Wednesday, March 13, 2013

Bawang Merah, Bawang Putih dan Bawang Bombay

Pagi hari di pinggir kali di sebuah desa yang berhawa sejuk dua putir yaitu Bawang Merah (BM) dan adiknya Bawang Putih sedang mencuci baju.
BP : Hmmm sekarang nilaiku lebih tinggi darimu mbakyu..(menghentikan kegiatan mencucinya)
BM : Halah..paling sesaat (nada iri). (seperti tersihir oleh adiknya, diapun berhenti mencuci)
BP : Jangan iri gitu to mbakyu, terbukti sudah beberapa waktu, masih menjulang tinggi hargaku, melewati ayam dan mungkin sapi (agak meninggikan suara saat menyebut ayam dan sapi)
BM : Cuma sesaat, tuh tadi pagi di berita, bapak-bapak pejabat apa aku nggak ngerti akan mengimpor bawang putih bule.
BP : mosok iyo to mbakyu ?(terkejut)
BM : Makanya jangan sombong, kelangkaan kamu bawang putih itu mungkin karena sengaja agar bapak-bapak itu bisa mengimpor yang bule dan keuntungan ada pada mereka sekaligus bisa menyelipkan beberapa lembar di rekeningnya.
BP : Korupsi maksudmu mbakyu ?. Jangan berprasangka buruk mbakyu.
BM : Yo’i (genit karena merasa menang) kan lucu wong negeri ini lahan pertanian besar, petaninya banyak kok bisa kekurangan bawang putih. Aku nggak berprasangka buruk, hanya mereka-reka saja, toh di negara antah berantah ini sudah banyak banget kasus korupsi.
BP : Mirip kasus sapi di negeri tetangga Endonesiah gitu po mbakyu ? (ingin tahu)
BM : Maybe yes, maybe no (lagaknya kayak di iklan TV)
BP : Wah aku kudu siap-siap bertarung dengan bawang putih bule nih (usap-usap wajah)
BM : Makanya jangan sombong,bentar lagi juga turun hargamu (tertawa). dah sekarang dah mulai siang, kita selesaikan mencucinya, nanti simbok marah-marah.
Bawang Merah dan Bawang Putihpun lalu melanjutkan mencuci baju mereka.
***********