Saturday, July 23, 2011

Kerikil Dalam Sepatu 01

Surat Terbuka Kepada SBY: Tolong Mundur Sebagai Presiden RI!!!

19 October 2009 | 11:13


Surat terbuka ini, sengaja saya buat menjelang hari pelantikan SBY untuk yang kedua kalinya sebagai Presiden RI. Dengan harapan, semoga bisa dianggap sebagai hadiah atas pelantikan dari seorang rakyat kecil seperti saya. Kesadaran bahwa sangat besar harapan rakyat Indonesia terhadap keberhasilan kinerja pemerintahan yang akan datang.
Bapak SBY yang Saya Cintai…
Sebelumnya mohon maaf atas kelancangan ini, bahwa saya mencintai Anda sebagai Presiden RI, tetapi saya lebih mencintai sesamaku rakyat Indonesia. Saya yakin bahwa Anda pasti faham bahwa menjadi Presiden RI bukan hanya amanah dari seluruh rakyat Indonesia, tetapi juga Amanah dari Tuhan. Amanah rakyat itulah bukti amanah Tuhan.
Dengan demikian cintaku kepada Anda sebagai presiden akan hilang, jika saya anggap cinta Anda kepada rakyat Indonesia juga hilang, dan digantikan oleh cinta kepada kepentingan Anda sendiri dan kepentingan orang-orang dekat Anda sebagai Presiden.
Sejujurnya, sampai hari ini, saya tetap yakin bahwa Anda lebih mencintai Rakyat Indonesia, di banding cinta kepada Anda sendiri dan kelompok orang dekat yang ada di sekitar Anda. Walaupun juga ada keraguan saya terhadap cinta Anda sebagai Presiden kepada rakyat Indonesia semenjak Anda keluarkan Perppu Plt KPK dan saya anggap itu adalah perppu kebablasan. Saya menganggap kebablasan karena penetapan tersangka oleh polisi kepada dua pimpinan KPK belum memiliki fakta hukum yang jelas.
Bapak SBY yang Baik…
Saya faham bahwa rakyat Indonesia menyukai Anda, karena melihat keseriusan Anda dalam pemberantasan korupsi di Indonesia lewat KPK. Isu itulah menurut saya yang mengantarkan Anda terpilih lagi sebagai Presiden. Anda pasti tahu, demikian besar harapan Rakyat Indonesia dalam penyelesaian masalah korupsi di Indonesia yang sudah demikian parah. Semenjak terjadi pertarungan antara Polri dan KPK, saya melihatnya Anda sedikit gamang, hal ini mungkin saja disebabkan oleh bisikan orang-orang dekat di sekitar Anda. Keberadaan orang-orang dekat ini di sekitar Anda, adalah sangat wajar, ya karena Anda seorang presiden, dan mereka juga merasa berjasa atas terpilihnya Anda.
Bapak SBY yang Sedikit Gamang…
Karena kisruhnya masalah yang muncul karena perppu Plt KPK, maka Anda telah disinyalir telah bersikap tebang pilih. Untuk terciptanya rasa keadilan atau tanpa tebang pilih, saya sudah meminta Anda untuk memecat Kapolri atas kesalahan dalam penetapan tersangka dua pimpinan KPK sebelum memiliki fakta hukum yang jelas. Semua ini terkait dengan kredibilitas Anda sebagai pemimpin yang adil.
Saya faham bahwa mungkin saja Anda harus berterima kasih kepada institusi Polri ataukah oknum yang ada di dalamnya, apakah terkait dengan keberhasilan Anda terpilih lagi sebagai presiden ataukah terhadap penggusuran teroris di Indonesia, tentu Anda yang lebih tahu. Tetapi masalah hukum tetaplah masalah hukum dan tidak bisa dicampur aduk dengan rasa terima kasih.
Bapak SBY yang Harus Tegar…
Saya juga sudah mengingatkan Anda, bahwa di era pemerintahan Anda, amarah rakyat akan datang ketika rakyat melihat tidak ada lagi keseriusan dari Anda dalam pemberantasan korupsi. Rakyat sudah menyadari bahwa sumber utama gap ekonomi adalah karena perilaku korupsi yang parah di hampir semua aspek kehidupan di negeri ini. Semua ini terkait dengan impian kemakmuran dari rakyat yang Anda pimpin. Maka saya simpulkan bahwa jika Anda ingin menghindari amarah rakyat, maka KPK dengan independensinya harus segera menjalankan fungsinya tanpa perlu Anda campuri sebagai presiden.
Bapak SBY yang Peduli…
Sebagai rakyat yang sedikit faham agama, saya meyakini bahwa bencana yang terjadi di negeri ini, selain karena fenomena alam, juga lebih penting adalah teguran ataukan cobaan dari Tuhan. Apakah teguran itu berlaku kepada rakyat setempat atau kepada segenap rakyat yang ada di Negara itu. Sehingga kalau teguran itu kepada seluruh rakyat dari Tuhan, maka itu juga adalah teguran kepada pemimpinnya. Ya karena Anda bilang genting, maka Tuhan tegur dengan genting.
Bapak SBY yang Penuh Integritas diri…
Pemimpin yang baik adalah yang menjalankan amanah rakyat dengan sebaik-baiknya. Jika nanti ternyata dua pimpinan KPK hasil pengadilan ternyata tidak bersalah, maka secara otomatis Anda telah salah dengan mengeluarkan perppu. Kesalahan ini, Anda tidak bisa limpahkan ke orang lain atau mencari kambing hitam. Secara moral dan kelembagaan Anda lah yang harus mempertanggungjawabkan sendiri. Jadilah contoh kepada rakyat Indonesia, bahwa kita harus gentlemen mengakui kesalahan, itulah manusia sekaligus pemimpin sejati.
Bapak SBY yang Sedang Bergembira…
Saya maklumi bahwa Anda dan pendukung, sedang mengalami euphoria kemenangan, dan saya menganggap itu adalah wajar-wajar saja. Toh, manusia butuh kegembiraan.
Saya Cuma takutkan kalau euphoria itu berlebihan sampai membuat Anda lengah dan bahkan lupa dengan amanah yang diemban. Karena itu bisa bermuara pada kesombongan karena merasa menang dan merasa kuat. Hanya Allah saja yang berhak sombong dan merasa paling kuat.
Bapak SBY yang Kuat…
Untuk menjaga Anda tidak keluar dari rel pemerintahan yang diamanahkan rakyat, saya sudah memohon kepada beberapa tokoh nasional dan kelompok kepentingan untuk menjadi kelompok oposisi.
Menurut saya, hal ini penting, karena Anda juga adalah manusia yang tidak luput dari khilaf. Maka ketika Anda berbuat salah, kelompok oposisi inilah yang menyadarkan Anda supaya kembali ke rel. jika Anda tidak bisa berbuat baik, maka tidaklah salah juga, jika kelompok oposisi ini akan menjatuhkan Anda dari kursi. Demi rakyat Indonesia, semua ini tidak salah, walaupun itu bisa saja menjatuhkan Anda.
Bapak SBY yang Harus Tegas…
Dengan melihat dukungan kepada Anda terus mengalir, khususnya menjelang penyusunan KIB kedua, pada satu sisi menggembirakan, karena Anda bisa menjalankan pemerintahan dengan dinamis dan efektif. Pada sisi lain, juga menjanjikan ketakutan, karena sangat memungkinkan bagi Anda untuk membuat tirani kekuasaan, termasuk nanti dalam merekrut pembantu Anda di KIB kedua, punya peluang masuknya orang-orang partai tanpa kompetensi yang jelas, maka bisa juga lahirkan tirani politikus. Hal ini bisa terjadi, karena itulah hukum kekuasaan, bahwa yang kuat bisa berbuat apa saja, khususnya karena posisi kekuasaan mutlak ada padanya.
Sebelumnya mohon maaf, bahwa jika menurut analisa ego Anda sebagai manusia sekaligus sebagai pemimpin rakyat Indonesia, lebih dominan potensi tirani kekuasaan dibanding pemerintahan yang baik dan demokratis, maka dengan segala kerendahan hati, demi rakyat Indonesia, saya meminta Anda mundur sebagai Presiden RI.
Hormat Saya
Rakyat Kecil
Arif Andi Gadjong.