Saturday, April 21, 2012

Dua Sosok Manusia yang Kosong Kepala Sedang Duduk di Bangku Taman



“Selamat pagi Pak Joko Wis Edan. Terima kasih sudah berkenan kami wawancarai di sela-sela waktu Bapak yang begitu padat dengan aneka acara minggu-minggu ini”
“Semangat pagi Bu Tina Tali Safie. Mohon dikoreksi, nama saya Joko Wisedan, bukan Joko Wis Edan. Senang bisa diwawancara oleh presenter terkenal dan cantik seperti Anda”
“Oh, maaf Pak. Di form yang saya terima tertulis demikian. Okey, kami koreksi. Oh ya, nama saya juga seharusnya Tina Talisapi”
“No problem. Silahkan lanjut saja”
“Di tempat yang baru ini Bapak kelihatannya makin betah dan penuh harapan dan terobosan-terobosan baru. Malah sekarang buka bisnis jualan baju ya Pak?”
“Ya begitulah, harus jeli melihat peluang pasar. Nothing to lose toh. Nanti saya kasih satu untuk mbak Tina”
“Makasih, Pak. Dan saat ini sedang ada pemilihan kepala yang baru dan Bapak kelihatannya maju mencalonkan diri. Tak takut kalah atau tak riskan dengan kepala yang lama yang juga ikut mencalonkan juga, Pak?”
“Kalau sudah panggilan mau dikata apa. Apapun akan saya lakukan demi panggilan hati nurani dan ibu pertiwi.”
“Bagaimana reaksi Bapak dengan tanggapan orang-orang asli sini. Bapak kan orang dari luar lingkungan sini. Kalau mau hitung-hitungan tampaknya ada peluang fifty-fifty, Pak”
“Kalau sudah panggilan, masa ditolak? Pun ada Pilpres, pilihan camat, pilihan lurah, pilhan RT, bahkan Pemilihan Blok, saya akan maju jika memang dikehendaki”
“Konon dulu Bapak punya keahlian yang cukup menonjol. Kenapa tak digeluti di sini dan dikembangkan?”
“Betul itu. Saya suka bergelut dalam bidang logging. Jual beli kayu legal katanya, padahal kayu illegal logging. Tapi itu masa lalu yang sudah saya kubur dalam-dalam. Ingin mengabdi ke yang lebih besar daan luas. Targetnya sih mau jadi Ketua Umum PBB”
“Wow, makin hebat sekali cita-cita Bapak ini. Dan karena waktu yang terbatas, kami akhiri wawancaranya, Pak”
“Tak masalah. Silahkan datang lagi ke sini kapan pun mbak Tina mau”
“Makasih. Dan tampaknya perawat khusus yang menjaga Bapak dari RSJ ini sudah datang tuh. Selamat pagi, Pak”
“Semangat pagi. SALAM MERDEKA!!!”
Demikianlah perbincangan di bangku taman, dua penghuni RSJ Cilendek di tengah mendungnya Sabtu pagi yang sunyi di kawasan Bogor Timur.

The Church Of Google : Sembilan Firman Google



Waktu terus berputar, dari awal mula semesta tercipta hingga kini, manusia menyandarkan keyakinan dan kepercayaannya pada apa yang diyakini dan dipercayainya.
Hingga detik ini, sebanyak populasi bumi, sebanyak itulah keyakinan dan kepercayaan manusia ditujukan pada apa yang dinamakan Tuhan. Bahkan seorang atheis pun di lubuk hatinya yang paling dalam, tanpa disadari, ia percaya akan kehadiran dan kekuasaanNya.
Dari sekian banyak agama, kepercayaan dan ajaran, kini dipercaya ada ajaran baru bernama Googlism. Ajaran ini membuktikan bahwa Google adalah Tuhan, sebagaimana kenyataan-kenyataan berikut ini yang terangkum dalam Sembilan Firman Google, merunut apa yang diungkapkan oleh orang yang percaya akan kebesaran Gooogle.
1st. Google adalah sesuatu yang paling mendekati pada Yang Maha Tahu.
2nd. Google ada dimana-mana dalam satu waktu.
3rd. Google menjawab doa-doa penyembahnya (yang melakukan googling).
4th. Google  tidak akan pernah mati.
5th. Google tidak terbatas dan terus tumbuh selamanya.
6th. Google mengingat segalanya.
7th. Google tidak melakukan kejahatan.
8th. Google dicari lebih banyak daripada seluruh nama-nama Tuhan digabungkan.
9th. Bukti keberadaan Google sangat banyak.
Entah gereja google itu benar atau cuma main-main dan hanya isapan jempol semata. Tapi nyatanya “Tuhan Google” malah sudah ditentukan bergender perempuan (Her). Mereka juga melakukan doa dengan cara menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Google.
Ini contohnya:
By Texas Schultz
Hail Google, full of hits.
Our searches are with thee.
Blessed art thou amongst search engines,
and blessed is the fruit of thy servers.
Holy Google, Mother of Searches.
Pray for us sinners,
now and at the hour of our disk crash.
Amen.
Adakah di antara kita yang tak menyentuh Google atau mesin pencari lainnya saat online dan mencari data yang kita inginkan?
Kalau di sebagian besar masyarakat dumay (dunia maya) menyebut Google sebagai Mother of Searches maka di lingkungan saya menyebutnya Mbah Gugel. Bagaimana dengan Anda, menyebut apa sebagai panggilan untuk Google?
Saya akan gantung Anas di Monas jika ada orang yang online tapi tak bertanya pada mesin pencari, misalnya Google.

MALCOM X, AWALNYA DITAWARI JADI TUKANG KAYU



Ketika orang bersenjata memberondong pembicara tamu di Audubon Ballroom di bulan Februari 1965, masyarakat kulit hitam bermandikan air mata. Ia pembebas yang lama dinanti. Ia menawarkan kebebasan jiwa, dan bebas dari rasa takut. Namun, bagi masyarakat kulit putih, ialah sosok mimpi buruk yang kejam. Orang itu adalah Malcom X.
Malcom X lahir di Omaha, 19 mei 1925. Ibunya, Louise little, seorang wanita bertubuh tinggi dan berkulit putih, berasal dari Grenada. Menurut Malcom, neneknya (ibu dari ibunya) pernah diperkosa oleh orang kulit putih. "Karena itu aku membenci setiap tetes darah putih dalam tubuhku," geram Malcom.
Sedang ayahnya, Earl Little, memiliki kulit yang hitam pekat. Ia bekerja sebagai buruh konstruksi dan pendeta gereja baptis paruh waktu dari Reynolds. Malcom Little, nama kecil Malcom, adalah satu--satunya dari delapan bersaudara yang berkulit tak gelap dan berambut merah. Dan begitu tumbuh dewasa, Malcom seperti ayahnya; tinggi, besar dan gagah.
Saat duduk di kelas tujuh, ia telah menjadi pemuda bertubuh tinggi, cerdas, dan gesit. Suatu hari, guru bahasa Inggris dan pembimbingnya, Ostrowsky, mengatakan pada Malcom bahwa ia harus memikirkan masa depannya. "Ya, saya sangat ingin jadi pengacara," jawab Malcom. Seingat dia, tak seorang pun di Lansing yang menjadi pengacara. Tapi, guru kulit putih yang baik hati itu, menasehati, "Kamu harus realistis dalam cita--citamu. Semua orang menggagumi hasil prakaryamu. MENGAPA TAK MENJADI TUKANG KAYU SAJA?"
Malcom tak berhasil meneruskan ke SMA. Kemudian ia pindah dan tinggal bersama kakak tirinya di daerah Roxybury, Boston. Disana Malcom segera berbaur dengan kehidupan malam, di bar, tempat bilyar, dan tempat dansa.
Dikalangan anak--anak nakal, Malcom dikenal sebagai Red, karena ia berasal dari Michigan, Detroit Red. Masa remajanya dihabiskan dalam dunia hitam, puncaknya ia dijatuhi hukuman penjara selama 77 bulan.
Saat masuk bui, usianya belum genap 21 tahun. Di penjara Dickensian, Charlestown, Malcom menggenakan seragam penjara yang bernomor 22843. Sikap kerasnya akan agama mendorong sebagian rekan satu bloknya menamakannya setan. Ia banyak mondar--mandir di dalam sel tak ubahnya seperti harimau yang dikurung. Tahanan pertama yang menarik perhatian Malcom adalah John Elton Bembry, yang kemudian mendorong Malcom untuk mengasah otaknya. Ia mulai membaca buku--buku di perpustakaan.
Ia pun mulai mengikuti kursus korespondesi dalam bahasa Inggris. "Sekeluarnya dari penjar, aku akan menjadi negro jahat yang pandai," janjinya pada Bembry. Salah satu buku favoritnya, "Aesop's Fables". Di dalam selnya, hanya diterangi cahaya lampu koridor, ia membaca buku--buku sejarah dunia karya HG Wrlls dan Will Durant. Herodotus dan Socrates pun tak lupa dijamah. Ia bertutur, "Aku tak tahu apa yang kulakukan, tetapi secara naluri, aku menyukai buku--buku pengetahuan.
Pada 1948, karena usaha Ella (kakaknya), Malcom dipindahkan ke penjara Colony di Norflok, Massachuset, agar saudara-saudarnya bisa menjengguknya. Di sini, ia meluangkan waktunya membaca setiap buku tentang agama; Budha, Hindu, Islam, dan Kristen. 
Di penjara inilah, Malcom mantap hatinya untuk memeluk agama Islam. pelajaran pertama yang dicamkanlah ialah: bila kita mendekati Allah satu langkah, Allah akan mendekati dua langkah. Dia berkorespondensi dengan Elijah Muhammad, surat-suratnya selalu dijawab.
Masa hukuman Malcom selesai Agustus 1952. September 1952, Malcom pergi ke Chicago untuk mengikuti pengajian yang dipimpin sendiri oleh Elijah Muhammad. 1953, Malcom resmi diterima sebagai anggota, namanya oleh Elijah dirubah menjadi Malcom X. "Simbol X berarti benar-benar berasal dari Afrika. Karena perbudakan, tak seorang budak kulit hitam tahu nama aslinya. Nama Little adalah simbol setan yang bermata biru dan berkulit putih," jelas Ejijah muhammad. "Kau akan punya nama nanti, kalau Allah menghendaki," lanjut Elijah.
Pada 1954, Malcom menemukan cara untuk menarik mereka yang beragama Kristen untuk masuk ke Nation Islam. Yaitu berkhotbah persis di pintu keluar gereja di Harlem pada saat jemaat gereja bubaran. Dibawah penyebarannya, muslim kulit hitam bertambah pesat. Dari 400 orang dan satu masjid, 1960, umatnya bertambah menjadi 10.000 orang dengan sekitar 40 tempat ibadah dan misionaris.
"Ia membuatku terpukau. Mendengarkan ceramahnya, aku menyadari betapa kosongnya aku. Ia mengisinya dengan pengetahuan. Dari sana muncullah kesadaran diri setra harga diri," kata murid Malcom. Malcom baru menikah tahun 1956, dengan Betty Sanders, wanita berkulit coklat yang suatu ketika ikut ceramahnya, walaupun ia belum menjadi muslim. "Aku terkesan dengan intensitasnya," kata betty.
Perpecahanya dengan Elijah Muhammad--banyaknya perbedaan pendapat, politis, dan pribadi, membuatnya mendapat banyak pengagum, walau sedikit pengikut. "Aku bermaksud untuk memobilisasi kekuatan politik kaum hitam tak hanya di New York, tapi di seluruh negara ini," ucapnya pada wartawan.
21 februari 1965, siang hari sebuah ruangan dengan empat ratus kursi disiapkan untuk tempatnya berkhotbah. Malcom muncul di panggung dengan senyum lebar diiringi tepukan bergemuruh. Ia menunggu tepukan reda, dan berucap"Assalamualaikum, brother and sister." pengunjungpun menjawab, "Waalaikum salam."
Pada saat itulah, dari deret tempat duduk kedelapan,seorang pria melompat berdiri dan berteriak "Lepaskan tanganmu dari kantongmu." Ketika semua pengunjung menenggok dan petugas keamanan mendekat kearah pria itu, Malcom menggangkat kedua tangannya dan berseru "Tenang, tenanglah saudaraku."
Tepat pada saat bersamaan, seorang pria beranjak kearahnya dengan sebuah senapan dan menembak Malcom yang masih menggangkat kedua tangannya, menenagkan pengunjung. HASI TEMBAKAN ITU MENEMBUS DADANYA DAN MENINGGALKAN TUJUH LUBANG TEPAT PADA JANTUNG.
Malcom jatuh tersungkur ke belalakang. Dengan darah berhamburan di wajah dan kemejanya, ia menabrak dua kursi di bagian depan. Kepalanya membentur dengan keras dan senapan double barel tadi menembaknya lagi. Dua pria di dekat panggung ikut menembaknya lagi dengan pistol sembilan milimeter dan berkaliber empat lima otomatis. (disarikan dari Bonus Matra 1993).