Friday, August 8, 2014

NEGERI TANPA TELINGA, MATA, MULUT, HIDUNG, RAMBUT, HATI, KAKI DAN TANGAN

“Negeri Tanpa Telinga” Film Parodi Politik

Ani Berta

08 Aug 2014 | 10:10

Sumber: Pemain dan Crew Negeri Tanpa Telinga

Jakarta , 7 Agustus 2014 – Di Djakarta XXI Theatre Jl M Thamrin digelar press conference dan launching film ke 3 Lola Amaria berjudul Negeri Tanpa Telinga. Film bergenre politik berdurasi dua jam ini mengambil lokasi shooting di Jakarta, Solo dan Jogja dengan masa rampung selama satu tahun. Bintang - bintang pendukung film ini diantaranya Ray Sahetapy, Teuku Rifnu Wikana, Kelly Tandiono, Jenny Zhang, Lukman Sardi dan Landung Simatupang. Dibawah naungan Lola Amaria Production.

Lola yang bertindak sebagai Produser serta Director mengungkapkan suka duka bersama crew saat melakukanshooting di Jakarta, Solo dan Jogja. Terutama di Jogja saat Gunung Kelud meletus berbarengan dengan masashooting sempat dilema antara mengehentikan dulu proses shootingatau terus lanjut. Akhirnya Lola dancrew tetap melanjutkan walau terkendala dampak abu vulkanik dan beberapa pemain gagal sampai di Jogja pada jadwal yang telah ditentukan karena pesawat tak ada penerbangan ke Jogja.

Film yang mengambil inspirasi dari kejadian nyata di negeri ini, dengan kelakuan sebagian elite politik yang gila kekuasaan hingga menghalalkan segala cara untuk memenuhi napsu nya. Sehingga pelanggaran kompleks dan pertentangan banyak dilakukan. Seperti korupsi, skandal seks dan haus kekuasaan. Semua yang terekam dalam benak Lola Amaria, yang ia dapatkan dari berita serta yang didengarnya kedalam sebuah film. Dengan imajinasi yang luas serta kemasan ringan dan sentuhan komedi, film ini menjadi tak begitu berat malah menghibur. Karena banyak sentuhan komedi didalamnya yang tidak menghilangkan makna film tersebut.

Indra Tranggono, penulis skenario film ini, mengatakan bahwa dalam film ini muncul banyak inovasi, salah satunya adalah tokoh pemain yang memunculkan seorang tukang pijat yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat termasuk para pejabat elit. Tokoh tukang pijat serta keluarganya merefleksikan kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya, yang kena dampak dari kelakuan para elit politik yang tidak adil.

Indra sempat menulis skenario yang diserahkan pada Lola Amaria sampai 7draft saking ingin sempurnanya. Menurut Indra, film Negeri Tanpa Telinga berisi pesan moral yang banyak, walaupun tak menyatakan bahwa film ini film anti korupsi tapi didalamnya banyak menyinggung hal ini. “Telinga” yang dimaksud dalam film ini, dalam arti konotatif, yang berarti ditujukan pada pemerintahan yang para pejabatnya kehilangan mata batin untuk menyerap aspirasi masyarakat yang sebenarnya, akan terjebak dalam napsu dan gila kekuasaan karena tidak memiliki telinga batin yang kuat, peka dan sadar. “Tidak memiliki telinga batin berarti kesadarannya hilang.” Ujar Indra Tranggono.

Film sebagai alamat kebudayaan, seni dan saksi sejarah. Film Negeri Tanpa Telinga tak menyebutkan lokasi negara yang ada dalam cerita, ini hanya parodi yang terinspirasi dari berbagai berita dan kejadian yang ada. Nama tokoh pun semuanya seperti nama shio dan kejadiannya tak dibuat persis karena ini adalah sebuah parodi. Film yang mengandung estetika dan inovasi, dikembangkan sedemikian rupa menjadi film menarik dan menghibur walau tema nya berat.

SINOPSIS

Adalah Naga ( Teuku Rifnu Wikana ), seorang tukang pijat yang sering dipanggil para pejabat atau tokoh lainnya untuk memijat agar hilang penat tubuh para tokoh tersebut, Naga banyak mendengar percakapan para tokoh tersebut yang sering membahas tentang kekuasaan, seks dan segala rencana konspirasi. Tetapi Naga hanya menelan sendiri semua itu.

Chika Cemani (Jenny Zhang), salah satu anchor TV yang disia siakan pemimpin partai politik Martobat melampiaskan dendamnya dengan memberitakan segala konspirasi partai yang dipimpin oleh Piton Wangsalaba ( Ray Sahetapy )untuk membuat proyek Bukit Kahyangan. Chika Cemani memperoleh informasi tersebut dari pacar gelap Piton yaitu Tikis Queenta (Kelly Tandiono). Karena Tikis telah dipojokkan akibat menjual dirinya kepada rekanan politik yang dilobi nya. Tikis sendiri seorang anggota dewan kepercayaan Partai Martobat. Partai Martobat dibantu rekannya Joki Ringkik (Rukman Rosadi).

Sedangkan Etawa ( Lukman Sardi ) dari partai Amalan Syurga beserta rekannya Momon (Eko Supriyanto ) Menjalankan konspirasi untuk membesarkan partainya dengan melakukan penyuapan dari impor daging kambing.

Kedua partai besar tersebut sudah lama diincar KAPAK, salah satu organisasi anti korupsi dengan pimpinan Noval (Gary Iskak) dan tim nya. Bagaimana kelanjutannya ? Bagaimana juga nasib Naga, si pemijat yang memohon gendang telinganya dirusak saja karena ingin hidupnya tenang, tidak mendengar segala hal yang membingungkan, memilukan dan menyakitinya dari ulah pemerintahan yang tidak bersih? Tunggu 14 Agustus, akan ditayangkan serentak di seluruh Bioskop.
.
.