Sunday, August 3, 2014

WIKILEAKS : AWAS!! GERAKAN ISIS PADA 25 DESEMBER..... NATAL DAN GEREJA AKAN DIPENUHI 99 CAHAYA, API DAN DARAH

SABTU, 02 AGUSTUS 2014 | 08:31 WIB

Pendukung ISIS Menyebar dari Jawa sampai Sulawesi

TEMPO.COJakarta - Seberapa besar pendukung milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia? Menurut Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict, Sidney Jones, masih sulit mengetahui secara pasti jumlah warga Indonesia pendukung ISIS. Namun jika merujuk dari jumlah pendukung ISIS di Irak dan Suriah, maka jumlah pendukung ISIS masih lebih kecil dibandingkan pendukung kelompok teroris jaringan Al-Qaeda, Al Nusra, atau Front Pembela Rakyat Suriah yang menentang kepemimpinan Presiden Suriah Bashar al-Assad. 

Namun, kata Sidney, besarnya jumlah pendukung ISIS di Indonesia dapat diperkirakan dari jumlah anggota dan pendukung setiap kelompok ekstremis yang telah mendeklarasikan diri sebagai pendukung Baghdadi. (Baca: Pendiri Kamp Militer di Aceh Pendukung Utama ISIS)

Di Indonesia, dukungan terbuka kepada ISIS dan Baghdadi pertama kali muncul pada Sabtu, 8 Februari 2014. Ratusan orang mendeklarasikan dukungannya ke ISIS di halaman kampus Universitas Islam Negeri Ciputat, Tangerang. "Mereka bangga mengumumkan bahwa dalam pertemuan itu mereka berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp 41 juta," ujar Sidney. 

Di situs berita pendukung ISIS, Al-mustaqbal.net, pada Jumat, 7 Juli 2014, dilaporkan tentang pembaitan ratusan orang untuk mendukung Baghdadi dan ISIS di auditorium Syahida Inn, Kampus II UIN Ciputat. Mereka datang dari berbagai daerah yakni Jabodetabek, Banten, Sukabumi, Cianjur, Lampung, Riau, dan Batam. (Baca: ISIS Bisa Berkembang Pesat di Indonesia)

Setelah itu, pembaiatan untuk mendukung ISIS juga terjadi di Solo dan Malang, Jawa Timur. Sidney menjelaskan pendukung ISIS juga sudah muncul di Aceh, Medan, Bima, dan Poso. Pemimpin kelompok teroris di Poso, Sulawesi Tengah, Santoso alias Abu Wardah, dibaiat sebagai pendukung ISIS pada tanggal 1 Juli 2014.

Adapun tanggal 29 Juni 2014 bertepatan dengan Ramadan, kata Sidney, dideklarasikan kekhalifan Islamiyah yang menjadi dasar perjuangan ISIS. (Baca:BNPT: ISIS Termasuk Kelompok Teroris)

Mengenai pola rekrutmen anggota atau pendukung ISIS lebih banyak menggunakan sosial media seperti Facebook dan Twitter daripada mendekati kampus-kampus atau organisasi-organisasi gerakan ekstremis. "Mereka betul-betul ahli memakai sosial media," ujar Sidney. Bahkan mereka mendirikan media online untuk memberitakan kegiatan ISIS di berbagai negara. 
.
.