwa Raja Pertama Majapahit ini, adalah Pahlawan Nasional yang sesunggunnya.

Pertama, Ia tetap menggunakah trah Kerajaan Singosari, dan tidak membuat trah baru keluarga Raden Wijaya. Berarti sikap dan sifat pengabdian kepada leluhur yang tinggi, alias melakukan apa yang disebut oleh bung Karno sebagai JASMERAH, Ideologi jangan melupakan Sejarah.

Ke dua, jika bertanya kenapa kemerdekaan perlu dirubah? sebab, Majaphit telah membuktikan diri sebagai  sebuah Negara `state` yang tangguh. Tidak pernah ada catatan baik de-jure apalagi secara de-facto yang menyatakan majapahit Tunduk kepada kekuasaan Negara Lain. Apalagi sampek menandatangani selembar surat yang dikemudian hari dinyatakan sebagai wilayah Commonwealth. h e he he, plus tindak lanjut `kepasrahan` untuk menyediakan pangkalan perang selama 500 tahun, sebagaimana biasa terjadi di negara negara persemakmuran itu.

Cobalah bandingkan dengan tulisan inimenyatakan bahwa kemerndekaan Negara ini gara gara membayar sekian gulden kepada londo, yang menurut saya adalah tulisan yang sangat sangat mencoreng muka kewibawaan Kemerdekaan yang diraih oleh Jiwa Patriotisme dan Ke-ksatriaan, malah mengubahnya dengan wajah nego terselubung, yang berbunyi, kemerdekaan Indonesia adalah hasil Jual Beli !

Bagaimanapun, kita tidak menafikkan kondisi semua prstasi yag sudah diperoleh, pembangunan dan kinerja `manusia indonesia` dalam memakmurkan bumi Nusantara ini.

Meski demikian, sudah seharusnya juga tidka mengikari, bahwa ada  kecenderungan menafikkan fatktor faktor dasar, atas alasa perubahan dan dinamisasi.  Misalnya, budaya bahasa daerah yang mulai (di)hilangkan, diganti dengan budaya melayunesasi. Birokrat sebagai ajang tarung kalangan aristokrat (aristokrat-an).

Arus ideologi yang liar dan kehilangan pakem Kepancasilaan, sebaliknya di rubah dalam setting film Hollywood, yang bernama 1. Issue pengabur, 2 Informasi Intelligent, 3 Kontra terorisme dan seterusnya.

Secara tidak langsung, Nusantara telah menjadi ajang penjajahan `Batavia-centris` yakni kekuasaan `Djakarta` kepada kerajaan kerajaan kecil lain yang ada di Nusantara. Bagaimana Rakyat papua masih blm menemukan kesejatiannya dalam kemerdekaan, hanya karena mungkin selembar surat yang di tandatangani di Jakarta.

Yang patut digaris bawahi, Negara Kesatuan Republik Indonesia disusun berdasarkan amanat pemuda daerah yang diwakili dari Organisasi2 kedaerahan (Sumpah Pemuda) untuk melebur  menyatukan diri, bukan melebur untuk menjajahkan diri. Meleburkan diri dalam sebuah Ikatan kemerdekaan yang sling mengisi dan memberi masukan antara daerah berdasar hubungan simbiosis mutualisme, jadi hubungan daerah dengan Pusat bukan hubungan Raja dengan bawahan, dengan masyarakat adat di daerah/setempat bukan sebagia hubungan negara Federal. Tetapi hubungan partner secara kekeluargaan.

Kemerdekaan dari 350 tahun

Selain itu, membicarakan tonggak kemerdekaan Indonesia dari tangan Belanda itu sendiri lama lama menjadi sebuah sejarah yagn rancu. Selain semakin hari banyak thesis yang bertebaran di Internet ini mengungkapkan, bahwa Belanda menguasai Nusantara selama 350 tahun, adalah suatu sejarah yang keliru.

Sebab selama tahun 1600-1800 Belanda hanya melakukan hubungan dagang dengan banyak kerajaan-kerajaan kecil di nusantara. dan semenjak melemahnya Majapahit lah, Belanda baru melakukan perang setelah kepentingan dagang-nya VOC terganggu. Dan ini baru dimulai sejak 1800-an, tepatnya 31 des 1799 sampai 1811 , dilanjutkan 1811-1816  Rafless inggris, kemudian 1816 sampai 1942  dan 1945 sampai 1949 versi Belanda.

Selain, fakta itu diperkuat, bahwa Minangkabau baru berhasil ditaklukkan Belanda tahun 1825 masehi paska Perang Paderi (baru 115 tahun),  Aceh baru ditaklukkan Belanda tahun 1930-an (baru 80 tahun), Bali ditaklukkan paska Perang Puputan tahun 1850-an (baru 60 tahun). Dan Jogyakarta bahkan tidak pernah ditaklukkan Belanda.

Sebaliknya, saya sepakat dengan thesis bahwa hakekat penjajahan di Indonesia itu,  yang dijajah adalah orang pinter-pinter nya. Orang orang pinter itulah yang kemudian menjajah negerinya, lemahnya kemauan untuk berjuang atas nama orang kecil penduduk nusantara, sebaliknya kepada kepentingan asing loyalnya gk karu karuan.

Merubah Nama Indonesia menjadi Majapahit, tentu akan meningkatkan harga diri bangsa ini di Mata Dunia. Karena kita mengajukan kepada duni, sebuah  thesis kuat sebagai Negara yagn memiliki tonggak sejarah yang panjang dan Brilian. Tentu juga jelas, `Majapahit` adalah asli nama `pribumi` made in Tanah Air.   Berbeda dengan nama Indonesia, yang secara eksplisit merupakan turunan dari penyebutan orang londo `Hidia belanda`, atau made in non Tanah Air.
.
.

JOKOWI, MESIN ATM, PENGURUS DAN KETUA PARTAI

SENIN, 18 AGUSTUS 2014 | 01:24 WIB

Kabinet tanpa Bos Partai

Sikap presiden terpilih Joko Widodo yang tak menginginkan pengurus partai politik masuk kabinet semestinya didukung semua pihak. Langkah ini bakal membuat menteri lebih berkonsentrasi pada tugasnya. Sistem presidensial kita juga akan lebih kuat.

Gagasan itu telah disokong oleh sebagian partai pendukungnya. Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri tentu tak berminat masuk kabinet. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat Wiranto sudah rela tidak menjadi menteri. Yang belum sreg hanya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar.

Joko Widodo alias Jokowi sanggup merintis tradisi baru itu karena bukan pengurus partai. Di PDIP, Jokowi hanya kader biasa. Pasangannya, Jusuf Kalla, juga tak memiliki posisi di Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar. Jokowi-Kalla lebih leluasa merekrut orang-orang yang ahli di bidangnya untuk membentuk zakenkabinet. Kalaupun ada politikus yang diangkat, mereka sebaiknya bukan pengurus partai.

Kabinet yang ideal tersebut sulit diwujudkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Soalnya, ia menjabat Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dan, belakangan, malah merangkap sebagai ketua umum partai ini. Tidak mungkin Yudhoyono menerapkan aturan "kabinet tanpa pengurus partai" jika ia sendiri tak bisa memenuhinya. 

Jokowi sebetulnya juga akan sulit menghindari sama sekali pengaruh kepentingan partai-partai dalam kabinetnya. Kendati negara kita menganut sistem presidensial-presiden memiliki kekuasaan penuh dalam pemerintahan, termasuk dalam pengangkatan menteri-sistem ini tak mungkin dilaksanakan seratus persen dalam tatanan multipartai. Presiden akan selalu memerlukan dukungan partai-partai.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara pun tidak melarang secara tegas kehadiran pengurus partai dalam kabinet. Menteri tak boleh merangkap sebagai komisaris dan direksi perusahaan serta pejabat negara dan jabatan lain pada organisasi yang dibiayai oleh anggaran negara. Tapi undang-undang itu hanya "berharap" menteri juga melepas jabatan di partai.

Sungguh elok bila Jokowi dan partai pendukungnya sanggup memenuhi harapan undang-undang itu kendati tidak ada sanksi apa pun bila melanggarnya. Bagaimanapun, seorang menteri akan lebih berkonsentrasi menjalankan tugasnya bila tidak harus mengurusi partai. Cara ini juga untuk menghindari konflik kepentingan dan kecenderungan menggunakan posisinya buat mengumpulkan duit untuk pendanaan partai.

Harus diakui, tidak mudah melaksanakan sistem presidensial secara efektif dalam tatanan politik yang dijejali banyak partai. Jokowi-Kalla mencoba menempuh jalan tengah, tanpa meninggalkan sama sekali kepentingan partai politik. Para petinggi partai politik dan publik semestinya menyokongnya agar sistem presidensial kita bisa dilaksanakan secara lebih baik.
.
.

PERNIKAHAN ANAK PRABOWO JOKOWI

Rizki Gunawan

Pemuda Indonesia Nikahi Gadis Gaza di Tengah Gencatan Senjata

INTERNASIONAL · 18 Agu 2014 20:14

Liputan6.com, Gaza - Seorang relawan asal Indonesia menikahi seorang gadis Gaza, Palestina pada Minggu 17 Agustus 2014 lalu, saat Hamas melaksanakan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.

Warga negara Indonesia (WNI) bernama Muhammad Husein (26 tahun) itu menikahi seorang perempuan Palestina bernama Jinan Ar-Raqb (18) asal Khan Younis, selatan Gaza. Akad nikah berlangsung di Kantor Urusan Agama Kota Gaza.

"Kita sudah akad pada tanggal 17 Agustus kemarin di KUA setempat," ujar Husein di Gaza saat dihubungi Liputan6.com dari Jakarta, Senin (18/8/2014).

Husein yang merupakan relawan pesantren Al-Fatah yang tergabung dalam Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) itu menjelaskan akad nikahnya berlangsung secara sederhana, dan dihadiri oleh ayah sang mempelai wanita.

Sedangkan Husien ditemani enam anggota MER-C. Di antaranya Ketua MER-C cabang Gaza, Muqarrabin Al-Fikri, Reza Ardila, Lutfhi, dan Nur Ikhwan Abadi.

"Istri ditemani ayahnya, karena sesuai peraturan di sana, pernikahan wanita hanya didampingi sang ayah. Saya ditemani enam teman relawan," ungkap Husein.

Husein berharap, selain menjalankan ibadah, pernikahannya bisa menjadi perekat hubungan antara Indonesia dan Palestina. Dia berharap keluarga barunya itu sakinah mawadah warrahmah atau tenang, damai, penuh rasa sayang dan cinta.

"Semoga pernikahan kami diberkahi dan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung saya, baik secara moril atau pun materil," ujar Husein.

Sementara Jinan Ar-Raqb, sang istri, mengungkapkan kebahagiaanya atas berlangsungnya pernikahan dengan Husein.

"Saya sangat bahagia atas pernikahan ini, dan semoga Allah memberkahi kami berdua. Semoga pernikahan kami menjadi awal kemenangan Palestina dari penjajahan Israel," ujar Jinan, seperti dimuat Mi'raj News.

Hamas dan Israel saat ini tengah menjalani gencatan senjata sejak pekan lalu. Kesepakatan damai sejenak ini berakhir pada Selasa 19 Agustus pukul 00.00 WIB. Israel mulai melancarkan serangan "Protective Edge Operation" sejak 8 Juli lalu. AKibatnya lebih dari 2.000 warga Gaza meninggal dunia, sedangkan sekitar 64 orang Israel tewas. (Ein)

Credits: Rizki Gunawan
.
.

PERNIKAHAN ZIMBABWE CHINA

Rizki Gunawan

Pemuda Indonesia Nikahi Gadis Gaza di Tengah Gencatan Senjata

INTERNASIONAL · 18 Agu 2014 20:14

Liputan6.com, Gaza - Seorang relawan asal Indonesia menikahi seorang gadis Gaza, Palestina pada Minggu 17 Agustus 2014 lalu, saat Hamas melaksanakan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.

Warga negara Indonesia (WNI) bernama Muhammad Husein (26 tahun) itu menikahi seorang perempuan Palestina bernama Jinan Ar-Raqb (18) asal Khan Younis, selatan Gaza. Akad nikah berlangsung di Kantor Urusan Agama Kota Gaza.

"Kita sudah akad pada tanggal 17 Agustus kemarin di KUA setempat," ujar Husein di Gaza saat dihubungi Liputan6.com dari Jakarta, Senin (18/8/2014).

Husein yang merupakan relawan pesantren Al-Fatah yang tergabung dalam Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) itu menjelaskan akad nikahnya berlangsung secara sederhana, dan dihadiri oleh ayah sang mempelai wanita.

Sedangkan Husien ditemani enam anggota MER-C. Di antaranya Ketua MER-C cabang Gaza, Muqarrabin Al-Fikri, Reza Ardila, Lutfhi, dan Nur Ikhwan Abadi.

"Istri ditemani ayahnya, karena sesuai peraturan di sana, pernikahan wanita hanya didampingi sang ayah. Saya ditemani enam teman relawan," ungkap Husein.

Husein berharap, selain menjalankan ibadah, pernikahannya bisa menjadi perekat hubungan antara Indonesia dan Palestina. Dia berharap keluarga barunya itu sakinah mawadah warrahmah atau tenang, damai, penuh rasa sayang dan cinta.

"Semoga pernikahan kami diberkahi dan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung saya, baik secara moril atau pun materil," ujar Husein.

Sementara Jinan Ar-Raqb, sang istri, mengungkapkan kebahagiaanya atas berlangsungnya pernikahan dengan Husein.

"Saya sangat bahagia atas pernikahan ini, dan semoga Allah memberkahi kami berdua. Semoga pernikahan kami menjadi awal kemenangan Palestina dari penjajahan Israel," ujar Jinan, seperti dimuat Mi'raj News.

Hamas dan Israel saat ini tengah menjalani gencatan senjata sejak pekan lalu. Kesepakatan damai sejenak ini berakhir pada Selasa 19 Agustus pukul 00.00 WIB. Israel mulai melancarkan serangan "Protective Edge Operation" sejak 8 Juli lalu. AKibatnya lebih dari 2.000 warga Gaza meninggal dunia, sedangkan sekitar 64 orang Israel tewas. (Ein)

Credits: Rizki Gunawan
.
.

PERNIKAHAN YAZIDI KURDI

Rizki Gunawan

Pemuda Indonesia Nikahi Gadis Gaza di Tengah Gencatan Senjata

INTERNASIONAL · 18 Agu 2014 20:14

Liputan6.com, Gaza - Seorang relawan asal Indonesia menikahi seorang gadis Gaza, Palestina pada Minggu 17 Agustus 2014 lalu, saat Hamas melaksanakan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.

Warga negara Indonesia (WNI) bernama Muhammad Husein (26 tahun) itu menikahi seorang perempuan Palestina bernama Jinan Ar-Raqb (18) asal Khan Younis, selatan Gaza. Akad nikah berlangsung di Kantor Urusan Agama Kota Gaza.

"Kita sudah akad pada tanggal 17 Agustus kemarin di KUA setempat," ujar Husein di Gaza saat dihubungi Liputan6.com dari Jakarta, Senin (18/8/2014).

Husein yang merupakan relawan pesantren Al-Fatah yang tergabung dalam Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) itu menjelaskan akad nikahnya berlangsung secara sederhana, dan dihadiri oleh ayah sang mempelai wanita.

Sedangkan Husien ditemani enam anggota MER-C. Di antaranya Ketua MER-C cabang Gaza, Muqarrabin Al-Fikri, Reza Ardila, Lutfhi, dan Nur Ikhwan Abadi.

"Istri ditemani ayahnya, karena sesuai peraturan di sana, pernikahan wanita hanya didampingi sang ayah. Saya ditemani enam teman relawan," ungkap Husein.

Husein berharap, selain menjalankan ibadah, pernikahannya bisa menjadi perekat hubungan antara Indonesia dan Palestina. Dia berharap keluarga barunya itu sakinah mawadah warrahmah atau tenang, damai, penuh rasa sayang dan cinta.

"Semoga pernikahan kami diberkahi dan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung saya, baik secara moril atau pun materil," ujar Husein.

Sementara Jinan Ar-Raqb, sang istri, mengungkapkan kebahagiaanya atas berlangsungnya pernikahan dengan Husein.

"Saya sangat bahagia atas pernikahan ini, dan semoga Allah memberkahi kami berdua. Semoga pernikahan kami menjadi awal kemenangan Palestina dari penjajahan Israel," ujar Jinan, seperti dimuat Mi'raj News.

Hamas dan Israel saat ini tengah menjalani gencatan senjata sejak pekan lalu. Kesepakatan damai sejenak ini berakhir pada Selasa 19 Agustus pukul 00.00 WIB. Israel mulai melancarkan serangan "Protective Edge Operation" sejak 8 Juli lalu. AKibatnya lebih dari 2.000 warga Gaza meninggal dunia, sedangkan sekitar 64 orang Israel tewas. (Ein)

Credits: Rizki Gunawan
.
.

PERNIKAHAN GADIS BATAK DAN SERDADU ISRAEL

Rizki Gunawan

Pemuda Indonesia Nikahi Gadis Gaza di Tengah Gencatan Senjata

INTERNASIONAL · 18 Agu 2014 20:14

Liputan6.com, Gaza - Seorang relawan asal Indonesia menikahi seorang gadis Gaza, Palestina pada Minggu 17 Agustus 2014 lalu, saat Hamas melaksanakan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.

Warga negara Indonesia (WNI) bernama Muhammad Husein (26 tahun) itu menikahi seorang perempuan Palestina bernama Jinan Ar-Raqb (18) asal Khan Younis, selatan Gaza. Akad nikah berlangsung di Kantor Urusan Agama Kota Gaza.

"Kita sudah akad pada tanggal 17 Agustus kemarin di KUA setempat," ujar Husein di Gaza saat dihubungi Liputan6.com dari Jakarta, Senin (18/8/2014).

Husein yang merupakan relawan pesantren Al-Fatah yang tergabung dalam Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) itu menjelaskan akad nikahnya berlangsung secara sederhana, dan dihadiri oleh ayah sang mempelai wanita.

Sedangkan Husien ditemani enam anggota MER-C. Di antaranya Ketua MER-C cabang Gaza, Muqarrabin Al-Fikri, Reza Ardila, Lutfhi, dan Nur Ikhwan Abadi.

"Istri ditemani ayahnya, karena sesuai peraturan di sana, pernikahan wanita hanya didampingi sang ayah. Saya ditemani enam teman relawan," ungkap Husein.

Husein berharap, selain menjalankan ibadah, pernikahannya bisa menjadi perekat hubungan antara Indonesia dan Palestina. Dia berharap keluarga barunya itu sakinah mawadah warrahmah atau tenang, damai, penuh rasa sayang dan cinta.

"Semoga pernikahan kami diberkahi dan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung saya, baik secara moril atau pun materil," ujar Husein.

Sementara Jinan Ar-Raqb, sang istri, mengungkapkan kebahagiaanya atas berlangsungnya pernikahan dengan Husein.

"Saya sangat bahagia atas pernikahan ini, dan semoga Allah memberkahi kami berdua. Semoga pernikahan kami menjadi awal kemenangan Palestina dari penjajahan Israel," ujar Jinan, seperti dimuat Mi'raj News.

Hamas dan Israel saat ini tengah menjalani gencatan senjata sejak pekan lalu. Kesepakatan damai sejenak ini berakhir pada Selasa 19 Agustus pukul 00.00 WIB. Israel mulai melancarkan serangan "Protective Edge Operation" sejak 8 Juli lalu. AKibatnya lebih dari 2.000 warga Gaza meninggal dunia, sedangkan sekitar 64 orang Israel tewas. (Ein)

Credits: Rizki Gunawan
.
.

PERNIKAHAN INDONESIA PALESTINA

Rizki Gunawan

Pemuda Indonesia Nikahi Gadis Gaza di Tengah Gencatan Senjata

INTERNASIONAL · 18 Agu 2014 20:14

Liputan6.com, Gaza - Seorang relawan asal Indonesia menikahi seorang gadis Gaza, Palestina pada Minggu 17 Agustus 2014 lalu, saat Hamas melaksanakan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.

Warga negara Indonesia (WNI) bernama Muhammad Husein (26 tahun) itu menikahi seorang perempuan Palestina bernama Jinan Ar-Raqb (18) asal Khan Younis, selatan Gaza. Akad nikah berlangsung di Kantor Urusan Agama Kota Gaza.

"Kita sudah akad pada tanggal 17 Agustus kemarin di KUA setempat," ujar Husein di Gaza saat dihubungi Liputan6.com dari Jakarta, Senin (18/8/2014).

Husein yang merupakan relawan pesantren Al-Fatah yang tergabung dalam Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) itu menjelaskan akad nikahnya berlangsung secara sederhana, dan dihadiri oleh ayah sang mempelai wanita.

Sedangkan Husien ditemani enam anggota MER-C. Di antaranya Ketua MER-C cabang Gaza, Muqarrabin Al-Fikri, Reza Ardila, Lutfhi, dan Nur Ikhwan Abadi.

"Istri ditemani ayahnya, karena sesuai peraturan di sana, pernikahan wanita hanya didampingi sang ayah. Saya ditemani enam teman relawan," ungkap Husein.

Husein berharap, selain menjalankan ibadah, pernikahannya bisa menjadi perekat hubungan antara Indonesia dan Palestina. Dia berharap keluarga barunya itu sakinah mawadah warrahmah atau tenang, damai, penuh rasa sayang dan cinta.

"Semoga pernikahan kami diberkahi dan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung saya, baik secara moril atau pun materil," ujar Husein.

Sementara Jinan Ar-Raqb, sang istri, mengungkapkan kebahagiaanya atas berlangsungnya pernikahan dengan Husein.

"Saya sangat bahagia atas pernikahan ini, dan semoga Allah memberkahi kami berdua. Semoga pernikahan kami menjadi awal kemenangan Palestina dari penjajahan Israel," ujar Jinan, seperti dimuat Mi'raj News.

Hamas dan Israel saat ini tengah menjalani gencatan senjata sejak pekan lalu. Kesepakatan damai sejenak ini berakhir pada Selasa 19 Agustus pukul 00.00 WIB. Israel mulai melancarkan serangan "Protective Edge Operation" sejak 8 Juli lalu. AKibatnya lebih dari 2.000 warga Gaza meninggal dunia, sedangkan sekitar 64 orang Israel tewas. (Ein)

Credits: Rizki Gunawan
.
.

KAREN MUNDUR GARA-GARA SUBSIDI BBM GAK BOLEH DICABUT

Senin, 18/08/2014 15:34 WIB

Gaji Rp 200 Juta Tak Mampu Tahan Karen Agustiawan Mundur dari Pertamina

Angga Aliya - detikFinance

Jakarta - Niat Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan sudah bulat untuk mengundurkan diri dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu. Padahal gajinya cukup besar, lebih dari Rp 200 juta per bulan.

Gaji level direktur di Pertamina memang besar, apalagi direktur utama. Namun, gaji besar saja bukan jaminan seseorang bakal betah bekerja di perusahaan milik negara. 

Pasalnya, kata mantan Sekretaris Kementerian BUMN sekaligus Pengamat BUMN Said Didu, tekanan yang ada di BUMN juga cukup besar. 

"(Gaji dirut Pertamina) di atas Rp 200 juta per bulan," katanya kepadadetikFinance, Senin (18/8/2014).

Lagipula, tambah Said, rata-rata gaji direktur di BUMN masih lebih kecil dibandingkan perusahaan swasta di sektor dan industri yang sama.

"Jauh lebih tinggi (swasta), minimal dua kali lipat," kata Said.

Karena itulah Said meminta pemerintah tegas dalam mengambil kebijakan yang akan dilaksanakan perusahaan pelat merah. Sehingga diharapkan tidak ada lagi bos-bos BUMN yang mengundurkan diri karena tekanan dari pemerintah.

"Ketidaktegasan pemerintah bisa menyebabkan mundurnya orang-orang baik di pimpinan BUMN," ucapnya.
.
.

UANGNYA BARU, MATERAINYA BARU, TUAN TANAHNYA BARU, KURSINYA BARU, TAPI NASIBNYA BAUUU......

Fiki Ariyanti

Ini Dia Tampilan Meterai Baru Rp 6.000 dan Rp 3.000

EKONOMI · 17 Agu 2014 10:28

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah meluncurkan meterai tempel baru desain tahun 2014 bertepatan dengan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada 17 Agustus 2014. Peluncuran meterai  tempel baru ini dilakukan setelah lima tahun.

Direktorat Jenderal Pajak meluncurkan meterai tempel baru desain tahun 2014 sebagai pengganti meterai tempel yang lama desain tahun 2009. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari dan mencegah tindakan pemalsuan atau penggunaan meterai bekas pakai.

Adapun ciri-ciri meterai tempel desain tahun 2014 antara lain mengutip dari keterangan yang diterbitkan Minggu (17/8/2014):

1. Meterai nominal Rp 3.000 memiliki warna biru, dan warna hijau untuk nominal Rp 6.000.

 

2. Pada meterai desain baru terhadap hologram di bagian kiri meterai tempel. Sedangkan di meterai lama tidak terdapat hologram.

 

3. Perforasi bentuk bintang ada di sebelah kiri meterai desain baru sedangkan pada meterai lama ada di sebelah kanan.

4. Di bagian bawah meterai desain baru terdapat motif rosette yang dapat berubah warna jika dimiringkan di sudut tertentu dengan perubahan warna hijau ke biru untuk nominal Rp 3.000, dan magenta hijau untuk nominal Rp 6.000. (Fik/Ahm)

Credits: Agustina Melani
.
.

JOKOWI DAN SECUIL HARTA WARISAN BUNG KARNO

Realitas : Tipu – tipu Harta Warisan Bung Karno (Green Hilton Agreement).

Arnold Adoe

18 Aug 2014 | 17:58


Sumber: Green Hilton Agreement (sbrgbr: 4bpblogspot)

Sumber: Tanda tangan Soekarno dan John F.Keneddy, Palsu (sbrgbr:wp)

Baru beberapa bulan yang lalu saya membaca postingan teman sayadi Facebook tentang harta karun milik Bung karno berton – ton batangan emas (57 .000 ton) hutang pemerintah Amerika terhadap pemerintah Indonesia yang disebut dengan Green Hilton Memorial Agreement, secara pribadi waktu itu walaupun bertanya – tanya saya berpendapat bahwa itu belum tentu benar.

Sore ini sambil meminum kopi dan menyantap pisang goreng, sayamenonton tayangan realitas di Metro TV, menarik karena tayangan sore ini membahas tentang “Tipu – tipu harta warisan Bung Karno” (Green Hilton Agreement), kenapa tipu – tipu karena tim realitas mennyorot masih banyak orang yang tertipu berkaitan dengan “harta terpendam” tersebut.

Di awal acara Realitas menampilkan Sukmawati Soekarnoputri yang tak lain adalah putri bung karno , Sukma mengatakan bahwa secara internal keluarga tidak percaya akan keberadaanharta tersebut tetapi menariknya karena tim realitas juga mewawancarai seorang bule asal Kanada bernama Neil Keenan yang bekerja pulang pergi Indonesia dengan hasrat untuk membantu orang Indonesia untuk mencairkan harta tersebut yang apabila diuangkan menyamai 9 tahun APBN Indonesia selama 9 tahun..waowww...

Neil Keenan mengatakan dan meyakini bahwa dia sudah mendapat persetujuan dari pemegang mandat dari seseorang bernama Haji Seno yang menurut Neil orang tersebut sedang menderita sakit keras (diabetes), dan Neil mengatakan tidak akan membuka semuanya apabila tidak dilakukan secara tertutup, ada yang kenal?..hehehe (Tim realitas tidak membahas siapa Haji Seno, karena Neil Keenan juga menutupinya).

Kisah Harta karun ini semakin menjadi – jadi apabila dikaitkan dengan kematian Presiden John. F Kennedy yang ditengarai terjadi sesudah perjanjian tersebut, hal ini yang semakin menyulitkan pelacakan harta karun tersebut,Sukmawati Soekarnoputri sendiri mengatakan telah melihat dokumen tersebut namun tidak yakin karena tanda tangan dalam dokumen tersebut bukanlah dan tidak sama dengan tanda – tangan bapaknya.

Di lain sisi Sri Margana,Sejarawan dari UGM mengatakan, kemungkinan pertemuan dengan John. F Kenedy bisa saja terjadi namun dia meragukan jika ada uang atau harta Indonesia yang diserahkan atau diinvestasikan karena kondisi bangsa yang lagi carut marut pada waktu dan jaman itu, namun apabila uang itu adalah milik Amerika dan Bung Karno adalah pengelolanya untuk revolusi di Indonesia itu mungin saja.(jadi dari zaman dulu kita juga dibiayai ya pak?...waduhh)..

Apa harta itu hasil pengumpulan dari beberapa Kerajaan di Indonesia untuk keperluan perang?, menarik, karena tim realita ketika menemui KRT Jatiningrat, juru bicara Keraton Yogyakarta,KRT Jatiningrat mengiyakan bahwa Sri Sultan HB IX pernah menyerahkan sejumlah kilogram emas kepada Soekarno untuk keperluan perang, namun tidak sama jumlahnya seperti yang ada di dokumen, 91 juta kg, hanya diberikan 6 juta kg saja dan dibalas dengan ucapan terimakasih dan suara yang rendah oleh Soekarno, (seperti yang dibacakan KRT JAtiningrat pada dokumen tertulis milik Keraton.)

Nama Suwarno menjadi salah satu nama yang penuh misteri karena Suwarno yang asal Yogyakarta adalah orang kepercayaan Soekarno yang mengurus harta milik Soekarno, Tugiyat ,kepala dusun Dukuh Wadas, Sleman, mengatakan pernah mendengar nama Suwarno dan pernah dicari oleh dua orang yang diperkirakan sebagai paranormal, paranormal itu mengatakan bahwa Suwarno adalah kunci utama dari harta tersebut, tetapi sayangnya Suwarno sudah pergi entah kemana ketika hendak ditemui (ada yang tahu?, tim realitas juga tidak selesai membahas Suwarno).

Lain lagi Gusti Mung, orang dalam Keraton Surakarta yang dengan gamblang menceritakan tentang penipuan yang terjadi terhadap kerabatnya dan tentu dirinya sendiri, ada orang yang menawarkan kunci untuk membuka loker langsung di Bank di Swiss ..hehehe, lalu ada juga penipunya berhasil ditangkap atas kerjasama lintas polda (karena orangnya dari Jakarta) , bukan apa – apa karena Pakubuwono (Surakarta) adalah kerabat dari Sri Sultan HB IX yang dianggap terlibat langsung dalam “transaksi’ harta warisan tersebut, tragisnya lagi baru sebulan lalu ada kerabat keraton yang tertipu hingga 200 juta, di akhir wawancara Gus Mung menghimbau agar jangan ada yang percaya lagi.

Di akhir wawancara dengan Sukmawati Soekarnoputri, beliau mengatakan bahwa secara logika keluarga berpikir jika Bank itu bertransaksi resmi atas nama Soekarno maka setelah kematiannya seharusnya Bank di Swiss menghubungi keluarga namun tidak…(benar juga…hehehe)

Apa kata KBRI di Swiss?, di akhir acara tim realitas menampilkan tulisan resmi dari KBRI Swiss yang mengatakan belum menemukan data tulisan dan lisan yang resmi yang legal sehingga tidak dapat ditelusuri.

Sampai akhir acara tentu jelas sekali nuansa kebohongannya lebih kental sekali dan jelas Tipu – tipu ini jangan terjadi lagi, kesimpulan saya 99% adalah kebohongan dan 1% bisa jadi kebenaran apabila itu melampaui landasan berpikir saya sesudah menonton tayangan tersebut, menurut anda?..

Salam..
.
.

JOKOWI A NATIONS FAIL MAKER

Korea Selatan adalah salah satu negara terkaya di dunia saat ini, sedangkan Korea Utara adalah salah satu negara termiskin di dunia. Mereka baru terpisah 50 tahunan”

Apa yang membedakan negara-negara terkaya di dunia dan negara-negara termiskin di dunia?

Apakah sumber daya alamnya? Letak geografisnya? Jumlah penduduknya? Budaya? Sejarah?

Dalam pelajaran mulai di sekolah dasar, sampai di sekolah menengah, kita selalu diajarkan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya sumber dayanya. Dikaruniai letak geografis yang strategis, diantara dua benua, diantara dua samudra. Indonesia adalah untaian jamrud di katulistiwa.

Singapore adalah negara tanpa sumber daya alam. Bahkan untuk air bersihpun harus membeli dari Malaysia. Namun, tingkat pendapatan perkapita Singapura 6-7 kali tingkat pendapatan perkapita rakyat Indonesia.

Dulu sebelum Perang Dunia ke-2, Korea adalah satu negara. Yang sama budaya dan sejarahnya. Sama bahasanya. Sama kekayaannya. Setelah Perang Dunia ke-2, kedua negara itu terpisah. Korea Utara yang diperintah secara otoritarian oleh Kim Il Sung menerapkan central planning untuk sistem ekonominya (sosialis). Korea Selatan sistem ekonominya pro-pasar (kapitalis).

Kini, berselang 50 tahun kemudian, Korea Selatan adalah salah satu negara terkaya di dunia, sedangkan Korea Utara adalah salah satu negara termiskin di dunia.

Daron Acemoglu dan James A Robinson, keduanya social scientist dari Harvard dan MIT menulis buku “Why Nations Fail”. Bukunya beragumen bahwa yang membedakan kenapa suatu bangsa menjadi kaya atau melarat bukanlah sumber daya alamnya, bukanlah letak geografisnya, bukan juga latar belakang sejarahnya. Korea Utara dan Korea Selatan adalah salah satu contoh yang digunakannya.

Yang membedakan bangsa-bangsa terkaya di dunia dengan bangsa-bangsa termiskin adalah institusi politiknya, atau pilihan sistem politiknya.

Negara-negara yang sukses mensejahterakan rakyatnya memiliki sistem politik dimana rakyatnya mempunyai kemampuan dan kebebasan memilih pemimpinnya. Dan rakyatnya mempunyai kemampuan untuk mengganti pemimpinnya kelak jika dirasa gagal.

Itu yang kita kenal dengan demokrasi.

Negara-negara termiskin di dunia, mempunyai kesamaan bahwa mereka diperintah oleh sistem otoritarian atau semi otoritarian yang mana rakyatnya tidak mempunyai kemampuan memilih dan mengganti pemimpinnya.

Demokrasi kemudian pada akan melahirkan institusi-insitusi ekonomi yang pro-pasar.

Disinilah saya menganggap mengapa kemenangan Jokowi dalam Pilpres 2014 menjadi penting bagi sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

Reformasi 1998 merupakan koreksi atas rezim otoritarian Jendral Soeharto. Peristiwanya berdarah-darah. Kacau, chaos. Ekonomi yang dulu tumbuh ternyata tidak bertahan, terkoreksi habis. Indonesia tiba-tiba miskin kembali.

Reformasi 1998 memilih sistem demokrasi sebagai sistem politiknya. Demokrasi merupakan anti-tesis dari rezim otoritarian sebelumnya.

Kemenangan Jokowi menjadi penting, karena ia adalah anak kandung Reformasi. Anak kandung dari sistem politik demokrasi yang sudah kita pilih untuk mengkoreksi rezim sebelumnya.

Jokowi yang pedagang furniture ternyata bisa mengalahkan seorang jendral yang ‘berdarah-biru’. Jokowi yang didukung oleh orang biasa ternyata bisa mengalahkan Prabowo yang didukung oleh mayoritas elite partai politik. Rakyat mengalahkan elite dalam sebuah kontestasi pilpres yang tidak berdarah.

Sebuah proses demokrasi yang hampir sempurna.

Indonesia sudah berhasil mempraktekkan demokrasi. Berarti kalau mengikuti argumennya Acemoglu dan Robinson, we are on the right track. Kita sudah berada di jalur yang benar. Kalaupun belum kaya, nanti akan sejahtera.

Demokrasi berarti orang biasa kalau mencapai mayoritas, bisa memilih pemimpinnya dan mengganti pemimpinnya.

Kualitas demokrasi tentunya sangat ditentukan oleh kualitas kemampuan orang-orang biasa untuk memilih. Jika orang-orang biasa ini tidak bisa atau tidak mampu memilih dengan baik, tentu hasilnya akan jelek.

Pendidikan politik menjadi penting. Orang biasa harus melek politik. Artinya harus bisa memilih. Orang-orang biasa harus diajarkan agar jangan memilih dengan alasan yang salah.

Jangan memilih karena disogok. Jangan memilih karena satu suku. Jangan memilih karena alasan agama.

Proses pendidikan politik ini tentunya akan semakin baik lima tahun yang akan datang (seiring dengan kemajuan pendidikan dan informasi). Akan semakin baik sepuluh tahun mendatang. Akan semakin baik lima belas tahun mendatang.

“Tidak apa, 10 tahun, 15 tahun bahkan 25 tahun adalah masa yang pendek bagi perjalanan sebuah bangsa”, demikan kata Anies Baswedan dalam sebuah perbincangan santai di pagi hari.

Kemenangan Jokowi menjadi penting karena ternyata orang biasa bisa menjadi pemimpin, jika mayoritas rakyat menginginkannya. Berarti setiap orang baik dan berkualitas di negara ini tidak perlu harus jendral, tidak perlu berdarah biru, bisa menjadi pemimpin. Baik di level daerah maupun di level nasional.

Kemenangan Jokowi menjadi penting, karena jika kemudian Jokowi tidak perform, mayoritas orang banyak bisa menggantinya dengan pemimpin yang lebih baik lagi. Demikian seterusnya. Yang terjadi adalah perbaikan terus menerus bagi Indonesia Raya.

Salam.

Nb: Saya bukan ahli politik. Ini catatan orang biasa yang terinspirasi di minggu pagi hari setelah membaca buku “Why Nations Fail.”
.

UANG PALSU PENGAKUAN PALSU SAKSI PALSU TUHAN PALSU DARI PENULIS ASLI PKI SINTING

Pengakuan [Palsu] Para Saksi [Palsu]

Mba Adhe Retno

14 Aug 2014 | 14:09

Sumber: kompas.com

Beberapa hari sebelum penampilan kocak Novela Nawipa, di sidang Mahkamah Konstitusi kemarin, Selasa, 12 Agustus 2014, saya sudah melihat (melalui media massa) ketidakberesan dan ketidakuratan kesaksian para saksi yang diusung oleh kubu Prabowo-Hatta. Bisa dikatakan, bahwa ada banyak kejanggalan yang mereka ucapkan pada persidangan.
Hal tersebut menjadikan saya menulis pada salah satu web-situs yang saya ikut kelola. Lengkapnya, sebagai berikut, (hingga saat ini, 14 Agustus 13:30, sudah lebih dari 1000 orang membaca tulisan tersebut), Copas lengkap.

SUPLEMEN: "Saksi" dan Saksi Kubu Prahara. Posted on9 August, 2014byINFO DARI KAMI

Saksi adalah orang yang menyaksikan, melihat suatu kejadian atau peristiwa; ketika kejadian atau peristiwa itu terjadi, ia ada di tempat, sekitarnya sehingga bisa melihat; termasuk orang merasakan akibat (langsung) dari peristiwa atau kejadian. Sehingga, ketika ia ditanya, maka mampu menyaksikan secara jelas dan kronologis, sebatas kemampuan nalar dan daya ingatnya.

Saksi, yang benar sebagai saksi, tak bisa atau tak boleh berbohong tentang apa yang ia alami, lihat, dan rasakan, apalagi Pengadilan, sebab mereka disumpah sebelum mereka memberi kesaksian .

Bagaimana dengan para saksi yang diajukan oleh Prahara di Mahkamah Konstitusi!? Bisa dikatakan, mereka bukan puresebagai saksi, namun sekedar “saksi”. Mereka diajukan sebagai saksi tapi pada dasarnya, tidak seperti makna saksi.

Lihat saja proses tanya jawab di MK.
Mereka dengan jujur, lugu, polos, dan juga menangis, menjawab pertanyaan para hakim MK. Para “saksi” itu datang (disuruh datang) ke MK, dan bersaksi berdasarlaporan relawan, kliping koran, dan apa kata orang lain. Mereka tidak menyebut secara detail, tentang apa, siapa, dimana, tempat kejadian, bagaimana bentuk-bentuk pelanggarannya.

Agaknya, para saksi tersebut, sebelum bersaksi atau beri kesaksian, telah mengalami proses persiapan dan latihan. Dengan demikian, mereka menjawab sesuai dengan input yang didapat pada waktu persiapan dan latihan. Sehingga ketika hakim-hakim MK mencecar mereka dengan pertanyaan, yang diduga serta tak di dapat pada waktu persiapan, maka jawabannya ngawur dan asal-asalan, bahkan menjadi bahan tertawaan.

Jadi, apa yang mau diraih oleh Prabowo-Hatta dengan menampilkan “saksi-saksi” seperti itu!?

R Hudoyo/CIPORT/OurOI

doc retnohartati.8m.net

Ya, apa yang ingin diraih oleh Prabowo-Hatta dengan cara menampilkan saksi-saksi kocak, asal omong, dan tanpa data seperti itu!? Tentu saja, demi untuk membenarkan, menguatkan gugatan, dan memenangkan perkara. Boleh juga.

Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, mereka harus memoles para saksi, sehingga tampil diri lugu, sederhana, apa adanya, dan berasal dari gunung serta pelosok, nun jauh di sana. Seyangaya polesan tersebut, tidak  bisa menutup info dan data yang ada di Dumay.

Kubu Prabowo-Hatta lupa bahwa seseorang tidak bisa bersembunyi di Dumay, lihat tulisan ini, [Kita] Tak Bisa Bersembunyi di Dunia Maya.

Dengan demikian ketika Novela Nawipa, membuat suasana segar di persidangan MK, banyak orang mencari tahu siapa dia sebenarnya. Hasilnya, luar dugaan, Si Orang Gunung itu, ternyata bukan Orang Gunung biasa. Ia adalah calon anggota DPRD dan seorang pengusaha di daerahnya.

Juga, ada saksi yang mengaku bahwa dirinya diancam; diam karena masalah keselamatan jiwa; tidak berani protes, karena Bupati pun diusir, apalagi dirinya, dan seterusnya.

Bahkan ada saksi yang tampil dengan wajah tak percaya diri, sebentar-sebentar melihat catatan, seperti takut salah bicara karena tidak sesuai catatan persiapan.

Ada juga yang over  PD, sehingga yang melihatnya (melalui tayangan tv)  pun tak yakin bahwa ia adalah orang-orang kecil yang berasal dari desa dan bersahaja.

Juga, agaknya kubu Prabowo-Hatta lupa bahwa para saksi yang memberikan keterangan palsu diancam hukuman tujuh tahun kurungan. Tapi, apa iya, ada ratusan pengacara di kubu Prabowo-Hatta, masa' mereka lupa bahwa ada sanksi yang jelas kepada mereka yang memberi info palsu dalam kesaksiannya!?  Mungkin, karena ingin menang, maka segala cara dilakukan!?

Lepas dari semuanya itu, rupanya, MK tetap mendengar keterangan para saksi yang sudah disumpah, meskipun tuduhan kesaksian palsu santer terdengar. MK menyerahkan putusan menentukan keterangan yang diberikan palsu atau tidak pada pengadilan pidana. Dan menurut Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva, "Palsu-tak palsu itu pengadilan pidana yang memutuskan. Masalah percaya atau tidak, itu masalah keyakinan hakim melihat dan memutuskan,  ...."

Nah, rupanya Dunia ini (masih) sebagai Panggung Sandiwara.
Oleh sebab itu, masih banyak orang bersandiwara dalam rangka mendapat kemenangan.

Salam tidak bersandiwara.

MAR - Jakarta Selatan

doc retnohartati.8m.net


Dibaca : 3569 kali
.
.

JACK SOETOPO SI PKI TELADAN

Pati adalah sebuah kota di Jawa Tengah  di sekitar wilayah pesisir utara laut Jawa, dekat dengan perbatasan Jawa Timur.  Di kota ini ibu saya dilahirkan dan sejumlah keluarga dari pihak ibu tinggal di sana pula.   Sebuah rumah kayu di kampung Saliyan, menjadi rumah kenangan yang pernah ditinggali ibu semasa beliau masih kanak-kanak hingga menikah dengan bapak.   Ibu pernah bercerita mengenai Pati dan kehidupan beliau di kota itu.  Kakek bernama Haji Nawawi, seorang warga kota kebanyakan yang cukup berada.  Beliau memiliki sejumlah rumah sewaan, sawah yang luas, dan dari hasilnya kakek membesarkan ibu, putri bungsunya, dan kakak-kakak laki-lakinya.   Tidak banyak yang ibu ceritakan mengenai nenek, kecuali kesabaran beliau dan bagaimana nenek mengajari ibu memasak, membersihkan rumah dan membatik.  Sepertinya nenek meninggal tatkala ibu masih belum lagi remaja.   Akan halnya kakek, yang sering ibu ceritakan adalah kebiasaannya menusuki daun-daun kering dengan sebilah kayu runcing yang panjang sehingga halaman yang sudah bersih disapu ibu akan selalu tampak bersih dari daun-daun kering yang singgah karena terbawa angin. Membatik adalah pekerjaan ibu setelah semua urusan rumah selesai dikerjakannya.   Ibu tidak menyadari bahwa ada seorang pemuda yang sering naik kereta angin lewat di depan rumah dan melambatkan laju kereta angin untuk sekedar mencuri pandang pada ibu yang sedang tekun membatik lewat jendela yang terbuka.   Sesekali ibu menengok ke luar jendela dan secara tidak sengaja bertatapan pandang dengan  pemuda itu.   Tidak ada sesuatu yang membekas di hati ibu karena tidak hanya pemuda itu saja yang lewat di jalan depan rumah.  Hanya kalau yang lain tidak pernah melempar pandang ke jendela kamar depan yang terbuka, pemuda itu selalu saja bertautan pandang dengan ibu bila kebetulan ibu sedang melihat ke luar jendela.   Seorang pemuda gagah dan tampan yang selalu kebetulan bertautan pandang,   hanya beberapa detik sebelum lenyap terhalang kusen jendela.   Ibu mengetahui pemuda itu ternyata seorang guru tatkala ia mendengar seseorang menyapanya dengan sebutan “pak Guru” saat berpapasan di depan rumah.

 

Beberapa waktu kemudian ibu mendengar pemuda itu menyapa kakek yang sedang menusuki daun-daun kering.  Kakek menjawab sapaan itu sebagai basa-basi.   Tidak lama setelah itu ibu mendengar pemuda tersebut sengaja menghentikan kereta-anginnya dan berbicara dengan kakek yang segera menghentikan pekerjaannya menusuki daun kering untuk melayani keramahan kenalan barunya itu.      Setelah perkenalannya dengan kakek, setiap kali ibu bertautan pandang dengan pemuda itu lewat daun jendela yang terbuka, ia mulai mengangguk pada ibu dan tersenyum.   Ibu selalu segera menarik pandangannya kembali ke lembar kain mori dan meneruskan membatik.   Kalau kakek sedang berada di teras atau di halaman rumah, pemuda itu singgah barang sebentar untuk sekedar berbincang-bincang dengan kakek.

Sampai pada suatu hari tatkala ibu sedang di dapur, kakek menyuruh ibu membuat kopi dua cangkir dan teh satu cangkir untuk tamu.   Ibu mengantar sendiri minuman itu ke ruang tamu, dan melihat salah seorang tamu itu adalah pemuda “pak Guru” yang sering bertautan pandang lewat jendela kamar.  Tamu satunya lagi seorang laki-laki tua mengenakan jas tutup putih, kain batik dan blangkon di kepala.   Ketampanan wajah masih tampak menggurat dalam usia yang sudah tua, dengan sorot mata tajam, hidung mancung, kumis melintang dancangklong di mulut.   Ibu segera bergegas kembali masuk ke dalam rumah menyelesaikan pekerjaannya di dapur.      Ketika kakek menyuruh ibu membawa masuk cangkir-cangkir setelah kedua tamunya pulang, secara sambil lalu kakek memberitahu tamunya itu bernama Ronodiwirjo, petani tambak dari desa Raci, Juwana, dengan anak laki-lakinya Soetapa, guru sekolah rakyat di Pati.   Ibu mencuci cangkir-cangkir tanpa menanggapi pemberitahuan kakek itu.   Beberapa hari kemudian pada suatu malam, kakek memberitahu ibu secara khusus bahwa kedatangan pak Ronodiwirjo mempunyai maksud meminang ibu untuk anak laki-lakinya, Soetapa, yang menjadi guru sekolah rakyat.

“ Bagaimana menurut kamu, nDuk?” tanya kakek, tetapi Ibu hanya menunduk saja  dan tidak menjawab sama sekali    Setelah menunggu beberapa menit Ibu belum juga menjawab, akhirnya kakek berujar:

“Engkau tidak menjawab nDuk, maka Bapak artikan engkau tidak berkeberatan menerima Soetapa sebagai calon suamimu”.

Kakek menunggu sebentar, tetapi Ibu tetap saja menunduk dan berdiam diri.

“ Minggu depan pak Ronodiwirjo berkunjung lagi kemari.  Kalau perkiraan Bapak keliru, nDuk, sebaiknya engkau memberitahu Bapak.  Fikirkanlah dulu matang-matang.” kata kakek sambil  meninggalkan ibu.

Ibu tidak pernah memberi tahu kakek bahwa beliau berkeberatan, maka ketika pak Ronodiwirjo datang berkunjung kembali sendirian, kakek memberitahu bahwa pinangan Soetapa diterima.   Ibu dan Bapak pun menikah beberapa lama kemudian setelah kunjungan pak Ronodiwirjo, petani tambak asal desa Raci Juwana itu, yang kemudian menjadi kakek saya.

Pernikahan orang tua saya membuahkan enam anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan. Bapak kemudian dipindah ke Ungaran, sebuah kota kecil 20 kilometer dari Semarang ke arah Salatiga, yang berada di kaki gunung Ungaran.     Saya lahir di kota itu pada tahun ketika Jepang masuk ke Indonesia,   merupakan anak ke lima dan anak laki-laki yang ketiga, konon dalam kondisi phisik yang sangat rapuh.  Bu Alwan – tetangga yang menjadi  Bidan – menganjurkan agar ibu segera dibawa ke rumahsakit agar ia bisa merawatnya lebih baik.   Untuk beberapa lama saya tergolek dalam kotak khusus, sementara ibu terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit.
.
.

MAYAT TANPA KEPALA DI GELORA BUNG KARNO

NEGERIKU BERGANTI TUAN MENUJU MASA KELAM

Penuturan Abdul Hakim :

………………..  Untuk memudahkan jalan cerita, orang-orang politik dari Jakarta ini saya namakan saja “rombongan Sukarni”………… 

Ada lebih dari 500 orang kami dijubelkan ke dalam 22 bis.   

Setelah menempuh perjalanan dua hari satu malam tanpa mendapat makan dan minum, rombongan tiba di Nusakambangan dan dijebloskan ke dalam penjara daruratdi Pos Kembang Kuning…………….

Sementara itu para interniran mendapat kabar bahwa mereka segera akan dinaikkan ke kapal KPM Tawali yang pada waktu itu sedang berlabuh di Cilacap, untuk diberangkatkan ke Australia.   

Baiklah diketahui bahwa sebelum itu ada pengumuman dari bagian penerangan pemerintah Hindia Belanda, RPD (Regewrings Publiciteits Dienst).   

Sejumlah lebih kurang 500 orang tawanan, terdiri atas orang-orang Jepang, Korea dan Taiwan, yang telah diangkut terlebih dulu ke Australia tidak sampai ke tempat tujuannya.   

Mereka dinyatakan hilang.  

Rupanya Tuhan masih melindungi para interniran.   Pada tanggal 4 dan 5 Maret Cilacap digempur Angkatan Udara Jepang, dan di antara kapal-kapal yang tenggelam di pelabuhan Cilacap terdapat kapal Tawali.    

Pada tanggal 9 Maret Belanda menyerah dan keesokan harinya direktur penjara mengumumkan dengan resmi, bahwa para interniran bebas.    

Siapapun yang mau, boleh tinggal di Cilacap menunggu hubungan jalan menjadi baik kembali.    

Tanggal 15Maret Sukarni meninggalkan Nusakambangan.    

Karena tidak ada kendaraan, mereka berjalan kaki ke Maos.   

Mereka kemudian menyeberangi sungai Serayu yang lebar itu dengan rakit, karena jembatan sudah dibumihanguskan oleh Belanda.    

Dari Jeruklegi, lebih kurang 13 kilometer sebekah barat Maos, rombongan menumpang kereta api ke Jakarta melalui Bandung…………..

di kereta api, Sukarni bertemu dan berkenalan dengan seorang gadis bernama Nursiyar.    

Beberapa bulan kemudian Sukarni menikah dengan gadis ini…………………. (Sumono Mustaffa, Sukarni Dalam Kenangan Teman-Temannya, 1986)
.
.

TEROR ORGANSASI TANPA BENTUK PASCA 21 AGUSTUS

Bencana tornado menimpa kota kecil Silverton dimana seluruh 
penduduknya berusaha untuk mencari perlindungan dari angin 
topan yang sangat menyeramkan.

Disaat semua orang mencari perlindungan dari tornado, 
sekelompok siswa SMA malah mendokumentasikan bencana ini 
dengan mengejar tornado.
.
Bencana tornado menimpa kota kecil Silverton dimana seluruh 
penduduknya berusaha untuk mencari perlindungan dari angin 
topan yang sangat menyeramkan.

Disaat semua orang mencari perlindungan dari tornado, 
sekelompok siswa SMA malah mendokumentasikan bencana ini 
dengan mengejar tornado.
.
Bencana tornado menimpa kota kecil Silverton dimana seluruh 
penduduknya berusaha untuk mencari perlindungan dari angin 
topan yang sangat menyeramkan.

Disaat semua orang mencari perlindungan dari tornado, 
sekelompok siswa SMA malah mendokumentasikan bencana ini 
dengan mengejar tornado.
.
Bencana tornado menimpa kota kecil Silverton dimana seluruh 
penduduknya berusaha untuk mencari perlindungan dari angin 
topan yang sangat menyeramkan.

Disaat semua orang mencari perlindungan dari tornado, 
sekelompok siswa SMA malah mendokumentasikan bencana ini 
dengan mengejar tornado.
.
Bencana tornado menimpa kota kecil Silverton dimana seluruh 
penduduknya berusaha untuk mencari perlindungan dari angin 
topan yang sangat menyeramkan.

Disaat semua orang mencari perlindungan dari tornado, 
sekelompok siswa SMA malah mendokumentasikan bencana ini 
dengan mengejar tornado.
.
Bencana tornado menimpa kota kecil Silverton dimana seluruh 
penduduknya berusaha untuk mencari perlindungan dari angin 
topan yang sangat menyeramkan.

Disaat semua orang mencari perlindungan dari tornado, 
sekelompok siswa SMA malah mendokumentasikan bencana ini 
dengan mengejar tornado.

FACE-KINI BERTEBARAN DI SEPANJANG PULAU NUDIS DEKAT SENGGIGI

mendunia

1 jam lalu

Kirim

Para pengunjung pantai di Cina menggunakan Face-kini

Para pengunjung pantai di Cina di bagian timur kota Qingdao menggunakan penutup wajah untuk melindungi wajah mereka dari sinar matahari, seperti topeng Spiderman.

Penutup wajah yang disebut sebagai "face-kini" itu, pertama kali diketahui dipakai oleh seorang perempuan separuh baya yang menggunakannya ketika berenang di pantai, yang kemudian mendunia.

Majalah gaya hidup yang berbasis di New York, CR Fashion Book, yang didirikan oleh mantan editor Vogue Paris, Carine Roitfeld, baru-baru ini mempublikasikan foto sejumlah model yang menggunakanface-kini dan pakaian renang, serta perhiasan yang mahal.

Transformasi dari apa sebelumnya dianggap sebagai "gaya perempuan tua" di Cina menjadi tren busana menarik perhatian para pengguna internet.

Mencapai 12 juta

Dalam dua hari, pembicaraan tentangface-kini mencapai hampir 12 juta pos di media sosial Cina yang mirip dengan Twitter, Weibo.

"Perempuan tua Cina berada di pusat fashion dunia global," tulis salah satu komentar. "Seperti perampok bank yang tengah berjalan di pantai," canda seorang pengguna Weibo lainnya.

Para pengguna media sosial di Cina sebuh Face-kini merupakan "gaya wanita tua".

Kreativitas warga Cina untuk menghidari sengatan matahari, tampaknya tanpa batas.

Sebagai bagian dari face-kini, warga Cina juga menggunakan payung tabir surya yang dapat dipasang di sepeda.
.
.

PRABOWO HEBAT INDONESIA HEBAT KABINET BEJAD

Setuju atau tidak, mau atau tidak kita harus mengakui kehebatan Prabowo Subianto, capres yang didukung koalisi merah putih yang berisi Gerindra, PPP, PAN, Golkar, PKS dan PBB.  Kehebatan yang sulit dilampaui oleh siapapun dalam hal kemampuan membuat beberapa petinggi parpol yang cukup besar bertekuk lutut dengan loyalitas tinggi terhadapnya, bahkan Ketua Umum Golkar yang merupakan partai pemenang kedua dalam pemilihan legislatif kemaren tidak sanggup menegakkan kepala dan menyerahkan loyalitas dia kepada parpol yang hanya menduduki peringkat ketiga.

Dari cerita pertama pilpres, Prabowo sudah mampu menjadikan Suryadharma Ali sebagai pendukung pertamannya dari partai lain yang meskipun pada awalnya ditentang oleh pengurus PPP yang lain namun pada akhirnya entah dengan cara bagaimana akhirnya PPP kompak mendukung juga.  Kemudian PAN dengan Hatta Rajasa dan Amien Rais juga menjadi loyalis berikutnya.  Sang mantan menko dan sekaligus besan Presiden SBY yang cerdas dan jika berbicara sangat santun dengan kalimat yang sempurna itu juga menjadi pendukung setia Prabowo yang sebenarnya bukan siapa-siapa karena kariernya hanya sebatas dalam bidang militer yang berhenti ditengah jalan.  Bahkan Amien Rais, yang dulu, beberapa tahun yang lalu menjadi “musuh” Prabowo akhirnya menjadi orang yang selalu mengamininya.  Dan terakhir PKS, dengan platform partai yang SANGAT berbeda menjadi kekuatan yang luar biasa Prabowo di dunia nyata maupun dunia maya dengan kampanye khasnya yang menggunakan halal-haram dan agama untuk mencari dukungan meski pada akhir masa kampanye salah salah satu kadernya membuat tendangan bunuh diri yang menyebabkan Prabowo ditinggalkan para santri, padahal kampanye hitam yang beberapa bulan menyerang Jokowi nyaris membuat capres No. 2 itu kalah.
Kita harus akui kehebatan Prabowo Subianto, yang dengan modal latar belakang keluarga bermacam agama namun mampu mengalihkan tuduhan keislaman yang meragukan ke capres yang satunya yang menurut Kyai lokal meski bukan Ustadz namun keislaman Jokowi tak pernah meragukan.  Kita harus akui kehebatan Prabowo, tanpa pernah dan perlu menjadi pejabat tinggi mampu membuat banyak menteri, anggota DPR, mantan hakim mahkamah kontitusi menyerahkan loyalitas kepadanya.  Kehebatan seorang Prabowo harus diakui juga karena mampu membuat Anis Matta dan simpatisannya menjadikan dia orang yang sangat layak didukung menjadi presiden sehingga beberapa blog berita abal-abal menyanjungnya bagaikan orang suci bahkan ada yang meyebut titisan tuhan….demikian tinggi…
Kita harus akui kehebatan Prabowo, yang bahkan sampai detik ini mampu membuat jutaan rakyat Indonesia masih meyakini kemenangannya meski dari berbagai teknik penghitungan sudah nyata kalah suara.  Kita harus akui kehebatan Prabowo yang demikian cepat menyebarkan virus kebencian dan ketidakpercayaan kepada orang yang berbeda pilihan dan juga symbol-simbol negara.  Kita harus akui kehebatan Prabowo yang sampai titik ini tak juga menyerah dan mengaku kalah….

Kita harus akui kehebatan itu, siapa tahu bisa menginspirasi….
.
.

MEREKA MERDEKA ALA MEREKA YANG KEMBALI DIJAJAH 5 TAHUN LAGI OLEH PKI SINTING... LAGI LAGI DAN LAGI

tuk kesekian kali rakyat harus memperingati
kemerdekaan negeri kepulauan tercinta ini
namun nyata tak ada yang pantas dikagumi
karena rakyat kecil masih hidup penuh ngerikatanya negeri ini menjunjung ke-Tuhanan
nyatanya tiada kebebasan tuk hidup beriman
umat minoritas beda keyakinan disingkarkan
diperlakukan dengan kejam penuh penistaankatanya negeri ini menjunjung kemanusiaan
nyatanya rakyat masih mengalami penindasan
penyelesaian persoalan dengan kekerasan
para penguasa masih sering bertindak arogankatanya negeri ini menjunjung persatuan
nyatanya rakyat hanya dapat semu kebersamaan
ada yang diistimewakan ada yang selalu diabaikan
pertikaian antar suku dan golongan dibiarkankatanya negeri ini menjunjung kedaulatan rakyat
nyatanya wakil rakyat berperilaku bak penjahat
menghabiskan uang rakyat untuk nikmat maksiat
mengumbar kelakuan bejat demi nafsu syahwatkatanya negeri ini menjunjung keadilan sosial
nyatanya rakyat dipermainkan kaum begundal
para penguasa yang mengejar kantong tebal
rakyat jelata mengalami hidup semakin kumalnegeri subur makmur ini telah porak poranda
dijarah oleh nafsu serakah petinggi durjana
tidak cukup rakyat hanya meratapi sengsara
mesti ganyang tuntas para penguasa angkarasesungguhnya kita memang belum merdeka

# ORDE PKI

JOKOWI PKI ?!?! OMG...... SUMPE LOEEE ?!

Pada 21 Agustus MK Akan Memutuskan Jokowi Adalah PKI

Immortal Unbeliever

18 Aug 2014 | 12:22

Mahkamah Konstitusi bukan Mahkamah Kalkulator apalagi Mahkamah Komedi. Tentu keputusan yang akan diambil dalam sidang PHPU (perselisihan hasil pemilihan umum) presiden pada 21 Agustus 2014 adalah keputusan yang mencerminkan dan menjunjung keadilan dan hukum.

Melihat bukti dan saksi dan ahli yang disodorkan oleh kubu Prabowo-Hatta selama sidang, maka dapat diprediksi bahwa tudingan akan adanya kecurangan yang terstruktur-sistematis-masif amat lemah pembuktiannya. Khalayak malah melihat komedi dari saksi-saksi yang hanya melaporkan kecurangan dari media massa, bukan dari sumber primer. Bahkan saksi 'mutiara hitam dari papua' Novela Nawipa hanya menambah kadar guyonan pada sidang perkara amat serius ini.

Walhasil, MK akan dapat secara mudah menyimpulkan bahwa tuduhan kubu Prabowo-Hatta akan gugur dalam pembuktiannya, dan Kemenangan kubu Jokowi-JK yang diumumkan KPU pada 22 Juli adalah sah secara hukum, dan Jokowi akan resmi menjadi 'PKI' -Presiden Ke7 Indonesia.
.
.

NASI APA YANG BIKIN PRABOWO MUNTAH?

MENGGUGAT PUTUSAN MK KE MAHKAMAH INTERNASIONAL YUUUK..!!!

Meski sudah 3 kali Republik Indonesia menggelar pemilihan Presiden secara langsung yang melibatkan partisipasi rakyat untuk memilih calon pemimpinnya, namun Pilpres kali ini memang terasa lain dibanding Pilpres 2004 dan 2009. Pilpres 2004 adalah Pilpres langsung pertama kali, kontestan pesertanya pun cukup banyak, ada 5 pasangan capres-cawapres yang berlaga – itu pun setelah sebelumnya KPU menggugurkan pasangan Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud Ibrahim karena alasan tak lolos tes kesehatan. Dengan peserta 5 kontestan, tak pelak lagi sulit ada calon yang akan meraih suara 50%, sehingga perlu ada putaran kedua untuk menentukan pemenang. Pada Pilpres 2009, ada 3 pasangan calon yang menjadi kontestan dan Pilpres berlangsung satu putaran, meski saat itu tak sepi dari “tuduhan” telah terjadi kecurangan yang masif akibat apa yang disebut “penggelembungan DPT”.

Pada Pilpres kali ini, sejak awal hanya ada 2 pasangan capres-cawapres yang mendaftar ke KPU. Adanya 2 calon ini membuat masyarakat Indonesia seolah terbelah menjadi 2 kubu. Polarisasi dukungan pada kedua pasangan capresterasa lebih heboh dan lebih melibatkan emosi masyarakat jika dibandingkan dengan Pilpres 2004 putaran kedua yang juga hanya menyisakan 2pasangan capres: Megawati Soekarnoputri–Hasyim Muzadi dan Susilo Bambang Yudhoyono–Muhammad Jusuf Kalla. Maraknya media sosial dan media warga, turut meramaikan fenomena dukung mendukung di ranah dunia maya. Sepuluh tahun yang lalu, saat Pilpres 2004, internet sudah masuk Indonesia, namun penggunanya masih terbatas. Media sosial pun belum marak saat itu.

Berbeda dengan Pilpres tahun ini, karena mengerucutnya polarisasi itu, sentimen dukung-mendukung di kalangan pengguna internet pun berdampak pada fenomena saling caci maki, hujat, bahkan pemutusan pertemanan di dunia maya. Jimly Asshiddiqy menilai hal ini wajar dan merupakan bagian dari proses belajar berdemokrasi bagi masyarakat kita. Bandingkan dengan Amerika Serikat yang sudah lebih dari dua ratus tahun merdeka, sudah lama disana partai politik hanya ada 2 dan setiap kali pilpres calonnya selalu hanya ada 2 pasang dan biasanya relatif sama kuat. Seorang pengamat sosial pun menilai, fenomena ‘unfriend’ di media sosial, tidak terjadi di negara yang sudah matang demokrasinya. Sementara bagi masyarakat Indonesia yang baru kali ini menghadapi pilpres dengan 2 pasang calon saja, umumnya mereka juga lebih suka “harmoni”, yaitu hanya mendengar, melihat dan membaca apa yang ingin didengarnya saja, maka relatif tidak siap menghadapi kondisi seperti ini, hingga akhirnya ada yang memilih memutus pertemanan ketimbang melihat postingan yang berbeda dengan yang diinginkannya. Mungkin, kalau ke depan setiap kalipilpres kita hanya memiliki 2 pasangan capres saja, masyarakat kita akan mulai terbiasa, sehingga menyikapinya pun akan biasa saja, tak sampai terjadi permusuhan.

Banyak pula yang meramalkan, Pilpres 2014 jumlah golput akan menurun drastis karena tingginya animo masyarakat untuk memilih. Kedua pasangan calon sama-sama punya magnet kuat untuk membuat warga negara yang biasanya cuek dan apatis, kini terdorong untuk ikut datang ke TPS dan menggunakan hak pilihnya.

Usai Pilpres dan proses perhitungan suara di KPU, ada kubu pasangan capres yang tidak puas dengan hasil KPU, karena menduga ada indikasi kecurangan. Kubu Prabowo–Hatta Radjasa menilai telah terjadi beberapa kecurangan yang menyebabkan pihaknya dirugikan. Kemudian Prabowo-Hatta membawa masalah ini ke Mahkamah Konstitusi. Sebenarnya,proses gugatan ke MK ini adalah hal yang wajar dan konstitusional. Dalam berbagai ajang Pilkada di seluruh Indonesia, sudah tak terhitung hasil Pilkada yang digugat ke MK. Sebagian dari tuntutan tersebut ada yang dikabulkan MK, ada yang direkomendasikan untuk dilakukan PSU (Pemungutan Suara Ulang) di beberapa daerah yang diduga terjadi kecurangan, dll. Pilkada Gubernur Jawa Timur pada 2008 lalu, bahkan sampai terjadi 3 putaran karena ada beberapa daerah yang harus diulang. Dalam proses di MK, ada yang putusannya tetap memenangkan pasangan calon yang ditetapkan menang oleh KPUD, namun ada pula yang pemenangnya kemudian berubah.

Namun entah karena skalanya yang bersifat nasional atau karena pembentukan opini publik oleh mediamainstream kebanyakan, gugatan hasil Pilpres ke MK oleh pasangan Prabowo-Hatta ini banyak yang beranggapan sebagai wujud “tidak legowo”. Padahal, sebenarnya pasangan capres tidak menerima hasil putusan KPU dan menggugat ke MK, itu sudah terjadi sejak Pilpres langsung pertama di tahun 2004. Waktu itu, pasangan Wiranto–Gus Sholah juga melayangkan gugatan hasil perhitungan suara pilpres ke MK yang didaftarkan pada Kamis 29 Juli 2004. Selain menggugat ke MK,Wiranto-Wahid juga mengajukanJudicial Review ke Mahkamah Agung, terkait keluarnya SK KPU No. 1151 Tahun 2004 tentang pengesahan kertas suara yang tercoblos ganda. Hal itu dilakukan kubu pasangan yang diusung partai Golkar dan PKB tersebut dengan alasan ada pelanggaran yang terjadi selama proses perhitungan suara yang menyebabkan pasangan Wiranto-Gus Sholah kehilangan suara yang signifikan sehingga gagal melaju ke putaran ke dua. Saat itu Wiranto menyatakan : "Saya menggugat bukan karena kalah atau tidak mau menerima hasil suara. Saya hanya mau meluruskan lewat jalur hukum," kata Wiranto di Jakarta, Kamis 5 Agustus 2004. Wiranto juga menyatakan langkahnya membawa ke proses persidangan itu adalah upaya untuk menyelesaikan berbagai problem.“Paling tidak, saya sudah berani masuk dalam proses hukum yang benar,"katanya. sebagaimana dikutip oleh Tempo.co

Pada Pilpres 2009, kedua pasangan lain (yaitu Megawati–Prabowo dan Jusuf Kalla–Wiranto) bahkan sama-sama tak menerima hasil KPU dan menggugatnya ke MK. Jadi sebenarnya upaya Prabowo–Hatta membawa hasil Pilpres ke MK adalah hal yang biasa dan itu adalah bagian dari pembelajaran demokrasi. Bukankah memang seharusnya pihak yang mengatakan telah terjadi kecurangan berani membawanya ke jalur hukum, ketimbang hanya berteriak curang namun tak mau berproses di depan hukum?

Ketua Bidang Hukum DPP Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Syaiful Bakhri mengatakan bahwa gugatan itu dinilaipositif untuk pembelajaran demokrasi di Indonesia agar kedepan demokrasi lebih matang dan dewasa. Dengan begitu, penyelenggara Pemilu akan belajar untuk bekerja secara lebih independen dan profesional. Mantan Komisioner KPU tahun 2009, I Gusti Putu Artha, dalam salah satu talk showdi televisi mengatakan : “dahulu kami ‘dipecat’ secara politik oleh DPR hanya karena adanya pemilih yang menggunakan KTP saja sebanyak 450 ribu”. Artinya : jika sekarang terjadi penambahan signifikan pemilih dalam DPKTb (Daftar Pemilih Khusus Tambahan) yang tak memiliki Form A5 dan hanya menggunakan KTP saja di luar KTP setempat, sampai mencapai 2,9 juta pemilih (4,5 kali lipat dari 450 ribu), cukup layak untuk dipersoalkan. Ini bukan semata-mata hitung-hitungan suara, namun sudahkah penyelenggara Pemilu dari pusat sampai daerah mematuhi regulasi yang dibuat sendiri?

Jika kita cermati iklan sosialisasi KPU yang ditayangkan media TV, dengan bintang iklan Melanie Putria, sama sekali tak disebutkan bahwa pemilih yang belum terdaftar dalam DPT boleh memilih hanya berbekal KTP saja, kecuali warga setempat yang memiliki KTP setempat, itupun harus menunggu jam 12 siang, satu jam sebelum TPS ditutup, agar tak terjadi pengerahan pemilih hanya dengan bermodal KTP saja. Pemilih dari luar kota bisa memilih di tempat domisilinya sekarang, dengan cara mendaftar ke KPUD setempat untuk dicatat menjadi Pemilih Tambahan, seperti yang digambarkan dilakukan oleh bintang iklannya. Adapun pemilih yang mobile, bisa memilih di tempat lain dengan menggunakan formulir A5, Surat Keterangan Pindah Memilih. Jadi cukup janggal juga jika beberapa KPUD kemudian mengeluarkan Surat Edaran yang bertentangan dengan aturan KPU, yang justru membolehkan siapa saja, dari mana saja bisa memilih di TPS mana saja cukup dengan menunjukkan KTP atau keterangan domisili lainnya.

Apalagi jika dikaitkan dengan kebijakan kelebihan surat suara di tiap TPS yang hanya diijinkan sebanyak 2% saja dari jumlah pemilih dalam DPT resmi. Misalnya di satu TPS jumlah DPT-nya ada 400 pemilih, maka kelebihan surat suara maksimal hanya 8 lembar saja, untuk mengganti apabila ada surat suara rusak atau pemilih dengan form A5. Namun faktanya, di beberapa TPS, jumlah pemilih dadakan yang dicatat dalam DPKTb jumlahnya bisa puluhan bahkan ratusan. Ambil contoh di TPS 23 Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jatim, sebagaimana diakui oleh Nanang Haromi (anggota KPUD Sidoarjo, Jatim) yang bersaksi di MK, ada 130 pengguna DPKTb. Padahal, di TPS tersebut jumlah DPT-nya ada 493 pemilih. Artinya maksimal surat suara cadangan hanya ada 10 lembar. Bagaimana mungkin pengguna DPKTb yang mencapai 26,3% itu bisa memilih? Anggota KPUD itu sendiri bahkan bingung menjawabnya.Apakah KPUD sengaja mendistribusikan surat suara berlebih pada TPS-TPS tertentu? Apakah jumlah itu sesuai dengan jumlah golput? Apakah golput di TPS tersebut mencapai jumlah 25%an sehingga surat suara tak terpakai bisa dialihkan pada pemilih DPKTb?

Masalah lain lagi, kebijakan untuk mengijinkan pemilih tak terdaftar dalam DPT untuk menggunakan hak pilih dengan menunjukkan KTP saja, ternyata bersifat tidak merata, atau tebang pilih.Itu sebabnya penumpukan jumlah pemilih pada DPKTb terjadi di TPS-TPS tertentu, sehingga seolah ada konsentrasi pemilih tambahan mendadak di TPS-TPS tersebut. Salah satu kasus dialami keponakan teman saya, mahasiswi Unair, Surabaya. Karena masih menjalani UAS, ia baru sempat datang ke KPUD Kota Surabaya untuk mendaftar sebagai Pemilih Tambahan pada H-8 sebelum pencoblosan. Namun niatnya untuk mendaftar sebagai pemilih ditolak KPUD Surabaya, dengan alasan kesempatan untuk itu sudah ditutup sejak H-10. Padahal, iklan layanan masyarakat dari KPU tentang himbauan mendaftar DPTb, masih ditayangkan di televisi sampai H-3. Sebagai solusinya, KPUD Surabaya menyarankan keponakan teman saya itu untuk menunjukkan surat undangan memilih dari daerah asalnya, sebagai bukti bahwa ia telah terdaftar di daerah asal. Akhirnya, keponakan teman saya menghubungi keluarganya di Jakarta, untuk mengirim form C-6 (undangan memilih). Dua hari kemudian, form C-6 diterima. Berbekal form C-6, ia diantar teman saya datang ke PPS di Kelurahan setempat. Maksudnya ingin memberitahu bahwa pada 9 Juli nanti akan ikut mencoblos di TPS terdekat. Namun, sekali lagi Petugas PPS Kelurahan menolak. Alasannya : mereka hanya menerima form A5 saja, sesuai aturan KPU. Tanpa A5, tak ada dispensasi lain. Padahal, tak mungkin bagi keponakan teman saya itu untuk pulang ke Jakarta mengurus form A5.

Namun nasib berbeda dialami kerabatnya di kecamatan lain di Surabaya. Meski sama-sama mahasiswa perantauan, kerabatnya itu boleh mencoblos di TPS terdekat, cukup hanya menunjukkan KTP saja. Alasannya: si calon pemilih “kenal” dengan Pak RT-nya. Nah, kebijakan tebang pilih seperti inilah yang semestinya diluruskan lewat jalur hukum, agar ke depan, Pemilu demi Pemilu, KPU sebagai penyelenggara Pemilu tidak terus menerus mengulang kesalahan yang sama. Bukankah Pilpres 2009 dulu juga kisruh soal issu “penggelembungan” DPT? Kali ini, DPT juga diabaikan, dengan tingginya pemilih dalam DPKTb. Jika memang cukup bermodal KTP saja bisa mencoblos, untuk apa susah payah menyusun DPT?

Itulah salah satu hikmah yang bisa dipetik dengan adanya gugatan hasil dan proses Pilpres ke Mahkamah Konstitusi. Demokrasi tanpa Pemilu itu mustahil. Tapi Pemilu yang tidak demokratis, juga hanya akan menghasilkan pemerintahan demokratis semu. Selama kurun waktu Orde Baru, kita disuguhi demokrasi abal-abal. Pemilu selalu saja curang, namun tak ada yang bisa menggugat karena saluran untuk menggugat juga tak ada. Salah satu buah Reformasi adalah adanya lembaga Mahkamah Konstitusi. Di banyak negara, gugatan melalui MK di negara tersebut juga suatu hal yang wajar. Jadi, semestinya semua pihak bisa menilai gugatan lewat MK adalah upaya penegakan demokrasi, pembelajaran bagi penyelenggara pemilu sekaligus mendewasakan masyarakat pemilih agar bisa lebih dewasa dan disiplin mengikuti aturan dalam menyalurkan hak suaranya.Sebab, bukan rahasia lagi bahwa masyarakat kita banyak yang ogah/malas mengurus KTP, SIM, tapi maunya hak-haknya dipenuhi, termasuk hak memilih.
.
.

JILBAB, PRIA BERJENGGOT, JILBOOBS DILARANG DI BALI MANADO PAPUA NTT DAN TEMPAT DUGEM

Isu Larangan Jilbab di Bali: Umat Hindu Junjung Tinggi Toleransi

BY FITRA FIRDAUS · AUGUST 18, 2014

Isu larangan jilbab di Bali belakangan menyeruak dan dianggap melebihi porsinya. Disampaikan oleh Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama, Ida Bagus Yudha Triguna, faktanya tidak demikian. Umat Hindu Bali tetap menunjung tinggi toleransi antar umat beragama.

Isu pelarangan jilbab ini awalnya muncul pada Ramadhan tahun ini. Ketika itu perusahaan-perusahaan BUMN merilis surat kepada karyawan agar mengenakan pakaian muslim. Dalam hal ini terjadi kesalahpahaman karena ada yang mengira semua karyawan akan mendapatkan perlakuan serupa. Padahal, mayoritas penduduk Bali bukanlah muslim.

Berawal dari hal ini, The Hindu Center of Indonesia menyampaikan keberatan kepada pihak terkait. Dari sinilah kemudian kepala BUMN di Bali meniadakan surat tersebut. Busana muslim tidak diwajibkan untuk semua karyawan.

Respons terhadap isu larangan jilbab di Bali ini cukup masif. Berbagai pihak menyuarakan pendapat yang beragam pula menyangkut isu toleransi umat beragama.

Disampaikan Dirjen Bimas Hindu Kemenag kepada detik, “Ini yang saya tekankan kepada kawan-kawan … Secara keseluruhan kawan Hindu di Bali tetap sangat toleran terhadap kawan-kawan lain untuk melaksanakan keyakinan dan agamanya.”


Ditegaskan pula oleh Ida Bagus Yudha Triguna bahwa pada dasarnya setiap warga berhak melaksanakan kegiatan ibadah dan mengekspresikan keyakinannya. Meskipun demikian, dalam melakukan hal tersebut seseorang hendaknya memperhatikan pula lingkungan di sekitarnya.

“Secara normatif setiap, warga negara diberikan hak untuk melaksanakan ibadah dan keyakinan tapi juga tentu kita harus melihat kondisi wilayah. Jadi kalau misalnya di sebuah masyarakat yang mayoritas pemeluk agama tertentu harus menghargai eksistensi yang bersangkutan.”


Foto: itookuciwawa.blogspot.com

Sumber berita: detik.com
.
.

PELANTIKAN PRESIDEN TEPAT 1000 HARI WAFATNYA REWANG

Rewang, Mantan Politbiro CC PKI, Tutup Usia

Muchus Budi R. - detikNews

Solo - Sabandi Rewang Parto, Mantan anggota Politbiro Comite Central Partai Komunis Indonesia (CC PKI), meninggal dunia di RS PKU Muhammadiyah, Solo. Mantan petinggi PKI tersebut meninggal setelah menjalani operasi kelenjar tiroid.

"Bapak mulai merasakan sakit sejak usai lebaran. Sekitar sebulan yang lalu beliau kami bawa ke rumah sakit dan diputuskan menjalani operasi kelenjar tiroid. Setelah operasi menunjukkan kondisi membaik, tetapi memang beberapa hari terakhir kondisinya terus memburuk," ujar Fajar Sukmawan, anak tunggal Rewang.

Fajar menerangkan ayahnya meninggal dunia Sabtu pukul 14.10 WIB di RS PKU Muhammadiyah Solo, hingga mencapai usia 83 tahun. Malam ini jenazah Rewang masih disemayamkan di rumah duka Kampung Ngaglik Wonowoso RT 05 RW 07, Mojosongo, Solo.

"Sesuai rencana, jenazah Bapak akan dimakamkan di TPU Daksinoloyo, Danyung, Baki, Sukoharjo, Minggu besok siang," lanjut Fajar.

Rewang adalah mantan salah satu petinggi di PKI, dengan jabatan terakhir anggota Politbiro CC PKI. Dia juga pernah dipercaya memimpin PKI untuk daerah Jawa Tengah. Setelah PKI dinyatakan terlarang dia bersama beberapa tokoh PKI berusaha menghindari penangkapan.

Rewang tertangkap pasukan TNI dalam pertempuran tahun 1968 di Blitar Selatan dalam operasi penyisiran sisa-sisa kekuatan PKI yang diberi sandi Operasi Trisula. Rewang tertangkap dan kemudian dibuang di pengasingan Pulau Buru.

Sekembalinya dari Pulau Buru, Rewang kemudian menetap di Solo. Karena sulitnya akses kerja bagi eks tapol di masa Orde Baru, dia lalu menghidupi diri dan keluarganya menjadi penabuh gamelan sebuah grup ketoprak yang selalu berpentas setiap malam di Taman Balekambang, Solo.

Setelah grup tersebut sudah tidak pentas rutin sejak beberapa tahun lalu, Rewang kemudian memutuskan untuk tinggal di rumah bersama Fajar, anak tunggal. Di Masa tua kemudian Rewang lebih banyak waktu untuk mengasuh dua anak Fajar yang juga merupakan cucu-cucunya.

"Untuk orang seusianya, Bapak cukup sehat. Tidak pernah mengeluh sakit, hingga akhirnya menderita gangguan kelenjar tiroid itu. Hobi memasak yang merupakan kegemaran beliau sejak muda, juga masih dilakukannya di masa-masa tua hingga menjelang wafat," ujar Fajar.
.
.

7 POLITBIRO DI KABINET RAKYAT PKI SINTING

TEMAN saya berkata kelompok pro Jokowi di Kompasiana ini adalah sekumpulan miltan intelek tapi emosional. Mereka akan men-counter tulisan yang mengkritik JKW dengan cara mereka yang boleh dibilang berbau emosional. Kemarin Yusril Ihza Mahendra yang juga seorang kompasianer yang lumayan aktif karena masih kedapatan menulis di Kompasiana, kena 'serang' Pro Jkw karena kebersediaan menjadi saksi ahli Tim Prabowo Hatta dalam Sidang MK Jumat kemarin. Kemarin lagi yang terbaru, Kompasianer senior Ira Oemar yang sempat mendapat predikat Kompasianer penulis opini terbaik 2013, kena 'semprot' salah seorang kompasianer Pro JKW.

Sudah jadi sifat demokrasi untuk saling memberikan tanggapan, komentar, counter tulisan orang lain, atau membahas kinerja atau cara pandang orang lain. Namun yang membuat saya lucu dan merasa prihatin adalah saat tulisan counter itu cenderung melemahkan pribadi penulis. Yang lebih memprihatinken lagi adalah tudingan-tudingan klasik seperti: upaya penulis menggiring opini. Padahal jelas-jelas opini, masak punya daya mahakuat untuk menggiring publik? Emangnye Kompasiana media mainstream? Yang satu artikelnya dibaca 100 ribuan per hari? Artikel Kompasiana yang dikilaukan admin paling banyak biasanya menyentuh angka 2 - 6 ribu. Jadi kurang ada dampaknya buat memengaruhi orang lain. Apalagi saya pikir pembaca Kompasiana itu ya kompasianer juga kebanyakan.

Hal yang unik menggelitik lainnya adalah meng-counter pendapat kompasianer di kolom komentar. Hal ini mungkin pernah kita lakukan. Bagaimana kita berkeberatan dengan komentar di kolom komentar, kemudian saking gemes dan kekinya kita jadikan itu sebagai bahan tulisan. Setelah tulisan dibuat, maka puaslah sudah, uneg-uneg kita pun tertuntaskan. Apalagi kalau kita Pro JKW, yang pada nyata-nyatanya punya fans yang setia menorehkan rating. Setiap hari di kolom aktual, artikel yang mejeng selalu artikel yang bertendensi melemahkan kubu Prabowo.

Tapi semuanya masih batas wajar karena bentuk-bantuk kalimat itu masih bisa diterima. Nyinyir, sentimen, menguak-nguak kekurangan sang pemberi opini, adalah bagian dari sifat demokrasi juga yang menurut saya kurang sehat. Lihatlah contohnya peristiwa sekian bulan lalu saat ada kepala sekolah yang artikelnya jadi HL dan mengkritik kebijakan JKW, secara 'brutal' pendukung JKW ini menyerang sang penulis hingga penulis itu menghapus artikelnya. Bahkan ada kompasianer yang buka 'borok' sang penulis, yakni ketika FB sang penulis ternyata pernah share artikel link porno. Dan pak guru itu pun dikata amoral. Mirip dengan Novela Nawipa kemarin, media partisan mengolok-ngoloknya, member kaskus membuat thread khusus mengatakan dia kader Gerindra yang pro Israel. bahkan ada akun FB dadakan yang memuat gambar TPS pencoblosan di tempat Novela. Segalanya sangat terlihat tendensius.

Di ranah Kompasiana ini, idelanya dan alangkah baik jika tulisan dibuat lebih santun dan no name atau no mention. Tapi jika pun dibuat serbatransparan, mbok ya  hormati juga orang lain. Kita kan sesama manusia juga, meski hanya berinteraksi lewat teks tanpa tatap muka, tapi masing-masing dari kita punya hati.

Cuma saya suka salut nih sama Pak Yusril atau Ibu Ira, mereka itu orangnya cuek. Kata orang Sunda mah sabodo teuing! Yeah, itulah yang juga saya lakukan kalau tulisan saya di-counter-counter. Tahulah kalau saya ini penulis ingusan, masih pula mereka-mereka itu sindir-sindir. Mending berkicau saja di kandang masing-masing. Dan saya yakin orang-orang yang cuek bebek ini jumlahnya banyak. Kumaha manehlah. Kalau dipikirin bisa mati kreatifitas menulis. Masak meluncurkan perbedaan cara pandang disangka mengibarkan bendera anarkis? Lucu amat. Mending ngopi sambil makan tahu!

JOKOWI : SAKSI PRABOWO TUKANG NGIBUL, SAKSI GUE TUKANG FITNAH

Tim Prabowo Ngarang

MINGGU, 17 AGUSTUS 2014 | 23:16 WIB

TEMPO.COJakarta--Kuasa hukum Joko Widodo-Jusuf Kalla, Henry Yosodiningrat, mengatakan permohonan kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa ke Mahkamah Konstitusi ihwal sengketa perselisihan hasil pemilu presiden dan wakil presiden 2014 sangat dipaksakan. Ia menambahkan, keterangan saksi dari kubu Prabowo banyak yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. 

Besok, Mahkamah kembali menggelar sidang sengketa pemilu presiden dengan agenda pemaparan bukti. Prabowo-Hatta mengajukan gugatan ke MK setelah Komisi Pemilihan Umum menyatakan Jokowi-Kalla menang dalam pemilihan preiden lalu. Kubu Prabowo meminta MK membatalkan keputusan KPU karena menuding banyak kecurangan. "Kami sudah memprediksi. Mereka memberikan keterangan dengan mengernyit dan mengarang cerita," ujar Henry saat Tempo hubungi, Ahad, 17 Agustus 2014.

Henry mencontohkan, saksi kubu Prabowo dari Jakarta menyatakan ada mobilisasi dalam Daftar Pemlih Khusus Tambahan (DPKTb). Henry kemudian bertanya kepada saksi ihwal datangnya massa itu ke Jakarta. Saksi tersebut, kata Henry, menjawab bahwa massa  sudah tinggal di Jakarta tetapi identitas kependudukannya dari daerah. "Jadi bukan mobilisasi," kata dia.

Menurut Hendry, gugatan kubu Prabowo yang diajukan ke Mahkamah sama sekali tak terbukti terstruktur, sistematis, dan masif. "Jadi, dalil mereka tak cukup untuk mengajukan pemungutan ulang," kata dia.

TRI SUSANTO SETIAWAN
.
.

PERINTAH PERTAMA JOKOWI SETELAH MENJABAT PRESIDEN 53.15% : "BIKININ JAMU PEGEL LINU, MBOK MEGAAA......"

Cerita Pagi

Perintah Pertama Soekarno Setelah Menjabat Presiden

SM Said

Senin,  18 Agustus 2014  −  05:00 WIB

Bung Karno. (Dok:Okezone)

JAKARTA - Kemarin bangsa Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaannya yang ke 69. Banyak perhelatan digelar di seantero negeri untuk memperingatinya. 

Bahkan warga negara Indonesia di luar negeri juga telah menggelar berbagai lomba maupun acara untuk memperingati HUT Republik Indonesia (RI) ini. 

Salah satu tokoh sentral dalam Proklamasi Kemerdekaan RI adalah Ir Soekarno. 
Cerita pagi kali ini akan mengulas sedikit mengenai sisi lain dari sang Proklamator Bung Karno yang juga Presiden pertama RI ini. 

Salah satunya adalah perintah yang dikeluarkan oleh Putra Sang Fajar ini begitu menjabat sebagai Presiden RI yang pertama.

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menetapkan Bung Karno secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia sehari setelah proklamasi Kemerdekaan RI yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945. 

Selain Soekarno juga ditetapkan sebagai Wakil Presiden RI Mohammad Hatta dalam rapat PPKI tersebut.

Menurut Prof Iwa Kusumah Sumantri dalam otobiografinya 'Sang Pejuang Dalam Gejolak Sejarah' yang diterbitkan Satya Historika tahun 2002. 

Penetapan secara aklamasi Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pada rapat PPKI, tersebut dilakukan usai Otto Iskandardinata mengusulkan agar Bung Karno menjadi presiden dan Bung Hatta menjadi wakilnya. 

Alasan Otto ketika itu, karena keduanya menjadi ketua dan wakil ketua PPKI. Selain itu baik Soekarno dan Hatta dekat dengan Pemerintah Jepang sehingga bisa diharapkan dapat menjadi perantara dengan pihak Dai Nippon.    

Sedangkan menurut Soekarno dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams, 'Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia' yang diterbitkan Yayasan Bung Karno tahun 2007.

Tidak ada debat sengit dalam sidang di Gedung Road van Indie di Jalan Pejambon itu. 
Sederhana saja, PPKI memilih dirinya sebagai presiden pertama RI. 

Hal ini tentunya berbeda sekali dengan hiruk pikuk Pilpres 2014 yang masih berkutat di persidangan Mahkamah Konstitusi yang penuh keriuhan serta protes.

Berdasarkan biografi tersebut disebutkan oleh salah satu anggota PPKI. "Nah kita sudah bernegara sejak kemarin. Dan sebuah negara memerlukan seorang Presiden. Bagaimana kalau kita memilih Soekarno?, " kata Oto Iskandardinata kala itu. 

Soekarno pun menjawab, "Baiklah."
Sesederhana itu. Maka jadilah Ir Soekarno sebagai Presiden pertama RI. Namanya negara yang baru seumur sehari, tidak ada mobil kepresidenan yang mengantar Soekarno. Maka Soekarno pun pulang berjalan kaki.

"Di jalanan aku bertemu dengan tukang sate yang berdagang di kaki lima. Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia memanggil pedagang yang bertelanjang dada dan tak memakai alas kaki itu dan mengeluarkan perintah pelaksanaannya yang pertama yaitu, Sate ayam 50 tusuk!," ujar Soekarno dalam biografinya itu. Itulah perintah pertama Presiden RI Soekarno. "Sate ayam 50 tusuk!"

Karena tidak ada bangku Soekarno kemudian berjongkok di pinggir got dekat tempat sampah. Sambil berjongkok, Presiden Republik Indonesia yang pertama itu menghabiskan sate ayam 50 tusuk dengan lahap. Itulah pesta perayaan pelantikannya sebagai Presiden RI.

Kemudian Soekarno pulang ke rumah, dia menyampaikan dirinya telah dipilih menjadi Presiden RI pada Fatmawati, istrinya. Fatmawati tidak melompat-lompat kegirangan. Fatmawatipun menceritakan wasiat ayahnya sebelum meninggal.

"Di malam sebelum bapak meninggal, hanya tinggal kami berdua yang belum tidur. Aku memijitnya untuk mengurangi rasa sakitnya, ketika tiba-tiba beliau berkata 'Aku melihat pertanda secara kebatinan bahwa tidak lama lagi...dalam waktu dekat...anakku akan tinggal di istana yang besar dan putih itu'. Jadi ini tidak mengagetkanku. Tiga bulan yang lalu, Bapak sudah meramalkannya," ujar Fatmawati tenang kepada Soekarno.

Begitulah sekelumit cerita Bung Karno yang mempunyai beragam kisah menarik mengenai kepemimpinan dan kesederhanaan dirinya. 
.
.

RIP INTERNET EXPLORER

Microsoft Berencana Ganti Nama (Buruk) Internet Explorer

Posted on Aug 18 2014 - 6:47am by suroso

« PREVIOUS

|

NEXT »

Microsoft Berencana Ganti Nama (Buruk) Internet Explorer

Advertisement

iBerita.com – Microsoft Berencana Ganti Nama (Buruk) Internet Explorer. Internet Explorer merupakan browser bawaan dari sistem operasi Windows buatan Microsoft. Tetapi, dalam perjalan karir Internet Explorer tidak berjalan dengan mulus dan beranjak turun popularitasnya walaupun sudah di perbaharui beberapa kali. Dalam rangka menghilangkan ‘image’ buruk yang melekat pada browser Internet Explorer, Microsoft berencana untuk mengganti nama browser andalannya tersebut.

Pembaruan yang terus menerus dilakukan Microsoft membuat Internet Explorer menginjak versi 11 sekarang. Kendati demikian, dengan mencapai versi 11 yang menawarkan sejumlah keunggulan dan pembaruan lain, cap buruk sudah terlanjur melekat di tubuh Internet Explorer. Hal tersebut membuat pengguna Internet Explorer semakin menurun dan tidak diminati pengguna internet.

Sebenarnya yang membuat ‘image’ buruk browser ini berasal dari versi lama Internet Explorer, yakni versi Internet Explorer 6 yang memang memiliki banyak kekurangan dan celah keamanan. Padahal, versi yang sekarang (11) telah memperbaiki kekuarangan tersebut dan menjanjikan browser yang handal dan cepat.

Dilansir dari softpedia, Sabtu (16/08/2014), Microsoft berharap dengan digantinya nama dan brand browser Internet Explorer akan mampu menarik lebih banyak pengguna dan menghapus persepsi negatif tentang browser tersebut.

“Sudah diusulkan secara internal; Aku ingat thread email yang sangat panjang di mana banyak orang bersemangat berdebat itu. Banyak ide-ide yang muncul di sekitar tentang bagaimana kita dapat memisahkan diri kita dari persepsi negatif yang tidak lagi mencerminkan produk kami hari ini,” kata salah seorang anggota tim pengembang Internet Explorer, dilansir dari sidomi, Sabtu (16/08/2014).

Perubahan nama Internet Explorer ini juga sebagai upaya Microsoft untuk membendung laju Mozilla Firefox dan Google Chrome. Karena keduanya merupakan kompetitor kelas berat dikalangan dunia browser. Kita nantikan nama baru dari Internet Explorer.