Friday, March 22, 2013

JK Nyapres Lagi?? Kalah Lagi. Kalah Lagi. Klo Gagal Lagi? Pulang Kampung Jadi Guru? Terus Nunggu 2019??

Jumat pagi ini aku isi dengan membuka foto-foto lamaku yang masih tersimpan di laptop sambil membaca koran pagi. Tanpa sengaja aku menemukan foto Pak Jusuf Kalla saat menyampaikan speech-nya di sebuah seminar di kampusku. Entah kenapa tiba-tiba aku teringat sebuah peristiwa yang menurutku menarik dan perlu aku share . Yaitu sebuah peristiwa di hari Jumat siang, sekitar awal Januari tahun ini. Kebetulan saat itu aku sedang menggarap skripsiku yang bertema peran Jusuf Kalla dalam konflik Thailand Selatan.

Jumat itu adalah Jumat ketika aku melaksanakan Shalat Jumat di aula kampusku (Aula Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina), karena kebutuhanku ingin mewawancara Jusuf Kalla (JK) maka aku beranikan diri untuk mendekatkan tempat shalatku di belakang beliau shalat. Agar selepas shalat aku bisa langsung memperkenalkan diri dan meminta kesediaan waktunya untuk diwawancara.

Kebetulan kampus Paramadina itu letaknya persis di samping PMI (Tempat Pak JK ngantor), dan Pak JK bisa dikatakan sering melaksanakan shalat Jumat di kampusku itu. Awalnya biasa saja shalat di belakang Pak JK, tidak ada yang istimewa yang aku lihat dari penampilan Mantan Wakil Presiden ini. Kebetulan saat itu beliau menggunakan batik berwarna coklat agak kekuningan dan celana bahan panjang berwarna coklat. Penampilan beliau sungguh biasa saja, bisa dikatakan sangat sederhana untuk mantan orang nomer dua di negeri ini.

Tibalah kita semua menjalankan shalat, pada saat hendak sujud kebetulan tidak sengaja aku menemukan bahwa benang jahitan di celana Pak JK dibagian belakang terlepas dan hampir sobek (walau belum sobek). Tanpa sengaja aku berpikir "kayaknya ini celana murah deh, makanya benangnya lepas gitu" (jadi ketahuan shalatnya tidak khusyuk, hehehe). Selepas shalat aku kembali berpikir, bagaimana seorang sekelas Jusuf Kalla bisa berpenampilan amat sederhana. Padahal kita tahu bahwa beliau adalah pengusaha kelas kakap di negeri ini, belum lagi beliau itu mantan Wakil Presiden.

Pemandangan yang aku lihat barusan amat kontras jika dibandingkan dengan pejabat-pejabat maupun pengusaha-pengusaha lain yang tampil begitu mewah. Bahkan kita bisa saksikan bagaimana banyak pejabat-pejabat negeri ini tidak malu mempertontonkan kemewahan bahkan keglamoran di depan rakyatnya hanya untuk sebuah gengsi. Mungkin ada beberapa pejabat yang harga celananya kalau ditaksir itu sama dengan ongkos makan orang satu kelurahan atau bahkan satu kecamatan.

Tapi apa yang aku lihat dari figur seorang Jusuf Kalla ini agak sedikit berbeda. Selepas shalat Jumat, aku menyapa beliau dan bersalaman. Kami (karena banyak orang, bukan hanya aku) pun berbincang dengan Pak JK, sejauh yang aku nilai ketika berbincang dengan beliau, kesan pertama yang didapat  saat berbincang adalah beliau begitu cerdas dan penuh wawasan, dan yang terpenting beliau adalah sosok yang jenaka yang sering menyuguhkan humor-humor segar (dan emang lucu alias ga garing) yang tentu mencerdaskan.

Ketika kami sampai di ujung pintu aula, Pak JK pun hendak memakai sepatunya. Dengan mata kepalaku sendiri aku saksikan merek sepatu Pak JK itu masih "JKCollection". Sepatu buatan dalam negeri yang beliau bangga-banggakan ketika kampanye pencapresanya di 2009 masih beliau gunakan. Pemandangan itu kemudian menjadi semacam penguat bagiku bahwa beliau adalah sosok yang sederhana, namun istimewa karena wawasan, ilmu dan prilakunya. Sekaligus penegas bahwa kesederhanaan saat ini adalah barang yang langka, maka kesederhaan yang tampak dari seorang Jusuf Kalla bagiku adalah sesuatu yang istimewa.

Aku jadi merenung sebentar, membayangkan bagaimana sosok Jusuf Kalla dengan kesederhanaannya beliau begitu dihormati dan dihargai oleh orang lain. Sedangkan disisi lain, banyak yang mempoles dirinya dengan busana atau aksesoris yang mahal justu untuk mendapat penghormatan dari orang lain.

Aku jadi teringat nasihat ustadku dulu di Pesantren bahwa "Bukanlah busana atau pakaian yang membuatmu tampil indah, tapi keluasan ilmumu dan baiknya budi pekertimu yang akan membuatmu tampil indah". Dan Jusuf Kalla adalah contoh nyata buatku saat ini.