Thursday, March 7, 2013

Balada Tukang Ketik Keliling

Ide menulis memang bisa dari mana saja, termasuk catatan kali ini. Seorang
kompasianer berkomentar di salah satu tulisan serial Praktik Pijat Refleksi-ku
“…cuma tukang pijet tho…” , saya hanya membalasnya,”yups…terima
kasih”. Walau sempat terbesit tanda tanya dalam hati dengan komentar
tersebut, namun saya berprasangka baik saja, mungkin karena sang komentator
belum mengenal saya. Belum menjadi menjalin pertemanan.
Alhamdulillah saya bersyukur dikaruniai keahlian memijat, dan sekarang merantau
jadi TKI sebagai therapist massage, terapi fisik, walau jauh dari cita-cita awal saya
waktu masih sekolah SMA dulu, jadi detektif…wkwkwkwk. Ah sudahlah…EGP saja!
Bagiku ini profesi yang mulia, membantu manusia mengobati berbagai gangguan
tubuh dengan cara terapi fisik.
Terinspirasi pula oleh tetangga rumah yang jadi dukun bayi, almarhumah Mbah Suro,
hingga ajal menjemputnya di usia menjelang satu abad, masih setia pada profesinya
membantu para orang tua yang mempunyai bayi atau anak-anak sakit atau sekedar
kelelahan dengan memijat pakai tangannya yang cukup terampil dan berpengalaman.
Puluhan ribu bayi telah dipijat oleh nenek yang baik hati dan ramah ini.
Apapun profesi anda jika tidak dilarang hukum agama atau negara, patutlah kita
bangga dan percaya diri. Tidak selayaknya merendahkan suatu profesi, walau
dimata manusia mungkin terlihat menjijikkan atau terlihat tidak mentereng.
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain”
Dammam, 06/03/2013