Friday, March 1, 2013

Sulu dan Sabah Alami, Tanpa Bahan Pengawet ataupun Mesin Pengatur Hits

KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak memaksa pengikut Sultan Sulu keluar dari wilayah Sabah. Seperti diketahui, aparat keamanan Malaysia sudah melepaskan tembakan ke para warga Filipina itu. 

"Kelompok itu (loyalis Sulu) harus sadar bahwa mereka melakukan pelanggaran serius. Saya harap mereka menerima tawaran ini dan meninggalkan tempat ini dengan damai, secepatnya," ujar Najib, seperti dikutip The Star, Jumat (1/3/2013). 

Seperti diketahui, Malaysia mencoba mengatasi masalah ini dengan cukup hati-hati. Negeri Jiran itu juga mengupayakan tindakan untuk mencegah terjadinya pertumpahan darah.

Namun pada hari ini aparat keamanan Malaysia dan kelompok bersenjata loyalis Sultan SUlu dikabarkan terlibat dalam baku tembak. Kesultanan Sulu mengklaim, Malaysia melepaskan tembakan terlebih dulu dan menewaskan beberapa orang warganya.

Filipina sudah jauh-jauh hari memperingatkan Kesultanan Sulu agar tidak mencari masalah dengan mendatangi Sabah. Pemerintah Malaysia juga sudah memberikan tenggat waktu bagi warga-warga Filipina itu untuk meninggalkan Sabah.

Sultan Jamalul Kiram III tetap menolak tawaran Malaysia dan negaranya. Para loyalisnya tetap menduduki wilayah tersebut hingga melewati batas waktu yang ditentukan. 

Putra Mahkota Sulu Raja Muda Agbimuddin Kiram juga berkeras diri menetap di Sabah. Menurutnya, pulang ke tanah airnya merupakan tindakan yang sangat memalukan baginya dan Kesultanan Sulu.

Agbimuddin Kiram mengatakan, sekira 275 pengikut Sultan Sulu kini menduduki Desa Tanduo. Namun Kiram menolak menjelaskan, berapa pengikutnya yang membawa senjata. (AUL)