Friday, March 22, 2013

baca INBOX asyik JUGA yah : thank's god it's friday.........

Ira Oemar | 16 March 2013 | 16:01:31
Mas Alek, kalo sekedar bikin kloningan sih selama tak merugikan orang lain, mgkn bisa saja dibilang gpp, meski dari segi etika jelas “apa2″.
Sebab pemilik akun yg bertanggung jawab tak akan bikin kloningan hanya utk memvoted tulisannya sendiri agar nangkring di kolom ter2an dan menguasai seluruh kolom ter2an. Pemilik akun bertanggungjawab juga tak akan pake akun kloningan utk berkomentar, kecuali dia memang niat lempar batu sembunyi tangan.
Nah, khusus si Agus Sutondo ini, akun kloningannya bukan cuma dibuat utk kecurangan2 itu.
Lebih dari itu kloningannya dipakai utk memfitnah.
Mungkin anda tak tahu kejadian setahun lalu, Maret 2012, dimana lewat tulisan kloningan2nya dan komentar2 kloningannya dia menyebar fitnah kepada 15 Kompasianer.
Intinya begini : si Agus Sutondo ini suka mencuri tulisan sesama kompasianers, lalu ketika pemilik tulisan marah dan mempertanyakan kejujurannya, lalu si pemilik tulisan di dukung oleh kompasianer lain yg juga meenyuguhkan bukti2 tindakan plagiat dan pencurian ide oleh Agus Sutondo,eeeh…, berbalik si pemilik tulisan sah ini lah yg difitnah memplagiat dan punya akun kloningan.
Sementara dia yg jelas pelihara bejibun kloningan, lalu berlagak bersih.
So, to the pointnya : maling teriak maling, gitu loh.
Sampai saat ini kasus setahun yg lalu memang ibarat api dalam sekam. Sudah padam, tapi tidak selesai sebenarnya. Sebab AS tak pernah minta maaf pada kami2 yg sdh difitnahnya dan malah dia hapus jejaknya.
.
Elde | 16 March 2013 | 19:05:02
@MBak Ira…saya bisa merasakan kalau anda masih 
ada ganjelan dg Pak Agus karena mmg waktu itu anda yg paling parah dijadikan sasaran tembak olehnya…
dan sepertinya belum ada penyelesaian bentuk kata maaf atau silaturahmi yg baik dari beliau… 
.
Alek Laksana Vp2 | 17 March 2013 | 09:04:32
@Mbak Ira,
saya juga sudah baca komen komen ira dilapak dosmand yang banyak itu.. 
Kalau tentang akun kloningan,bukan dia saja yg memiliki,apapun artinya itu,kalau ingin membahasnya tentu lebih tepat BUKAN khusus hanya membahas satu nama saja..,,jadi lupakan saja tentang ini  

Saya juga tau kok kejadian yang dulu itu,cuma ngak terlalu aktif disana,kalau ngak salah juga pernah komen di artikelnya dia itu,
saya juga sudah baca komen komen ira dilapak dosmand yang banyak itu.. 
Apapun itu ,Tetapi saat ini akun dia kan tidak sampai di blokir, lhooo saya sama darsem saja akunnya pernah diblokir kok,sementara akun dia itu tidak pernah diblokir…coba pikir sendiri.  
karena belum diblokir tentu dia berhak menulis apa saja…termasuk soal PKS.
Sebenarnya yg dilihat dari artikel dosmand,sutomo paguci,saya dan darsem ini,adalah ketidak setujuan kami saat AS dibantai paran kompasianer lain saat dia mempublish artikel2 terkait pks,pembantaian itu sudah menjurus ke kehidupan pribadi dia,[walaupun itu entah benar entah salah]….bukan lagi membahas isi artikelnya,harusnya “gerombolan pks” itu mengunakan pepatah rwanda pada artikel diatas.
Sebenarnya kalau AS ingin ,dia kan bisa saja bikin akun yg baru untuk mempublish artikel2nya sekarang ini,dan anda atau yg lainpun tidak akan bisa menghubungkannya dengan kasus yg dulu, tetapi ini kan tidak, alangkah baiknya bila anda atau yg pernah bersinggungan dengan dia ikut juga memberikan apresiasi dalam hal ini.
Aneh juga melihat komen anda diatas,Kalau anda merasa “”kasus setahun yg lalu itu ibarat api dalam sekam. Sudah padam, tapi tidak selesai sebenarnya. “”
Karena yg kutau api dalam sekam itu kalau padam ya berarti padam sebenarnya,karena memang api dalam sekam itu bisa dipadamkan,..kecuali anda sendiri sebagai pemilik sekam tetap membiarkan api DIDALAM sekam itu tetap hidup.
Kalau anda merasa urusan anda belum selesai, cuma aneh saja melihat anda ‘terlalu bersemangat” komen diartikel dosman dan juga komen disini untuk saya, padahal komen orang yg bersangkutan ada tuh diatas, tetapi sejauh ini belum saya lihat komen anda untuk dia…
.
.
.
Ira Oemar | 17 March 2013 | 09:43:33
Ooh…soalpemilik akun kloningan, sudah saya bilang memang gpp selama gak dipakai utk merugikan org lain, meski dari segi etika gak bisa dibilang gapapa.
Selama jelang Pilgub DKI sampe selesai putaran 1&2 aja diperkirakan ada 10.000 akun kloningan baik dari kelompok Foke maupun Jokowi. Begitu pula tiap ada kisruh PSSI vs KPSI, ratusan bahkan ribuan kloningan muncul.
Lalu kloningan2 itu berperang satu kubu melawan kubu lainnya.
Kan sdh saya bilang di atas, khusus si Agus Sutondo ini, kloningannya dipakai utk kepentingan pribadi dan memfitnah orang lain. Dimana sebenarnya orang lain tsb tidak bersalah scr pribadi padanya. Jika kita bilang : “hei, kamu jangan ambil tulisan orang lain dong! Itu gak etis.” apakah itu berarti kita punya salah pada ybs? Padahal peringatan itu seharusnya justru diartikan sebagai peringatan utk memperbaiki diri.
Sama dg Admin kirim “surat cinta” ketika kita mencantumkan gambar dari sumber lain tanpa menyebut sumbernya, itu kan sebenarnya bentuk tindakan Admin sayang dg kita agar gak bermasalah di kemudian hari.
Soal kenapa saya gak mau nulis lgsg di bawah komen dia, karena saya tau dia “budeg”.
Dulu, ketika kasus dia memfitnah, berapa banyak link di tempelkan ke tulisan dia, lewat message juga, kami2 para korbannya meminta dia datang baik2 ke tulisanklarifikasi kami dan meminta dia menjelaskan sbg bentuk pertanggungjawaban.
Apa dia mendengar? NO!
Nah, apalagi cuma jawab di komen dia pada tulisan milik orang lain, bisa saja dia dg mudah ngeles gak tau, karena gak buka dashboard.
Oya, tau enggak kenapa ada pepatah “api dalam sekam”? Sekam itu TIDAK memadamkan api. Nyalanya mungkin memang tampak padam dari luar, namun sekam yg menutup api itu membuat suhu di sekitarnya tetap panas. Sedikit saja ada angin bertiup, bara api akan mudah membesar lagi. Itu filosofinya api dalam sekam. Kalo gak percaya, silakan beli sekam sekarung, lalu bakar sepotong kayu, ketika kayu jadi arang dan baranya hampir padam, tutup/timbun dg sekam. Asal gak hujan aja, nanti kalo tiba2 ada angin atau kejatuhan puntung rokok saja, akan membsar lagi, hehehehe….
.
Ira Oemar | 17 March 2013 | 09:52:39
Kalo soal tulisan PKS mah, saya sendiri sejak kasus suap kuota daging sapi impor sdh 2x nulis, anda juga ikut komentar di salah satu tulisan, tahu sendiri bagaimana saya juga dibantai habis2an.
Salah satunya oleh akun kloningan yg diduga milik SM di atas (menurut inbox teman2 Kompasianer lain) yg mengeluarkan kata2 kasar dan menjurus pada pelecehan fisik.
Saya sih justru ketawa geli. Kenapa?! Lha wong si pencaci sejak awal sama sekali tak punya argumen utk membantah tulisan saya, tapi dia mencari cacat dari foto profil saya lah, penampilan saya lah (yg nota bene akun itu gak tau persis saya, belum pernah ketemuan), hahahahaa…
Ya biasa aja lah itu! Gak usah cengeng.
Apakah seorang Agus Sutondo bak seorang pahlawan hanya karena dia nulis ttg PKS lalu dibantai?
Saya juga nulis ttg PKS, dibantai juga, tapi gak ada tuh yg sampe bikin tulisan pembelaan utk saya. Dan memang TIDAK PERLU, kekanak2an,emnggelikan.
Saya pernah nyaris menghadapi tuntutan dari fans berat Megawati ketika saya baru 5 minggu menulis di Kompasiana, teman masih sedikit, tapi ya gak perlu tuh ada tulisan pembelaan demi “menyelamatkan” saya.
Saya “dikejar” sampe ke inbox oleh fanatis PKS, bukan hanya sekali, sampe 2x kali malah (maksudnya pernah di tahun 2012 dan di tahun 2013) dimana tiap kali ngejar sampe beberapa inbox.
Ya gak pernha tuh saya jembrengin di Kompasiana.
Itu resiko menulis di kanal politik.
Dicaci maki pendukun Foke juga pernah.
Saya diam saja karena merasa gak perlu di jawab, karena sejujurnya juga caci maki itu lucu banget, sama persis dg karakter pembela PKS : gak membantah tulisan dg argumen, tapi mencaci penulisnya.
Tapi ya biasa aja lah, gak usah kemudian merasa DIDZHOLIMI oleh pendukung Foke, pendukung Mega, pendukung PKS, blablabla. Dan juga gak perlu merasa jadi pahlawan.
Hadapi sendiri, itu resiko menulis di media publik.
Dan secara pribadi, saya menilai kalo seorang koruptor, lucu banget kalo dia teriak2 pada koruptor lain. Apa karena korupsinya kalah gede? hehehehe….

Mau Gusur Makam Keramat (Mbah Priok dll) atau Masjid? Panggil Jokowi..... Mau Bangun Seribu Gereja di Ibukota? Panggil Ahok...... Ngga Mau Ngapa-Ngapain? Ikut Gueeee, Mas Brooooh.....

VAnews -  Pembangunan terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Priok hari ini resmi mulai dibangun. Pembangunan terminal NewPriok tahap satu ini akan terdiri atas tiga terminal petikemas dan dua terminal produk bahan bakar minyak dan ditargetkan siap beroperasi pada tahun 2014.

Terkait pembangunan terminal baru tersebut, pemerintah Provinsi DKI Jakarta selaku pemegang otoritas wilayah ditugasi untuk menyediakan fasilitas jalan untuk akses truk kontainer yang membawa logistik keluar dan masuk ke pelabuhan

Menurut Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, saat ini pemrov DKI sedang membangun jalan layang akses tol Tanjung Priok (Cilincing-Jampea). Namun, pembangunan jalan akses tersebut sudah 3,5 tahun bermasalah dengan pembebasan lahan, salah satunya pembebasan lahan di makam Mbah Priok

"Nanti yang di Mbah Priok kami ingin ketemu lagilah dengan ulama-ulama dengan kerabat dan keluarga sehingga semuanya nanti rampung," kata Jokowi
 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat 22 Maret 2013.

Jika pembebasan lahan tersebut dapat terlaksana, kata Jokowi
, akses jalan yang saat ini masih dalam proses pembuatan akan bisa langsung masuk ke pelabuhan yang siang tadi baru diresmikan pembuatannya.  "Jalannya langsung bisa belok ke sini. Rampung semuanya, ini jadi jalan juga. Semoga 2014 rampung selesai insya Allah," ujarnya

Jokowi
 menjelaskan, pedagang kaki lima  di Koja, Jakarta Utara, yang tadinya tidak mau digusur, sudah luluh dan mau dipindahkan dengan pendekatan yang persuasif. "Yang sudah 3,5 tahun bermasalah, Alhamdulillah tadi yang PKL sudah selesai," ujar Jokowi.

Makam Keramat Mbah Priok

VAnews -  Pembangunan terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Priok hari ini resmi mulai dibangun. Pembangunan terminal NewPriok tahap satu ini akan terdiri atas tiga terminal petikemas dan dua terminal produk bahan bakar minyak dan ditargetkan siap beroperasi pada tahun 2014.
Terkait pembangunan terminal baru tersebut, pemerintah Provinsi DKI Jakarta selaku pemegang otoritas wilayah ditugasi untuk menyediakan fasilitas jalan untuk akses truk kontainer yang membawa logistik keluar dan masuk ke pelabuhan
Menurut Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, saat ini pemrov DKI sedang membangun jalan layang akses tol Tanjung Priok (Cilincing-Jampea). Namun, pembangunan jalan akses tersebut sudah 3,5 tahun bermasalah dengan pembebasan lahan, salah satunya pembebasan lahan di makam Mbah Priok
"Nanti yang di Mbah Priok kami ingin ketemu lagilah dengan ulama-ulama dengan kerabat dan keluarga sehingga semuanya nanti rampung," kata Jokowi
 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat 22 Maret 2013.
Jika pembebasan lahan tersebut dapat terlaksana, kata Jokowi
, akses jalan yang saat ini masih dalam proses pembuatan akan bisa langsung masuk ke pelabuhan yang siang tadi baru diresmikan pembuatannya.  "Jalannya langsung bisa belok ke sini. Rampung semuanya, ini jadi jalan juga. Semoga 2014 rampung selesai insya Allah," ujarnya
Jokowi
 menjelaskan, pedagang kaki lima  di Koja, Jakarta Utara, yang tadinya tidak mau digusur, sudah luluh dan mau dipindahkan dengan pendekatan yang persuasif. "Yang sudah 3,5 tahun bermasalah, Alhamdulillah tadi yang PKL sudah selesai," ujar Jokowi.

Ricky Jo Wafat : Serangan Jantung?

JAKARTA- Kabar duka menyelimuti dunia hiburan tanah air. Artis serbabisa Ricky Jonanes atau yang akrab disapa Ricky Jo meninggal dunia akibat serangan jantung. 

"Iya meninggal, baru saja, kena serangan jantung," ujar manajer Ricky Jo, Heidy saat berbincang dengan Okezone, Jumat (22/3/2013). 

Menurut informasi yang dihimpun, vokalis band Emerald yang tenar di akhir 1980-an itu meninggal sekira pukul 17.00 WIB. Saat ini, jenazah artis yang lebih sering menjadi presenter olahraga itu masih berada di Rumah Sakit MMC Kuningan, Jakarta. 

"Sekarang masih di rumah sakit," tutup Heidy menangis. (rik)

Photo Profile Belum Sempat Ganti........

Gonta Ganti Baju….
.
Oleh: Elde
.
 | 21 March 2013 | 22:25 WIB
.
Istilah ini aku dapatkan dari bapak tukang becak yg dulu sering mangkal di depan rumah…Karena seringnya ketemu dan suka ngobrol menjadikan saya dg beliau menjadi akrab….
Maksud dari gonta ganti baju tsb adalah kiasan belaka…yg artinya tidak selalu beli baju baru terus hanya dipakai sekali lalu ganti, tapi menunjuk pada kelakuan seseorang…
Pak Darmo menjalani profesi menarik becak sudah belasan tahun…dia berasal dari suatu desa di Sokaraja yg terkenal getuk gorengnya…berimigrasi ke Jogja karena ingin mendapatkan kehidupan yg lebih baik dengan mencari penumpang para turis…
Kembali pada judul tulisan, beliau bercerita tentang seorang pemuda di kampungnya…Pemuda yg dilahirkan dari keluarga yg boleh dikata kurang mampu dengan 9 saudaranya…Berkat kebaikan tetangganya yg sekarang hidup kecukupan di Jakarta, pemuda tsb sejak kecil dipungutnya…
Di Jakarta selain di sekolahkan, pemuda tsb jg diserahi tugas2 untuk membersihkan rumah dan menemani anak2 keluarga tetangga yg memungutnya tsb…Setelah lulus SMA, bagi keluarga tsb sudah dianggap cukup pemuda tsb dilepaskan agar bisa mandiri…
Dengan berbekal ijasah tamatan SMA mencari pekerjaan di ibukota mengalami kesulitan…Untunglah ada seorang temannya yg menawari job sbg kacung di lapangan tennis…Tugasnya mengambilkan bola dan melayani kebutuhan para pemain tenis yg menggunakan lapangan tsb..
Setelah beberapa tahun dijalani, dia pun merasa bosan dan pulang kampung…Di kampung banyak orang yg tidak menyukainya…karena lagaknya sudah melebihi para selebritis yg ada di TV…Bahasa daerah yg pake inyang-inyong sudah dilupakan diganti dg lu lu dan gue gue…Menyombongkan diri bahwa pergaulannya di Jakarta dengan para pejabat dan artis bersama main tenis…
Uang tabungan yg ada sewaktu masih kerja di Jakarta lama kelamaan menipis dan dia tidak mau kerja di desa sebagai buruh tani atau tukang ojek seperti kebanyakan pemuda di kampungnya karena gengsi membuat dia memutuskan menjadi TKI di Malaysia..
Di Malaysia pekerjaan yg didapat sbg buruh pemetik pohon sawit tapi bagi dia asal tetangganya tidak melihat, rasa malu ditepiskannya dan nanti di kampung dia bisa cerita dg omongan yg lain bahwa dia punya posisi yg enak di tempat bekerjanya…
Sepulang dari Malaysia, dia pun bercerita kepada tetangga2 bahwa kehidupannya sangat nyaman dan terjamin…Segala kemewahan bisa didapatkan dg mudah dari hasil kerja yg dia dapatkan…Orang pun berpikir kalau dia mmg hidup enak di sana kenapa kok malah balik kampung lagi…??!!
Petualangan pemuda tsb tidak berhenti sampai disini…berbekal keinginannya untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya lalu memutuskan berangkat lagi tapi kali ini ke negeri gurun…
Setelah hampir 5 tahun menjalani masa kontrak kerja di gurun, datang jg dia kembali ke kampung…Cerita dan gaya nya pun sudah berubah lagi…Walaupun orang2 tahu disamping bekerja di tempat penyelenggara event2 seperti ulang tahun atau pernikahan sbg tukang dekor, dia jg melakukan bisnis penyalur tkw ilegal bekerjasama dg temannya yg mempunyai rumah penampungan gelap…
Kelakuannya yg selalu berganti-ganti jika dateng dari tempat lain pun lalu diobralnya…Omongan2 dia yg sekarang berubah menjadi agamis sering mengutip ayat2 suci ternyata tidak sesuai dengan kelakuannya…Seorang agamis tidak akan melakukan pekerjaan yg ilegal..Di kampungpun orang2 jadi risi jika dia berkotbah di pos ronda…Apa2 yg tdk ada di gurun sana dan disini diadakan yg seperti sudah menjadi tradisi dianggap bidah…
Lama kelamaan jika dia mendatangi orang2…mereka pun satu persatu meninggalkannya…Disamping nglantur omongannya sifatnya yg pelit tidak mau berbagi sedikit saja..Misalnya membelikan sedikit makanan atau minuman orang2 yg sdg bertugas jaga ronda…
Kegemarannya nonton tenis yg dibawanya sewaktu menjadi kacung dulu pun masih menjadi hoby…Suka melihat paha2 mulus para petenis wanita yg ada di TV dan melototinnya…kata Pak Darmo sambil mengutip sunah Nabi yg dia dapatkan waktu belajar di Langgar Pak Kyai di kampungnya…
Aisyah meriwayatkannya, bahwa saudaranya Asma`binti Abu Bakar pernah masuk ke rumah nabi dengan pakaian jarang sehingga tampak kulitnya..Kemudian beliau berpaling dan mengatakan..:” Hai Asma! Sesungguhnya seorang perempuan jika sudah datang waktu haid, tidak patut diperlihatkan tubuhnya itu, kecuali ini dan ini..sambil menunjuk muka dan kedua telapak tangannya..” (Riwayat Abu Daud)…
Nah…nabi saja memalingkan muka tidak mau melihatnya kok dia malah mantengin itu gambar di TV berjam-jam…Mbok ganti channel kalau mmg mau disebut orang agamis…
Itulah yg dinamakan orang suka gonta ganti baju seperti bunglon karena alasan hanya hal yg menguntungkan saja bagi dia…Merasa enak dg yg satu akan disanjung bahkan dijilatnya dan kelakuan pun jadi over, nanti kalau bosan ganti lagi model baru…orang kok gak punya pendirian…hanya ego agar dianggap lebih dari orang lain..demikian kata Pak Darmo mengakhiri ceritanya…

Km 97, Km 35.5, Km 72, Km 37

Sebuah keluarga kecil terdiri ANTON, LIDYA dan putranya, BINTANG, baru saja baru saja tiba dari Itali menuju Bandung meski sudah larut malam. Di tengah perjalanan, di jalan Tol Cikampek Km 90an, Bintang ingin buang air kecil meski Rest Area masih jauh, Lidya pun meminta Anton untuk berhenti di pinggir jalan dan menunggu Bintang buang air kecil di semak-semak. Setelah selesai, mereka kembali meneruskan perjalanan

Malam hari mereka tiba di Bandung disambut oleh MANG ULE (45 Thn), orang kepercayaan keluarga yg sudah puluhan tahun tinggal bersama keluarga Anton. Melewati malam Lidya merasakan rumah mertuanya ini tak bersahabat padanya, beberapa kali muncul penampakan-penampakan yang membuatnya takut. Keesokan harinya kejadian-kejadian aneh dan mengerikan terjadi lagi, pembantu rumah tangga, Bi Leha tiba-tiba hilang begitu saja. Tak berapa lama LILIS (25), pegawai Kebun Bunga, juga hilang di pinggir hutan. Lidya semakin yakin ada ada kekuatan gelap yang menguasai rumah dan seisinya, Lidya pun berusaha keras untuk melindungi Bintang

Arwah mertua Lidya semakin sering muncul, Lidya menduga Arwah Nenek lah yang menyebabkan ini semua. Kakek justru menunjuk Bintang sebagai penyebabnya. Sebagai seorang ibu Lidya tidak rela dan tidak percaya

Saat Lidya sadar bahwa Bintang yang mereka hadapi ini bukanlah Bintang anak mereka tapi sudah dirasuki oleh kekuatan ghaib, mereka pun segera mengembalikan anak ini ke asalnya dengan segala cara agar anak mendapatkan kembali Bintang yang sebenanrnya

Genre: Horror
Duration: - minute
Distributor: Arcadia Pictures
Producer: Uce Rayamaja, Hedy Suryawan
Director: Jose Poernomo
Writer: Hilman Mutasi
Player: Restu Sinaga, Feby Febiola, August Melasz, Zidane, Iang Darmawan, Tya Maria
Site: http://www.km97movie.com/

Gagal Pilgub, Oneng Masuk PKS dan Daftar Caleg?

Bandung - Pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki gagal memenangkan Pilgub Jabar. PDIP bahkan menggugat hasil pilgub ke Mahkamah Konstitusi (MK). Gagal di pilgub, apakah keduanya akan maju pada Pemilu 2014 sebagai caleg DPR RI?

Sekretaris DPD PDIP Jabar Gatot Tjahjono mengaku belum tahu apakah keduanya akan maju sebagai caleg atau tidak. Khusus untuk Rieke, jika maju lagi sebagai caleg, maka itu adalah yang kedua kali. Rieke kini tercatat sebagai anggota komisi IX di DPR RI.

"Untuk Rieke, saya belum bisa komentar karena sekarang proses di MK masih berjalan. Kita fokus ke situ saja dulu," kata Gatot saat dihubungi via ponsel, Jumat (22/3/2013).

Disinggung soal kans Teten Masduki untuk maju di DPR RI, Gatot menyebut terbuka. Tapi itu kembali pada keinginan Teten.

"Sampai sekarang saya belum dengar Kang Teten mau maju di legislatif atau tidak. Tapi kelihatannya beliau kurang berminat," jelasnya.

Saat ini, PDIP sedang dalam proses penjaringan bakal caleg untuk DPRD kabupaten/kota dan DPRD Jabar. Untuk DPRD Jabar ada 200 orang pendaftar yang akan disaring jadi 100 orang. Sedangkan di 26 kabupaten/kota ada sekitar 1.300 orang.

Bakal caleg berasal dari berbagai kalangan, termasuk dari luar PDIP. "Ada beberapa seperti mantan kepala dinas, tokoh masyarakat, tokoh LSM, dan lain-lain," tutur Gatot.

Tuntutlah Ilmu Santet Hingga ke Daratan Eropa

VIVAnews - Komisi III Bidang Hukum DPR akan melakukan kunjungan ke empat negara untuk membahas RUU KUHP dan KUHAP. Empat negara yang dituju adalah Belanda, Inggris, Perancis, dan Rusia.
"Betul, memang KUHAP dan KUHP perlu melakukan studi komparatif, masukan, melihat dan mendengar secara langsung dari sumber yang menganut Eropa konstinental, kalau kita kan selama ini menganut Belanda," kata anggota Komisi III Dimyati Natakusuma di Gedung DPR, Jumat 22 Maret 2013.
Anggota Komisi III, kata Dimyati, akan dibagi menjadi empat kelompok, sehingga masing-masing negara ada 15 orang berangkat. "Itu termasuk dengan sekretariat ya," kata dia. 
Rencananya, mereka akan kunker selama tiga hari. Tetapi belum diketahui kapan mereka akan berangkat. "Saya sendiri nanti ke Inggris."
Apa urgensinya? Menurut Dimyati, banyak pasal yang bisa dipelajari di empat negara tujuan itu. Misalnya saja, pasal santet, juga dapat didalami di negara itu. "Santet itu bagian dari sihir. Sihir di zaman nabi sudah ada, di negara luar sudah ada. Itu (santet) subnya. Ini perlu pengaturan-pengaturan," ujar dia.
Dalam RUU KUHP itu, santet tercantum dalam Pasal 293 ayat (1), yang bunyinya: Setiap orang yang menyatakan dirinya mempunyai kekuatan gaib, memberitahukan, memberikan harapan, menawarkan atau memberikan bantuan jasa kepada orang lain bahwa karena perbuatannya dapat menimbulkan penyakit, kematian, penderitaan mental  atau fisik seseorang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Kategori IV.
Sementara, ayat (2) berbunyi: Jika pembuat tindak pidana sebagaimana  dimaksud pada ayat (1) melakukan perbuatan tersebut untuk mencari keuntungan atau menjadikan sebagai mata pencaharian atau kebiasaan, maka pidananya  dapat ditambah dengan 1/3 (satu per tiga).

Koruptor APBD : Pesakitan yang Mulutnya Adalah Duburnya, yang Keluar Tahi dan Kentut

Agus Sutondo: Dari Korupsi APBD Depok Sampai Korupsi Komentar
.
OPINI
.
 | Jumat, 22 Maret 2013 | 15:45 WIB 
.
Dibaca: *96 *   Komentar: *0*   0 bermanfaat
.
Penulis tidak mengingat persis kapan pertama kali mengenal akun yang mengaku dikelola oleh Agus Sutondo ini. Bukan melalui blog keroyokan kompasiana ini seorang politisi yang berasal dari PDIP Kota Depok ini penulis kenal, jauh sebelumnya pesakitan hukum ini pernah memberikan komentar di blog yang saya kelola ditetangga sebelah. Beberapa tulisan-tulisannya sempat penulis baca meskipun tak pernah meninggalkan komentar.
img class="size-medium wp-image-99121 aligncenter" title="b3667007fae6d2373783f9f948a2514c" src="http://stat.ks.kidsklik.com/ci/image/media/300x300/817x768/2013/03/22/b3667007fae6d2373783f9f948a2514c.jpg" alt="b3667007fae6d2373783f9f948a2514c" width="300" />
Beberapa minggu kebelakang seiring kasus yang menimpa politisi PKS, akun Agus Sutondo kecipratan tenar dengan tulisan-tulisan yang seolah-olah penuh kebenaran tersebut. Karena isi tulisannya sangat terkait erat dengan posisinya yang mantan anggota DPRD Depok tersebut dalam mengkritisi lawan-lawan politiknya, terutama PKS.
img class="alignnone size-medium wp-image-99121" title="23cd022dfabf8a8c179b1f8aa801d068" src="http://stat.ks.kidsklik.com/ci/image/media/300x300/1024x469/2013/03/22/23cd022dfabf8a8c179b1f8aa801d068.jpg" alt="23cd022dfabf8a8c179b1f8aa801d068" width="300" />
Apakah Agus Sutondo menulis dengan semangat menguak tabir kebenaran? Penulis hanya ingin memaparkan bukti-bukti sepele saja, apakah Agus Sutondo layak dipercaya atau bahkan layak dikasihani terkait dirinya yang menjadi "korban" dalam kasus korupsi APBD Depok dan dituliskan melalui akun kompasiana dan beberapa akun lainnya.
img class="alignnone size-medium wp-image-99121" title="5f5e486e3aa536ee7d268d85d912a924" src="http://stat.ks.kidsklik.com/ci/image/media/300x300/933x223/2013/03/22/5f5e486e3aa536ee7d268d85d912a924.jpg" alt="5f5e486e3aa536ee7d268d85d912a924" width="300" />
em>Bukti Pertama :  Komentar diatas (19 maret 2013) adalah hasil "korupsi" Agus Sutondo yang bisa dibaca dalam tulisan yang berjudul "Mantan Presiden PKS Diduga Terlibat PKI
" di akun blogdetik. Redaksinya tidak saya ingat persis namun tidak seperti yang terlihat dalam gambar diatas, hanya kata ...bro...bro...kirain saja yang merupakan kalimat dari penulis, selebihnya hasil rekayasa Agus Sutondo!. Mengingat Agus Sutondo telah melakukan "korupsi" atas komentar yang penulis berikan dalam tulisannya tersebut, kembali penulis mencoba memberikan komentar kedua.
img class="alignnone size-medium wp-image-99121" title="b110253b8b132f07447f59233d4ee2c3" src="http://stat.ks.kidsklik.com/ci/image/media/300x300/737x377/2013/03/22/b110253b8b132f07447f59233d4ee2c3.jpg" alt="b110253b8b132f07447f59233d4ee2c3" width="300" />
Bukti Kedua : Gambar diatas adalah isi komentar penulis yang masih dalam bentuk darft yang belum dikirimkan " Oh....anda suka merubah (pen=seharusnya mengubah) kalimat para komentator ya??? strong>Kirain anda berubah setelah tersangkut kasus korupsi APBD DEPOK, ternyata sampai isi komentar anda korupsi juga!!!"
img class="alignnone size-medium wp-image-99121" title="18574d2bc1a5aa2ea25468ca72083e0a" src="http://stat.ks.kidsklik.com/ci/image/media/300x300/894x236/2013/03/22/18574d2bc1a5aa2ea25468ca72083e0a.jpg" alt="18574d2bc1a5aa2ea25468ca72083e0a" width="300" />
Gambar diatas setelah komentar dikirimkan dalam tulisan Agus Sutondo yang menunggu moderasi dari pemilik akun.
img class="alignnone size-medium wp-image-99121" title="55d50b03ebd675d783468e69a5fc7d24" src="http://stat.ks.kidsklik.com/ci/image/media/300x300/1024x692/2013/03/22/55d50b03ebd675d783468e69a5fc7d24.jpg" alt="55d50b03ebd675d783468e69a5fc7d24" width="300" />
Gambar selanjutnya menunjukkan hal yang sungguh diluar dugaan, ternyata Agus Sutondo melakukan hal fatal dengan memenggal seluruh kalimat dari komentar yang saya kirimkan dengan hanya meninggalkan tanda tanya saja (????) . Betapa sungguh memalukan tindakan Agus Sutondo ternyata, bukan hanya tersandung kasus korupsi APBD Depok saja, sampai komentar pun ikut dikorupsi!. Lantas masih layakkah kompasianer memberikan apresiasi atas tulisan-tulisan yang tampak seperti kebenaran. Mengingat ada beberapa kompasianer yang mengagung-agungkannya dan sampai-sampai memposisikan Agus Sutondo seperti Nazarudin. Bahwa kicauannya adalah sebuah kebenaran, hanya karena seorang Agus Sutondo pernah menjadi wakil rakyat yang mengetahui kebobrokan rekan-rekannya sendiri di DPRD Depok pada periode yang menjadikannya sebagai tersangka kasus korupsi APBD.

JK Nyapres Lagi?? Kalah Lagi. Kalah Lagi. Klo Gagal Lagi? Pulang Kampung Jadi Guru? Terus Nunggu 2019??

Jumat pagi ini aku isi dengan membuka foto-foto lamaku yang masih tersimpan di laptop sambil membaca koran pagi. Tanpa sengaja aku menemukan foto Pak Jusuf Kalla saat menyampaikan speech-nya di sebuah seminar di kampusku. Entah kenapa tiba-tiba aku teringat sebuah peristiwa yang menurutku menarik dan perlu aku share . Yaitu sebuah peristiwa di hari Jumat siang, sekitar awal Januari tahun ini. Kebetulan saat itu aku sedang menggarap skripsiku yang bertema peran Jusuf Kalla dalam konflik Thailand Selatan.

Jumat itu adalah Jumat ketika aku melaksanakan Shalat Jumat di aula kampusku (Aula Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina), karena kebutuhanku ingin mewawancara Jusuf Kalla (JK) maka aku beranikan diri untuk mendekatkan tempat shalatku di belakang beliau shalat. Agar selepas shalat aku bisa langsung memperkenalkan diri dan meminta kesediaan waktunya untuk diwawancara.

Kebetulan kampus Paramadina itu letaknya persis di samping PMI (Tempat Pak JK ngantor), dan Pak JK bisa dikatakan sering melaksanakan shalat Jumat di kampusku itu. Awalnya biasa saja shalat di belakang Pak JK, tidak ada yang istimewa yang aku lihat dari penampilan Mantan Wakil Presiden ini. Kebetulan saat itu beliau menggunakan batik berwarna coklat agak kekuningan dan celana bahan panjang berwarna coklat. Penampilan beliau sungguh biasa saja, bisa dikatakan sangat sederhana untuk mantan orang nomer dua di negeri ini.

Tibalah kita semua menjalankan shalat, pada saat hendak sujud kebetulan tidak sengaja aku menemukan bahwa benang jahitan di celana Pak JK dibagian belakang terlepas dan hampir sobek (walau belum sobek). Tanpa sengaja aku berpikir "kayaknya ini celana murah deh, makanya benangnya lepas gitu" (jadi ketahuan shalatnya tidak khusyuk, hehehe). Selepas shalat aku kembali berpikir, bagaimana seorang sekelas Jusuf Kalla bisa berpenampilan amat sederhana. Padahal kita tahu bahwa beliau adalah pengusaha kelas kakap di negeri ini, belum lagi beliau itu mantan Wakil Presiden.

Pemandangan yang aku lihat barusan amat kontras jika dibandingkan dengan pejabat-pejabat maupun pengusaha-pengusaha lain yang tampil begitu mewah. Bahkan kita bisa saksikan bagaimana banyak pejabat-pejabat negeri ini tidak malu mempertontonkan kemewahan bahkan keglamoran di depan rakyatnya hanya untuk sebuah gengsi. Mungkin ada beberapa pejabat yang harga celananya kalau ditaksir itu sama dengan ongkos makan orang satu kelurahan atau bahkan satu kecamatan.

Tapi apa yang aku lihat dari figur seorang Jusuf Kalla ini agak sedikit berbeda. Selepas shalat Jumat, aku menyapa beliau dan bersalaman. Kami (karena banyak orang, bukan hanya aku) pun berbincang dengan Pak JK, sejauh yang aku nilai ketika berbincang dengan beliau, kesan pertama yang didapat  saat berbincang adalah beliau begitu cerdas dan penuh wawasan, dan yang terpenting beliau adalah sosok yang jenaka yang sering menyuguhkan humor-humor segar (dan emang lucu alias ga garing) yang tentu mencerdaskan.

Ketika kami sampai di ujung pintu aula, Pak JK pun hendak memakai sepatunya. Dengan mata kepalaku sendiri aku saksikan merek sepatu Pak JK itu masih "JKCollection". Sepatu buatan dalam negeri yang beliau bangga-banggakan ketika kampanye pencapresanya di 2009 masih beliau gunakan. Pemandangan itu kemudian menjadi semacam penguat bagiku bahwa beliau adalah sosok yang sederhana, namun istimewa karena wawasan, ilmu dan prilakunya. Sekaligus penegas bahwa kesederhanaan saat ini adalah barang yang langka, maka kesederhaan yang tampak dari seorang Jusuf Kalla bagiku adalah sesuatu yang istimewa.

Aku jadi merenung sebentar, membayangkan bagaimana sosok Jusuf Kalla dengan kesederhanaannya beliau begitu dihormati dan dihargai oleh orang lain. Sedangkan disisi lain, banyak yang mempoles dirinya dengan busana atau aksesoris yang mahal justu untuk mendapat penghormatan dari orang lain.

Aku jadi teringat nasihat ustadku dulu di Pesantren bahwa "Bukanlah busana atau pakaian yang membuatmu tampil indah, tapi keluasan ilmumu dan baiknya budi pekertimu yang akan membuatmu tampil indah". Dan Jusuf Kalla adalah contoh nyata buatku saat ini.

Seorang Suami yang Bingung Mencari Dukun untuk Istrinya yang Sedang Hamil Tua dan Anaknya yang Ke-5 Minta Dibelikan Samsung Galaxy Tab 10.0 64G Tanpa Kontrak Operator

Cara Memilih Dukun yang Benar
.
OPINI
.
 | Rabu, 28 November 2012 | 02:29 WIB 
.
Dibaca: *193 *   Komentar: *4*   2 bermanfaat
.
Siapa yang mau kayaaa, siapa yang mau usahanya berhasiiil, siapa yang mau nyalonin jadi Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, siapa yang mau dapet joodoooh, datang saja ke mbah dukun... dijamin. 
.
Dijamin berhasil? 
.
Kagak.. dijamin berantakan!
.
Tapiii, walau sudah pada tahu hukumnya namun ternyata teteep saja banyak yang datang ke mbah dukun ini, yah mo gimana lagi...
.
Gini aja deh, saya bantu caranya nyari dukun yang bener biar usahanya berhasil. Anggap saja anda ini pemancing yang mau ikut lomba mancing. Pastinya semangat anda membara kalau hadiahnya motor atau mobil, betulkan? 
.
Siap-siap dong umpan yang manteb. Ikan Tuna, susu, esence, telor bebek, kroto dan tetek bengeknya dicampur sampe wangi.
.
Ni umpan kalau bisa lebih enak dari blackforest, agar sewot tuh isteri anda. Biar dia ngomong "Anak sama bini gak pernah dibuatin bolu yang enak, lah ini ikan malah dikasih, sebenernya kamu ini nikah ama siapa sih" wek wek wek. Biasanya ini ucapan yang keluar dari pemancing yang gak pernah menang lomba mancing.
.
Kalo sering menang sih pasti isterinya malah ngebantuin. Di mata bininya kalau diperhatikan bakal ada gambar uang, gambar motor dan gambar mobil yang ganti-gantian nongol. Dah Faham kaaaan??
.
Oke, umpan dah siap. Sekarang bawa tuh joran ma umpan ke dukun biar dijampi-jampi.
.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih dukun biar tidak salah pilih.
.
1. Cari dukun yang rumahnya bagus, mobilnya mewah, kerbaunya bejibun, isterinya cukup 1 aja, kalau 4 ntar stok ceewe abis buat sayah, bisa-bisa masa jomblo sayah tambah panjang nih. Kan menyebalkan...Kenapa? karena kalo rumahnya butut ga punya harta, berarti itu dukun ngga oke banget. Untuk dirinya aja susah, gimana mo bantu orang laen. Dukun yang kayak gini biasanya suka berkelit dengan bilang begini "Saya lagi merih, prihatin, biar ilmu saya tokcer". Halah basiiii.... jangan percaya ma dia yah.
.
2. Tes dulu baru percaya. Ajak dia ke pemancingan, suruh dia pakai tuh joran yang sudah dijampi-jampi. Kalau misalnya nggak menang, ngapain kita percaya sama dia, dah tinggalin saja, buang-buang duit aja.
.
3. Jika tes dah berhasil. Misalnya nih tuh dukun berhasil menang perlombaan, harus ati-ati juga. Berarti nih dukun kemaruk, sampe-sampe disuruh mancingpun mau, bisa-bisa nanti anda diporotin terus. Minta sajen lah, mbah jambrong pengen anu atau pengen itu lah dan macem-macem alasan lainnya. Bakalan hadiah mancing dijual buat menuhin permintaan dia, syukur-syukur ngga nombok. Kalau sampe nombok, kacian deh eluuuuuuuuuuu.
.
Gimana, udah tau kan cara mencari dukun yang bener?
.
Pasti anda bakal sewot membaca tips-tips saya itu karena posisi si dukun selalu serba salah wkwkwk.
.
Udah ah becandanya, sekarang saya kasih tahu cara yang bener nyari dukun. Carilah dukun beranak kalau tidak ada bidan di kampung anda, karena kalau nyari dukun santet ngga bakalan nyambung, bisa-bisa nanti yang brojol paku karatan, kan kasihan isteri anda hahaha... 
.
Kabuuuuuuuuuuuuur
.
.

Preseden Buruk Rasyid Rajasa dan Derita Suami Megawati

JAKARTA - Megawati Tanzil (56), warga Taman Semanan Indah, Cengkareng, Jakarta Barat, meratapi suami tercintanya, Ricky Halim (69) yang kini masih terbaring koma, usai ditabrak mobil yang dikendarai Leonardo Chanya Taher.
 
Sudah delapan bulan lamanya, wanita paruh baya itu mencari keadilan untuk suami tersayang. Dia pun berharap agar Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat (Jakbar) bisa menjatuhkan hukuman setimpal pada Leonardo, yang tercatat sebagai pelajar SMA.
 
"Suami saya ditabrak ketika sedang olahraga pakai sepeda keliling rumah, selama delapan bulan kasus ini belum ditangani," kata Megawati kepada wartawan, di PN Jakbar, Kamis (21/3/2013).
 
Megawati menyesalkan, setelah kejadian pelaku penabrak tidak juga beritikad baik minta maaf dan keluarga pelaku hanya berjanji akan mengganti biaya pengobatan suaminya yang saat ini kondisinya sangat prihatin.
 
"Mereka berjanji katanya mau ganti rugi dalam pengobatan, tapi sampai sekarang belum juga. Tapi bukan itu yang buat saya sakit hati, pelaku dan keluarganya tak juga minta maaf pada saya dan suami. Saya sampai jual mobil dan barang berharga," tutur Megawati sambil meneteskan air mata.
 
Megawati pun menuturkan peristiwa naas tersebut, pada hari Sabtu, 7 Juli 2012, lalu sekira pukul 08.00 WIB, di Jalan Dharma Permai dekat Pos Keamanan Cakra VI, Kalideres, Jakarta Barat. Saat itu, suaminya tengah berolahraga pagi bersepeda. Tiba-tiba saja, Ricky ditabrak dari belakang oleh pelaku hingga tubuhnya sempat masuk ke kolong mobil dan terseret hingga 30 meter.
 
Ricky pun sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng sebelum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Siloam dalam kondisi koma hingga saat ini.
 
"Suami saya kritis selama 8 bulan, tidak bisa apa-apa. Sekarang dirumah kondisinya kian parah, dokter pun sudah angkat tangan. Sekarang kami hanya minta mukzizat untuk kesembuhan suami saya dan keadilannya," tuturnya.
 
Wanita yang memiliki dua cucu menambahkan, selain pelaku tidak ditahan, kasus ini sempat digantung selama tujuh bulan oleh pihak kepolisian. Namun, setelah pihak keluarga menemui Kapolres Metro Jakarta Barat, kasus tersebut akhirnya dilimpahkan ke Kejari Jakarta Barat untuk segera disidangkan.
 
"Sayangnya hingga kini pelaku tak juga ditahan dan masih tidak mengakui kesalahannya," tuturnya.
 
Saat ini, sidang dengan terdakwa Leonardo pun telah memasuki tahap mendengarkan saksi dari pihak korban.
 
Sidang tersebut dipimpin oleh Ketua Hakim Ambo Mase, diruangan Ali Said, di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, dengan agenda mendengar saksi-saksi yaitu Megawati Tanzil, istri korban dan Kardono, Satpam komplek di TKP. Sedangkan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Tolhas Hutagalung.
(cns)