Saturday, July 26, 2014

JAKARTA SERIBU GEREJA SEJUTA PKI SINTING

Teka-Teki SKB 3 Menteri Mengenai Tempat Peribadatan Pasca Kemenangan Jokowi

Imam Prasetyo

21 Jul 2014 | 12:31

Artikel ini secara tidak langsung telah menyatakan keberterimaan kemenangan Jokowi-JK berdasarkan telusur hitung angka dari KPU berbasis C1 atau B1. Dan menerima kenyataan bahwa Jokowi memenangkan pilpres dengan selisih hanya 6 juta suara saja. Betul-betul sebuah kemenangan secara matematis belaka.

Meskipun ada upaya-upaya menolak hasil penghitungan dari Prabowo namun hanya menunda sebuah ucapan selamat kepada pemenang.

Penulis lebih ingin menohok mengapa Islam secara umum menggayungkan harapan ke Prabowo dan penulis juga meyakini para pendukung Jokowi tahu persis jawabannya apa? Apalagi dilihat profil para pemilih Jokowi yang memang sempurna menjadi biduk pembawa harapan bagi non muslim dan penganut aliran yang telah difatwakan sesat di Indonesia.

Dari judul, sudah menjelaskan langkah berikut atau halaman berikutnya (meminjam istilah Anas Urbaningrum) bagi pemerintahan Jokowi pasca memenangkan pilpres 2014 adalah memulai membayarkan harga untuk sebuah kemenangannya. Tentu saja para pendukung Jokowi tidak sedang mendonasikan suaranya begitu saja, akan selalu ada transaksional dengan para voters. Statemen tidak ada sebuah transaksi begitu Jokowi berucap adalah sebuah kilahan yang terlalu naif untuk dipercayai.

Penulis bahkan menyatakan Jokowi tidak akan pernah mengecap kemenangannya ini secara utuh dan memenangkannya penuh selama lima tahun kedepan. Riak-riak akan mulai bergulir pasca dilantiknya dirinya sebagai presiden yang akan mengemban amanat dari para pendukungnya.

Sebuah ironi yang sedang dibangun, kemenangan yang tidak substantif (pertama, hanya selisih 6 juta suara dan pada kota-kota besar yang kerap ribut gegara terkait judul artikel nyaris dimenangkan oleh Prabowo) membuat Jokowi akan meniti jembatan berlubang-lubang dengan tali temali dari ijuk yang rapuh. Ditambah dengan konfigurasi di Senayan yang semakin membuat Indonesia yang hebat menjadi wacana hambar untuk disantap sebagai pemasok gizi bangsa.

Kita memang tidak berandai-andai. Profil para pemilih dari kedua kubu memang menunjukkan format vis a visdan rasa yang dibangun lebih kuat nuansa pertempuran ideologis (atau jika kubu Jokowi mengingkari hal tersebut) karena jauh-jauh hari terbukti dan tersodorkan momentum kiri-kanan di tengah-tengah hiruk pikuk pilpres 2014

SKB 3 Menteri menjadi batu ujian pertama? Kita tunggu bersama-sama!

Salam Selisih 6 Juta Suara!