Monday, June 20, 2011

ada 1001 musim di Indonesia

Fenomena menarik dari negeri ribuan pulau di khatulistiwa. Kalau orang di negara utara begitu bangga dengan four season yang mereka miliki, Indonesia juga tidak kalah dengan sejuta musimnya.


2 Musim utama... kemarau dan penghujan, disamping itu masih ada musim lain yang mengikutinya, musim kemarau selalu diikuti dengan musim mancing, musim layangan, musim touring, musim mendaki dll. begitu juga musim penghujan juga diikuti oleh musim tanam, berbunga, berbuah, musim kawin, musim masuk angin, musim ngojek payung dan masih banyak lagi. itu baru yang terkait dengan musim utamanya, belum lagi musim - musim yang mengiringi setiap proses suatu agama tertentu.

Bagi umat muslim, tentu udah nggak aneh kalo dalam setiap perhitungan bulannya pasti muncul satu bulan penuh rahmah dan ampunan, dikenal dengan nama Ramadhan, ada diantara Syaban dan Syawal. Ramadhan dipercaya sebagai bulan penuh berkah juga, maka dari itu banyak umat muslim yang berlomba - lomba untuk berbuat kebaikan di bulan yang istimewa ini. selain masih banyak juga cara yang agak aneh dalam menjalankannya, coba aja lihat ke dri sendiri, bagaimana kita menghabiskan waktu kita nunggu acara keramat bertajuk bedug maghrib... ada yang ngabuburit, ada yang molor seharian, ada yang berdiam diri di masjid (biasanya mah di mall), sekarang mungkin banyak yang memanfaatkannya dengan menikmati fasilitas-fasilitas aplikasi yang ada di jaringan sosial ternama bernama facebook. cara tradisional juga banyak.... baca komik, maen games pokoke anything buat nipu perut yang kosong.

Untuk sebagian yang lain, bulan Ramadhan akan dimanfaatkan dengan memperbanyak amal ibadah, karena, katanya pahalanya aan berlipat - lipat ganda. sampe sekarang gue agak- agak gak jelas pahala itu bentuknya kayak gimana, but that's not the point.

Nah, sebagai seorang usahawan tercanggih yang selalu berprinsip: "modal sekecil-kecilnya, untung sebanyak-banyaknya". pasti akan berfikir, bulan ramadhan harus bisa "dijadikan ladang usaha".

masih gak mudheng?

Ini berkaitan sama musim yang satu ini...... coba lihat sekeliling kita. pasti kita bisa melihatnya dimana - mana, dan dibulan lain belum tentu ada. ini yang gue rasain dalam beberapa hari terakhir ini.

"munculnya pengusaha pahala"

lihat lebih cermat lagi. pengusaha ini hanya menjalankan usahanya ditempat - tempat tertentu saja. pikir lebih keras lagi. usaha apa yang gak ada di bulan lain...

Oke, sekarang kita lihat dan pikirkan bareng - bareng sambil kita renungkan lagi.

Perjalanan antara rumah - kantor - rumah (plus kalo biasa mampir2 dulu ke factory outlet, bioskop, fitness dll abis pulang gawe) sudah menjadi santapan kita sehari - hari. nah secara otomatis dalam otak kita terbayang setiap jengkal jalan yagn kita lalui, berapa belokan untuk mencapai tujuan, berapa tanjakan, turunan, polisi tidur, preman berkedok pengatur lalu lintas. dan berapa lampu lalu lintas (lampu merah) yang kita lalui.

Nah, untuk spot yang terakhir, coba perhatikan lagi, kita pasti udah bisa mengenali, ada berapa tukang koran, tukang rokon n tissue disana, termasuk pengusaha bermodal kecil yang satu ini.... julukan umumnya yang kita kenal yaaaah.... "pengemis" atau "tukang minta - minta".

gue tetep nyebutnya pengusaha, karena liat aja, modalnya cuma baju yang sebenernya udah jadi lap, terus dipake lagi, gak perlu dasi, dll. acting secukupnya (akibat terlalu banyak nonton sinetron) jadi stok muka susah, iba dan sedihnya pasti banyak.

3 hari lalu gue bisa nebak, pengemis-pengemis yang mangkal ditiap lampu merah yang gue lalui. tapi 2 hari belakangan ini jumlah mereka kok makin hari makin banyak ya, dan makin beragam tingkah lakunya.

Ini berkaitan juga sama pengalaman gue beberapa tahun lalu. secara gak sengaja dan penuh niat tulus, gue coba memberikan sedikit kelebihan rejeki gue ke salah satu dari mereka, dan hanya salah satu dari mereka. terus gue pernah menyempatkan membagi rasa juga dengan bertegur sapa, sekedar basa basi, biar lebih kenal gituh. eh gue nemuin, jam 2 siang, dimana semua umat muslim lagi nahan lapar hausnya, dengan tenang, sebut aja namanya "si mbok". selesai menghitung penghasilannya, bergegas beranjak menuju salah satu warung makan yang memang setiap bulan Ramadhan, ditutupin sama kaen (menghormati yang puasa katanya). dengan tenang si mbokmasuk dan makan disana. kalo dilihat lauk pauknya, widih, lebih mewah dari apa yang bisa gue beli.

Dalam hati gue cuma bisa bilang, wajar lah si mbok khan seharian terbakar sinar matahari, jadi, mungkin tuhan yang maha pengampun, akan memaklumi perjuangan yang mbok lalui.

Sebulan berlalu, jumlah "pengusaha" lalu lintas ini berangsur - angsur surut. di bulan syawal itu, gue punya niat, udah berapa lama gue ihidup di ibukota, hampir gak pernah tau apa yang namanya kampung halaman. bayangin aja, dari lahir udah dikenalin sama udara jakarta, walhasil cuma numpang nama aja mewakili salah satu ras di Indonesia, tapi kalo ngomong, dikit2 aja bisanya.

Di dalam kereta yang penuh sesak itu, mata gue menagkap sosok si mbok, dengan penampilan yang jauh dari gue lihat setiap harinya selama beliau "usaha". (Kaget bin Heran lah gue, tapi khan ada fenomena, dimanaada kemungkinan orang dilahirkan kembar, bukti paling nyatanya ada sanggar Nakula Sadewa binaan "Kak Seto". tapi untuk kasus si mbok ini gue yakin, yang gue liat bukan kembarannya). Bajunya baru loh, maklum Lebaran.

Di satu kota, si mbok turun, gue penasaran, gapapa lah ikut turun, toh gak ada juga yang gue kejar. Journey yang gue rencanain gak ada kaitannya sama ngejar waktu dan terburu-buru. bergaya bak detektif partikelir, gue bisa juga ngikutin si mbok sampe rumahnya.

stok kaget gue makin bertambah begitu gue tau, kalo si mbok itu punya rumah yang bisa dibilang cukup besar kalo dibanding rumah petakan yang selama ini gue tempatin di jakarta. Pura-pura orang linglung, gue ngetest.... nanya alamat di rumah si mbok, kayaknya si mbok gak ngenalin gue, mungkin karena penampilan gue yang justru lebih lecek dari biasanya, mungkin akibat kegencet-gencet dengan sukses di kereta.

Jadi, gue gak bakal terheran-heran lebih dahsyat lagi kalo tau2 si mbok ngasih comment di note yang gue bikin ini.

Wow..... gue kagum sama si Mbok..... benar2 pengusaha ulet yang sukses.

trus, apakah dengan tahu kalo ada yang menjadi pengusaha pahala ini akan juga menyurutkan niat tulus kita untuk selalu beramal?

yah, tinggal pilah pilih aja, bulatkan tekad kita untuk terus beramal, pasti'in bahwa amal ikhlas yang kita keluarkan sesuai dengan arti amal itu sendiri.
...