Wednesday, July 13, 2011

CAD 56

Pembajak Perkasa dari Indonesia



Pernah ke Roxy Mas? Glodok? ITC? WTC? Mangga Dua? Pasar Pagi?

Apapun jawabannya ngga masalah, tak membuat kita menjadi orang yang terbelakang, gaptek, kuper, ndeso, kampungan atau ‘orang ngga punya’. Malah mustinya sangat bersyukur karena tak pernah ke sana, ngga ingin ke sana atau tak perduli ada tempat itu semua.

Cuma ingin kasih tau aja tentang fenomena yang 2 - 3 tahun belakangan ini tumbuh subur di sekeliling kita. Coba aja jalan kaki dari rumah anda ke pasar atau ke kantor misalnya dan perhatikan apa yang sedang dipegang tiap-tiap orang yg anda jumpai sepanjang jalan.  Betul, … HP, BB, tablet, laptop mini dllsb.

Tahukah anda bahwa dari 100 unit barang elektronik tsb, 85 buah ditemukan palsu, BM, JB, bajakan, tiruan, imitasi, pura-pura asli dan produk asli palsu.

Bukan bajakan ini yang akan saya ulas. Tetapi pembajak sesungguhnya, yang hidupnya sangat bersahaja. Jauh dari hingar bingarnya intrik politik di negeri ini, yang kata Presiden RI sudah tidak sehat lagi, makanya semua politisi hari ini harusnya dipaksa melakukan medical chek up kesehatan, biar sehat lagi otaknya, badannya, sehingga akan kembali memikirkan rakyatnya dan para pembajak yang berjibaku menghasilkan beras buat negerinya.

Pembajak Perkasa dari Indonesia

Para pembajak perkasa berkulit hitam legam berotot besi ini jumlahnya ternyata ngga tanggung-tanggung, ini menurut BPS loh, bukan ngarang apa lagi disulap pake ilmu guna-guna.

Pembajak terbesar ternyata berasal dari Jawa Timur yaitu sebanyak 2.857.433 orang dari total se Indonesia jumlah pembajak sebanyak 14.992.137 orang. Mengenai lahan yang mereka garap, jumlahnya masih berubah-ubah, karena perubahan fungsi lahan yang terus terjadi sepanjang tahun.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah pembajak  di Jatim menduduki peringkat pertama di Indonesia. “Wilayah Jatim luas, wajar kalau tertinggi,” kata Inspektur Utama BPS Pusat, Sunari Sarwono, ketika menggelar keterangan pers, di Surabaya. Menurut data terbaru BPS, di Indonesia setidaknya terdapat rumah tangga pembajak sejumlah 17.830.832 orang. Dari jumlah ini, Jatim menduduki peringkat pertama dengan jumlah 3.743.861 orang, diperingkat kedua Jateng sebanyak 3.274.687 orang dan Jabar sejumlah 2.553.496 orang. “Yang kami data yang benar-benar pembajak agar sekalian mempermudah mendistribusikan pupuk,” ujarnya. 

Di tingkat nasional, jumlah pembajak dibagi menjadi pembajak padi sebesar 14.992.137 orang, jagung 6.714.695 orang, kedelai 1.164.477 dan tebu 195.459 orang.

Kepala BPS Jatim Irlan Indrocahyo, mengatakan, khusus Jatim, terbesar masih diduduki pembajak padi berjumlah 2.857.433 orang, jagung 2.332.827 orang, kedelai 461.570, dan tebu 139.760 orang. “50% pembajak di Jatim adalah pembajak gurem dengan kepemilikan tanah kurang dari setengah hektar,” kata Irlan. 

Para pembajak gurem ini terbesar berada di wilayah bekas Karesidenan Madiun dan Kediri.

Jadi para pembajak perkasa ini menurut saya adalah fenomena lain dari wajah Indonesia, selain tukang becak, tukang asongan, bocah di lampu merah, pedagang kaki lima ataupun para pengusaha pahala (pengemis).