Monday, March 11, 2013

#02

Dalam salah satu kutipan wawancara kepada wartawan Tribunnews, Sabtu(9/3/2013). Ia mengatakan.
“Saya sendiri berniat untuk maju. Kalau sekiranya Puan berkenan maju sama-sama, saya pikir ini ideal dan ada harapan besar mendapat dukungan mayoritas rakyat dalam Pemilihan Presiden 2014,” 
Ia merasa sangat cocok jika disandingkan dengan Puan. Menurutnya suatu kombinasi yang sangat pas karena dirinya yang memiliki ilmu bagaimana menata negara dengan baik dan benar serta pengalaman yang panjang dalam mengelola pemerintahan. Sementara Puan bisa dibilang sosok yang cukup pinar dan memiliki kharismatik yang mengalir dari darah soekarno . 
Pakar hukum tata negara ini pun berharap PBB dan PDI Perjuangan bisa berkoalisi seperti halnya PNI dan Masyumi yang telah bekerjasama saat era Bung Karno dahulu.
“Di masa lalu, PNI dan Masyumi bekerjasama dengan bagus. Bung Karno dan M Natsir berjalan seiring. Insya Allah ke depan PDIP dan PBB dapat berkoalisi. Saya dan Puan sama-sama memimpin bangsa ini untuk kemajuan bangsa,” 
Dengan lolosnya PBB menjadi peserta Pemilu 2014, Yusril memperkirakan  dukungan terhadap PBB akan menguat sebagai partai alternatif. 
“Rakyat sudah bosan dengan partai yang  tokoh-tokohnya terlibat korupsi. Sepanjang sejarah, tokoh PBB tidak pernah ada yang terlibat korupsi,” kata Yusril lagi.
Dari pernyataan yang terkahir ini, penulis juga menganggapnya hanya sebagai fake action n statement. Bagaiamana bisa ia mengatakan rakyat sudah bosan dengan partai dan tokoh yang terlibat korupsi sementara dalam beberapa kasus ia menjadi pengacara yang seenak udelnya menerima kasus-kasus korupsi seperti pengadaan Alquran di depag, kasus Emir PDIP dan gubernur Bengkulu. Apalagi ia pernah terjerat sebagai tersangka dalam kasus korupsi Sismibakum. 
Penulis menganggap pernyataan yang keluar dari mulut Yusril sebagai bunuh diri yang seolah menunjukkan pistol pada kepalanya dengan tangannya sendiri. Kemudian ‘blesss’, ia mati dengan pernyataan itu. Tidak perlu logika jelimet dalam memahami pernyataan Yusril yang sarat fake tersebut. persepsi sederhana bisa menyimpulkan makna borok asli seorang Yusril.
Apa yang menjadi catatan bagi penulis dalam sepak terjang Yusril yang juga ahli dalam bidang hukum ini bisa dibilang nekat bahkan terkesan ia ingin masuk ke jurang sama, tak bisa belajar dari pengalaman seperti halnya Megawati tak pernah bisa belajar dari pengalaman. Sebagaimana kita ketahui sebelumnya Yusril menjadi pioneer dalam pendirian partai PBB juga sudah pernah menyatakan kesiapnnya menjadi calon presiden, namun mengingat PBB kalah popular dengan partai lain dan hanya mendapatkan suara seuprit, lalu Yusril menarik pernyataannya itu dan lagi ia pesimis menyalonkan diri sebagai presiden, padahal sebelumnya ia menggadang-gadang siap mencalonkan sebagai presiden. Kemudian kali ini akhir-akhir ini ia menyatakan kesiapnnya kembali dalam bursa calon presiden dalam gelaran pemilu tahun depan.