Monday, March 11, 2013

#03

Dari sini sepak terjangnya Yusril, banyak pihak yang melihat pesimis dan mengatakan yusril berhalusinasi seperti halnya seorang Farhat Abbas dan Bang Roma yang siap mencalonkan sebagai presiden lternative. Bahkan ada yang mengatakan ia sedang mimpi di siang bolong, dan tak bangun-bangun. Baru setelah diyatakan partainya lolos verifikasi ia langsung menyatakan kesiapannya mencalonkan diri sebagai presiden, sementara beberapa ketum partai lain yang sebelumnya lolos verifikasi pun masih belum begitu gencar membicarakannya dan masih adem ayem saja. 
Menurut penulis pengalaman Rizal Ramli yang pernah menjabat sebagai menteri perekonomian bisa menjadi cermin baginya yang mana sebelumnya berkoar-koar sampai mulutnya berbusa bahwa ia pro rakyat kecil dan sampai giginya mengerat beberapa kali menyatakan di televise ia pantas menjadi presiden ternyata tak digubris sama sekali oleh publik, lalu ambisinya pun berkahir melempem dan cerita itu hilang entah kemana sampai sosoknya pun kini raib. Seorang Prabowo saja yang sudah mempunyai gurita dan kaki tangan dalam jaringan tim sukses yang superior dan kaya saja tak bisa menggolkan dirinya dalam pemilu tahun lalu. Apalagi seorang kompasianer satu ini. Hmmm. 
Presiden alternative memang sangat baik, supaya mnghindarkan 4 L (lo lagi lo lagi), namun entah kenapa penulis merasa apa yang selalu menjadi sepak terjang Yusril selalu fake, useless dan hanya mementingkan kepentingan dirinya dan pencitraanya semata. Ia tak sadar bahwa namanya sama sekali tak populis di mata masyarakat. Meski sering mencoba untuk mengkritik keras pemerintah atau tokoh tertentu untuk mencari simpati, namun simpati tersebut tak kunjung menghampirinya jua justru mendatangkan antipasti terhadap dirinya . Lihat saja elektabilitas dan akseptabilitas masyarakat lebih condong pada sosok yang lebih popular di mata masyarakat seperti Jokowi, yang cenderung kalem tak hanya kritik dan cincong sana sini, tapi selalu dalam aksi nyata. Dengan modal kritik dan cari simpati saja tidak cukup, supaya diperhatikan public tapi juga harus berbuat dalam aksi nyata sperti jokowi meskipun ia orang yang baru dalam kancah politik nasional. 
Salah satu yang menjadi blunder dalam kiprah Yusril sebagai seorang ahli hukum adalah saat ia menerima kasus bersifat hukum dalam kasus yang sangat merugikan masyarakat. Dalam masalah korupsi pengadaan al quran di kemenag dengan tegas ia menyatakan tak ada sama sekali korupsi dan bahwa Zulkarnaen tak terlibat korupsi. lalu dalam kasus korupsi Gubernur bengkulu non aktif Agusrin najamuddin. Dan yang paling anyar adalah pendampingannya dalam kasus korupsi Emir salah satu kader PDIP.
Hmmm. Menurut penulis isu pencalonan dirinya menjadi presiden bisa saja hanya menjadi angin lalu yang cepat hilang. Yang menjadi miris bila masyarakat tak leks simpati pada dia, justru mendatangakan iba pada yusril kerna dendam politiknya tidak tersampaikan kemudian bermimpi di siang bolong.