Thursday, July 17, 2014

OPERASI SENYAP DARI BALIK PAGAR ISTANA

Andi Arief, Staf Khusus Presiden SBY, selama ini terlihat begitu aktif mengajak semua pihak untuk menyatakan siap menang dan siap kalah, sambil menanti pengumungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli mendatang.

Ajakan Andi Arief dinilai lebih ditujukan kepada kubu Jokowi-JK. Bahkan, Andi Arief beberapa kali mengkritik tajam sikap kubu Jokowi-JK yang selalu mengatakan ada indikasi kecurangan kalau kalah. Bagi Andi Arief, ini adalah bentuk lain dari provokasi yang bisa memicu potensi konflik.

Namun Andi Arief punya penilaian terkait dengan isu yang dibangun bahwa akan terjadi kemarahan besar bila salah satu kubu kalah. Andi Arief pun punya kesimpulan lain, justru ada potensi kemarahan rakyat terhadap pihak yang meneriakkan jadi korban kecurangan selama ini. Mudah diduga, serangan Andi Arief ini disampaikan untuk kubu Jokowi-JK.

Di kubu Jokowi-JK sendiri ada yang percaya, Andi Arief bekerja untuk Prabowo. Meski tidak menjadi bagian dari tim sukses secara resmi, namun Andi Arief diyakini menjalankan operasi senyap untuk menjatuhkan mental kubu Jokowi-JK, bahkan menyerang Jokowi-JK secara langsung. Andi Arief dinilai menjadi pihak untuk menghadapi psy war.

Keberpihakan Andi Arief ini tentu tak dipersoalkan. Lebih-lebih semua warga negara punyak hak yang sama untuk mendukung siapapun yang dinilainya bisa membawa Indonesia lebih baik.

Namun mereka menilai, penting bagi Andi Arief untuk juga bila bisa melihat ke dalam. Dalam artian, kesiapan untuk menerima kekalahan bukan semata ditujukan kepada pihak Jokowi-JK. Andi Arief Cs juga harus legowo menerima kekalahan Prabowo.