Sunday, March 31, 2013

When Ngatimin Speak with Ashhole


Untuk mencegah kelahiran anak yang diharapkan SBY harus menyiapkan “kondom” sebagai payung pengaman. Setelah membendung dibuahinya ovum oleh sperma yang dapat melahirkan ketua umum yang tidak dikehendaki, SBY sebagai pemilik tertinggi partai masih harus mencegah lahirnya ketua harian sebagai hasil hubungan gelap. Sekali lagi SBY membutuhkan “kondom”.
Menurut Kompas.com SBY sudah menyerahkan 14 nama untuk dipilih sebagai calon ketua harian. Dan dari keempat belas nama calon tersebut hanya Sutan Bhatugana yang dekat dengan Anas Urbaningrum. Dan dari 13 sisanya, SBY akan mengarahkan dukungan peserta kongres pada tokoh netral yang bisa diterima baik oleh kubu Anas maupun Marzuki. Dari ke 13 nama tersebut kemungkinan yang akan terpilih adalah Totok Riyanto atau Nurhayati Assegaf. Namun berdasarkan gosip media kubu Anas akan memberikan suaranya pada Nurhayati. 
Jika Ibas mundur sebagai sekjen, tidak secara otomatis pejabat wakil sekjen akan menggantikannya. Posisi Ibas kemungkinan akan digantikan oleh kader yang dekat dengan Marzuki Ali sebagai kompensasi lepasnya jabatan ketum dan ketua harian. Dengan demikian praktis jabatan strategis PD ke depan bersih dari bau-bau Anas.
Anas yang belum habis, ini terlihat dari kedatangannya ke Bali dengan mata letih kurang tidur, kemungkinan besar akan mempertahankan posisi-posisi strategis pada kepengurusan daerah, baik itu DPD atau DPC. Kalau Nurhayati yang terpilih dan kepengurusan daerah masih dikuasai Anas artinya secara internal tidak ada perubahan berarti yang dihasilkan kongres Bali. 
Apakah SBY sebagai penguasa penuh juga akan merombak habis-habisan DPD dan DPC untuk menyingkirkan jauh-jauh pengaruh Anas? Kalau “ya” artinya ke depan waktu SBY akan banyak terbuang untuk kepentingan partai.