Saturday, August 16, 2014

TERNYATA TAK ADA PILPRES DI SEBAGIAN TANAH PAPUA KARENA BOIKOT DARI PAPUA FREEDOM MOVEMENT.... LALU KPU DAPAT DATA C1 DARI MANAKAH?!

Sangat terkejut saya, ketika membaca berita di Head Line di media online, (Kompas.com), yang menulis tentang pengrusakan rumah saksi pasangan Prabowo-Hatta, dalam perkara sengketa hasil Pemilihan Presiden 2014, Novela Nawimpa, yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal.

Berikut cuplikan dari berita tersebut :
"Menurut Hashim, rumah salah satu saksinya, Novela Nawipa, sampai dirusak oleh orang tidak dikenal. "Saksi yang kita datangkan dari Papua telah mengalami intimidasi. Bahkan rumah Novela dihancurkan hari ini," kata Hashim dalam konferensi pers di Hotel Intercontinental Mid Plaza, Jakarta, Rabu (13/8/2014) petang."

Sangat disayangkan, jika memang berita tersebut benar adanya, karena dalam tulisan di kompas.com tersebut, belum ada konfirmasi dari Novela sendiri, jadi berita tersebut hanya pernyataan dari Anggota Koalisi Merah Putih untuk Kebenaran dan Keadilan,Hashim Djojohadikusumo, yang notabene adalah adik kanding Prabowo Subianto.

Walaupun dalam berpolitik, saya berbeda oleh Novela yang mendukung Prabowo-Hatta, saya sangat tidak mendukung aksi anarkis yang dilakukan siapapun. Saya sangat menyayangkan tindakan anarkis tersebut oknum manapun yang melakukan tindakan kekerasan tersebut.

Sebagai pendukung pasangan Jokowi-JK, memang tidak senang dengan apa yang dilakukan oleh Novela Nawipa ketika bersaksi di gedung MK. Dalam kesaksiannya di gedung MK kemarin, Novela "terlihat sangat lucu" dan "menggemaskan" karena terkesan seperti orang sangat bodoh dan lugu,  tapi saya tidak berpendapat seperti itu karena Novela terlihat begitu cepat menjawab pertanyaan hakim dengan tata bahasa yang bagus dan begitu cepat mengelak dengan kata kata yang terkesan "lugu".

Sewaktu saya melihat aksi aneh (jadi saya hanya menyebutnya aneh bukan lucu) dari Novela, saya sama sekali tidak tertawa sedikitpun karena memang tidak lucu, justru saya melihat Novela memang sedang memainkan peranannya sangat bagus sekali. Dan terbukti, setelah kesaksian tersebut,  banyaknya beredar photo dan data diri Novela Nawipa itu yang ternyata adalah Ketua DPC Gerindra, berpendidikan tinggi dan juga seorang Direktur sebuah CV.

Terlepas dari tindakan aneh yang sudah diperankan dengan sangat baik oleh Novela, namun dengan cara merusak rumah Novela yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut adalah hal yang sangat mencederai hukum dan demokrasi negeri ini.

Jika memang kesaksian dari Novela bohong, menyudutkan salah satu pihak, atau membuat sebagian orang marah, sebaiknya Novela dilaporkan ke pihak kepolisian, untuk diproses secara hukum yang berlaku di negeri ini bukan dengan tindakan bar bar semacam itu.

Apakah dengan cara kekerasan seperti itu akan bisa menyelesaikan masalah? Jelas tidak! Karena kekerasan atas nama apapun akan mengundang kekerasan berikutnya. Jadi, janganlah segala sesuatu diselesaikan melalui kekerasan lagi.

Apakah tindakan  ini  dilakukan olehorang yang ingin mengadu dombaantara kedua kubu yang masih dalam suasana panas? Untuk menjawab itu, aparat  dan  segera menangkap pelaku kekerasan tersebut dan diproses oleh hukum yang berlaku di negeri ini.

Jadi, siapapun pelaku anarkis tersebut harus segera ditangkap, dan diadili tanpa pandang bulu, sehingga tidak menimbulkan saling prasangka dari kedua kubu masing masing. Aparat harus bertindak cepat menangkap supaya tidak ada lagi yang coba coba memancing di air keruh.

Salam Damai....
.
.