Thursday, August 7, 2014

SEANDAINYA MEGAWATI JADI IBU NEGARA..... SEANDAINYA LOOOH.....

Ibu Negara Kok Begitu Sih?

Apriliana Limbong

07 Aug 2014 | 06:49

Sumber: Ilustrasi/Kompasiana (kompas.com)

Kiprah ibu negara di manapun akan selalu menarik perhatian, termasuk ibu negara di Indonesia. Jika seorang ibu negara melakukan tindakan yang kurang pantas, atau kurang enak di mata masyarakat, maka pasti akan menjadi gunjingan. Jangan heran jika orang-orang akan bertanya, “Ibu Negara Kok Begitu Sih?” Beruntung, Indonesia memiliki ibu negara yang relatif positif sejak ibu negara pada masa kemerdekaan sampai ibu negara saat ini.

Salah satu ibu negara yang saya sukai adalah Siti Nuriyah Abdurrahman Wahid. Perempuan ini begitu anggun dan cerdas. Beliau mendampingi presiden Gus Dur dengan sangat baik. Sikap, ucapan, dan tindakannya sangat mendukung kiprah presiden. Sayang, ibu negara yang satu ini hanya sekitar satu tahun menjadi ibu negara.

Ibu negara lainnya yang mengagumkan adalah Ainun istri dari presiden Habibie. Perempuan dengan latar belakang dokter tersebut, memposisikan dirinya dengan luar biasa sebagai istri presiden. Sikap, ucapan dan tindakannya juga sangat baik. Tidak pernah kita mendengar kabar miring tentang kiprah ibu negara yang satu ini. Apalagi, durasi kepemimpinannya juga sangat pendek.

Siapa lagi ibu negara yang mengagumkan? Tidak lain adalah istri presiden Soekarno, yaitu Fatmawati. Kita sudah sering mendengar bagaimana Fatmawati ikut menjadi salah satu pejuang pada masa kemerdekaan. Sebagai istri presiden, peran Fatmawati cukup besar. Berbagai sikap dan kebijakan Soekarno pasti tidak lepas dari peran beliau, yang mendampingi Soekarno, meskipun Soekarno memiliki istri lainnya.

Istri presiden Soeharto yang berkuasa paling lama, yaitu Hartinah (Bu Tien), juga mengagumkan. Perannya disebut-sebut sangat sentral dalam memengaruhi kepemimpinan Soeharto. Bahkan, kejatuhan Soeharto disinyalir karena ketiadaan kehadiran Bu Tien, yang sudah meninggal beberapa tahun sebelumnya. Selama berkuasa, Bu Tien memberikan kontribusi besar dalam membangun sejumlah tempat monumental dan bersejarah. Yang paling fenomenal adalah keberadaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Tempat rekreasi yang monumental ini menjadi warisan terbaik yang bisa diberikan ibu negara kepada bangsanya.

Bagaimana dengan ibu negara kita sekarang Bu Ani Yudhoyono? Kita tentu bisa melihat bagaimana dukungan bu Ani terhadap SBY. Yang paling menonjol adalah upayanya menggalang kekuatan para istri pemimpin negara yang menjadi anggota kabinet. Istri para menteri yang sebelumnya hanya menjadi pajangan, berubah selama masa pemerintahan SBY. Bu Ani menjadikan mereka lebih berkontribusi lewat kegiatan positif yang sejalan dengan program pemerintah. Para istri kabinet itu kemudian diwadahi lewat organisasi dengan nama SIKIB (Solidaritas Istri-istri Kabinet Indonesia Bersatu).

SIKIB membuat berbagai program yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat. Jauh sebelum pihak lain bikin program kartu pintar atau kartu sehat dan program lainnya, SIKIB sudah membuat dan menjalankan program Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Hijau, Indonesia Kreatif dan Indonesia Peduli. Seluruh program itu sudah berjalan dan masyarakat di berbagai wilayah Indonesia sudah merasakan manfaatnya.

Kiprah ibu negara tersebut tentu sangat positif dan layak diapresiasi. Apalagi jika dibandingkan dengan kiprah ibu negara atau nyonya besar pemimpin yang cenderung sok kuasa. Kita tentu sering mendengar perilaku istri pemimpin yang justru lebih berkuasa dibanding suaminya. Hal itu pasti akan berdampak negatif. Jadi beruntunglah kita memiliki ibu negara yang tidak seperti itu. Kegiatan positif seperti yang dilakukan oleh SIKIB, layak dilanjutkan oleh ibu negara berikutnya. Lebih terprogram dan terrencana... sehingga akan jarang yang bertanya, “Ibu Negara Kok Begitu Sih?”
.
.