Thursday, August 7, 2014

M. YASYA, MAHASISWA INDONESIA YANG SUKSES MEMBANTAI SERDADU ISRAEL DI TEROWONGAN GAZA

 Nasional

Kalahkan Mahasiswa Israel, M Yasya Sabet Emas Olimpiade Matematika

7 Agustus 2014 | 08:00

NEFOSNEWS, Jakarta - Nama Indonesia kembali harum berkat prestasi  Muhammad Yasya (20), mahasiswa Teknik Elektro ITS. Dia menyabet emas di ajang olimpiade matematika Internasional.

"Soal-soal dalam olimpiade banyak yang di luar perkiraan. Soal yang ada membutuhkan analisis yang mendalam," ungkap Yasya seperti dikutip Antara, pada Rabu (6/8/2014).

Prestasi gemilang ini ditorehkan Muhamad Yasya di ajang International Mathemathics Competition (IMC) 2014 yang diselenggarakan di Bulgaria, sejak 29 Juli sampai 4 Agustus lalu. Ajang internasional ini sudah 21 kali diselenggarakan.

Publik terpukau karena Yasya mampu menyelesaikan soal-soal itu dengan cermat. Apalagi, Yasya mampu menyelesaikan soal-soal yang lazim diujikan bagi mahasiswa setaraf pascasarjana di dunia. Padahal dia masih berkuliah di semester II pada tingkat strata satu. Bahkan, Yasya dengan mudah mengalahkan lawan terberatnya, peserta dari Israel.

Keberhasilan Yasya memenangkan olimpiade ini bukan "hadiah", melainkan kerja keras yang sering diasahnya sejak di bangku sekolah menengah. Sejak itu pula dia rajin mengikuti olimpiade.  "Untuk olimpiade ini, kami mendapatkan pelatihan selama dua minggu," kata dia.

Menanggapi prestasi anak bangsa ini, Widyo Winarso, Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Kemahasiswaan, Direktorat Pembelajaran dan  Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dit. Belmawa Ditjen Dikti), Kemendikbud, menyebut kemenangan M Yasya sebagai potret pelajar Indonesia yang banyak memiliki kecerdasan kognitif, yang bisa diadu dengan pelajar di belahan dunia mana pun.

Apalagi, prestasi M Yasya amat progresif karena mendapatkan medali emas, dibandingkan perolehan 2013 yang baru sebatas meraih medali perak. "Sebuah prestasi Internasional yang membanggakan bagi Indonesia di tahun ini, setelah sebelumnya hanya mendapatkan silver," papar Widyo Winarso.

Widyo juga berharap agar mahasiswa maupun pelajar Indonesia lain bisa meneladani prestasi M Yasya memenangkan kejuaraan Internasional semacam ini.  "Kami berharap prestasi ini bisa menjadi motivasi untuk memperluas bidang kompetisi perguruan tinggi di kancah Internasional, tidak hanya untuk bidang Matematika," kata Widyo.

Sesuai Permendibud Nomor 95 Tahun 2013, para pemenang kompetisi Internasional akan mendapatkan beasiswa S1 untuk peraih medali perunggu, beasiswa S1 dan S2 peraih medali perak, dan beasiswa S1, S2, dan S3 untuk peraih medali emas.

Bersama M Yasya masih ada sederet nama peserta Indonesia yang berhasil. Yaitu Yoshua Yonathan Hamonangan peraih medali perak dari Universitas Indonesia jurusan Matematika, Pramudya A juga peraih medali perak dari Universitas Gadjah Mada jurusan Teknik Elektro, Taufiq A yang mendapatkan medali perunggu dari UGM jurusan matematika, dan Sofihara Alhazmi mendapatkan perunggu dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) jurusan Pendidikan Matematika. Serta ada juga Dian Sitorumi dari Matematika ITB dan M Ardiayansyah dari Matematika UGM. (dimeitri marilyn/ dpy)
.
.