Monday, December 24, 2012

Ridwan Saidi, Jokowi dan Celana Dalam yang Hanyut di Tengah Kampung

aku ambil contoh kalimat di bawah ini :
"Nenek membeli tablet"
nenek sebagai subyek, membeli sebagai predikat, tablet sebagai obyek. kalo disebut kata nenek maka pikiran kita akan membuka memori tentang wajah perempuan tua yang keriput. tak ada yang membayangkan wajah Jelo kan? kalau disebut kata tablet maka memori kita membuka berbagai image tentang tablet lalu bertabrakan dengan kata nenek. tablet sekelebatan samar-samar adalah sebentuk benda bulat putih kecil dengan rasa pahit dan lengket. tapi memori kita akan terpatri kuat mengeluarkan informasi tentang sebuah benda lebar dan hitam dengan layar menyala terang.
jadi kalau kalimat di atas ditambah keterangan tempat maka pikiran kita akan segera mengerucut membayangkan benda yang dimaksud.
bagaimana analoginya? gak nyambung ya? ngga ngerti ya? itu berarti anda GUOBBLOOKK.
nah perhatikan kata yang huruf kapital semua tadi. dalam hal ini bukan memori yang bekerja tetapi naluri. begitu juga dengan judul di atas. hanya satu kata saja penghubungnya.
apakah itu?