Sunday, July 17, 2011

The Last Emperor

Sang Penjaga Lilin Terakhir


Salam hangat buat my piggies yang hampir tiap hari, dari pagi-pagi buta hingga tengah malam keluyuran mencari mangsa. Aku rasa ini persembahan terakhir sebagai seorang Penjaga Lilin Dalam Wadah Baskom untuk kamu-kamu semua. Ya, ini persembahan terakhir dari akuSaya sebenarnya ingin jugaseperti kamu-kamu semua, ingin jadi piggy juga. Tapi aku merasa akan lebih nikmat menjadi piggy yang sesungguhnya di tengah Giri di tengah Wono sana, Alas Roban.

Saya akui, penggunaan kata piggy terdengar begitu kasar, sarkastik dan tidak sopan, namun saya rasa itulah kata-kata yang mendekatkan saya dengan Dayu, Galuh, Panji, Laras, Gede dan kawan-kawanpiggy yang lainnya. Tentunya ada pula beberapa kawan yang tidak suka aku menggunakan kata-kata itu untuk menyebut kawan yang ampun-ampunan jungkir balik, pontang panting, tunggang langgang,hilir mudik, putar-puter dari satu site ke site lainnya sementara aku cuma duduk manis di ruangan ber-AC di kios lantai 13 menikmati makanan-minuman yang disajikan oleh mbak Sri dari pantry Huahue. Ampun beribu-ribu ampun atas kata piggy yang aku gunakan.

Berat juga meninggalkan kubangan becek dan bau ini yang hingga tulisan ini aku buat baru dikubangi hanya sebatas mata kaki saja. Namun sepertinya memang sudah selayaknya aku pergi, sekaligus kembali ke habitat asli saya. Ya, Alas Roban, empat tahun duduk manis dengerin mister profesormembacakan novel tebel-tebel, kok malah nangkring di sini njagain lilin yang harus ditiup jika bergoyang-goyang? Mungkin demikian jalan hidup aku yang sudah digariskan-Nya, harus bertemu kalian. Pertemuan yang sepatutnya teramat sangat dirindukan sekali banget.

Kawan piggies, terima kasih banyak atas segala pengalaman dan pengetahuan yang kalian berikan. Atas segala canda tawa, putus asa, tangis hampa, rindu dendam, diam sunyi dan caci maki yang selama ini kita alami. Terima kasih untuk Hikam yang sudah memberi aku kesempatan untuk merasakan kubangan jorok ini. Terima kasih untuk Hen yang sudah memberikan arahan selama ini. Terima kasih untuk Zul dan Duma, walaupun kamu-kamu berdua tidak akan bakalan membaca tulisan ini (anti online division), atas pengetahuan dan pengalaman yang kalian berikan untuk menghilangkan kedunguansaya atas apa itu crossconnect, apa itu LSA, apa itu DDF, apa itu IDU, apa itu ODU, apa itu nge-loop, apa itu … apa itu … apa itu … apa itu … banyak banget, seabrek, segudang se-countainer. Terima kasih untuk Dar, atas pengetahuan dan pengalaman yang you berikan ke aku agar tahu bagaimanamonitoring itu berjalan. Juga untuk kawan-kawan teknisi, team leader dan engineer yang butuh satu halaman penuh untuk menuliskan nama-nama anda semua. Dan semua member of pantry division, terima kasih.

Juga ampun beribu-ribu ampun bila selama ini sikap dan perkataan aku kurang berkenan di hati kamusemua. 

Sengaja ataupun tidak, aku sadar itu membuat anda semua kesal terhadap saya. Sekali lagi akuminta maaf.

Baiklah, tak ingin lagi berpanjang lebar berbicara lewat kata ­ngalor-ngidulngulon-ngetan gak jelas.

Hatur thank you, kembali aku lantunkan buat kamu semua, my piggies.

(di tengah perjalanan pulang naik kereta terakhir menuju Alas Roban, habitat aslinya, menembus kabut pagi, menghancurkan dingin sepi, menuju hari baru sebagai Penjaga Lilin Terakhir)