Monday, August 18, 2014

NEGERIKU BERGANTI TUAN MENUJU MASA KELAM

Penuturan Abdul Hakim :

………………..  Untuk memudahkan jalan cerita, orang-orang politik dari Jakarta ini saya namakan saja “rombongan Sukarni”………… 

Ada lebih dari 500 orang kami dijubelkan ke dalam 22 bis.   

Setelah menempuh perjalanan dua hari satu malam tanpa mendapat makan dan minum, rombongan tiba di Nusakambangan dan dijebloskan ke dalam penjara daruratdi Pos Kembang Kuning…………….

Sementara itu para interniran mendapat kabar bahwa mereka segera akan dinaikkan ke kapal KPM Tawali yang pada waktu itu sedang berlabuh di Cilacap, untuk diberangkatkan ke Australia.   

Baiklah diketahui bahwa sebelum itu ada pengumuman dari bagian penerangan pemerintah Hindia Belanda, RPD (Regewrings Publiciteits Dienst).   

Sejumlah lebih kurang 500 orang tawanan, terdiri atas orang-orang Jepang, Korea dan Taiwan, yang telah diangkut terlebih dulu ke Australia tidak sampai ke tempat tujuannya.   

Mereka dinyatakan hilang.  

Rupanya Tuhan masih melindungi para interniran.   Pada tanggal 4 dan 5 Maret Cilacap digempur Angkatan Udara Jepang, dan di antara kapal-kapal yang tenggelam di pelabuhan Cilacap terdapat kapal Tawali.    

Pada tanggal 9 Maret Belanda menyerah dan keesokan harinya direktur penjara mengumumkan dengan resmi, bahwa para interniran bebas.    

Siapapun yang mau, boleh tinggal di Cilacap menunggu hubungan jalan menjadi baik kembali.    

Tanggal 15Maret Sukarni meninggalkan Nusakambangan.    

Karena tidak ada kendaraan, mereka berjalan kaki ke Maos.   

Mereka kemudian menyeberangi sungai Serayu yang lebar itu dengan rakit, karena jembatan sudah dibumihanguskan oleh Belanda.    

Dari Jeruklegi, lebih kurang 13 kilometer sebekah barat Maos, rombongan menumpang kereta api ke Jakarta melalui Bandung…………..

di kereta api, Sukarni bertemu dan berkenalan dengan seorang gadis bernama Nursiyar.    

Beberapa bulan kemudian Sukarni menikah dengan gadis ini…………………. (Sumono Mustaffa, Sukarni Dalam Kenangan Teman-Temannya, 1986)
.
.