Friday, August 1, 2014

WE HAVE A NEW PRESIDENT MADE BY THE FOURTH ESTATE AND INTENET AND MAFIA AND DIRTY HANDS

Kemunculan situs-situs berita palsuyang terungkap tiga hari belakangan bagi saya hanya merupakan “mata rantai lain” dari bentuk aksi manipulasi opini publik. Karena media yang pembacanya banyak merupakan corong penggiringan opini yang paling efektif sejauh ini, serta keluwesan media sosial menghubungkan akses publik dengan tautan (link), ini ibarat membelokkan arus sungai saja ke arah yang diinginkan.

Mata rantai lain yang termasuk penggiringan opini publik lewat media sudah kita cecap lewat kabar “tentara siber” (cyber army) yang membenturkan kepentingan dua kubu politik, menunjuk hidung orang-per-orang maupun partai tertentu, beberapa minggu jelang Pemilihan Legislatif (9/4).

Kompasiana.com juga termasuk situs yang dipalsukan, sebenarnya cukup berlasan. Blog media warga terbesar di Indonesia ini memuat berita dan opini alternatif yang terkadang bisa menyalip validitas data media arus utama yang, belakangan ini di mata saya mulai kurang kreatif, dan lebih sering beropini dan memuat berita “kata pengamat”. Berturut-turut alternatifnya mencakup Twitter (via Chirpstory),KaskusBlogdetik, sampai Facebookyang agak “jadul” dijadikan corong penyebaran isu, opini, hingga fitnah.

Situs-situs dan media alternatif ini berkembang dijadikan kolam “kreatif” bagi mereka yang tahu cara memanfaatkannya, di samping yakin bahwa publik menengah ke atas mulai skeptis dengan independensi media arus utama. Dan memang, pada hari-hari ini mudah sekali menjadinewsmaker hanya mengandalkan ponsel pintar. Jika kita berusaha melihat polanya, tidak sulit untuk mengira bahwa ini sudah terjadi liar dan agak muskil jika disangkakan kepada satu pihak saja.

Kasus Bocornya surat rekomendasi DKPBerita Palsu Polling GallupObor Rakyat, tagar #TVOneMemangBeda, sampai artikel “Endorsing Jokowi” yang memaksa Jakarta Post mengambil risiko politik redaksionalnya. Semua isu yang berkaitan dengan pilpres belakangan ini mengalahkan berita apapun di media. Publik kemudian bertanya-tanya: mana yang benar, mana yang salah? Siapa pelaku, siapa korban?

Posisi media (dengan mengenyampingkan sejenak media sosial) di mata publik kini berada di pojok dan bukannya di tengah-tengah. Media juga kadang diposisikan bermain di ranah bawah permukaan ketimbang menunjukkan jatidiri asli mereka. Kasus TV One dan Metro TV jadi contoh paling mudah mengapa publik harus menghakimi media di posisi yang serbasalah.

Kalau Metro TV kesannya lebih elegan menjawab tudingan, TV One tak kuasa menahan penghakiman publik bahwa mereka selalu berbeda dan nyata disetir kepentingan politik pemiliknya. Dan ketika televisi (saja) belum tertolong dari tekanan ini-itu, apatah lagi situs-situs daring yang metode rekayasanya bisa beragam.

Apa-yang-disebut “kebobrokan penyelenggaraan penyiaran berita” sudah dibongkar di banyak dinding media sosial. Tuduhan paling serius mungkin bisa dibaca dari rangkaian twit @Kurawa (3/7/2014) yang di-chirpstory-kan oleh @dzahra27, menyebut bahwa ruang redaksi TV One selama pilpres sudah dikuasai oleh tim sukses kubu Prabowo-Hatta, lebih tidak berdaya ketimbang redaksi Metro TV yang masih melibatkan redaksi independen.

Agaknya tuduhan @Kurawa tersebut masuk akal, karena di mata publik lebih mudah mengenali barisan “orang cerdas” di belakang Metro TV seperti Putra Nababan, Suryopratomo, dan Najwa Shihab yang secara adil bisa dikatakan jurnalis berintegritas. TV One tidak punya banyak nama-nama seperti itu, kecuali sang pemimin redaksi Karni Ilyas yang sampai tulisan ini ditayangkan masih dalam status ‘cuti selama pilpres’ --keputusan yang mudah ditebak sebagai jalan mengamankan integritas pribadi jurnalistik. Di luar itu, mungkin juga pengungkapan ini sebagiannya bermuatan politis.

Meninggalkan televisi

Ribuan pelesetan dan cibiran lewat tagar #TVOneMemangBeda jadi pukulan telak bagi tim redaksi sekaligus redaksi televisi bernaung Grup Viva. Dari tuduhan proses produksi berita, hingga pelesetan dialog yang menyeretanchor dan kantor mereka ke isu berpotensi rusuh seperti Partai Komunis Indonesia adalah alarm bahwa media televisi tidak sekuat zaman awal reformasi.

Walaupun dalam prosesnya ini hanya jadi bumerang bisnis yang menyungging senyum geli rival mereka Metro TV, lebih luas lagi pretensi seperti ini sejatinya merupakan alarm bagi semua proses pemberitaan publik yang kita konsumsi sehari-hari. Secara sadar atau tidak, cara media televisi mengemas berita berkepentingan memang semakin cerdik --kalau tidak boleh dikatakan licik, memanfaatkan opini pengamat, insiden-insiden yang dibesar-besarkan, poling sesat, dan sebagainya.

Sadar atau tidak, kita diajak menyaksikan bahwa media televisi kita, dengan tendensi keberpihakan politik, menggali kuburan mereka sendiri. Hanya saja ada yang pakai cara cepat, ada yang perlahan-lahan. Ada yang pakai cara cerdik, ada yang gamblang dan nampak begitu naif. Kelak jika semua ketidakadilan media ini berlanjut, kita bisa ambil keputusan untuk meninggalkan jenis medium yang dianggap sudah melenceng dari tujuan awal kebebasannya pasca-reformasi. Dalam hal ini, televisi mungkin lebih dulu karena karakter dinamikanya memang lebih cepat dan persaingan bisnisnya lebih mematikan.

Profesor Eric Barendt dari University College, London pada 2002 pernah menyinggung soal dilema yang dihadapi televisi di tengah-tengah peperangan berita politik. Dalam artikelnya di jurnal The Political Quarterly ia menulis,

“(Berbeda dengan koran).., Televisi dan radio diwajibkan tunduk pada hukum ketika mereka mencoba-coba memelintir berita untuk kepentingan pihak tertentu. Mereka tidak bisa menggunakan editorial untuk meyakinkan publik bahwa pendapat redaksi mereka berada di ruang berbeda dengan isi berita (yang tendensius).”


Untuk memahami ini, kiranya apa yang menimpa The Jakarta Post setelah editorial “Endorsing Jokowi” terbit bisa dijadikan contoh. Banyak pihak yang kecewa, dengan mengira bahwa independensi koran berbahasa Inggris itu sama halnya dengan Metro TV dan TV One yang terang-terangan menyokong kubu politik tertentu. Termasuk Prabowo sendiri, yang rupanya tidak paham bahwa suara editorial koran begitu terlindungi sementara di televisi semua berita kelihatannya sama.

Keputusan The Jakarta Postmenyokong Jokowi lewat editorial mereka bisa dipelajari sebagai bagian dari kebebasan jurnalistik, dan kecerdasan penyajian opini. Akan tetapi ketika televisi (katakanlah, Metro TV) berniat melakukan hal yang sama, ruangnya sempit sekali. Di samping itu, televisi harus tunduk di bawah Undang-Undang Penyiaran Publik yang membenturkan mereka dengan batasan penyelarasan isi program dengan frekuensi publik. Sayangnya, publik lanjur menghakimi bahwa ketika televisi sudah busuk, kemungkinan hal sama terjadi di koran. Ini masih bisa diperdebatkan lagi.

Pisau tumpul

Dalam pengamatan saya, keteledoran penyajian berita media utama bisa mengecer ekses dalam jangka panjang. Ketika pengguna media sosial meningkat dan sejajar dengan pertumbuhan kelas tengah dan kalangan terdidik, tidak banyak ruang bagi media sekelas televisi dan koran untuk berbuat curang kemudian berharap publik akan tergiring begitu mudahnya. TwitterFacebook,InstagramChirpstory, dan tradisi-tradisi media baru telah menarik garis lurus bahwa di mata publik, ada hal-hal yang benar-benar serius dan ada yang bisa dianggap berita komedi belaka.

Situs-situs berita palsu pada akhirnya akan bernasib sama dengan televisi, menjadi bahan cibiran dan ditertawakan. Publik juga semakin sulit dibodohi hanya dengan pelintiran berita pengamat atau dialog pakar yang jelas diarahkan sebagai endorsement untuk kubu politik tertentu. Psikologi politik telah menyentuh pemahaman publik bahwa di mata mereka, media tidak lebihnya pisau yang “tumpul ke bawah”.

Jika meja redaksi atau tim produksi tidak peka memprediksi ini, dalam waktu tidak relatif lama segala macam cara penggiringan/penyesatan opini publik (untuk kepentingan apapun) hanya akan “tajam ke atas”. Sudah  banyak contoh dialami TV One, MNC Group, sampai Inilahdotcom. Cara-cara politik yang mereka pakai hanya jadi senjata konyol bagi kejatuhan saham-saham mereka sendiri.

Jean Seaton dari University of Westminster telah memprediksi bahwa di masa depan, publik semakin menganggap berita-berita media adalah hiburan semata (2002, The Political Quarterly), meninggalkan keberhasilan media menjadi alat propaganda di tahun-tahun 1970-an hingga 1980-an.Bahwa ke depannya, media akan lebih banyak bergelut melawan kecerdasan manusia, tekanan pasar, dan skeptisme publik yang seharusnya jadi karakter jurnalisme mereka.

Hingga pada akhirnya, agaknya juga naif jika terlalu mengharapkan kalangan jurnalis menjadi para penjaga pilar demokrasi.

-----------------------------
.
.

HUMOR putra altar korban sodomi penista agama orang lain SANGAT LUCU SEKALI PAKE BANGET KUADRAAT !!!!

Broadcast Lebaran

Mas Rasta

28 Jul 2014 | 01:55

Sudah menjadi tradisi dan kebiasaan kalau setelah berpuasa dan datang hari raya lebaran semua saling mengucapkan. bermaaf-maafan memohon ampun atas kekhilafan. dulu ucapan seperti itu menggunakan kartu lebaran yang memang khusus di cetak /di buat untuk di kirimkan kepada sanak saudara, teman serta handai taulan. lewat jasa pos kartu itu di kirim. seiring berjalannya waktu tradisi mengirimkan ucapan selamat lebaran tersebut tergantikan oleh Short Massage Service(sms) melalui jasa operator telekomunikasi.

Sejak mulai bermunculan smartphonekebiasaan tersebut akhirnya mulai tergeser juga dengan yang namanyabroadcast massanger. ucapan selamat yang di tulis pun beragam karena kecanggihan fitur. kata-kata puitis pun terangkai dengan sangat indah. pada mulanya dulu sewaktu masih sedikit yang menggunakan gadget semacam itu, menjadi hal yang bikin kita terkagum. namun dari waktu ke waktu kini setelah rata-rata orang menggunakan telephone pintar itu, setiap kali lebaran datang ucapan selamat lebaran dan mohon maaf masih terus di lakukan. uniknya , kata-kata indah nan puitis lima tahun yang lalu pun muncul lagi. kadang bikin kita geli sekaligus kesel gimana gitu. soalnya tidak pernah berubah . masih tetap kata itu yang di pakai tiap tahun. seperti contoh :

"Air tak selalu jernih... dst dst

"ketika tangan tak sanggup berjabat...dst dst

serta masih banyak lagi lainnya.

Dan cilakanya dalam hari ini saja saya sudah menerima Broadcast itu hampir sekarung. hadeeeehhh *sambil nepok jidat.  ternyata nggak kreatif banget ya... udah tahunan masih saja itu itu saja kata-katanya. hahaha

lebih lagi hal ini ternyata bukan cuma saya yang mengalami. sebab hampir semua teman saya seperti halnya saya. sehingga muncul anekdot -hasil perolehan sementara BROADCAST Idul Fitri 2014 "air tak selalu jernih (72%) dan "ketika tangan tak sanggup berjabat..(28%) menurut versi lembaga survey yang kredibel hehehe
.
.

WHY MEGA LIKE WIKILEAKS ?!

Wikileaks.Wikileaks. Throw your face with mud.
Why did you silence. You have despised.
Wikileaks. The Neo-colonialism of Neo-capitalism.
Posterity global loan sharks.Do we still without power?

Wikileaks. They come from the planet?
The fugitive, shame-faced asylum seekers.
Why Mr. Wikileaks, dared to insult us?
Because we are weak and silent.

What we're still without power?

Diplomacy. Frozen in political discourse.
The politics of who? Political Space Wikileaks?
You sure, Wikileaks is always right?
No politicking behind the desk?

What we're still without power?

Mr. Abbot did not answer the question Mr. SBY.
SBY is Indonesia. That means us.
What we want to be in a Bilateral?
If shame is in throw to your face.

What we're still without power?

Me, you and me again.
Is Indonesia. They said one.
Where is the unity we are?.
Stop the insult to Indonesia.

Do you dare to tell the truth?
What we're still silent with no power?

ISLAM KTP, PKI SINTING, PKS HATERS, PUTRA ALTAR KORBAN SODOMI BANGKIT DARI COMBERAN

Sudah beberapa hari ini saya melaporkan sebuah FP (Fans page) Facebook yang berisi penistaan terhadap Jokowi, Ahok, PDIP dan Agama Kristen. Bersama beberapa teman FB dan Kompasianer mencoba melaporkan FP ini ke pihak Facebook. Tapi belum berhasil dan FP ini tetap eksis saja.

Saya heran dengan kelakuan orang yang membuat FP seperti itu. Mungkin jiwanya sedang sakit karena jagoannya kalah atau memang punya kepuasan bathin sendiri bisa menghina Jokowi dan agama Nasrani. Saya sangat jengah dengan adanya FP ini dan berharap FP ini diberangus dari Facebook.

Mungkin teman-teman di sini bisa membantu untuk beramai-ramai melaporkan FP ini sehingga pihak Facebook bisa menghapusnya. Sungguh tidak layak kita menghina seseorang dan menghina agama tertentu. Seperti konten dalam FP itu.

Kenapa saya curiga bahwa pemilik FP itu seorang yang mengagungkan PKS? Ya kecurigaan saya terkait salah satu postingannya yang memuji seorang kader PKS yang menjabat menjadi gubernur di Sumatera Utara yang katanya sedang beritikaf di Mesjid pada bulan Ramadhan lalu tanpa diliput media dan bukan untuk pencitraan.

Dengan konten foto itu saya menduga pemilik akun yang mengelola FP itu adalah pemuja PKS dan seperti yang kita ketahui bersama bahwa para pemuja PKS ini sangat anti Jokowi - Ahok dan benci sekali dengan Jokowi, PDIP dan ibu Megawati. Apalagi Jokowi  bisa mengalahkan Prabowo di pilpres kemarin yang kemenangannya sudah ditetapkan KPU. Maka kebencian mereka semakin membuncah.

Bagi teman-teman yang ingin membantu silakan laporkan halaman ini ke pihak Facebook agar halaman itu segera dibredel dan diberangus dari Facebook. Untuk apa saling mengejek agama dan keyakinan orang lain yang berbeda karena akan menimbulkan kebencian dan permusuhan saja.

HARNI DAENG INTANG DAN HADIKA RAPPOKALLING tewas gara-gara ingin sekadar melihat kumis JK di acara OPEN HOUSE PAMER SEDEKAH

HARNI DAENG INTANG DAN HADIKA RAPPOKALLING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jumlah korban meninggal akibat antrean sedekah di kediaman Wakil Presiden Indonesia terpilih, Jusuf Kalla, di Makassar, bertambah. Harni Dg. Intang, 48 tahun, mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Stella Maris, Jl. Penghibur, Jumat, 1 Agustus 2014, pukul 03.00 Wita. Warga Jl. Dangko RT IV, Kompleks Kusta, Kelurahan Balang Baru, Kecamatan Tamalate, itu merupakan korban meninggal kedua.

Sebelumnya, Hadika, 11 tahun, warga Rappokalling, Tallo, tewas setelah berdesakan dan terinjak massa yang terdiri atas ribuan orang. Mereka berebut sedekah berupa satu dus kue dan uang tunai Rp 50 ribu pada Selasa, 29 Juli 2014. Hadika sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak dapat diselamatkan. (Baca juga : Satu Orang Tewas Saat Antre Sedekah di Rumah JK

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto berbelasungkawa atas bertambahnya jumlah korban. “Kami mengucapkan turut berbelasungkawa atas musibah ini. Pelajaran yang kita bisa ambil di sini adalah ketertiban. Inilah jadinya kalau kita tidak tertib, sehingga berdesak-desakan dan berujung maut," ujar Danny Pomanto, sapaan akrabnya, saat menyampaikan keprihatinannya setelah melayat ke kediaman korban. (Baca juga : Keluarga JK Beri Santunan Korban Tewas)

Menurut adik korban, Ratna, Harni mengalami kritis selama tiga hari akibat kegagalan pernapasan lantaran terinjak-injak saat antrean sedekah berlangsung. "Ia memang ikut dalam antrean bersama ribuan warga lainnya di rumah Pak JK. "Ia memang hidup sebatang kara sejak empat tahun lalu. Suaminya sudah meninggal dunia," ujar Ratna terisak.

Jusuf Kalla mengadakan gelar griya di rumahnya di Jalan Haji Bau, Makassar, pada H+2 Lebaran. Antusiasme penduduk sekitar sangat besar. Banyak orang pingsan akibat berdesakan dalam acara tersebut.

WIKILEAKS : MEGA KOK CUEK BEBEK BOGEL DIBELAIN SAMA SBY? MASIH MARAHAN YAH?! YA UDAH, GAK USAH DIBELAIN AJAAA.......

Momen ini tak disia-siakan SBY, berkat adanya berita yang konon kabarnya fitnah kepada SBY dan Mega yang katanya menerima suap atas kasus percetakan uang RI di Australia. Dengan kasus ini pak SBY dengan gagah berani ikut membela ibu Megawati.

Dengan pembelaan ini diharapkan terjadi rekonsiliasi antara SBY dan Megawati untuk kasus-kasus dimasa lalu. Dendam kesumat ibu mega kepada SBY mungkin sedikit luntur ketika SBY ikut membela ibu megawati melalui konpersi pers atas bantahan berita wikileaks itu.

Ini sangat bagus buat SBY yang bakal lengser beberapa bulan lagi. Dengan rekonsiliasi ini maka hubungan PDIP dan demokrat bisa semakin baik. Sehingga dalam pemerintahan Jokowi-JK nantinya SBY dan gerbong demokratnya akan lebih bisa merapat ke Pemerintah yang berkuasa.

Namun bisa saja momen ini tak berpengaruh atas kasus Mega - SBY dimasa lalu. Karena memang Mega dan SBY mungkin saja tidak terlibat dengan kasus itu. Kemungkinan fitnah itu hanya untuk mencari sensasi saat pilpres sekarang yang akan seru sampai ke MK. Dan SBY yakin bahwa Jokowi-JK lah pemenangnya, sehingga beliau langsung bereaksi dengan juga turut membela Megawati.

Sebagaimana kita ketahui bahwa wikileak ini sering menghebohkan dunia dengan berita-beritanya yang bombastis. namun setelah itu tak ada apa-apanya. Berita wikileaks belum ada yang dibuktikan oleh pemimpin-pemimpin dunia mungkin karena takut benar-benar ketahuan atau memang hanya fitnah semata.

Jaman internet sekarang memang gampang jika mau membuat berita heboh. Siapa saja bisa membuat heboh dengan berita palsu dan hioax. Asal kuat bias bersembunyi atau memang punya fakta sehingga tak takut ditangkap aparat.

Apalagi kalau pembuat berita berapiliasi dengan partai tertentuatau organisasi tertentu yang sangat berpengaruh dan kuat, maka mustahil si pembuat berita itu bisa ditangkap. paling hanya diklarifikasi bahwa beritanya hoax gitu aja.

Jadi apakah mega bisa sedikit bersimpati dengan upaya pak SBY yang juga membelanya dalam kasus wikileaks ini? Kita lihat saja nanti....

53.150 ekor yang ikut arus balik mudik saudaranya yang tinggal di ibukota berasal dari SOLO

Puncak arus balik pemudik ke Jakarta diprediksi terjadi pada H+4 hingga H+7 Lebaran. Perkiraan itu disampaikan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Purba Hutapea berdasarkan masa libur Lebaran pegawai negeri sipil (PNS) maupun karyawan swasta yang sudah selesai.

"Puncak arus mudik itu kan terjadi pada H-3 hingga H-1, sedangkan arus balik diprediksi akan terjadi pada H+4 hingga H+7," kata Purba saat dihubungi, Jakarta, Jumat (1/8/2014).

Menurut Purba, pihaknya terus melakukan monitoring arus mudik dan arus balik Lebaran. Tidak hanya memantau kepergian dan kedatangan para pemudik, ia juga memantau jumlah pendatang baru yang akan datang ke Ibu Kota. Pemantauan arus balik pemudik asal Jakarta itu dilakukan melalui Posko Nasional Kementerian Perhubungan.

"Sebelum adanya arus mudik dan arus balik, kami telah melakukan Apel Siaga Pengendalian Arus Mudik dan Arus Balik Idul Fitri 1435 H pada 21 Juli lalu. Apel dilakukan untuk mengkoordinasikan dan menyinergikan kegiatan masing-masing instansi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk mendukung kelancaran, ketentraman dan ketertiban umum di Jakarta," ujarnya.

Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional (Dalops) Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Syafrin Liputo mengatakan, arus balik sudah mulai terlihat sejak Selasa 29 Juli hingga Rabu 30 Juli 2014. Meski belum terlihat puncaknya.

"Mulai hari Selasa kemarin, sudah terlihat banyak pemudik yang kembali ke Jakarta. Begitu juga dengan hari Rabu. Kemungkinan jumlah arus balik akan semakin bertambah hari ini," kata Syafrin.

Ia mengatakan, berdasarkan data Dalops Dishub DKI Jakarta, angkutan bus Lebaran per 30 Juli (H+1), jumlah bus tiba sebanyak 1.120 bus dengan jumlah penumpang 18.833 orang. Bus berangkat sebanyak 903 bus dengan penumpang berangkat 10.650 orang.

Total angkutan bus Lebaran sampai dengan H+1, bus tiba ada 13.348 bus yang mengangkut 106.292 orang. Bus berangkat ada 12.740 bus dengan penumpang yang berangkat 180.916 orang.

Total mudik gratis H-7 hingga H+1, jumlah bus Lebaran sebanyak 2.347 bus, jumlah alphard  46 unit, minibus 10 unit, kapal roro 2 unit dan kapal laut 2 unit. Total pemudik yang menggunakan seluruh angkutan Lebaran ini mencapai 214.275 orang.

PKI SINTING : YANG DUKUNG ISIS ITU SINTING

JUM'AT, 01 AGUSTUS 2014 | 09:58 WIB
Dukung ISIS Itu Sinting  Gak Ya?

TEMPO.COJakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Syafi'i Maarif, menanggapi beredarnya video YouTube mengenai warga Indonesia yang mengajak berjihad dengan bergabung dalam kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Hanya orang sinting saja yang mau bergabung dengan ISIS dan kelompok sejenis itu," kata Syafi'i kepada Tempomelalui pesan singkat, Kamis, 31 Juli 2014. Ia meminta masyarakat mewaspadai ajakan bergabung dengan ISIS. "Pakailah akal sehat dan pandangan yang jernih," ujarnya. (Baca: Pendukung Pemimpin Milisi ISIS Dibaiat di Malang)

Video warga Indonesia yang mengajak bergabung dalam ISIS beredar di situs YouTube sejak 22 Juli 2014. Dalam video berdurasi delapan menit berjudul 'Join the Ranks' itu, seseorang yang menyebut dirinya Abu Muhammad al-Indonesi meminta warga Indonesia untuk mendukung perjuangan ISIS untuk menjadi khilafah dunia. "Kami ikhwan-ikhwan kalian, saudara-saudara kalian dari Indonesia yang bergabung dan berada di Daulah Islamiyah, menyampaikan salam," katanya. (Baca:Kenapa ISIS Berpotensi Membahayakan Indonesia)

Juni lalu, ISIS juga merilis video yang berisi ajakan dari warga Australia, Jerman, dan Kanada. Adapun, juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail Cawidu, mengatakan lembaganya belum bisa memblokir video ajakan kepada masyarakat Indonesia untuk bergabung dengan ISIS di situs YouTube. Menurut dia, pemblokiran itu hanya bisa dilakukan atas dasar pengaduan dari masyarakat. (Baca: Video WNI Ajak Ikut ISIS Belum Diblokir Kominfo)
.
.

sarungan ala empat sekawan di pelataran Candi Prambanan

WIKILEAKS : MBOK MEGA KOK SEKARANG JADI PENDIAM, PADAHAL ABIS NYOBLOS, QC DAN 22 JULI KAN NYEROCOS MULU.....

Jum'at, 01 Agustus 2014 , 15:48:00 WIB

Megawati Perlu Klarifikasi Info Wikileaks Seperti SBY

Laporan: Hendry Ginting 


 0  0 

RMOL. Gonjang-ganjing pemberitaan Wikileaks soal dugaan keterlibatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan presiden Megawati Soekarnoputri harus disikapi secara serius. Dan langkah SBY mengklarifikasi berita tersebut sudah tepat.

"Kalau perlu Ibu Megawati juga melakukan hal yang sama," kata Wakil Ketua MPR Hajrianto Y Tohari kepadaRakyat Merdeka Online, Jumat (1/8).

Politisi Partai Golkar ini menilai Wikileaks merupakan lembaga yang memiliki reputasi mengungkap kasus-kasus yang bersifat sangat rahasia yang dilakukan oleh orang-orang penting dan strategis secara politik.

"Dalam konteks ini maka berita-berita yang bersumber dari Wikileaks itu tidak boleh dianggap enteng, apalagi disamakan dengan isu-isu hoax dan sejenisnya," kata Hajrianto.

Makanya dia berharap setelah ramai diberitakan dan SBY mengklarifikasinya, persoalan itu harus diungkap secara sungguh-sungguh. Pengungkapan itu Hajrianto menambahkan penting dilakukan sebagai bagian dari transparansi dan persamaan di depan hukum

"Kalau perlu Ibu Megawati juga melakukan klarifikasi," kata Hajrianto lagi.[wid] 
.
.

LIMA SEKAWAN KINI TINGGAL EMPAT SEKAWAN DI PRAMBANAN

Liburan Lebaran di Candi Prambanan

Rasimun Way

01 Aug 2014 | 14:46

Memasuki liburan lebaran hingga H+3 ini, lokasi wisata di berbagai kota menjadi tujuan bagi masyarakat yang ingin menikmati liburan lebaran bersama keluarga dan orang-orang terdekat. Liburan lebaran dengan berwisata dapat dijadikan media untuk mengurai kejenuhan setelah dalam kurun waktu satu tahun beraktivitas, sekaligus dapat mempererat tali persaudaraan bagi angora keluarga yang terpisah karena faktor jarak dan pekerjaan. Disadari atau tidak tampaknya hal ini sudah menjadi tradisi tahunan bagi masyarakat kita.

Candi Prambanan (doc. pribadi)

Salah satu lokasi wisata yang  menjadi rujukan bagi masyarakat dalam mengisi liburan lebaran adalah candi Prambanan. Candi ini terletak di kecamatan Prambanan, kurang lebih 17 kilometer timur kota Yogyakarta sekaligus sebagai perbatasan antara Daerah Istimewa Yogyakata dan Jawa Tengah. Sepantasnya  sebagai warga negara Indonesia kita patut berbangga karena candi Prambanan yang amat indah dan megah ini merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO.

Kemegahan dan keindahan candi Prambanan ini tak pelak menjadi daya tarik bagi turis lokal bahkan turis mancanegara. Pada saat-saat liburan lebaran seperti sekarang ini, kunjungan turis sangat melimpah. Lokasi candi Prambanan yang sangat strategis di pinggir jalan raya membuat arus lalu lintas macet total, kendaraan hilir mudik masuk dan keluar lokasi wisata candi sehingga mengganggu kelancaran arus kendaraan dari arah timur dan barat. Polisi pengatur lalu lintas harus bekerja ekstra mengatur para pengguna kendaraan.

Alhamdulillah, akhirnya masuk juga ke lokasi wisata. Ini kunjungan saya dan keluarga untuk kesekian kalinya tanpa bosan mengagumi kemegahan dan keindahan candi Prambanan. Seluruh areal parkir penuh sesak dengan mobil-mobil berplat luar kota. Kunjungan turis lokal mendominasi, sementara hanya beberapa turis asing terlihat di ticket box, bersiap memasuki kawasan taman candi Prambanan. Program sarungisasimasih diterapkan oleh pengelola khususnya bagi turis asing dan turis lokal yang menggunakan celana pendek.

Mengelilingi dan menikmati keindahan kawasan candi bersama dengan ribuan pengunjung lain tanpa terasa telah menghabiskan waktu hampir 2 jam lebih. Setelah istirahat sebentar menikmati makanan kecil, saya dan keluarga bergegas meninggalkan kawasan candi. Sebenarnya ingin menikmati kawasan candi Sewu yang tidak jauh dari candi Prambanan tetapi keterbatasan waktu menjadi faktor utama untuk menanggalkan keinginan tersebut.

Hal yang tidak boleh terlupakan oleh pengunjung adalah belanja souvenir. Tersedia beragam souvenir dari kaos, batik, kerajinan tangan  hingga aneka mainan anak-anak dengan harga yang terjangkau. Dan … akhirnya saya benar-benar meninggalkan kawasan candi Prambanan untuk melanjutkan silaturahmi dengan saudara di Klaten.
.
.

DERITA TONG SAMPAH DI CANDI PRAMBANAN

lima sekawan menuju prambanan

REVOLUSI SENYAP ALA PKS, PKI DAN PDI

Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah postingan di facebook yang menayangkan kicauan Prof. Sahetapy dalam menaggapi isu PKI yang dihembuskan kader PKS pada PDI-P. Jujur saja, saya sendiri kurang begitu yakin apakah akun tersebut benar-benar asli atau hanya oknum yang mengatas-namakan beliau (mengingat usia beliau yang cukup senja). Tapi saya akui, kicauan tersebut benar-benar akurat. Saya katakan demikian karena sebelum ini saya juga sudah cukup lama mengenal gerakan ‘kiri’ Indonesia tersebut.

Menengok jauh ke belakang, kita akan banyak menemukan peristiwa bersejarah yang terjadi dalam panggung politik nasional. Sejak kemerdekaan tahun 1945 hingga sekitar tahun ‘60an gesekan antar partai politik di Indonesia cukup kental. Latar belakang ideologi menjadi pemicu utama dimana masing-masing parpol ingin membawa bangsa ini ke arah yang dikehendakinya. Secara garis besar, dapat kita gambarkan kekuatan politik saat itu terbagi dalam tiga arus utama, sosialisme, islamisme, dan nasionalisme. Masing-masing parta ingin menyelenggarakan pemerintahan dengan cara yang mereka yakini akan membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Demi mewujudkannya, setiap partai harus memiliki basis massa (pendukung) yang besar sebagai simbol legitimasi kekuatan mereka. Untuk itu, berbagai upaya kampanye (baca: propaganda) harus dilakukan. Dalam hal ini (propaganda), kita mengenal cukup banyak bentuk atau warna.

Propaganda secara sempit dapat kita artikan sebagai upaya untuk membuat seseorang atau banyak orang (sasaran) melakukan apa yang kita inginkan. Secara harfiah, propaganda memiliki perbedaan dengan agitasi dimana cara ini memanfaatkan kesadaran (pikiran) target dan membangunkan sebuah persepsi seperti yang kita inginkan dalam pikirannya. Sedangkan agitasi dilakukan melalui pendekatan emosional yang tentunya memakan waktu yang lebih lama untuk mencapai tahap membangun persepsi dalam kesadaran target. Biasanya, agitasi digunakan untuk merangkul ‘target khusus’. Propaganda secara sederhana dapat kita rangkum dalam white prop, grey prop, dan black prop.

Pada masa Orde Lama, salah satu partai yang sering melakukan propaganda secara agresif adalah PKI. Partai ini memang secara menarik telah menjadi legenda dalam panggung politik nasional. PKI memiliki basis massa yang besar, militan, berpendidikan, dan memiliki cara pengkaderan yang cukup ketat. Konon, seorang pengurus pusat komite (CC PKI) tidak akan menempati jabatan itu tanpa melalui 5 tahun aktivitas di Ormas Pelajar/Mahasiswa/Pemuda, 5 tahun ativitas di Ormas Buruh/Tani, dan 5 tahun menjadi pengurus daerah. Jadi, dapat kita bayangkan betapa terorganisirnya partai ini. Sistem pengkaderan semacam ini juga telah melahirkan banyak tokoh penting yang peranannya dalam masa kemerdekaan dikaburkan. Bahkan beberapa referensi menyebutkan, jika Soekarno ditanya mengenai orator yang lebih hebat dari beliau, nama Muso akan disebut setelah H.O.S. Tjokroaminoto.

Propaganda atau kampanye yang dilakukan PKI cukup bervariasi. Mereka menampilkan profil partai sebagai partai yang memihak rakyat kecil melalui program-program seperti land reform dan pupuk murah. Di lain pihak, mereka juga melakukan propaganda hitam dengan menyebarkan fitnah kepada tokoh-tokoh lawan politik dan penentang ideologi komunisme. Tidak cukup sampau di situ, mereka senantiasa menciptakan dan memelihara gejolak masyarakat sebagai upaya menciptakan situasi konflik yang memungkinkan terjadinya revolusi secara menyeluruh. Bagi mereka, revolusi belum tuntas hingga tatanan masyarakat komunis dapat tercipta, sebuah masyarakat tanpa kelas dan tanpa penindasan (cukup ironis melihat upaya kotor yang dilakukan demi sebuah tujuan mulia). Seperti halnya yang terjadi di China dan Soviet, tatanan baru yang mereka impikan harus melalui jalan menghancurkan tatanan lama. Tidak peduli sistem, infrastruktur, atau bahkan manusia. Oleh karena itu, disamping melakukan propaganda, mereka juga melakukan provokasi.

Kembali ke masa sekarang. Kita dapat melihat PKS memiliki beberapa strategi yang mirip dengan PKI di masa Orde Lama. Mereka memiliki sistem pengkaderan melalui ormas-ormas seperti KAMMI hingga majlis Tarbiyah. Rekrutmen yang mereka lalukan pada anggota baru menggunakan pendekatan emosional seperti metode agitasi yang saya sebut di atas. Sejauh ini, cara ini cukup efektif untuk menjaring massa karena tidak ada parpol lain yang masih mengikuti cara seperti ini. Hal ini cukup menjadi penjelasan stabilitas perolehan suara mereka setiap kali pemilu digelar. Persentase pemilih PKS yang menurun tahun ini lebih banyak berasal dariswing voters, simpatisan bukan kader, pemilih ikut-ikutan, atau mungkin juga ‘korban serangan fajar’.

Pada pemilu sebelumnya, propaganda yang dilakukan PKS lebih banyak bersifat ‘putih’. Merka aktif dalam penanganan masalah sosial, kecepatan respon saat bencana alam, hingga menampilkan figur-figur berperawakan alim dan berwibawa (kening hitam, jenggot panjang, celana kekecilan). Kader mereka juga belum banyak yang tersangkut kasus kriminal. Sehingga, mungkin mereka masih merasa belum perlu atau memang watu itu belum waktu yang tepat untuk melakukan tndakan yang lebih agresif. Mereka menunggu untuk menggunakan strategi tersebut di saat yang tepat. Seperti pilpres tahun 2014.

Ketika pemilu legislatif, PKS belum banyak ‘berulah’. Mereka sadar, memanaskan suasana saat masing-masing parpol sibuk dengan dirinya sendiri (tanpa kawan atau lawan koalisi) dapat membuat posisi mereka terpinggirkan di antara parpol lain. Mereka akhrinya mendapatkan momen tersebut saat Jokowi dicalonkan PDI-P menjadi presiden. Seakan kalap, segala propaganda hitam dihujamkan bahkan sebelum masa kampanye berlangsung. Hadirnya Jokowi memberikan mereka semangat yang berlipat dalam melakukan propaganda hitam. Entah apa yang terjadi di masa lalu antara mereka. Namun, beberapa sumber mengatakan bahwa kebencian PKS pada Jokowi ‘hanya’ karena sakit hati ditolak untuk masuk koalisi PDIP-Gerindra pada pilgub DKI. Kabarnya, mereka meminta jatah 3 kepala dinas untuk kader PKS sebagai syarat dukungan.

Kita tentu tahu bahwa PKS merupakan salah satu parpol yang mendukung pemberlakuan UU Syari’ah di Indonesia. Mereka juga memiliki pandangan sempit dan eksklusif mengenai ajaran Islam. Bagi mereka, aqidah PKS adalah yang paling benar, yang paling murni, yang paling hakiki. Mereka tidak memiliki toleransi terhadap perbedaan pendapat. Bahkan, kader mereka banyak yang menyuarakan anti-pluralisme. Sifat eksklusif ini menyerupai doktrin filsafat Marxisme-Leninisme yang diusung PKI pada masanya. Bahkan, perbedaan pendapat dengan sesama Marxis pun tidak mereka terima jika tidak sejalan dengan landasan perjuangan partai. Contohnya dapat kita lihat pada perjuangan Tan Malaka yang keluar dari PKI dan mendirikan Partai Murba.

Menjadi kekhawatiran tersendiri apabila memang PKS sengaja menciptakan konflik seperti halnya PKI untuk mengambil keuntugan dari chaos. Akhir-akhir ini, fitnah semakin banyak menyebar. Ketegangan pasca pilpres bahkan tak kunjung mereda. Propaganda hitam masih digunakan untuk menyerang pihak lawan. Namun, satu hal yang jelas berbeda antara PKS dan PKI dalam hal black prop. PKI tidak menciptakan konflik sebagai pihak ketiga, namun mereka benar-benar secara jantan menampakkan muka. PKS berbeda, mereka berusaha menciptakan ketegangan antara NU-Syi’ah, Prabowo-Jokowi, Islam-Nasrani, tanpa pernah menampakkan muka sebagai penantang duel. Mungkin harapan mereka, bangsa ini akan saling bunuh hingga tak bersisa kecuali mereka. Alhamdulillah, bagsa kita tidak sekerdil pikiran mereka.

Kalau Prof. Sahetapy mengatakan PKS lebih mirip PKI daripada PDIP, maka saya katakan dengan jelas bahwa PKI masih terlalu mulia sebagai sebuah analogi PKS.

HTI: Murba Masa Kini

Kisah perpecahan elit PKI dengan Tan Malaka sebenarnya terjadi cukup lama. Mereka berbeda pendapat mengenai kesiapan bangsa Indonesia menjalankan revolusi. Tan Malaka berpendapat, revolusi tidak perlu dipaksakan karena akan terjadi sendiri ketika telah tiba waktunya. Namun, para pimpinan PKI yang lain tidak setuju dan memulai pergolakan nasional di sekitar tahun 1926. Tan Malaka sendiri tidak ikut bergabung dan memilih untuk ‘berpetualang’. Dia merupakan seorang pemikir yang idealis dan dianggap paling mampu menggambarkan kondisi masyarakat Indonesia dalam kacamata Marxisme. Pemikirannya sebagai Marxis non-Lenninis lebih menekankan pada peoplepower sebagai faktor terpenting terjadinya perubahan (revolusi). Strategi ini dapat kita lihat dengan jelas sedang diusung oleh HTI.

Menampakkan diri sebagai organisasi keagamaan, HTI sebagai gerakan politik non-parlemen secara gamblang menyebut tujuan mereka adalah pendirian Khilafah. Mereka secara terbuka menyampaikan penolakan terhadap sistem demokrasi dalam penyelenggaraan negara. Bagi mereka, sistem pemerintahan manusia tidak berarti dibandingkan sistem yang bersumber dari ajaran Tuhan. Istilah analogisnya, mereka parasit demokrasi. Berbeda dengan PKS yang lebih memilih cara instan melalui parlemen, perjuangan mereka mendirikan Khilafah benar-benar dititik-beratkan pada kekuatan massa. Mereka hanya menunggu momen yang tepat saat kekuatan massa mereka dirasa cukup untuk menggulingkan demokrasi. Cara yang terlihat mirip dengan keyakinan Tan Malaka mengenai masyarakat soasialis. Meski demikian, keduanya bukanlah partai yang memiliki banyak kesamaan di luar hal tersebut.

PKS dan HTI sejatinya berasl dari akar gerakan yang sama. Perbedaan pandangan pendiri Hizbut Tahrir Internasional dan Ihwanul Muslimin akan pengakuan sebuah negara sekuler menjadi jurang pemisah. Namun, metode mereka dalam mengorganisir anggota masih sama. Keduanya juga sama-sama melakukan ‘ekspansi’ ke wilayah-wilayah lain demi memperluas pengaruh dan, bagi HTI, menyiapkan pendirian Khilafah Islamiyah tunggal. Banyak orang tidak mengetahui perbedaan PKS dan HTI. Hal ini cukup wajar, mengingat tampilan fisik mereka tidak jauh berbeda. Di sisi lain, aktifitas takfir (mengkafirkan) antar kedua kader juga terjadi secara tajam. Mereka saling menghujat, mengkafirkan, mengklaim kebenaran, dan sama-sama melakukan propaganda hitam.

Kita sebagai bangsa Indonesia hanya berharap pada masa depan yang lebih baik. Masa depan dimana semua golongan, warna kulit, suku, ras, dan penganut agama yang beragam dapat hidup dengan rukun dan damai. Semoga....
.
.

Shaimaa Qanan : fly where the wins blow, fly to the white heaven

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Shaimaa Qanan, bayi di Gaza yang dikeluarkan dari rahim ibunya yang meninggal karena serangan Israel, akhirnya meninggal dunia setelah bertahan hidup beberapa hari. Shaimaa yang dijuluki bayi ajaib di Gaza itu meninggal dunia Kemis kemarin.
 
Lahirnya Shaimaa dari rahim ibunya yang tewas akibat invasi Israel sempat menjadi sorotan dunia. Dokter Palestina yang menyelamatkan bayi itu, bahkan tidak bisa menahan tangis atas perjuangannya menyalamakan sang bayi. (Baca: Ajaib, Bayi di Gaza Lahir dari Ibu yang Dibunuh Israel)
 
Ibu bayi itu bernama depan Shaimaa. Usianya baru 23 tahun. Dia tewas pekan lalu setelah tiba di rumah sakit Deir al Balah Jalur Gaza tengah. Saat itu, dokter rumah sakit menemukan keajaiban, di mana anak yang dikandung Shaimaa diketahui masih hidup di dalam Rahim.
 
Dokter yang menyelamatkan bayi itu melalui operasi caesar pernah mengatakan, kesempatan bisa bertahan hidup bagi sang bayi hanya 50 persen. Dokter yang menolak disebut identitasnya saat diwawancarai BBCtak bisa menahan kemarahannya atas kekejaman Israel.
 
”Saya sangat marah, saya sangat sedih. Saya merasa bahwa bayi ini adalah milik saya,” kata dokter Palestina itu.
 
Serangan Israel yang merenggut nyawa ibu bayi itu terjadi Jumat dini hari pekan lalu, di perumahan warga sipil di Gaza. Serangan diluncurkan militer Israel sekitar pukul 02.00 dini hari.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

WIKILEAKS : SOAL Y2K??? DASAR PEJABAT BAHLUL.... INI SOAL DUA PEJABAT BI YANG TERIMA SUAP DARI AUSTRALIA BIAR BISA CETAK DI SONO BUKAN CETAK DI PURWOREJOOO.......

Kasus Khusus

Kamis, 31 Juli 2014 | 16:58

Deputi Senior Gubernur BI, Mirza Adityaswara

Cikeas - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan pencetakan uang kertas Indonesia di Australia tahun 1999 adalah karena kasus khusus. Pasalnya saat itu sedang terdapat isu Y2K.

"Fakta yang disampaikan Pak SBY ya itu fakta memang, tahun 1999 ada pencetakan di Australia," kata Mirza di Cikeas, Jawa Barat, Kamis (31/7).

Namun pencetakan di Australia itu kata Mirza hanya terjadi sekali. Peristiwa Y2K yaitu adanya kesalahan perhitungan dalam sistem komputer yang bersifat global.

Hal itu diakibatkan kelemahan penyimpanan data tanggal menuju tahun 2000 sehingga bisa mempengaruhi dunia keuangan. Mirza mengatakan, pencetakan itu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan terhadap uang.

"Masih ingat Y2K enggak? Nah itu kan dulu kan Y2K itu orang kan enggak tahu apa yang akan terjadi kan. Jadi ya dalam rangka mengantisipasi lonjakan permintaan terhadap uang kemudian BI pada saat itu melakukan pencetakan di luar negeri," lanjutnya.

Ditambahkannya, kewenangan saat itu ada di tangan Bank Indonesia dan diatur dalam Undang-Undang Bank Indonesia.

"Kondisinya spesial. Kondisi spesial menghadapi Y2K itu," lanjuutnya.

Penulis: Ezra Sihite/FQ
.
.

TEMPO : WIKILEAKS? OGAH AH.... MENDING NGOMONGIN ISIS SAMA PARA PECUNDANG TAK BERGUNA

Syafi'i Maarif: ISIS di Indonesia Harus Dipangkas  

TEMPO.COJakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Syafi'i Maarif, meminta pemerintah untuk mewaspadai munculnya kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Tanah Air. Menurut dia, jika memang ada, pemerintah harus segera membabat kelompok tersebut sebelum berkembang lebih jauh.

"Amati dengan seksama, jika terbukti memang ada, harus dipangkas pada kuncupnya sebelum berkembang," kata Syafi'i kepada Tempo melalui pesan singkat, Kamis, 31 Juli 2014. (Baca:Pendukung Pemimpin Milisi ISIS Dibaiat di Malang)

Syafi'i juga meminta masyarakat agar tak tertipu dengan ajakan bergabung dengan kelompok tersebut. Sebab, menurut dia, ISIS merupakan kelompok sesat. "Pakailah akal sehat dan pandangan yang jernih agar tak tertipu oleh kelompok yang merasa benar di jalan yang sesat ini," ujarnya. (Baca: Kenapa ISIS Berpotensi Membahayakan Indonesia)

Sebuah video berisi ajakan dari warga Indonesia untuk bergabung ke ISIS beredar melalui situs YouTube. Dalam video berdurasi delapan menit berjudul 'Join the Ranks' itu, seseorang yang menyebut dirinya Abu Muhammad al-Indonesi meminta warga Indonesia untuk mendukung perjuangan ISIS menjadi khilafah dunia. (Baca juga: Ini Alasan Milisi Dinamai ISIS atau ISIL)

Video ajakan jihad itu diunggah oleh Jihadology, 22 Juli 2014. Juni lalu, ISIS juga merilis video yang berisi ajakan dari warga Australia, Jerman, dan Kanada. (Baca: Video WNI Ajak Ikut ISIS Belum Diblokir Kominfo dan Ingin Bergabung dengan ISIS, Gadis AS Ditahan)
.
.

WIKILEAKS BIKIN PEJABAT BI, MANTAN PRESIDEN, PARTAI MALING DAN PKI SINTING MERADANG MERIANG BERKUNANG-KUNANG

Wikileaks bukan Situs Penyebar Hoax!

Laporan: Zulhidayat Siregar 


 20  0 

RMOL. Situs anti kerahasiaan, Wikileaks, yang digagas Julian Assange bukan situs penyebar hoax atau kelompok jejaring media sosial (sosmed) yang kerjanya menebar fitnah atas pesanan orang atau parpol tertentu.

Assange punya semangat membongkar berbagai rahasia, terutama dari pemerintahan AS dan Australia serta beberapa negara Eropa yang berhubungan dengan korupsi dan pelanggaran HAM.

Penilaian itu disampaikan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (KIB) Adhie Massardi dalam pesan singkat yang diterima Rakyat Merdeka Online pagi ini (Jumat, 1/8).

Karena itu, apa yang diungkap Wikileaks adalah fakta rahasia (atau yang dirahasiakan) negera tertentu demi menjaga hubungan baik.  

"Oleh sebab itu, sia-sia belaka kita membantah berita yang dilansir Wikileaks. Apalagi bila yang membantah orang yang oleh rakyatnya sendiri dibilang pembohong," tegas Adhie, yang pernah menjadi Jurubicara Presiden masa pemerintahan Abdurrahman Wahid ini.

Sebelumnya, portal berita Sindonews.com merilis berita pada Rabu (30/7) kemarin terkait dugaan korupsi yang melibatkan beberapa pemimpin di Asia, termasuk Megawati dan SBY. Berita ini diturunkan merujuk dokumen yang diunggah situs Wikileaks sehari sebelumnya.

Dalam dokumen itu disebutkan adanya perintah untuk pihak keamanan nasional (Australia) agar dapat mencegah pelaporan kasus ini oleh siapapun dengan tujuan untuk mencegah kerusakan hubungan internasional Australia. Adapun dugaan kasus korupsi ini, sebut Wikileaks melibatkan agen dari anak perusahaan RBA Securency dan Note Printing Australia. 

Presiden SBY sendiri langsung mengklarifikasi hal tersebut. SBY menjelaskan, Indonesia memang pernah mencetak uang di Australia pada 1999. Namun, keputusan, kebijakan, pengawasan dan kewenangan untuk mencetak itu ada pada Bank Indonesia, bukan pada pemerintah atau presiden.

SBY menambahkan, kewenangan BI tersebut memiliki landasan hukum dan memang merupakan tugasnya.
.

Dalam Tubuh Ini Mengalir Darah Yahudi

.
.
.
.
.
.
benar itu?
yey
.
kok bisa?
berkat ini
.
apa itu? kau minum segelas sirup anggur?
bukan sirup.
.
apa yang kau minum?
darah
.
darah? sejak kapan kau jadi vampire? kebanyakan nonton GGS laaah.....
bukan sembarang darah
.
darah ayam? darah sapi? darah perawan?
darah si Levino
.
.
.
.
.

Tracht Gut, Vet Zein Gut : 99 CAHAYA DI LANGIT GAZA

.
.
.
.
.
“Think good, and it will be good.”
.
.
.
.
.
.
Fighting evil is a very noble activity
when it must be done.
.
But it is not our mission in life.
.
.
.
.
.
Our job is to bring in more light.
.
.
maka Kami kirimlah rudal-rudal ke Gaza
sebagai sumber cahaya
di gelapnya malam,
di pekatnya siang.
.
Gaza, terimalah 99 Cahaya Kami.
.
.
.