Wednesday, July 30, 2014

SYIAH BUSUK, PKI SINTING DAN PRESIDEN TUJUH KERAJAAN LANGIT SIAP-SIAP MENGGUNCANG ENDONESAH

Propaganda Anti ISIS, Propaganda Anti Islam Dari Seorang Militansi Syiah Sutomo Paguci

Zulkarnain El Madury

30 Jul 2014 | 17:02

Sikap seorang Sutomo Paguci yang menyerang Islam lewat media anti ISIS, bukanlah hal baru, kalau dibaca dari banyak kelekar tulisan tulisannya tentang Islam. Lontaran ide dan gagasan yang tertuang dalam bentuk tulisan Sutomo Paguci seolah bentuk investasi seorang pahlawan Nasionalis, yang harus serba Indonesia meskipun dengan menjual Aqidah dan agamanya. Tidak seperti layaknya non Muslim yang berprinsip membela agamanya, meskipun seperti apa keadaannya. Demikian beda aqidah yang di tunjukkan seorang Sutomo, lebih bersifat aqidah antagonisme yang menyerang sesama, meskipun hanya sekedar mengenal Islam menurut hasil bidikan lensa keinginannya tanpa menghendaki lebih lanjut kemajuan berpikir untuk meningkatkan semangat beragama umatnya, tetapi justru menebas kanan kiri setiap kehendak yang berbeda dengannya, dengan sekedar argumen tak sesuai dengan pancasila dan adaT keindonesian. Itu Prinsip Sutomo Paguci yang phobia dengan kebangkitan Islam.

Sebagaimana sikapnya terhadap Isis, tidak hanya menggambarkan ISIS sebagai perampok dan maling yang wajib diadili menurutnya, tetapi juga memgambarkan ISIS sebagai suatu lembaga atau orpol Luar negeri yang denah wilayahnya mencakup wilayah Irak dan Sam [Suriah], yang tidak ada kaitannya dengan Islam di Indonesia. Padahal kalau mau membuka perjuangan ISIS yang di mandulkan keberadaannya oleh Sutomo Paguci, bukanlah sebuah negara sebatas Suriah dan Irak. Tetapi kedua negara yang di maksudkan oleh ISIS itu bagian dari lencana kebangkitan Islam semesta. yang memiliki akar dari sejarah dan sabda nabi.

Bila hanya sebatas pandangan melihat ISIS, kasar dan kejam menurut sudut pandang Sutomo Paguci, tentu tak ada bedanya dengan kelompok Syiah yang menuduh ISIS sekejam itu. disini nampak indikasi dari sikap sikap Sutomo Paguci yang terkesan membela Syiah dalam beberapa tulisannya. Makin meyakinkan paparan ini, kalau seorang Sutomo Paguci mewakili Syiah, melawan ISIS di Indonesia. Padahal kejahatan Syiah di Irak, Suriah, Yaman dan negara negara teluk itulah yang kejahatannya di luar batas wajar, dengan cara membalikkan fakta, bahwa ISISlah yang jahat.

Apa mungkin seorang Sutomo Paguci anak mas Syiah di Indonesia, tentu hal ini akan lebih bahaya lagi karena membawa misi Iran ke Indonesia. Bukan saja bisa mengganti pancasila, bahkan mungkin lebih sades lagi menumpas Islam di Indonesia dan di ganti dengan Daulah Syiah yang menyangkal kitab agama Islam. bahkan bagaimana seorang Sutomo Paguci berteriak :" Hidup Syiah Hidup Syiah Hidup Syiah, Merdeka". betapa kerinduan Sutomo Paguci yang tidak banyak mengerti tentang Syiah, menjadi pembela utama, untuk melanggengkan Revolusi Iran di Indonesia. Bangga bila rakyat Indonesia saling bunuh sebagai yang terjadi di Suriah, bangga bila kaum sunni digantung , bangga bila kaum Sunni diusir dari negaranya.  Sebagai bukti gila dari Sutomo Paguci sudah mulai mengusik Kewarga negaraan orang orang yang terlibat, maka kalau hal itu menjadi keharusan yang wajib dilakukan pemerintah Indonesia, maka wajib pula para impor revolusi Iran dan Sutomo Paguci dicabut WNI-nya dari Indonesia, karena jelas jelas melestarikan kejahatan Syiah di Indonesia.

Kalau Syiah dengan Isu ISIS-nya menebar kebencian pada muslim yang berpaham benar, selain Isu WAHABI yang digemparkan, karena tidak menyimpang dari sebuah tujuan. Bangga rasanya seorang Sutomo Paguci, kalau Indonesia menjadi wilayah Syiah, apalagi jargonnya yang menjadi idaman Sutomo Paguci, Jalaluddin Rahmat, adalah bagian dunia yang tidak terpisahkan, baik yang terkemas dalam IJABI dan ABI, merupakan motor penggerak atau lokomotif Syiah yang "Taqiyah", seolah Nasionalis, padahal "Musang berbulu ayam". yang akan menerkam mangsanya ketika terlelap tidur.

Jadi jelas sekali Unsur yang ada pada Sutomo Paguci itu sebuah modus Syiah yang berusaha menyumbat pemikiran anti Syiah di Indonesia, karena ISISlah yang terang terangan mengahajar Syiah di Irak dan SAM. Seorang Sutomo Paguci mungkin senang melihat bangsa diperkosa ditengah jalan seperti yang terjadi di suriah selama tidak melepas sunninya atau tidak tunduk pada rejim otoriter Syiah di Suriah yang berpaham Syiah Nushairiyah. Oleh karena perlulah waspada dengan retorika Syiah yang menjelma sebagai Sutomo Paguci di Indonesia, sebelum pancasila terhapus dari bumi pertiwi. Tetapi selama Sunni masih ada, jangan terlalu banyak berharap, karena semilitannya seorang sunni, masih bisa melihat pak Natsir yang tetap memelihara Pancasila.