Thursday, March 14, 2013

Habemus Papam

Rabu Malam (13 Maret 2013) sekitar jam 19.00 WIB menjadi hari yang bersejarah bagi seluruh umat Katolik di dunia, karena hari itu, seorang pemimpin Umat Katolik sedunia telah terpilih kembali untuk meneruskan tahta suci Vatikan yang ke – 266 menggantikan Sri Paus Emeritus Benediktus XVI yang mengundurkan diri karena masalah kesehatan. Sidang Konklaf, yaitu sidang berkumpulnya para Kardinal dari seluruh dunia di Kapel Sistine untuk melakukan voting dalam pemilihan Paus baru. Voting yang dilakukan oleh sebanyak 115 kardinal minus Kardinal Julius Darmaatmadja dari Indonesia yang tidak ikut dalam Konklaf karena masalah kesehatan. Voting yang dilakukan ternyata sebanyak tiga kali untuk memilih Paus yang baru, dan Asap Putiih mengepul dari Cerobong Kapel Sistine diikuti dengan bunyi lonceng dari Basilika Santo Petrus menandakan terpilihnya Paus yang baru untuk memimpin 1,2 Miliar umat Katolik se-dunia dan Kardinal Jorge Mario Bergoglio dari Argentina terpilih menjadi Paus yang ke – 266 sepanjang 2.000 tahun sejarah Gereja Katolik berada.
Puluhan ribu umat Katolik yang telah berkumpul di lapangan Santo Petrus sontak bersorak sorai begitu melihat Asap Putih mengepul dari Cerobong Basilika Santo Petrus dan bunyi lonceng mengiringi Asap Putih. Seluruh Umat yang rela menahan dingin dan rintik-rintik hujan langsung mengucap syukur serta berseru “Habemus Papam!” (”Kami Memiliki Paus!”) sambil melambaikan bendera dari seluruh dunia, yang artinya seluruh dunia menerima keberadaan Paus yang baru yang akan memimpin tahta suci Vatikan. Kardinal Bergoglio merupakan warga Amerika Latin pertama yang terpilih menjadi Paus. Uskup Agung Buenos Aires yang telah berusia 76 tahun ni dikenal sebagai intelektual Yesuit yang sederhana karena gemar bepergian dengan menggunakan bus dan mempunyai pendekatan praktis untuk mengentaskan kemiskinan. Saat diangkat menjadi kardinal, Bergoglio melarang ratusan orang Argentina yang hendak pergi ke Roma untuk merayakan pengangkatannya sebagai Kardinal dan menghimbau kepada mereka yang akan pergi untuk mendonasikan uang tiketnya bagi orang miskin. Dia adalah penentang keputusan kebijakan pemerintah Argentina yang melegalisasi perkawinan sejenis pada tahun 2010, memperjuangkan hak tumbuh dan pendidikan anak dalam bimbingan orang tua. Gergoglio diangkat menjadi Kardinal oleh Paus Yohannes Paulus ke II pada 21 Februari 2001.
Pemilihan Nama Fransiskus
Santo Fransiskus dari Asisi adalah seorang yang sangat sederhana, pada abad ke – 11 dia terlahir dari orang tua yang sangat kaya raya, ayahnya adalah seorang pedagang kain terkaya, cita-citanya adalah menjadi seorang kesatria dan menjadi tawanan perang saat perang Salib. Namun bisikan Tuhan untuk memulihkan Gereja yang telah rusak, mengubah hidupnya. Santo Fransiskus yang saat lahir bernama Giovanni Bernardone menanggalkan semua pakaian yang melekat pada dirinya dan menjadi pengemis, hidup dalam keserhanaan, meninggalkan orang tuanya dan seluruh kekayaannya. Dia menghabiskan waktu untuk menyendiri dan meminta Pencerahan dari Tuhan. Di samping kemiskinan, Santo Fransiskus Asisi juga terkenal sebagai pencinta damai. Radikalitas Fransiskus dalam mengikuti jejak Yesus mendorongnya tidak saja untuk hidup dalam kemiskinan tetapi juga dalam perdamaian dengan setiap pihak, termasuk dengan alam. Gita Sang Surya, madah gubahan sang Santo, mencerminkan semangat perdamaian dan mencintai lingkungan hidup, madah untuk Alam, itulah Gita Sang Surya. Semangat perdamaian yang sama telah mendorong Fransiskus untuk pergi mengunjungi sultan Al-Kamil di Palestina untuk memberikan kesaksian iman. Padahal, pada saat itu, tengah berkecamuk Perang Salib di Laut Tengah. 
Kardinal Bergoglio lahir di Buenos Aires tanggal 17 Desember 1936, lima bersaudara anak dari pekerja kereta api keturunan Italia. Menempuh pendidikan tinggi hingga beroleh gelar master dalam bidang kimia di Universitas Buenos Aires dan kemudian masuk ke seminari untuk menempuh pendidikan immamat. Bergabung dengan Serikat Yesus pada tanggal 11 Maret 1958 dan ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 13 Desember 1969 oleh Uskup Agung Ramon Jose Castellano. Paus Fransiskus 1 juga mendalami bidang filsafat dan teologi juga sastra serta psikologi. 
Karena kepemimpinannya yang kuat oleh Serikat Yesus, Paus Fransikus I dipromosikan sebagai provinsial Yesuit di Argentina pada tahun 1973 s/d 1979. Tahun 1980 menjadi rektor di Seminari San Miguel, lalu melanjutkan studi doktoral di Jerman dan kembali ke Argentina untuk melayani sebagai Direktur pengakuan dan spiritual di Cordoba. Kemudian diangkat menjadi Uskup Agung Buenos Aires pada tahun 1998 dan di tahun 2001 merangkap menjadi Uskup untuk Gereja Katolik Ritus Timur di Argentina yang tidak mempunyai uskup. 
Kesederhanaan, melayani dan menjadi jembatan perdamaian di dunia menjadi visi utama Paus Franciskus I, semoga Paus yang baru menjadi ikon perdamaian dan dapat melaksanakan tugas-tugas Gereja Katolik dengan baik. Proviciat Sri Paus, Selamat Bekerja di Ladang Tuhan, kami Mendoakan dan mendukungmu……..Selamat….!!!