Monday, February 25, 2013

Tuyul Teriak Tuyul

Satu bulan telah berlalu. Entah telah diberlakukan atau belum. Namun jika sudah, maka saya berani berujar bahwa wacana moderasi admin pada setiap artikel di Kompasiana sebagai omong kosong belaka. Tak lebih hanya sebagai pengatas kepanikan sementara atas keberadaan akun yang menyerang institusi tertentu.
Faktanya bisa anda saksikan pada beberapa artikel di Kanal Bola. Terlihat jelas moderasi admin bak tak berlaku di kanal ini. Baik sebelum atau sesudah publish artikel.
Coba anda simak artikel yang ditulis oleh Kompasianer bernama akun “Gaban” (atau apa lah namanya) beberapa hari lalu. Ia menulis artikel pengakuan sebagai karyawan Halma yang sengaja dibayar untuk mengomentari kisruh sepak bola nasional.
Artikel tersebut lebih menjurus kepada fitnah ketimbang fakta. Menimbang ia tak menyertakan satu bukti apapun kecuali pengakuannya. Pengakuan, yang bahkan, setiap orang bisa mengarangnya.
Masih di hari yang sama, Kompasianer H.Muhyidin. Mem-publish artikel bahwa Sekjen PSSI berencana membentuk PSSI tandingan. Artikel itu pun (meski sebatas bercanda) sangat menjurus fitnah. Sebab tak ada satu pun media mainstream nasional yang mengutip pernyataan Halim Mahfudz seperti yang dilukiskan oleh H.Muhyidin.
Hari ini bahkan lebih parah lagi. Ada Kompasianer bernama akun sama dengan Sekjen PSSI, Halim Mahfudz. Isinya, silahkan anda nilai sendiri. Pertanyaannya: Apakah diperbolehkan bagi user untuk mempergunakan nama “seenaknya” (yang sama dengan tokoh publik), kemudian menulis artikel yang isinya seolah-olah berasal dari tokoh tersebut?.
Jika hal itu memang diperbolehkan, maka jangan salahkan bila pemilu 2014 mendatang, di kanal politik, akan bertebaran akun bernama “Prabowo Subiyanto”, “Jusuf Kalla”, “Mahfud MD”, dan lainnya. Bahkan saya pun berniat mengganti nama saya dengan salah satu tokoh publik yang terkenal. Aburizal Bakrie, misalnya. Ini pun sebatas niat dan bila memang diizinkan oleh pemilik “rumah”.
Intinya, tanpa mengurangi rasa segan dan hormat saya, Admin: Tolong tindak tegas akun-akun di kanal bola. Jujur saja, banyak para penulis handal di kanal bola yang “mengubur” dalam-dalam penanya hanya karena merasa terganggu dan jengah oleh keberadaan akun-akun tersebut. Setidaknya, saya pun -mulai hari ini- akan berpikir dua kali untuk menulis kembali di kanal ini.
Bagi rekan-rekan sekalian, hendaknya meninggalkan artikel-artikel provokatif seperti demikian. Anggurkan niat kita dari meng-klik serta mengomentari artikel-artikel tersebut. Lebih baik anda klik fitur “laporkan” jika menemui tulisan sarat fitnah seperti di atas. Dan hentikan saling beropini tanpa berdasarkan fakta, data, dan bukti awal.
Jadi, bagaimana admin dan bagaimana menurut yang lainnya?.
Salam neraka!
Maaf, tak ada hidangan